PENGERTIAN MATRIKS
1. Definisi Matriks
Jika dari Tabel 1.1 dan 1.2, kepala kolom, kolom pertama dan garis pada tabel
dihilangkan, kemudian susunan lambing bilangan tersebut diberi tanda kurung
atau kurung siku, maka data-data di dalam tabel dapat disajikan seperti berikut.
Dari Tabel 1.1 diperoleh matriks berikut.
( )
6 4 20
6 3 30
6 0 33
6 02 4
( )
1 0,5 3
2 1,5 5
3 1,5 4
4 2,5 6
( )
a11 a12 a13 ⋯ a1 n baris ke-1
baris ke-2
a21 a22 a23 ⋯ a2 n baris ke-3
A= a a32 a33 ⋯ a3 n¿ ⋮
31
⋮ ⋮ ⋮ ⋮a baris ke-
am 1 am 2 a m 3 ¿ mn
Kolom ke-
Kolom ke-
Kolom ke- Kolom ke-
1 2 3
Dengan a ij menyatakan elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke- j , sehingga
dapat juga ditulis, matriks A=( aij ). Perhatikan beberapa contoh matriks berikut.
( ) ( )
2 −5 1 3 6
B= 17 6 , P= 0 −8 51 , dan T =
9 18 37 9 17
a b
c d ( )
Matriks B , P dan T tersebut memiliki ukuran yang berbeda. Ukuran matriks
disebut dengan ordo. Ordo atau ukuran suatu matriks ditentukan oleh banyaknya
baris dan kolom. Pada contoh matriks tersebut, matriks B terdiri atas 3 baris dan 2
kolom, maka ordo matriks B adalah 3 ×2 dibaca “3 kali 2”, ditulis B3 ×2. Dengan
cara yang sama, dapat dikatakan matriks P berordo 3 ×3 dan matriks T berordo
2 ×2.
Contoh:
( ) ( )
2 6 4 8 −6
a. A= −1 c. C= 13 48 −16
0
2 10 23 7
b. B= (
7 −5 −8
41 0 12 )
Penyelesaian:
( )
2 6
a. A= −1 2 baris
0
2
2 kolom
2 baris
b. B= ( 7 −5 −8
41 0 12 )
3 kolom
Banyak baris = 2 dan banyak kolom = 3 sehingga matriks B berordo B2 ×3,
ditulis B2 ×3.
c. Dengan cara yang sama pada a dan b, diperoleh ordo matriks C adalah
3 ×3 , ditulis C 3× 3.
( )
5 4 10 9
5 4 01 8
5 3 20 8
2. Diketahui matriks A= 5 3 11 7
5 3 02 6
5 2 21 6
5 1 04 2
Penyelesaian:
3. Macam-Macam Matriks
Berikut adalah jenis-jenis matriks ditinjau dari banyaknya baris dan kolom
penyusunnya.
a. Matriks baris, yaitu matriks yang hanya terdiri atas satu baris. Misalnya,
A1 ×2 =( 2 5 ) , B1 ×3=( 1 −8 25 ), dan C 1× 4 =(−2 0 14 8 ) .
b. Matriks kolom, yaitu matriks yang hanya terdiri atas satu kolom. Misalnya,
()
3
()
9
P2 ×1= ( )
2
−17
, Q3 ×1= −7 , dan R4 ×1=
8
−9
0
15
c. Matriks persegi, yaitu matriks dengan banyak baris sama dengan banyak
kolom. Misalnya,
( )
2 −1 8
(
A2 × 2= 2 −1
0 7 )
, dan T 3 ×3= 9 −6 15 .
23 4 0
d. Matriks nol, dinotasikan O , merupakan matriks yang semua elemennya nol.
Misalnya,
( )
−2 2 6
(
0 7 )
B2 ×2= 2 −1 dan C 3× 3= 0 −3 4
0 0 −1
g. Matriks segitiga bawah, yaitu matriks persegi yang elemen-elemennya di atas
diagonal utama adalah nol. Misalnya,
( )
1 0 0
M 2 ×2= (
8 0
2 −5 )
, dan N 3 ×3 = 2 9 0 .
5 8 −1
4. Kesamaan Matriks
Dua matriks A dan B dikatakan sama jika ordo kedua matriks sama dan
elemen-elemennya yang seletak (bersesuaian) sama.
Contoh:
( ) ( ) (
E= 1 2 , F= 1 3 , G= 0 2 , dan H= 1 2 .
