Oleh:
Aning Ervitasari 942017008
1. Pendahuluan
a. Latar belakang
Pendidikan dan pengajaran merupakan sebuah proses yang sadar akan
tujuan. Menurut Sardiman (2004), tujuan adalah suatu usaha untuk
memberikan rumusan hasil yang diharapkan siswa, setelah siswa
melaksanakan pengalaman belajar. Salah satu indicator tujuan pengajaran itu
tercapai atau tidak dapat dilihat dari hasil prestasi yang diraih oleh siswa.
Siswa yang memiliki prestasi tinggi tentunya mempunyai indikasi bahwa ia
memilii pengetahuan yang baik pula.
b. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penulisan
artikel ini adalah apakah faktor-faktor yang dapat menyebabkan rendahnya
prestasi siswa di Indonesia, dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.
c. Tujuan
Dari permasalahan tersebut, maka tujuan dari penulisan artikel ini
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi
siswa di Indonesia dan menemukan cara untuk mengatasi masalah rendahnya
prestasi siswa diIndonesia.
d. Manfaat
Manfaat teoritis dari penulisan artikel ini adalah untuk memaparkan
faktor-faktor penyebab rendahnya prestasi siswa dan juga cara untuk
mengatasi permasalahan tersebut, sedangkan manfaat praktisnya bagi tenaga
pendidik dan kependidikan adalah sebagai dasar untuk melakukan langkah
perbaikan dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas.
2. Inti/Pembahasan
Pengertian prestasi belajar menurut Poerwanto (2007) adalah hasil yang
dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan
dalam raport. Berbeda dengan Poerwanto, Winkel (1997) menyatakan bahwa
prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemempuan
seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar sesuai dengan bobot yang
dicapainya. Sedangkan Nasution, S (1987) menyatakan bahwa prestasi belajar
adalah kesempurnaan yang dicapai oleh seseorang dalam berfikir, merasa dan
berbuat, prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu
aspek kognitif, aspek afektif, dan juga aspek psikomotorik. Sebaliknya, prestasi
itu dikatakan kurang memuaskan apabila seseorang belum mampu memenuhi
target dalam ketiga aspek tersebut.
Dari uraian di atas dapat kita pahami bahwa prestasi belajar dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
1. Faktor internal yaitu faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang
belajar, faktor internal terdiri dari:
a. Faktor lingkungan keluarga yaitu cara orang tua dalam mendidik, relasi
atau hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan. Gaya
mendidik orangtua juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Siswa yang dididik dalam lingkungan keluarga yang saling menghargai
akan berbeda bila dibandingkan dengan siswa yang dididik dalam
keluarga yang penuh kedisiplinan. Relasi atau hubungan antar anggota
keluarga juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa yang
tinggal dalam kondisi single parent karena perceraian biasanya tingkat
prstasinya rendah karena ia kurang memdapat perhatian dari kedua
orang tuanya. Suasana rumah yang ramai juga dapat mempengaruhi
belajar karena siswa menjadi terganggu konsentrasi belajarnya apabila ia
belajar dalam keadaan suasana rumah yang kurang kondusif. Keadaan
ekonomi keluarga juga sedikit banyak berpengaruh pada prestasi belajar
siswa. Siswa yang keadaan ekonomi orangtuanya kurang maka akan
bercabang pikirannya untuk membantu orang tuanya mencari tambahan
uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga, hal ini juga dapat
menurunkan prestasi belajarnya apabila ia hanya focus untuk membantu
orangtuanya sehingga tidak atau kurang memperhatikan juga kegiatan
belajarnya.
2. Membangkitkan motivasi dalam diri siswa untuk belajar. Salah satu teori
yang terkenal kegunaannya untuk menerangkan motivasi siswa adalah yang
dikembangkan oleh Maslow (1943). Maslow percaya bahwa tingkah laku
manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Kebutuhan-kebutuhan ini (yang memotivasi tingkah laku seseorang) dibagi
oleh Maslow ke dalam 7 kategori yaitu: 1) Fisiologis, 2) Rasa aman, 3)
Rasa cinta, 4) Penghargaan, 5) Aktualisasi diri, 6) Mengetahui dan
mengerti, dan 7) kebutuhan estetik Pada dasarnya motivasi berfungsi
sebagai pendorong usaha dalam pencapai prestasi.
