Anda di halaman 1dari 20

Modul Pengantar Model Linier Pertemuan Ketiga:

Contoh Sistem Persamaan Linier (SPL)

1. 3X1 + 2X2 = 5

2X1 + X2 = 3

Memiliki vektor jawab

1X = 1 dan 2X = 1

Vektor jawabnya khas/tunggal/spesifik (hanya ada satu jawaban)

2. 3X1 + 2X2 = 5

6X1 + 4X2 = 10

Memiliki vector jawab

X1 = 1 dan X2 = 1 atau

X1 = 2 dan X2 = -1/2

Vektor jawabnya tidak khas (lebih dari satu)

3. 3X1 + 2X2 = 5

6X1 + 4X2 = 5

Tidak punya vektor jawab

Macam-macam vektor jawab :

(1) khas/tunggal, dan

(2) tidak khas/jamak


Dalam bentuk matriks, SPL di atas:

AX = Y

Penyelesaian ada 2, yaitu: 1.

X= A Y

X= A Y

A adalah matriks kebalikan umum -> untuk semua matriks

A adalah matriks kebalikan khusus -> bilamana matriks berbentuk nonsingular, det(A) ≠ 0

Mengapa analisis regresi selalu bisa dicari vektor jawabnya?

Suatu sistem persamaan dapat dicari vektor jawabnya bilamana jika:

Alasan 1

P(A) = P(A|y)

P(A) = pangkat dari matriks transformasi -> pangkat adalah ordo matriks yang det ≠ 0

Catatan: pangkat : banyaknya baris/kolom dari suatu matriks yang saling ortogonal/bebas

det  0, artinya pangkat = ordo (berpangkat penuh atau full rank)

P(A|y) = pangkat dari matriks augmen

Dari persamaan 1 : 1. 3X1 + 2X2 = 5 2X1 + X2 = 3

Matriks Transformasi = {32 21} maka P(A) = 2 (det ≠ 0)

Matriks Augmen = (32 2 5


1 3 )
maka P(A|y) = 2 (det ≠ 0)

Karena P(A) = P(A|y), maka matriks SPL tersebut punya vektor jawab Dari persamaan 3 :
3. 3X1 + 2X2 = 5

6X1 + 4X2 = 5

Matriks Transformasi = {36 24} maka P(A) = 1 (det untuk matriks 2x2 = 0
Karena P(A) ≠ P(A |y), maka matriks SPL tersebut tidak punya vector jawab

Alasan 2

Bila hubungan linear antara baris matriks transformasi juga berlaku bagi hubungan antar baris

vektor Y

Misal persamaan 2 3X1 + 2X2 = 5 6X1 + 4X2 = 10

Baris 1 = ½ dari baris 2

Maka sistem persamaan 2 memiliki vektor jawab

Jika dapat dicari vektor jawabnya disebut Sistem Persamaan yang konsisten

Secara matematis, suatu persamaan linier punya 3 kemungkinan jawaban:

(1) Tidak punya vektor jawab

(2) Punya vektor jawab yang khas

(3) Punya vektor jawab yang tidak khas

Definisi: AX = Y yang bersifat konsisten memiliki vektor jawab

X =GY

Matriks G memiliki sifat bahwa AGA = A


Matriks G dinamakan General invers of A Akan tetapi, matriks G memiliki bentuk khusus yaitu

A-1, dengan syarat

AA-1A = A

IA=A

A=A

Cara mencari General Invers Matriks (Matriks Kebalikan Umum)

1. Pendekatan Penyapuan

Step by step

a. Cari anak/sub matriks yang nonsingular (det  0) dan terbesar

( )
2 4 7
Contoh matriks singular A = 3 6 8 Det(A) = 0
5 10 10

Ambil matriks M yaitu baris 2 dan 3 dan kolom 2 dan 3 dari matriks A

b. Hitung matriks kebalikan khusus dari M

M= (106 108 ), dimana M nonsingular, Det(M) = ??


Maka invers M atau M-1 = (−11/2/2 2/5
−3/10
, )

c. Ganti unsur M dengan M-1 pada matriks A, dan diluar unsur M diganti dengan 0
( )
0 0 0
A* = 0 −1/2 2/5
0 1/2 −3/10

d. MKU diperoleh dari transpose matriks A*di atas

( )
0 0 0
MKU = A = 0 −1/2 1/2
0 2/5 −3/10

MKU bersifat tidak khas, bergantung bagaimana kita mengambil M.