−9 8 −9 6 −9 8 −9 8 ) ( )
Manakah di antara matriks-matriks tersebut yang sama?
Penyelesaian:
Matriks yang sama adalah E dan H , karena ordo kedua matriks sama dan
elemen-elemen keduanya yang seletak sama. Oleh karena itu, dapat ditulis
E=H .
( 40 −21 )=( 4b a1 )
Penyelesaian:
(62z −6 8
= )(
8 z −2 2 x−4 8 3 z
2y −6 8 )
Penyelesaian:
Elemen baris ke-1 dan kolom ke-1 ( a 11) :
2 x−4=2
⇔ 2 x=6
⇔ x=3
Elemen baris ke-1 dan kolom ke-3 ( a 13 ) :
3 z=z−2
⟺ 3 z−z=−2
⟺ 2 z =−2
⟺ z=−1
Elemen baris ke-2 dan kolom ke-1 ( a 21 ) :
2 y=6 z
⟺ y=3 z
⟺ y=3 (−1 )
⟺ y=−3
Jadi, nilai x , y dan z berturut-turut adalah 3 ,−3 , dan −1.
5. Transpos Matriks
( )
3 5
( )
1 −4 7
0 −1
1. Tentukan transpos dari matriks A= dan B= −9 0 5
−2 7
3 −2 1
4 −6
Penyelesaian:
( )
3 5
A= 0 −1
−2 7
⟹ A T = 3 0 −2 4(
5 −1 7 −6 )
4 −6
( ) ( )
1 −4 7 1 −9 3
T
B= −9 0 5 ⟹ B = −4 0 −2
3 −2 1 7 5 1
⟺ ( 4 x4+ y 3 x−2 y
−1
=)(
12 −2
4 −1 )
Dari kesamaan matriks tersebut diperoleh.
| |
4 x+2 y=12 × 2 8 x + 4 y=24
3 x−2 y=−2 × 1 3 x−2 y=−2
11 x=22
x=2
Substitusi nilai x=2 ke persamaan 4 x+2 y=12 .
4 x+2 y=12
⇔ 4 (2)+2 y=12
⟺ 8+ y =12
⟺ y=4
Jadi, nilai x=2 dan y=4 .
Tabel 1.3 Konsumsi bahan bakar campuran bensin dan solar mesin I dan II pada
dua percobaan
Jika data pada tabek tersebut ditulis dalam bentuk matriks, total konsumsi
bahan bakar kedua mesin dapat dituliskan sebagai berikut.
1. Diketahui P= ( 54 −2
10 )
, Q=(
−1 8 )
6 −2
, R=(
10
1
−2 3
0 −4 )
, S= ( 2 −3 ) , dan
Penyelesaian:
a. P+Q= ( 54 −2 ) +(
10 −1 8
6 −2
)=
( 5+6
4+(−1)
−2+(−2)
10+8
=
)(
11 −4
3 18 )
b. S+T =( 2 −3 ) + (−1 8 )=( 2+(−1) −3+8 ) =( 1 5 )
c. P+ R= (
5 −2 + 10 −2 3
4 10 1 0 −4 )( )
Kedua matriks tidak dapat dijumlahkan karena ordonya berbeda.
2. Diketahui A=
8 0 12
,(
1 5 −6 B= 0 8 −9
−6 10 7 ) (
, dan C=
5 −7 16
−15 6 7 )
. ( )
Tentukan matriks A+(B+ C) dan ( A+ B ) +C . Apakah hasil keduanya sama?
Penyelesaian:
A+ ( B+C )= ( 18 5 −6
0 12
+) ((
0 8 −9
−6 10 7
+ )(
5 −7 16
−15 6 7 ))
12 (−6+(−15) 10+6
( 18 50 −6 ) )
0+5 8+(−7) −9+16
¿ +
7 +7
¿( ) +(
−21 16 14 )
1 5 −6 5 1 7
8 0 12
( 8+(−21) 0+16
¿ 1+5
12+14 )
5+1 −6+7
¿(
−13 16 26 )
6 6 1
((
( A+ B ) +C= 1 5 −6 + 0
8 0 12
8 −9
−6 10 7 )(
+
5 −7 16
−15 6 7 )) ( )
¿
( 8+(−6)
1+ 0 5+8 −6+(−9)
0+10 12+ 7
+
−15 6)(
5 −7 16
7 )
(
¿ 1 14 −15 + 5 −7 16
2 10 19 −15 6 7)( )
¿
( 1+5
2+(−15)
14 +(−7) −15+16
10+6 19+7 )
¿ (−13
6 7 1
16 26 )
Kedua hasil penjumlahan sama, sehingga A+ ( B+C )=( A+ B ) +C .
