DISUSUN OLEH :
Oskar Josquelin (5193131017)
Aprida Valentina (5193331002)
Naomi Eventy (5193131001)
Chintiya Agatha (5193131002)
Annisa Harahap (5192431004)
i
A. PENGERTIAN MATRIKS
Matriks merupakan susunan sekelompok bilangan didalam suatu jajaran
yang berbentuk persegi panjang dan diatur berdasarkan baris dan kolom yang
kemudian diletakkan antara 2 tanda kurung. Tanda kurung yang dipakai untuk
mengapit susunan anggota matriks tersebut bisa berupa tanda kurung biasa atau
kurung siku.
B. JENIS-JENIS MATRIKS
Vektor
Suatu matriks yang hanya memiliki satu kolom saja atau hanya memiliki
satu baris saja.
Penulisan vektor adalah sebagai berikut.
Matriks Persegi
Matriks persegi merupakan matriks yang memilki banyak baris & banyak
kolom yang sama. Secara umum, matriks persegi berordo n x n. Contoh dari
matriks persegi seperti berikut :
Matriks Diagonal
ii
Matriks diagonal ini berasal dari matriks persegi. Matriks persegi disebut
sebagai matriks diagonal apabila elemen-elemen (unsur) selain elemen diagonal
utamanya ialah nol. Contoh matriks diagonal:
Matriks Identitas
Matriks identitas merupakan matriks diagonal yang mana seluruh elemen
pada diagonal utamanya adalah 1. Matriks identitas pada umunya dinotasikan
dengan I. Contoh matriks indentitas seperti berikut :
C. ALJABAR MATRIKS
1. Penjumlahan matriks
Misalkan terdapat dua buah matriks, yaitu matriks A dan matriks B. Jika
matriks C adalah matriks penjumlahan dari A dengan B, maka matriks C dapat
diperoleh dengan menjumlahkan setiap elemen pada matriks A yang seletak
dengan setiap elemen pada matriks B. Oleh karena itu, syarat agar dua atau
lebih matriks dapat dijumlahkan adalah harus memiliki ordo yang sama.
Contoh:
iii
Hasil dari A + B dapat diperoleh dengan menjumlahkan setiap elemen matriks A
yang seposisi dengan setiap elemen matriks B.
2. Perkalian Matriks
Matriks dapat dikalikan dengan sebuah bilangan bulat atau dengan matriks
lain. Kedua perkalian tersebut memiliki syarat-syarat masing-masing.
r(A + B) = rA + rB
r(A – B) = rA – rB
Perkalian dua matriks
Perkalian antara dua matriks yaitu matriks A dan B, dapat dilakukan jika
jumlah kolom A sama dengan jumlah baris B. Perkalian tersebut menghasilkan
suatu matriks dengan jumlah baris sama dengan matriks A dan jumlah saman
dengan matriks B, sehingga:
iv
Elemen-elemen matriks merupakan penjumlahan dari hasil kali
elemen-elemen baris ke-i matriks A dengan kolom ke-j matiks B. Berikut
skemanya:
3. Matriks Transpose
Matriks transpose Am x n yang dinotasikan dengan A’ merupakan matriks
berordo n x m yang mana baris-barisnya ialah kolom-kolom matriks Am x n.
Contoh matriks transpose, misalkan terdapat matriks A:
v
D. SIFAT-SIFAT ALJABAR MATRIKS
Catatan : Pada pembahasan sifat-sifat operasi kali ini dapat dilakukan dengan
menganggap bahwa ukuran-ukuran matriks yang dioperasikan disesuaikan dengan
ketentuan dari setiap operasi.