Buktikan AGA = A dimana G = A

Pertemuan ke 6

METODE KUADRAT TERKECIL

Tujuannya:

1.Merubah SPL yang belum tentu konsisten menjadi sistem persamaan normal yang pasti

konsisten

2.Mendapatkan suatu garis yang paling akurat (error terkecil)

3.Dari uji koefisien secara serempak untuk mendapatkan suatu model dari data sampel yang

berlaku untuk populasi

Kenapa dalam analisis regresi, vektor jawab pasti konsisten?

Dari Sistem Persamaan Linier:

y1 = b0 + b1 x1 + e1

y2 = b0 + b1 x2 + e2
y3 = b0 + b1 x3 + e3\

….

yn = b0 + b1 x1 + en

Persamaan-persamaan tersebut belum tentu konsisten

Sifat – Sifat Perkalian Matriks

 Sifat komutatif terhadap penjumahan : A + B = B + A.

 Sifat assosiatif terhadap penjumlahan : (A + B) + C = A + ( B + C)

 Sifat matriks nol : A + 0 = A.

 Sifat lawan matriks : A + (-A) = 0.

 Sifat asoasiatif terhadap perkalian : (AB) C = A (BC)

 Sifat distributif kiri : A(B + C) = AB + AC.

Rumus.co.id – Setelah sebelumnya kita membahas tentang rumus persamaan eksponen kali ini

kita akan membahas materi tentang rumus perkalian matriks, kita akan jabarkan secara detail dan

lengkap dari pengertian matriks, pengertian perkalian matriks, sifat – sifat perkalian matriks,

jenis – jenis perkalian matriks beserta rumus dan contoh soalnya.


Pengertian Matriks

Matriks yaitu sebuah kumpulan bilangan yang disusun dengan baris atau secara kolom atau

bisa juga disusun dengan kedua – duanya dan di apit dalam tanda kurung. Elemen – elemen

matriks terdiri dari bilangan – bilangan tertentu yang membentuk di dalam suatu matriks.

Matriks ini sendiri digunakan sebagai menyederhana penyampaian data, sehingga akan lebih

mudah untuk diolah selanjutnya.

Pengertian Perkalian Matriks

Perkalian Matriks yaitu suatu operasi biner yang dapat menghasilkan suatu matriks dari dua

matriks dengan entri dalam suatu medan tertentu, atau secara lebih umum dalam suatu

gelanggang atau bahkan suatu semigelanggang.

Sifat – Sifat Perkalian Matriks

Perkalian Matariks juga mempunyai beberapa sifat tertentu yaitu sebagai berikut :

 Sifat komutatif terhadap penjumahan : A + B = B + A

 Sifat assosiatif terhadap penjumlahan : (A + B) + C = A + ( B + C)

 Sifat matriks nol : A + 0 = A

 Sifat lawan matriks : A + (-A) = 0

 Sifat asoasiatif terhadap perkalian : (AB) C = A (BC)

 Sifat distributif kiri : A(B + C) = AB + AC

 Sifat distributif kanan : (A+B) C = AC + BC

 Sifat perkalian dengan konstanta : k(AB) = (kA)B = A (kB), dimana k konstanta real

 Sifat perkalian dengan matriks satuan : AI = IA = A


Jenis – Jenis Perkalian Matriks

Perkalian Matriks juga terdapat beberapa macam, yaitu sebagai berikut :

1. Matriks Baris

Matriks Baris adalah matriks yang hanya mempunyai satu baris saja. Pada umumnya, ordo dari

matriks baris berbentuk 1 x n dengan n menentukan banyak kolom dari matriks baris tersebut.

2. Matriks Kolom

Matriks Kolom adalah matriks yang hanya mempunyai satu baris saja. Pada umumnya, ordo dari

matriks kolom berbentuk m x 1 dengan m menentukan banyak baris matriks kolom tersebut.

3. Matriks Nol

Matriks Nol adalah matriks yang semua komponennya bilangan nol. Matriks nol dinotasikan

dengan Om x n.

4. Matriks Persegi

Matriks Persegi adalah matriks yang memiliki banyak baris yang sama dengan banyak

kolomnya. Bentuk umumnya notasi matriks ini adalah An x n. Dengan n menyatakan banyak baris

dan banyak kolom yang sama. Matriks persegi A biasa juga disebut sebagai matriks persegi

berordo n.

5. Matriks Segitiga Atas :

Matriks Segitiga Atas adalah matriks persegi yang semua komponen dibawah diagonal utamanya

adalah nol.