Contoh:
1. Diketahui P=
4 10( −1 8
,) ( 1 0 −4
, ) (
5 −2 Q= 6 −2 R= 10 −2 3 S= −1 8 4
,
18 −7 2
, ) ( )
T =( 2 −3 ), dan U =(−1 8 ) . Tentukan:
a. Q−P d. U −T
b. P−Q e. P−S
c. R−S
Penyelesaian:
b. P−Q=( 5 −2 )−( 6 −2 )=
4 10 −1 8 (4−5−6(−1) −2−
10−8 ) ( 5 2 )
(−2 ) −1 0
=
c.
R−S= (101 −2 3
0 −4
− )(
−1 8 4
18 −7 2
=
1−18 )(
10−(−1 ) −2−8 3−4
=
11 −10 −1
0−(−7 ) −4−2 −17 7 −6 )( )
d. U −T =(−1 8 )−( 2 −3 )=(−1−2 8−(−3 ) )= (−3 11 )
e. P−S=
4 10 (
5 −2 − −1 8
18 −7 )( 4
2 )
Kedua matriks tidak dapat dioperasikan karena ordonya berbeda.
2. Diketahui A= (37 4 2
8 3 ) (
, B=
2 4 1
1 3 7
, C= ) (
6 6 7
3 8 8 )
. Tentukan ( A−B )−C
(( )( )) ( )(
( A−B )−C= 3 4 2 − 2 4 1 − 6 6 7 = 3−2 4−4 2−1 − 6 6 7 = 1 0 1
7 8 3 1 3 7 3 8 8 7−1 8−3 3−7 3 8 8 6 5 −4 )( )(
( ) (( )( )) (
A−( B−C )= 3 4 2 − 2 4 1 − 6 6 7 = 3 4 2 − −4 −2 −6 = 7 6 8
7 8 3 1 3 7 3 8 8 7 8 3 −2 −5 −1 9 13 4 )( )( )
Hasil tidak sama, sehingga ( A−B )−C ≠ A− ( B−C ) .
Contoh:
( 54 −2
1. Diketahui P=
10 )
, Q=(
−1 8 )
6 −2
, R=(
10
−10
−20
0
5
−40 )
, dan
S=(
18 −7 2 )
−1 8 4
. Tentukan:
a. 2 P c. 3 P−2 Q
2
b. R
5
Penyelesaian:
a. 2 P=2 ( 54 −2
10
= )(
2(4) 2(10)
=
)(
2(5) 2(−2) 10 −4
8 20 )
b.
( )(
2 2 2
(10) (−20) (5)
2
5
R=
5 −10 (
2 10 −20
0
5
−40
=
2
5
(−10)
5
2
(0)
)
2
5
(−40)
=
4 −8 2
−4 0 −16 )
5 5 5
¿ ( 15−12 −6−(−4)
12−(−2) 30−16 )
¿ ( 143 −2
14 )
X =( 0 −13 )
1
⟺
2 13 −17
R= (−32 −1
8)sehingga berlaku P−2 Q=R .
Penyelesaian:
P−2 Q=R
−2 ( ) =( )−(
−1 0 )
a+2 b +1 2 −1 2 3
⟺
c −4 −3 8
−2 ( ) =(
−2 8 )
a+2 b +1 0 −4
⟺
c −4
⟺ ( a+2
c −4 ) 2 (−2 8 )
b+ 1 = −1 0 −4
⟺ ( a+2
c −4 ) (−1 4 )
b+ 1 = 0 2
Dua matriks dapat dikalikan jika banyak kolom matriks pertama (matriks
sebelah kiri) sama dengan banyak banyak baris matriks kedua (matriks sebelah
kanan). Matriks baru hasil perkalian mempunyai ordo banyaknya baris matriks
pertama dikali banyaknya kolom matriks kedua.
