Anda di halaman 1dari 15

MODUL (5)

MATEMATIKA
KELAS X
Guru mapel :
X OTKP 1, 2, 3 : Shandy Noor Susanto, S.Pd (082335542133)
X AKL 1, 2, 3, 4 : Rusydan Muzakki, S.Pd (081336750672)
X OTKP 4, X BDP 1, 2 : Andi Budi Setiawan, S.Pd (082330512685)
X MM : Novi Lufitasari, S.Pd (082232792881)

Petunjuk :

1. Setiap materi yang diberikan pada modul pembelajaran online masa belajar di rumah merupakan materi
yang akan diujikan pada PAS genap 2020, untuk itu pelajari materi hingga paham, carilah referensi dari
buku, LKS, dan media internet, jika diperlukan tanyakan hal-hal yang belum dipahami ke guru mapel
masing-masing melalui media Whatsapp (WA)
2. Tidak ada tugas pada modul 5
3. Materi yang di ujikan pada PAS Genap diantaranya :
BAB 5 (Barisan dan deret), BAB 6 (Trigonometri), BAB 7 (Matriks), dan BAB 8 (Vektor)

BAB 7
MATRIKS

A. Pengertian matriks.
Matriks adalah susunan bilangan yang diatur menurut aturan baris dan kolom dalam suatu jajaran
berbentuk persegi atau persegi panjang. Susunan bilangan itu diletakkan di dalam kurung biasa “( )” atau kurung
siku “[ ]”. Matriks dinotasikan dengan huruf Kapital.

B. Unsur-unsur matriks.

Keterangan :
a ij : Entry matriks pada baris ke - i dan kolom ke - j dengan,
i = 1, 2, 3, ..., m; dan j = 1, 2, 3, ...., n
m× n : menyatakan ordo matriks A dengan m adalah banyak baris dan n
banyak kolom matriks A.
Contoh :

( )
2
−3
Diketahui matriks A= 0 4
−1 10
Tentukan :
1) Banyak baris matriks A
2) banyak kolom matriks A
3) Ordo matriks A
4) Elemen-elemen pada baris ketiga
5) Elemen-elemen pada kolom kedua
6) Elemen baris ke 2 kolom ke 1
7) Elemen baris ke 1 kolom ke 2
Jawab :
1) Banyak baris (m) = 3
2) Banyak kolom (n) = 2
3) Karena banyak baris (m) = 3 dan banyak kolom (n) = 2, maka Ordo matriks A adalah 3 × 2 dan ditulis A3 × 2
4) Elemen-elemen pada baris ketiga adalah -1 dan 10
5) Elemen-elemen pada kolom kedua adalah -3, 4, dan 10
6) a 21=0
7) a 12=−3

C. Jenis-jenis matriks.
Berikut ini beberapa jenis-jenis matriks, diantaranya :
1) Matriks baris
Matriks baris adalah matriks yang terdiri atas satu baris saja. Ordo matriks seperti ini, 1 × n, dengan n banyak
kolomnya.
Contoh :
A1 ×2 =(−3 4 )

(
B1 ×5= 3 0−4
1
2 )
10

2) Matriks kolom
Matriks kolom adalah matriks yang terdiri atas satu kolom saja. Matriks kolom berordo m × 1, dengan m
banyak barisnya.
Contoh :

()
−2
P3 ×1= 0
1

A2 ×1 =
(−2
√2
)
3) Matriks persegi / bujur sangkar
Matriks persegi / bujur sangkar adalah matriks yang mempunyai banyak baris dan kolom sama. Matriks ini
memiliki ordo n × n.

Contoh :

(−24 03 )
A 2 × 2=

( )
0 2 −1
A3 × 3= 9 −4 1
8 −3 4
4) Matriks persegi panjang
Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai banyak baris dan kolom tidak sama. Matriks ini memiliki
ordo m × n.
Contoh :

A2 ×3 =( 10 3 2
−3 52 )
5) Matriks segitiga
Matriks segitiga adalah matriks bujur sangkar yang elemen-elemen di bawah atau di atas elemen diagonal
bernilai nol. Jika yang bernilai nol adalah elemen-elemen di bawah elemen diagonal utama maka disebut
matriks segitiga atas, sebaliknya disebut matriks segitiga bawah. Dalam hal ini, juga tidak disyaratkan bahwa
elemen diagonal utama harus bernilai tak nol.