6. Matriks Segitiga Bawah


Matriks Segitiga Bawah adalah matriks persegi yang semua komponennya diatas diagonal

utamanya adalah nol.

7. Matriks Diagonal

Matriks ini juga termasuk matriks persegi karena sudah mempunyai persyaratan banyak baris

sama dengan banyak kolom. Suatu matriks persegi disebut sebagai matriks diagonal jika semua

komponen diagonal utamanya tidak nol dan semua komponen lainnya nol.

8. Matriks Skalar

Matriks Skalar adalah matriks diagonal yang semua komponen diagonal utamanya merupakan

bilangan yang sama.

9. Matriks Identitas

Matriks Identitas adalah matriks diagonal yang semua komponen diagonal utamanya 1.

Rumus dan Contoh Soal Perkalian Matriks

 Tentukan nilai x, y, dan z berikut ini jika :

Penyelesaian :
Maka :

z = 1 ………………………………….……..(1)

–2y – 4x = –10

y + 2x = 5

y = 5 – 2x ..…………………………. (2)

6y + 2x = 3x + 4

6y + 2x – 3x = 4

6y – x = 4 …………………………… (3)

(2) disubtitusikan ke (3), sehingga:

6(5 – 2x) – x = 4

30 – 12x – x = 4

–13x = –26 maka x = 2

y = 5 – 2(2) = 1

z=1

Inilah pembahasan lengkap tentang pengertian matriks dan perkalian matriks beserta rumus dan

contoh soal dan pembahasannya, semoga bermanfaat…

Operasi Matriks

Operasi dasar seperti penjumlahan dan perkalian erat sekali berhubungan dengan matriks.

Namun, operasi tersebut tidak selalu dapat langsung diterapkan, karena matriks lebih rumit

daripada angka.

1. Penjumlahan Matriks
Jika terdapat dua matriks yang mempunyai banyak baris dan kolom yang sama, maka kita dapat

menjumlahkan keduanya untuk memperoleh matriks baru dengan ordo yang sama. Jadi syarat

untuk menjumlahkan dua matriks atau lebih yaitu harus mempunyai ordo yang sama.

Definisi Matriks

Definisi : Sebuah matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan atau

fungsi. Bilangan-bilangan atau fungsi dalam susunan tersebut dinamakan entri / elemen dan

diapit oleh dua kurung siku.

Lambang matriks menggunakan huruf-huruf besar ( A, B, C, …..), sedangkan entri (elemen)

menggunakan huruf-huruf kecil ( a, b, c, …)

Contoh :

Pada contoh matriks A dan B elemen matriks berupa bilangan-bilangan riil, sedangkan

matriks C elemennya berupa fungsi peubah (variabel) x..

Bentuk Umum Matriks :

Misalkan A adalah sebuah matriks, maka kita dapat memisalkan a_{ij}aij untuk menyatakan

elemen yang terdapat didalam baris ke-ii dan kolom ke-j dari matriks AA. Sehingga jika matriks

A memiliki ordo m \times n×n maka dapat ditulis sebagai berikut.

Jenis-Jenis Matriks

Terdapat 10 jenis matriks yang penting dipelajari yaitu :

1. Matriks Persegi
Matriks Persegi atau Bujursangkar, yaitu matriks yang mempunyai banyak garis dan kolom

yang sama banyak. Di dalam matriks persegi juga terdapat diagonal utama, yaitu bagian matriks

yang mempunyai elemen-elemen dengan nomor baris sama dengan nomor kolom.

Matriks Segitiga Atas

Matriks Segitiga Atas, yaitu matriks persegi yang mempunyai elemen-elemen di bawah diagonal

utama bernilai nol.

2. Matriks Segitiga Bawah

Matriks Segitiga Bawah, yaitu matriks persegi yang mempunyai elemen-elemen di atas diagonal

utama bernilai nol.

3. Matriks Diagonal

Matriks Diagonal, yaitu matriks persegi yang mempunyai elemen-elemen di luar diagonal utama

bernilai nol.

4. Matriks Satuan

Matriks Satuan atau Matriks Identitas, yaitu matriks diagonal yang mempunyai elemen-elemen

pada diagonal utama bernilai satu. Matriks Satuan bisa ditulis : I_{n \times n}In×n,

dimana nn menyatakan banyak garis dan banyak kolom dari matriks satuan tersebut.