( ac db )( eg hf )=( ac ∙∙ e+e+bd ∙∙ gg a ∙ f +b ∙ h
c∙f +d∙h )
Contoh:
()
8
a. ( ) ( )
1 2
3 4
dan
5 6
7 8
b. (
2 −4 7
5 6 3
dan −1
10
)
Penyelesaian:
Penyelesaian:
2
A = A ∙ A= (03 )(
−2 0 −2
6 3 6 )
¿
( 03( 0( )0+)+(−26(3)) (3) 0 (−2 ) +(−2)(6)
3 (−2 )+ 6(6) )
(
¿ 0−6 0−12
0+18 −6+36 )
¿ ( −6 −12
)
18 30
3. Diketahui matriks A=
2 −1
3 5
dan B=
0 4
−2 6 ( )
. Tentukan matriks AB dan ( )
BA . Apakah matriks AB=BA ?
Penyelesaian:
¿(
−10 42)
2 2
(
BA= 0 4 2 −1
−2 6 3 5 )( )
¿
( 0 ( 2 ) + 4(3) 0 (−1 )+ 4 (5)
−2 ( 2 ) +6 (3) −2 (−1 ) +6(5) )
¿ (−40+12
+18
0+ 20
2+30 )
¿ ( 1214 2032)
Dari jawaban tersebut, dapat disimpulkan bahwa AB≠ BA (tidak komutatif).
Perhatikan kembali syarat perkalian dua matriks. Hasil kali dua matriks A
dengan ordo m× n dan matriks B dengan ordo n × p adalah sebuah matriks C= AB
yang berordo m× p.
Am × n ∙ Bn × p=Cm × p
Contoh:
( )
4 7
1. Diketahui P= (2 0 1 ), Q= ( ) (
5
−3
, R=
2 −1
3 5
, S=
1 0
0 1 ) ( )
, T= 0 8 ,
−5 −3
()
2
dan U = −9 . Tentukan matriks tersebut.
1
a. PU c. RT
b. UP d. SQ
Penyelesaian:
( )
2
a. PU =( 2 0 1 ) −9 =( 2 ( 2 ) +0 (−9 ) +1(1) )=( 4+0+ 1 )=( 5 )
1
() ( )( )
2 2( 2) 2 (0) 2(1) 4 0 2
b. UP= −9 ( 2 0 1 )= (−9 ) ( 2 ) (−9 )( 0 ) (−9)(1) = −18 0 −9
1 1( 2) 1 (0) 1(1) 2 0 1
)( )
4 7
c. RT = (
2 −1
3 5
0 8
−5 −3
Tidak dapat dikalikan karena banyaknya kolom matriks pertama dengan
banyaknya baris matriks kedua tidak sama.
( )
2 1
2. Diketahui matriks A= ( 2 3
1 −5
, B= ) (
4 8
6 −1 )
, dan C= −2 5 . Tentukan
4 7
matriks C ( A+ B )
Penyelesaian:
A+ B= (21 −53 )+( 46 −18 )=(67 11
−6 )
( )(
2 1
C ( A+ B ) = −2 5 6 11
4 7
7 −6 )
( )
2 (6 ) +1(7) 2 ( 11 ) +1(−6)
¿ −2 ( 6 ) +5(7) −2 ( 11 ) +5(−6)
4 ( 6 ) +7(7) 4 ( 11 ) +7 (−6)
¿ (−12+
12+7
35
22−6
¿
¿ 24+ 49 ¿ 44−42 ¿ ¿ )
( )
19 16
¿ 23 −52
73 2
Penyelesaian:
XY = (15 37)(27 −5
10 )
¿
( 15(( 22)) +3+7 (7)
(7)
1 (−5 ) +3(10)
5 (−5 ) +7(10) )
¿( 10+49 −25+70 )
2+21 −5+30
¿(
59 45)
23 25
XY −Y = ( 2359 2545)−( 27 −5
10 )
¿(
52 35 )
21 30
Jadi, matriks ( XY −Y ) =(
52 35 ) ( 30 35 )
T
21 30 = 21 52
T
.
Jika A , B dan C adalah matriks-matriks yang memenuhi syarat-syarat
perkalian matriks, maka pada perkalian matriks berlaku sifat-sifat berikut.
|ac bd|=ad−bc
det ( A )=
a. Letakkan kolom pertama dan kedua di sebelah kanan garis vertikal dari
determinan.
b. Jumlahkan hasil kali unsur-unsur yang sejajar diagonal utama dengan hasil
kali unsur-unsur yang sejajar diagonal utama pada arah kanan, kemudian
dikurangi dengan hasil kali unsur-unsur yang terletak sejajar dengan diagonal
samping.