Pada contoh di atas, matriks F disebut matriks segitiga atas, sedangkan matriks G disebut matriks segitiga
bawah.
6) Matriks diagonal
Matriks diagonal adalah matriks persegi dengan pola semua elemennya bernilai nol, kecuali elemen diagonal
utama.
Contoh :

7) Matriks identitas
Matriks identitas adalah suatu matriks persegi yang semua elemen diagonal utamanya adalah 1 dan unsur
yang lainnya semua nol. Matriks identitas dinotasikan sebagai I berordo n × n.
Contoh :

8) Matriks Nol
Matriks nol adalah matriks yang semua elemennya bernilai nol.
Contoh :

D. Transpos Matriks
Matriks transpos adalah suatu matriks yang di bentuk dari matriks lain dengan cara menukar setiap elemen pada
baris dengan setiap elemen pada kolomnya. jika matriks awal berordo m × n, maka transposnya berordo n × m.
Notasi untuk transpos matriks adalah At atau A atau A'
Contoh :
Tentukan Transpos dari matriks berikut:

A2 × 2= (−24 03 )
( )
0 2 −1
B3 ×3= 9 −4 1
8 −3 4
Jawab :

A=
t
(−20 43)
( )
0 9 8
t
B = 2 −4 −3
−1 1 4
E. Kesamaan matriks.
Matriks A dan matriks B dikatakan sama (A = B), jika dan hanya jika memenuhi dua syarat, yaitu:
1) Ordo matriks A sama dengan ordo matriks B.
2) Setiap pasangan elemen yang seletak pada matriks A dan matriks B bernilai sama, atau Aij =Bij (untuk semua
nilai i dan j).
Contoh 1 :
Perhatikan matriks-matriks berikut :

Manakah di antara matriks di atas yang sama ?


Yang memenuhi 2 syarat di atas adalah A = Y = C
Contoh 2 ;

Diketahui A= ( y 2+3 x
−6 )
dan P= ( )
2 5
x z
. Jika A = P, tentukan :

a) Nilai x, y, dan z
b) 2x – y + 4z
Jawab :
A=P

( y 2+3 )( )
x =2 5
−6 x z
Maka :
a) Nilai x, y, dan z
 x=5
 y+3=x
y+3=5
y =5–3
y=2
 z=-6
Jadi nilai x = 5, y = 2, dan z = - 6
b) 2x – y + 4z = 2 ∙ 5 – 2 + 4 ∙ (- 6)
= 10 – 2 – 24
= - 16
F. Operasi matriks.
Operasi pada matriks diantaranya :
a) Operasi matriks dengan bilangan skalar
1) Penjumlahan dan pengurangan matriks dengan bilangan skalar
Penjumlahan maupun pengurangan matriks dengan bilangan skalar tidak dapat didefinisikan / tak
terdefinisi.

Contoh : (−32 50)+6=tak terdefinisi


2) Perkalian matriks dengan bilangan skalar
Perkalian matriks dengan bilangan skalar didefinisikan sebagai matriks yang memiliki elemen hasil
perkalian antara setiap anggota matriks dengan bilangan skalar tersebut.