1. Terhadap Operasi Penjumlahan
Misalkan terdapat matriks A,B,CA,B,C dan matriks nol OO sedemikian rupa
sehingga berlaku :
A+B=B+AA+B=B+A
A+(B+C)=(A+B)+CA+(B+C)=(A+B)+C
A+O=O+A=AA+O=O+A=A
A+(−A)=−A+A=OA+(−A)=−A+A=O
AB≠BAAB≠BA
(AB)C=A(BC)(AB)C=A(BC)
AI=IA=AAI=IA=A
AO=OA=OAO=OA=O
AmAn=Am+n dan (Am)n=AmnAmAn=Am+n dan (Am)n=Amn
Ax=⎧⎩⎨⎪⎪IAA…Ax faktor jika x=0 jika
x∈NAx={I jika x=0AA…A⏟x faktor jika x∈N
jika matriks diagonal An×n=⎡⎣⎢⎢⎢⎢⎢a110⋮00a22⋮0……⋱…
00⋮ann⎤⎦⎥⎥⎥⎥⎥, maka Ak=⎡⎣⎢⎢⎢⎢⎢(a11)k0⋮00(a22)k⋮0……⋱…
00⋮(ann)k⎤⎦⎥⎥⎥⎥⎥jika matriks diagonal An×n=[a110…00a22…0⋮⋮⋱⋮00…
ann], maka Ak=[(a11)k0…00(a22)k…0⋮⋮⋱⋮00…(ann)k]
jika AB=O maka tidak selalu A=O atau B=O atau BA=Ojika AB=O maka
tidak selalu A=O atau B=O atau BA=O
vi
A(B+C)=AB+ACA(B+C)=AB+AC
(B+C)A=BA+CA(B+C)A=BA+CA
m(A+B)=mA+mBm(A+B)=mA+mB
(m+n)A=mA+nA(m+n)A=mA+nA
(mn)A=m(nA)(mn)A=m(nA)
m(BC)=(mB)C=B(mC)m(BC)=(mB)C=B(mC)
(A+B)T=AT+BT(A+B)T=AT+BT
(αA)T=αAT(αA)T=αAT
(AT)T=A(AT)T=A
(AB)T=BTAT
E. INVERS MATRIKS
Invers matriks adalah sebuah kebalikan (invers) dari kedua matriks di mana
apabila matriks tersebut dikalikan menghasilkan matriks persegi (AB = BA = |).
Simbol dari invers matriks adalah pangkat -1 di atas hurufnya. Contoh matriks B
adalah invers matriks A ditulis B = A–1 dan matriks A adalah invers dari matriks B
ditulis A = B-1. Matriks A dan B merupakan dua matriks yang saling invers
(berkebalikan). Invers matriks terdiri dari dua jenis yaitu matriks persegi (2×2) dan
matriks 3×3.
Invers matriks A berordo 2 dapat langsung kita peroleh dengan cara:
1. Tukar elemen-elemen pada diagonal utamanya.
2. Berikan tanda negatif pada elemen-elemen lainnya.
3. Bagilah setiap elemen matriks dengan determinannya.
Rumusan dari invers matriks persegi berordo 2 adalah sebagai berikut:
Jika matriks A = [ a b c d ] dengan determinan A = a.d – b.c, maka invers matriks
A dirumuskan sebagai berikut:
Dalam penyelesaian matriks 3 x 3, ada beberapa istilah yang harus kita ketahui
yaitu determinan sarrus, minor, kofaktor, dan adjoin. Sebagai contoh apabila
terdapat matriks 3 x 3 sebagai berikut: A = [ a b c d e f g h i ]maka rumus untuk
vii
mencari inversnya adalah sebagai berikut:
viii
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
safe=strict&ei=IJ9dXsr1KZbgrQGDtLhY&q=matriks+elementer+dan+metode+untuk+me
nentukan+a+invers&oq=matriks+elementer+dan+metode+untuk+menentukan+a+invers&
gs_l=psy-ab.3...7411.13104..13401...1.3..0.171.1663.1j13......0....1..gws-
wiz.......0i71j0i7i30j33i10.MXOMHqssNuM&ved=0ahUKEwjKheLqgP3nAhUWcCsKH
QMaDgsQ4dUDCAo&uact=5
https://www.google.com/search?
safe=strict&ei=sphdXoLiGMjJrQHiqrTgAQ&q=aljabar+matriks&oq=aljaba&gs_l=psy-
ab.1.1.0j0i67l2j0j0i67j0i131j0i67j0l3.10281.13268..15953...0.2..3.373.2763.2j0j4j5......0...
.1..gws-wiz.....6..0i71j0i362i308i154i357.65nz7FD1GPk
ix
10