( )
a11 a12 a13
Misalkan diketahui matriks A= a21 a22 a23 . Perhatikan skema
a31 a32 a33
| |
a11 a 12 a13
det ( A)=| A|= a21 a 22 a23
a31 a 32 a33
| |
a11 a12 a 13 a11 a12
¿ a21 a22 a 23 a21 a22
a31 a32 a 33 a31 a32
| |
a11 a12 a13
a
|
a a a
| |
a a
det ( A )=| A|=¿ a21 a22 a23 =a11 22 23 −a12 21 23 + 21 22 ¿
a31 a32 a33
a 32 a33 a31 a33 a31 a 32 || |
Perhatikan pula skema model berdasarkan ekspansi kolom pertama berikut.
| |
a11 a12 a13
| |
det ( P )=|P|=¿ 5 −2 =5 ( 3 )− (−2 )(−4 )=15−8=7 ¿
−4 3
| |
−1 2 −3 −1 2
det (Q )=|Q|=¿ 0 5 −4 0 5 ¿
1 4 0 1 4
¿ ( 0−8+0 ) −(−15+16+0 )
¿−8−1=−9
Cara lain dengan ekspansi baris dan kolom berdasarkan baris pertama.
| |
−1 2 −3
0 5 −4 =−1
1 4 0
5 −4
4 0
−2
0 −4
1 0 |
+(−3)
0 5
1 4 | | | | |
¿ (−1 ) ( 0−(−16) )−2 ( 0−(−4 ) ) + (−3 )( 0−5 )
¿−16−8+15=−9
| |
x−1 1 3
a. |3x 2
−5 1 |
=2 x−3 b. −1 2 −4 =5
3x 2 5
Penyelesaian:
⟺ x=−13
| |
x−1 1 3
b. −1 2 −4 =5
3x 2 5
⟺ ( x−1 ) ( 2 )( 5 ) +1 (−4 ) (3 x ) +3 (−1 ) (2 )−3 x ( 2 ) ( 3 )−2 (−4 ) ( x −1 )−5 (−1 )( 1 ) =5
⟺ ( x−1 ) (10 )−12 x−6−18 x +8 ( x−1 ) +5=5
⟺ 10 x−10−12 x−6−18 x+ 8 x−8+5=5
⟺−12 x=24
⟺ x=−2
a. A=
2 4
3 6 ( ) b. B= (
4 −10
−2 −5 )
Penyelesaian:
a. det ( A )=2 ( 6 ) −4 (3)=12−12=0
Determinannya ¿ 0 , sehingga A disebut matriks singular.
b. det ( B ) =4 (−5 )−(−2 ) (−10 )=−20−20=−40
Determinannya ≠ 0, sehingga B disebut matriks nonsingular.
Adj ( A ) = (−cd −b
a )
Sebelum mendefinisikan adjoin matriks berordo tiga, perhatikan penjelasan
mengenai minor dan kofaktor berikut.
Baris ke-1 dan kolom ke-1 dihilangkan sehingga diperoleh matriks (he fi ).
( )
a b c
Jadi, minor a 11=|M 11|= | |
e f =ei−fh
h i
. d e f
g h i
Baris ke-1 dan kolom ke-3 dihilangkan sehingga diperoleh matriks ( dg eh)
( )
a b c
Jadi, minor a 13=|M 13|= ( )
d e =dh−eg
g h
d e f
g h i
Baris ke-2 dan kolom ke-1 dihilangkan sehingga diperoleh matriks (bh ci )
( )
a b c
Jadi, minor a 21=|M 21|= ( )
b c
h i
=bi−ch. d e f
g h i
Baris ke-2 dan kolom ke-3 dihilangkan sehingga diperoleh matriks ( ag bh)
( )
a b c
( )
Jadi, minor a 23=|M 23|=
a b =ah−bg
g h
d e f
g h i
Baris ke-3 dan kolom ke-1 dihilangkan sehingga diperoleh matriks (be cf )
( )
a b c
( )
Jadi, minor a 31=|M 31|=
b c
e f
=bf −ce . d e f
g h i
Contoh:
( )
−1 4 0
Tentukan minor dari matriks A= 5 −2 −1
−3 6 3
Penyelesaian:
M 22=|−1
−3 3|
0
=(−1 )( 3 )−0 (−3 ) =−3+0=−3 ⟹C =(−1 ) 22
2+2
M 22=( 1 )(−3 ) =−3
M 23= |−1
−3 6|
4
=(−1 )( 6 )−4 (−3 )=−6+12=6 ⟹ C =(−1 ) 23
2+3
M 23 =(−1 )( 6 )=−6
Jika minor a ij atau |M ij| menyatakan minor ke-ij dari matriks A , maka
kofaktor ke-ij dari matriks A , dinyatakan dengaan C ij, didefinisikan sebagai
berikut.