Contoh : (−32 50) ∙6=(−18 0)


12 30

b) Operasi matriks dengan matriks


1) Penjumlahan dan pengurangan matriks dengan matriks
Penjumlahan maupun pengurangan matriks dengan matriks terdefinisi apabila dua atau lebih matriks
yang akan dijumlahkan atau dikurangkan tersebut memiliki ordo yang sama. Penjumlahan maupun
pengurangan dilakukan dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan setiap elemen yang seletak.
Contoh :
Diketahui matriks-matriks berikut :

( )
2 3
(
4 −5 6 1 3 ) (
A= −1 2 3 , B= 5 −2 , C= 5
−6
) 4 , D=
0
(
8 −5 −3
3 4 −1 )
Tentukan :
a. A + B
b. C – D
c. A + D
d. A - C t
Jawab :
a. A + B = Tak terdefinisi
b. C – D = Tak terdefinisi

c. A + D =(−14 )( )(
2 3 + 8 −5 −3 = −1+ 8 2+(−5) 3+(−3) = 7 −3 0
−5 6 3 4 −1 4 +3 (−5 )+ 4 6+(−1) 7 −1 5 )( )
d. A-C =(
−1
t
4
2
−5 )6 −(32
3
4 0 )(
5 −6 −1−2 2−5 3−(−6 ) −3 −3
=
4−3 −5−4 6−0
=
1 −9 )( 6)
9
2) Perkalian matriks dengan matriks
Perkalian matriks dengan matriks terdefinisi apabila banyal kolom pada matriks pertama sama dengan
banyak baris pada matriks kedua. Dengan kata lain Am × n ∙ Bn × p . Teknis perkalian tidak sama seperti
penjumlahan dan pengurangan, oleh karena itu perhatikan uraian berikut :
Contoh :
Diketahui matriks-matriks berikut :

( )
2 3
A= (
−1 2 3
4 −5 6
, B= ) (
5 −2
1 3
, C= 5
−6
) 4 , D=
0
(
8 −5 −3
3 4 −1 )
Tentukan :
a. A∙B
b. A∙D
c. A ∙C
d. C ∙ A
Jawab :
a. A ∙ B=¿ tak terdefinisi
b. A ∙ D = tak terdefinisi

G. Determinan matriks.
Determinan matriks terdefinisi hanya pada matriks-matriks persegi, sehingga determinan matriks tidak terdefinisi
pada matriks non persegi.
1) Determinan matriks berordo 2 x 2
Misalkan, A= ( ac bd )adalah matriks berordo 2 x 2. Elemen a dan d terletak pada diagonal utama, sedangkan
elemen b dan c terletak pada diagonal samping. Determinan matriks A dapat diperoleh dengan mengurangkan
hasil kali elemen-elemen diagonal utama dengan hasil kali elemen-elemen diagonal samping.
Notasi determinan untuk matriks diatas adalah | A| atau det ⁡A .
Contoh :

Tentukan determinan matriks P= (−2


−5 4 )
3

Jawab :

|−5 4|
|P|= −2 3 =(−2 ) ∙ ( 4 )−( 3 ) ∙ (−5 )=(−8 )−(−15 )=−8+15=7

2) Determinan matriks berordo 3 x 3 atau lebih

( )
a b c
Misalkan, A= d e f adalah matriks berordo 3 x 3. Terdapat dua cara yang bisa dilakukan untuk mencari
g h i
determinannya, yaitu menggunakan aturan Sarrus dan metode minor-kofaktor.
Sumber : https://blog.ruangguru.com/cara-mencari-determinan-dan-invers-matriks
Contoh :

Jawab :
H. Invers matriks
Invers pada fungsi dengan invers pada matriks tentu aja berbeda. Selain itu, sama halnya dengan determinan,
ordo matriks mempengaruhi cara mencari invers pada matriks tersebut. Nah, jika suatu matriks memiliki invers,
maka dapat dikatakan matriks tersebut adalah matriks nonsingular (matriks yang determinannya bernilai tidak
nol). Sebaliknya, jika suatu matriks tidak memiliki invers, maka matriks tersebut merupakan matriks singular
(matriks yang determinannya bernilai nol). Jika diketahui suatu matriks A, maka invers matriks A dinotasikan
dengan A−1
1) Invers matriks ordo 2 x 2

Contoh :

Catatan: elemen-elemen yang berada di lingkar biru merupakan diagonal utama matriks A yang ditukar
posisinya, sedangkan elemen-elemen yang berada di lingkar oranye merupakan diagonal samping matriks A
yang dikalikan dengan minus satu (-1).
2) Invers matriks ordo 3 x 3 ke atas
Mencari invers matriks berordo 3 x 3 dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan adjoin dan transformasi
baris elementer.
 Invers matriks dengan Adjoin
 Invers matriks dengan transformasi baris elementer
Untuk menentukan invers matriks menggunakan transformasi baris elementer, kamu dapat mencari
informasi melalui media internet atau ruang guru ya… tentunya akan menghasilkan nilai yang sama
dengan metode adjoin.
I. Sifat-sifat invers matriks.