5. Matriks Skalar

Matriks Skalar, yaitu matriks diagonal yang semua elemen pada diagonal utama bernilai sama

dan tidak sama dengan nol.

6. Matriks Nol
Matriks Nol, yaitu matriks yang semua elemennya bernilai nol. Matriks nol bisa disimbolkan

dengan O_{m \times n}Om×n dengan m~dan~ nm dan n berturut-turut menyatakan banyaknya

baris dan kolom matriks tersebut.

7. Matriks Invers

Matriks Invers, sebuah matriks AA mempunyai invers jika terdapat matriks (misalkan BB)

sehingga memenuhi AB=BA=IAB=BA=I. Penulisan invers matriks BB dinyatakan oleh A^{-

1}A−1. Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai invers matriks akan dibahas dipostingan lain.

8. Matriks Simetris

Matriks Simetris, yaitu suatu matriks persegi yang apabila ditransposkan akan menghasilkan

matriks semula. Misalkan AA adalah matriks persegi. Matriks A dikatakan simetris jika dan

hanya jika A=A^TA=AT.

9. Matriks Skew Simetris

Matriks Skew Simetris (Anti Simetri), yaitu suatu matriks persegi yang apabila ditransposkan

akan sama dengan negatif dari matriks semula. Misalkan AA adalah matriks persegi.

Matriks AA dikatakan skew simetris jika dan hanya jika A^T=-AAT=−A. Syarat lainnya yaitu

semua elemen yang berada di diagonal utama bernilai nol.

Dari contoh tersebut matriks A~dan~BA dan B mempunyai sumbu pencerminan yakni elemen-

elemen yang ada pada diagonal utama. Sehingga apabila terdapat elemen dengan nomor baris ke-

ii dan kolom baris ke-jj dicerminkan, maka bayangan dari pencerminan akan sama

dengan negatif elemen dengan nomor baris ke-jj dan nomor kolom ke-ii, atau dapat ditulis a_{ij}

= -a_{ji}aij=−aji.

Selanjutnya direkomendasikan mempelajari : Operasi Matriks dan Sifat-Sifatnya


Sifat-Sifat Operasi Matriks

Catatan : Pada pembahasan sifat-sifat operasi kali ini dapat dilakukan dengan menganggap

bahwa ukuran-ukuran matriks yang dioperasikan disesuaikan dengan ketentuan dari setiap

operasi.

1. Terhadap Operasi Penjumlahan

Misalkan terdapat matriks A, B, CA,B,C dan matriks nol OO sedemikian rupa sehingga berlaku :

 A+B=B+AA+B=B+A

 A+(B+C)=(A+B)+CA+(B+C)=(A+B)+C

 A+O =O+A=AA+O=O+A=A

 A+(-A)=-A+A=OA+(−A)=−A+A=O

2. Terhadap Operasi Perkalian

Misalkan terdapat matriks A, B, C,A,B,C, matriks nol O,, matriks

identitas I dan m,nm,n sembarang bilangan bulat yang sedemikian rupa sehingga berlaku :

Jenis –jenis Matriks

1. Matriks Baris

Matriks baris adalah matriks yang hanya terdiri satu baris. Ordonya yakni 1×n dengan jumlah

kolom sebanyak n.

2. Matriks Kolom

Matriks kolom adalah matriks yang hanya terdiri satu kolom. Ordonya yakni m×1 dengan jumlah

baris sebanyak m.

3. Matriks Nol
Matriks nol adalah matriks yang semua elemennya berupa bilangan nol.

4. Matriks Persegi

Matriks persegi terjadi ketika jumlah baris sama dengan jumlah kolom.

5. Matriks Diagonal

Matriks diagonal adalah matriks dengan bilangan pada posisi diagonalnya tidak nol. Jika

bilangan-bilangan pada diagonalnya sama maka disebut matriks skalar.