Matriks kofaktor dari matriks pada contoh dalam menentukan minor dari matriks
A tersebut adalah sebagai berikut.
( )( )
C 11 C12 C 13 0 −12 24
=
C 21 C22 C 23 −12 −3 −6
C 31 C32 C 33 −4 −1 −18
Adjoin adalah transpos dari matriks kofaktor, sehingga adjoin dari matriks A
tersebut adalah sebagai berikut.
( )
0 −12 24
Adj ( A ) = −12 −3 −6
−4 −1 −18
( )
a11 a12 a13
Berdasarkan penjelasan tersebut, adjoin matriks A= a21 a22 a23 dapat
a31 a32 a33
( )
| | | || |
a22 a 23
a32 a 33
−
a12 a13
a32 a33
a12 a13
a22 a23
Adj ( A ) = − | || | | |
a21 a 23
a31 a 33
a11 a13
a31 a33
−
a11 a13
a21 a23
| | | || |
a21 a 22
a31 a 32
−
a11 a12
a31 a32
a11 a12
a21 a22
Contoh:
( )
−2 0 5
a. A= ( −2 1
5 4 ) b. A= 1 4 −1
4 −2 3
Penyelesaian:
a. Adj ( A ) = (−54 −1
2 )
( )
|−24 −13 | −|−20 53| |04 −15 |
Adj ( A ) = −|
4 3 | | 4 3| | 1 −1|
1 −1 −2 5 − −2 5
b.
( )
10 −10 −20
¿ −7 −26 3
−18 −4 −8
Contoh:
Diketahui matriks P= ( 43 −7
−5)dan Q= (
−5 7
−3 4 )
. Tunjukkan bahwa kedua matriks
Penyelesaian:
PQ= ( 43 )(
−7 −5 7
−5 −3 4
= )(
−20+21 28−28
−15+15 21−20
=
1 0
0 1 )( )
( )( )(
QP= −5 7 4 −7 = −20+21 35−35 = 1 0
−3 4 3 −5 −12+12 21−20 0 1 )( )
Oleh karena PQ=QP=I , maka P=Q−1 dan Q=P−1. Jadi, kedua matriks tersebut
saling invers.
−1
A =
1
det ( A )
adj ( A ) =
1 d −b
ad−bc −c a ( )
dengan det ( A ) ≠ 0.
Contoh:
( )
−3 1 2
a. A= (
−4 7
−3 5 ) c. C= 0 2 −4
4 −2 0
b. B= (
−5 10
2 −4 )
Penyelesaian:
−1 1
a. A = adj ( A )
det ( A )
¿
1 5 −7
(−4 )( 5 )−7 (−3 ) 3 −4( )
¿
1 5 −7
−20+21 3 −4 ( )
(
¿ 5 −7
3 −4 )
b. det ( B )=(−5 )(−4 ) −10 ( 2 ) =20−20=0. Oleh karena determinannya sama
dengan nol, maka matriks B tidak memiliki invers.
| |
−3 1 2 −3 1
c. det ( C )= 0 2 −4 0 2
4 −2 0 4 −2
¿ ( (−3 ) ( 2 ) ( 0 ) +1 (−4 )( 4 ) +2 ( 0 ) (−2 ) )−( 4 ( 2 ) ( 2 )+ (−2 )(−4 )(−3 ) +0 ( 0 )( 1 ) )
¿ ( 0+ (−16 ) +0 ) −( 16+ (−24 ) +0 )
¿−16+8=−8
( )
|24 −40 | |−21 20| |12 −42 |
adj ( C )= −|
4 0 | | 4 0|
−|
0 −4|
0 −4 −3 2 −3 2
( )
0−8 −( 0− (−4 ) ) −4−4
¿ −( 0−(−16 ) ) 0−8 −( 12−0 )
0−8 −( 6−4 ) −6−0
( )
−8 −4 −8
¿ −16 −8 −12
−8 −2 −6
1
C−1= adj ( C )
det ( C )
( )( )
−8 −4 −8 1 0,5 1
1
¿ −16 −8 −12 = 2 1 1,5
−8
−8 −2 −6 1 0,25 0,75
Contoh:
Penyelesaian:
( )( )(
AB= 2 5 1 3 = 2+25 6+80 = 27 86
3 7 5 16 3+35 9+112 38 121 )( )
1
( AB )−1= adj ( AB )
det ( AB )
¿
1
(
121 −86
27 (121 ) −86 ( 38 ) −38 27 )
¿
1 121 −86
3.267−3.268 −38 27 (=
121 −86
−38 27 )( )
A−1=
1
( 7 −5 = 1
2 ( 7 ) −5 (3 ) −3 2 )
7 −5 = −7 5
14−15 −3 2 3 −2 ( )( )
−1
B =
1
(
16 −3
1 (16 )−3 ( 5 ) −5 1
=
1 16 −3
16−15 −5 1 )=
16 −3
−5 1 ( )( )
−1
B A =
−1
(−5
16 −3 −7 5
1 3 −2)(
=
−122−9 80+6
35+3 −25−2
=)(
−121 86
38 −27 )( )
Diperoleh ( AB )−1=B1 A−1. Terbukti.