Sumber : https://blog.ruangguru.com/cara-mencari-determinan-dan-invers-matriks
Contoh :

Jika X adalah suatu matriks yang berlaku pada (31 42) ∙ X=(−23 −4
4 )
. Tentukan matriks X.

Jawab :

(31 42 ) ∙ X=(−23 −44 )


X =(
1 2) ( 3 4 )
−1
3 4 −2 −4

3 ∙ 2−4 ∙ 1 (−1 3 ) ( 3 )
1 2 −4 −2 −4
X= ∙ ∙
4

X = ∙(
2 −1 3 ) ( 3 4 )
1 2 −4 −2 −4

(
1 2 (−2 )+ (−4 ) 3 2 (−4 )+ (−4 ) 4
X= ∙
2 −1 (−2 ) +3 ∙ 3 −1 (−4 ) +3 ∙ 4 )
X = ∙( )
1 −4+ (−12 ) −8+ (−16 )
2 2+ 9 4+12

X= ∙
2 11 (
1 −16 −24
16 )
( )
−8 −12
X= 1
5 8
2
J. Penerapan matriks dalam soal cerita.
Banyak sekali penerapan matriks dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya digunakan untuk menentukan
himpunan penyelesaian sistem persamaan linier.
Contoh :
Ani membeli 3 buku dan 4 pensil seharga Rp. 61.000,-. Ditoko yang sama Ana membeli 5 buku dan 2 pensil
dengan merek yang sama seharga Rp. 83.000,-. Jika Rina ingin membeli 2 buku dan 5 pensil di toko tersebut
dengan merek yang sama, berapakah uang yang harus dibayarkan ?
Jawab :
Untuk menjawab pertanyaan tersebut banyak alternatif penyelesaian yang dapat digunakan. Diantaranya dengan
metode Eliminasi SPLDV, Substitusi, dll. Namun kali ini akan dibahas penyelesaian masalah tersebut dengan
metode matriks.
Misal : x = Harga satu Buku
y = Harga satu pensil
sehingga model matematika permasalahan tersebut adalah :
3x + 4y = 61.000
5x + 2y = 83.000
Dapat di tulis dalam bentuk matriks :

(35 42 ) ∙ ( xy )=(61.000
83.000 )
Dengan menggunakan sifat invers matriks A ∙ B=C maka B= A−1 ∙ C

( ) ( ) ∙(61.000 83.000 )
−1
x =3 4
y 5 2

( xy )= 3 ∙2−4
1
∙ ( 2 −4 ) ∙ ( 61.000 )
∙ 5 −5 3 83.000

( xy )= −14
1

(2−5( 61.000
( 61.000 ) +3(83.000) )
) +(−4)(83.000)

( xy )= −14
1

(2−5( 61.000
( 61.000 ) +3(83.000) )
) +(−4)(83.000)

( xy )=(15.000
4.000 )
Jika Rina ingin membeli 2 buku dan 5 pensil, model matematikanya biayanya:
2x + 5y = …..
2x + 5y = 2(15.000) + 5(4.000)
= 30.000 + 20.000
= 50.000
Jadi, Rina harus membayar sebesar Rp. 50.000,-

UNTUK SELANJUTNYA BAB TERAKHIR BAB. 8 (VEKTOR) SILAHKAN


PELAJARI MATERI YANG ADA DI BUKU LKS, TANYAKAN KE GURU MAPEL
MASING-MASING JIKA ADA HAL-HAL YANG BELUM PAHAM.

Anda mungkin juga menyukai