Sardiman (2000), mengemukakan bahwa fungsi motivasi: a. Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak
dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b. Menentukan arah perbuatan,
yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, motivasi
dapat member arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-
perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan
dengan menyisihkan perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. Pebelajar yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat
lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.
3. Menerapkan gaya atau cara belajar yang baik. The Liang Gie (1984:48)
yang mengemukakan bahwa cara belajar adalah rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan dalam usaha belajarnya. Hamalik (2001) secara lebih jelas
mengemukakan bahwa cara belajar adalah kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan
dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan/ujian dan sebagainya.
Gaya belajar siswa yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar,
sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau
gagalnya belajar (The Liang Gie: 1984). Oleh sebab itu siswa harus
memahami gaya belajarnya masing-masing agar dapat lebih mudah
memahami materi pelajaran dengan cara menerapkan gaya belajar yang
sesuai untuk dirinya sendiri
3. Penutup
a. Kesimpulan
Prestasi siswa di Indonesia ini masih tergolong rendah. Hal ini
disebabkan karena beberapa faktor, yaitu karena faktor interen dan faktor
eksteren. Yang termasuk faktor interen diantaranya faktor kelelahan (kelelahan
jasmani maupun kelelahan rohani), faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh),
dan juga faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, keterampilan, dan kesiapan belajar). Sedangkan yang termasuk
faktor eksteren yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Rendahnya prestasi siswa ini perlu mendapat perhatian khusus dari
pemerintah, pendidik, maupun juga orangtua. Prestasi siswa dapat
ditingkatkan dengan melakukan berbagai upaya seperti membangkitkan
kesiapan siswa dalam menerima materi pelajaran, membangkitkan motivasi
dalam diri siswa untuk belajar, menerapkan gaya atau cara belajar yang sesuai
dengan gaya belajar masing-masing siswa, menerapkan proses pembelajaran
yang efektif, memaksimalkan peran orangtua dalam belajar anak-anaknya,
serta, menumbuhkan lingkungan masyarakat yang ramah anak.
b. Saran
Keberhasilan siswa dalam meraih prestasi bukan hanya tanggung jawab
dari guru, melainkan merupakan tanggung jawab bersama antara guru dan
juga orangtua. Jika kerjasama antara guru dengan orangtua kurang, maka
pendidikan tidak akan berjalan dengan baik bahkan pendidikan yang
direncanakan juga tidak akan berhasil dengan baik pula, hal ini dapat
mengakibatkan preatasi belajar siswa juga akan sulit diraih. Kerjasama antara
orangtua dengan guru dapat menumbuhkan semangat siswa untuk
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik sebagai pelajar, oleh sebab itu
orangtua dan guru harus menjalin kerjasama yang baik demi terwujudnya
prestasi siswa yang membanggakan.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Hamdu, Ghullam dan Lisa Agustina. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap
Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar.
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/35968572/8-
Ghullam_Hamdu1.pdf?
AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1522835170&
Signature=4%2BJ89FIUTv468bOYO9xyTOmlcXs%3D&response-content-
disposition=inline%3B%20filename
%3DPENGARUH_MOTIVASI_BELAJAR_SISWA_TERHADAP.pdf
diakses pada hari Rabu, 4 April 2018 pukul 04.05
Mulyani, Desi. 2013. Hubungan Kesiapan Belajar Siswa dengan Prestasi Bleajar.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor/article/viewFile/729/600 diakses
pada hari Senin, 2 Maret 2018 pukul 19.00
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soejanto, Agoes. 1991. Bimbingan Kearah Belajar yang Sukses. Jakarta: Rineka
Cipta.
Syah Muhibbin,. 2006. Psikologi Belajar , Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.
The Liang Gie. 1987. Cara Belajar Yang Efisisen. Yogyakarya: Liberty.
Winkel WS. (1997). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.