AP=B
−1 −1
⟺ A AP=A B
⟺ IP=A−1 B
−1
⟺ P= A B
Dengan cara yang sama, diketahui persamaan matriks PA=B dengan A matriks
nonsingular, matriks P dapat ditentukan dengan mengalikan kedua ruas dari
sebelah kanan dengan A−1.
PA=B
−1 −1
⟺ PA A =B A
⟺ PI =B A−1
−1
⟺ P=B A
Contoh:
Penyelesaian:
a. Berdasarkan (−23 5 ) (
−3 X= 4 0
−1 2 )
diperoleh persamaan AX=B, sehingga
−1
X =A B .
X=
1
(
−2 −3 4 0
−10+9 3 5 −1 2 )( )
¿−1 (−12+2
20−3
0−4 )
0+6
¿ ( −17 −6 )
10 2
b. Berdasarkan X
−3 1 (
−2 1 = 1 1 0
2 −3 −5 )( )
diperoleh persamaan XA=B,
sehingga X =B A−1.
Oleh karena itu banyak kolom matriks B tidak sama dengan banyak baris
matriks A−1, maka B A−1 tidak dapat diselesaikan. Jadi, tidak ada matriks X
yang memenuhi persamaan matriks tersebut
( ap bq)( xy )=(cr)
Contoh:
1. Tentukan nilai x dan y dari sistem persamaan linear dua variabel berikut.
(53 32)=( 43 )
Perkalian matriks tersebut berbentuk AX=B dengan
( ) ()
A= 5 3 , X = x , dan B= x .
3 2 y y ()
−1
A =
1
5 ( 2 )−3 ( 3 ) (
−3 5
= ) (
2 −3 1 2 −3
1 −3 5
= )(
2 −3
−3 5 )
( xy )= A −1
B=( 2 −3 )( 4 )=( 8−9 )=( −1)
−3 5 3 −12+15 3
Jadi, nilai x=−1 dan y=3 memenuhi sistem persamaan linear dua variabel
tersebut.
2. Adi, Bayu, dan Candra membeli baju dan kaus di toko pakaian. Adi membeli
3 baju dan 2 kaus seharga Rp 280.000,00. Bayu membeli 1 baju dan 3 kaus
dengan harga Rp 210.000,00. Jika Candra membeli 6 baju dan 5 kaus,
tentukan besar uang yang harus Candra bayarkan.
Penyelesaian:
Permasalahan tersebut diterjemahkan ke dalam model matematika dengan
memisalkan harga setiap baju adalah x rupiah dan harga setiap kaus adalah y
B= (280.000
210.000 )
.
−1
A =
1
( 3 −2
3 ( 3 ) −2 ( 1 ) −1 3 )
¿ (
1 3 −2
7 −1 3 )
X= ( xy)= A B −1
¿ (
7 −1 3 )( 210.000 )
1 3 −2 280.000
¿
(
1 3 ( 280.000 )+(−2)(210.000)
7 (−1 ) ( 280.000 ) +3(210.000) )
¿ (
1 840.000−420.000
7 −280.000+630.000 )
¿ ( 420.000 )
1
7 350.000
¿(
50.000)
60.000
Harga sebuah baju adalah Rp 60.000 dan harga sebuah kaus adalah Rp 50.000.