6. Matriks Identitas ( I )

Sifat-Sifat Pada Perkalian Matriks

Diberikan A,B,C adalah sembarang matriks yang elemennya bilangan riil, maka:

 Sifat perkalian dengan matriks nol

 Sifat perkalian asosiatif

 Sifat distributif kiri

 Sifat distributif kanan


 Sifat perkalian dengan konstanta c

 Sifat perkalian dengan matriks identitas

Contoh Soal Perkalian Matriks

1. Hitunglah

Penyelesaian:

2. Berapakah nilai x+y yang memenuhi


Penyelesaian:

Sesuaikan persamaan terhadap posisi elemen, didapat

Jadi ,

3. Berapakah hasil dari

Jawab:

Operasi Hitung (Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian) Matriks dan Sifat-sifatnya


Materi operasi hitung pada matriks meliputi operasi hitung penjumlahan, pengurangan, dan

perkalian matriks. Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada dua buah matrik dapat

dilakukan jika dua buah matriks tersebut memiliki ukuran yang sama. Ukuran matriks yang sama

ditunjukkan dengan baris dan kolom pada matriks tersebut sama. Sedangkan pada perkalian

matriks, operasi hitung dapat dilakukan jika matriks pertama memiliki jumlah kolom yang sama

banyaknya dengan jumlah baris pada matriks ke dua.

Dalam pembahasan ini, sobat idschool akan mempelajari bagaimana cara melakukan operasi

hitung antar elemen dalam sebuah matriks. Cara melakukan operasi hitung matriks pada

penjumlahan dan pengurangan sangat sederhana. Jika sobat idschool sudah mengerti bagaimana

cara menjumlahkan atau mengurangkan suatu bilangan, sobat idschool tidak akan kesulitan

dalam menjumlahkan atau mengurangkan antar elemen matriks.

Untuk operasi hitung perkalian matriks memang sedikit lebih rumit, terlebih untuk matriks

dengan ukuran matriks yang besar. Cara melakukan operasi hitung perkalian matriks perlu

mengalikan setiap elemen baris matriks pertama dengan setiap elemen kolom matriks ke dua.

Memang terlihat sedikit rumit, namun jangan khawatir, operasi hitungnya mudah dan sobat

idschool hanya perlu lebih teliti dalam mengerjakannya.

Selanjutnya, mari kita simak pembahasan operasi hitung matriks dan sifat-sifatnya pada

pembahasan di bawah. Langsung saja, untuk pembahasan pertaman yang kita ulas adalah

penjumlahan matriks.

Penjumlahan Matriks
Operasi hitung matriks pada penjumlahan memiliki syarat yang harus dipenuhi agar dua buah

matriks dapay dijumlahkan. Syarat dari dua buah matriks atau lebih dapat dijumlahkan jika

memiliki nilai ordo yang sama. Artinya, semua matriks yang dijumlahkan harus memiliki jumlah

baris dan kolom yang sama.

Matriks dengan jumlah baris 3 dan kolom 4 hanya bisa dijumlahkan dengan matriks dengan

jumlah baris 3 dan kolom 4. Matriks dengan jumlah baris 3 dan kolom 4 tidak bisa dijumlahkan

dengan matriks dengan jumlah baris 4 dan kolom 3. Kesimpulannya, jumlah baris dan kolom

antar dua matriks yang akan dijumlahkan harus sama.

Operasi hitung penjumlahan matriks memenuhi sifat komutatif, asosiatif, memiliki matriks

identitas matriks nol, dan memiliki lawan matriks. Lawan matriks A adalah matriks -A, di mana

elemen-elemen matriks -A merupakan lawan dari elemen-elemen matriks A. Secara ringkas, sifat

operasi penjumlahan matriks dapat dilihat pada gambar di bawah.

Sifat-sifat operasi penjumlahan matriks

Selanjutnya, kita akan mempelajari cara melakukan operasi hitung penjumlahan dua buah

matriks. Penjelasan akan diberikan dalam bentuk contoh soal secara umum.

Bagaimana penjelasan mengenai penjumlahan matriks, mudah bukan? Sekarang kita akan masuk

pada pembahasan selanjutnya yaitu operasi hitung pengurangan matriks. Simak uraian di bawah.

Pengurangan Matriks
Seperti halnya operasi hitung penjumlahan matriks, syarat agar dapat mengurangkan elemen-

elemen antar matriks adalah matriks harus memiliki nilai ordo yang sama. Cara melakukan

operasi pengurangan pada matriks dapat dilihat seperti cara di bawah.

Pengurangan Matriks

Cara melakukan operasi pengurangan dua matriks tidak jauh berbeda dengan penjumlahan

matriks. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal pengurangan matriks secara umum yang

akan diberikan di bawah.

Pengurangan Dua Matriks

Perkalian Matriks

Pembahasan operasi hitung matriks selanjutnya yang akan dibahas adalah perkalian matriks.

Perkalian matriks yang akan dibahas di bawah adalah perkalian matriks dengan skalar dan

perkalian matriks dengan matriks.

Anda mungkin juga menyukai