Harga 6 baju dan 5 kaus ¿ ( 6 ×60.000 )+ (5 × 50.000 )
¿ 360.000+250.000
¿ 610.000
( ap bq)( xy )=(cr)
b. Tentukan penyelesaiannya.
det ( A 1 ) det ( A 2 )
x= , y= , dengan det ( A ) ≠ 0.
det ( A ) det ( A )
A j adalah matriks yang diperoleh dengan cara mengganti elemen-elemen di
kolom ke- j ( j=1 ,2 ) dari matriks A dengan elemen-elemen di dalam matriks
B= (cr ).
Contoh:
{5 xx+3 y =5
+2 y=−14
Penyelesaian:
( ) | |
A= 1 3 ⟹ det ( A )= 1 3 =1 ( 2 ) −3 (5 )=2−15=−13
5 2 5 2
A1= (−14
5
)2 ⟹ det ( A )=|−14
3 5
2|
3
=5 ( 2 )−3 (−14 ) =10+42=52
1
A2= (15 5
−14 )
⟹ det ( A2 ) =
1 5
5 −14 | |
=1 (−14 )−5 ( 5 )=−14−25=−39
det ( A 1 ) 52
x= = =−4
det ( A ) −13
det ( A 2 ) −39
y= = =3
det ( A 1 ) −13
( )( ) ( )
a b c x d
k l m y = n
p q r z s
b. Selesaikan persamaan matriks tersebut.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa jika AX =B, maka X =A −1 B . Sehingga
matriks X dapat ditentukan.
ax +by +cz =d , kx +ly+ mz=n, dan px+ qy+ rz=s, dapat ditulis menjadi
persamaan matriks AX=B berikut.
( )( ) ( )
a b c x d
k l m y = n
p q r z s
()
d
kolom ke- j ( j=1 ,2 , 3 ) dari matriks A dengan elemen-elemen matriks B= n .
s
Contoh:
{
x+ 4 y =−17
3 x+ y−z=2
−2 x +5 y=−31
Penyelesaian:
{
x+ 4 y =−17
Sistem persamaan linear 3 x+ y−z=2 dapat ditulis ke dalam bentuk
−2 x +5 y=−31
matriks sebagai berikut.
( )( ) ( )
1 4 0 x −17
3 1 −1 y = 2
−2 5 0 z −31
AX =B
−1
⟺ X =A B
()( )( )
−1
x 1 4 0 −17
⟺ y = 3 1 −1 2
z −2 5 0 −31
| |
1 4 0 1 4
det ( A )= 3 1 −1 3 1 =0+ 8+0−0+5−0=13
−2 5 0 −2 5
( )
|51 −10 | −|45 00| |41 −10 |
adj ( A ) = −|
−2 0 | |−2 0|
−|
3 −1|
3 −1 1 0 1 0
−1 1
A = adj A
det ( A )
( )
5 0 −4
1
¿ 2 0 1
13
17 −13 −11
( )
5 −4
0
13 13
2 1
¿ 0
13 13
17 −11
−1
13 13
()( )( )
−1
x 1 4 0 −17
y = 3 1 −1 2
z −2 5 0 −31
( )
5 −4
0
13 13
( )( )
−17 3
2 1
¿ 0 2 = −5
13 13
−31 2
17 −11
−1
13 13
{
−x−2 y+ 3 z =3
2 x−5 y=−18
−4 x−6 z=10
Penyelesaian:
Bentuk perkalian matriks sistem persamaan linear tiga variabel tersebut adalah
( )( ) ( )
−1 −2 3 x 3
2 −5 0 y = −18 . Dari bentuk tersebut, diperoleh
−4 0 −6 z 10
( ) | |
−1 −2 3 −1 −2 3 −1 −2
A= 2 −5 0 ⟹ det ( A )= 2 −5 0 2 −5
−4 0 −6 −4 0 −6 −4 0
¿−30+0+0−60−0−24=−114
( ) | |
3 −2 3 3 −2 3 3 −2
A1= −18 −5 0 ⟹ det ( A 1 )= −18 −5 0 −18 −5
10 0 −6 10 0 −6 10 0
¿ 90+ 0+0+150−0+216=456
( ) | |
−1 3 3 −1 3 3 −1 3
A2= 2 −18 0 ⟹ det ( A 2 )= 2 −18 0 2 −18
−4 10 −6 −4 10 −6 −4 10
¿−108+0+60−216−0+36=−228
( ) | |
−1 −2 3 −1 −2 3 −1 −2
A3 = 2 −5 −18 ⟹ det ( A 3 )= 2 −5 −18 2 −5
−4 0 10 −4 0 10 −4 0
¿ 50−144 +0−60−0+40=−114