Anda di halaman 1dari 15

RENDAHNYA PRESTASI SISWA

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Manajemen Kurikulum

Oleh:
Aning Ervitasari 942017008

Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan


Program Studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW
2018
Rendahnya Prestasi Siswa

1. Pendahuluan
a. Latar belakang
Pendidikan dan pengajaran merupakan sebuah proses yang sadar akan
tujuan. Menurut Sardiman (2004), tujuan adalah suatu usaha untuk
memberikan rumusan hasil yang diharapkan siswa, setelah siswa
melaksanakan pengalaman belajar. Salah satu indicator tujuan pengajaran itu
tercapai atau tidak dapat dilihat dari hasil prestasi yang diraih oleh siswa.
Siswa yang memiliki prestasi tinggi tentunya mempunyai indikasi bahwa ia
memilii pengetahuan yang baik pula.

Indonesia termasuk ke dalam negara yang prestasi siswanya rendah.


Rendahnya prestasi siswa ini salah satunya disebabkan karena kualitas
pendidikannya rendah. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia ini harus
menjadi perhatian lebih, baik oleh pemerintah, praktisi pendidikan, orangtua,
maupun juga masyarakat. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia ini
juga menjadi salah satu penyebab rendahnya prestasi siswa Indonesia
dibandingkan dengan siswa di negara-negara berkembang lainnya, misal
dalam pencapaian prestasi fisika dan matematika.. Salah satu hal yang
membuktikan asumsi ini yaitu menurut Trends in Mathematic and Science
Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya dapat menduduki
peringkat ke-35 dari 44 negara untuk prestasi matematikanya, sedangkan
untuk prestasi sainsnya, Indonesia hanya mampu menduduki peringkat yang
ke-37 dari 44 negara.

Rendahnya prestasi siswa di Indonesia ini disebabkan oleh beberapa


faktor, baik faktor intern atau faktor dari dalam siswa itu sendiri, maupun
faktor ekstern atau faktor yang berasal dari luar siswa. Rendahnya prestasi
siswa ini juga harus segera mendapat penanganan serius dari pemerintah,
praktisi pendidikan, orang tua maupun juga masyarakat. Dalam artikel ini
akan disajikan beberapa saran yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
prestasi siswa di Indonesia tercinta ini.

b. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penulisan
artikel ini adalah apakah faktor-faktor yang dapat menyebabkan rendahnya
prestasi siswa di Indonesia, dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.

c. Tujuan
Dari permasalahan tersebut, maka tujuan dari penulisan artikel ini
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi
siswa di Indonesia dan menemukan cara untuk mengatasi masalah rendahnya
prestasi siswa diIndonesia.

d. Manfaat
Manfaat teoritis dari penulisan artikel ini adalah untuk memaparkan
faktor-faktor penyebab rendahnya prestasi siswa dan juga cara untuk
mengatasi permasalahan tersebut, sedangkan manfaat praktisnya bagi tenaga
pendidik dan kependidikan adalah sebagai dasar untuk melakukan langkah
perbaikan dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas.
2. Inti/Pembahasan
Pengertian prestasi belajar menurut Poerwanto (2007) adalah hasil yang
dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan
dalam raport. Berbeda dengan Poerwanto, Winkel (1997) menyatakan bahwa
prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemempuan
seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar sesuai dengan bobot yang
dicapainya. Sedangkan Nasution, S (1987) menyatakan bahwa prestasi belajar
adalah kesempurnaan yang dicapai oleh seseorang dalam berfikir, merasa dan
berbuat, prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu
aspek kognitif, aspek afektif, dan juga aspek psikomotorik. Sebaliknya, prestasi
itu dikatakan kurang memuaskan apabila seseorang belum mampu memenuhi
target dalam ketiga aspek tersebut.

Menurut paparan pendapat beberapa ahli di atas maka dapat dijelaskan


bahwa prestasi belajar merupakan tingkatan seorang siswa dalam menerima,
menolak, dan juga menilai informasi-informasi yang diperoleh selama proses
belajar mengajar. Prestasi belajar seorang siswa itu sesuai dengan tingkat
keberhasilannya dalam mempelajari suatu materi pelajaran. Tingkat
keberhasilannya dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport. Prestasi belajar
siswa tersebut dapat diketahui atau diukur setelah guru atau pendidik
melakukan evaluasi, melalui evaluasi tersebut dapat diketahui tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa tersebut.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi siswa,


faktor tersebut misalnya karena rendahnya kualitas guru, dan juga kurangnya
kurang partisipasinya orang tua/wali pendidikan di Indonesia. Guru hendaknya
menerapkan manajemen pendidikan yang baik, namun dewasa ini banyak guru
yang tidak menerapkan manajemen pendidikan terutama manajemen
pembelajaran di kelas dengan baik. Banyak guru yang tidak melalukan
persiapan atau perencanaan yang matang sebelum melakukan kegiatan belajar
mengajar di kelas. Hal ini dapat menyebabkan proses kegiatan belajar mengajar
di kelas menjadi kurang maksimal. Sedangkan orang tua, seharusnya berperan
aktif untuk mendukung pendidikan di sekolah, akan tetapi orang tua jaman
sekarang banyak yang disibukkan dengan urusan-urusan pribadi seperti urusan
pekerjaan sehingga banyak diantara orang tua yang menyerahkan pendidikan
sepenuhnya di tangan tenaga kependidikan yaitu guru. Padahal pendidikan ini
mustahil akan dapat di raih apabila tidak ada kerjasama yang baik antara pihak
sekolah dengan orang tua.

Slameto (2010: 54) menyatakan bahwa rendahnya prestasi belajar siswa


dipengaruhi oleh dua faktor, faktor tersebut yaitu faktor ekstern dan faktor
intern. Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan faktor
ekstern atau faktor yang berasal dari luar diri siswa, sedangkan yang termasuk
dalam faktor intern atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri
misalnya faktor kelelahan (kelelahan jasmani maupun kelelahan rohani), faktor
jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), dan juga faktor psikologis (intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, keterampilan, dan kesiapan
belajar).

Sependapat dengan Salmeto, Muhibin Syah (2006:114) menyatakan


bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:

1. Faktor internal yaitu keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa,

2. Faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa, dan

3. Faktor pendekatan belajar (approach to lerarning) yaitu jenis upaya belajar


siswa yang meliputi srtategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Dari uraian di atas dapat kita pahami bahwa prestasi belajar dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
1. Faktor internal yaitu faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang
belajar, faktor internal terdiri dari:

a. Faktor jasmaniah yang meliputi cacat tubuh dan juga kesehatan.


Kesehatan dan juga cacat tubuh ini dapat mempengaruhi rendahnya
prestasi belajar karena apabila siswa dalam keadaan atau kondisi yang
kurang sehat maka ia pun menjadi kurang bersemangat dalam menerima
materi pelajaran. Begitu pula dengan siswa yang mengalami cacat
tubuh, ia pasti juga mengalami keterbatasan karena fisiknya yang
kurang sempurna, hal ini juga dapat mempengaruhi prestasi belajarnya.

b. Faktor psikologis yang meliputi tingkat intelegensi, perhatian, minat,


bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Tingkat intelegensi siswa
merupakan faktor bawaan dari lahir, apabila siswa lahir dengan tingkat
intelegensi di bawah rata-rata siswa normal maka ia juga pasti akan
kesulitan dalam menerima materi pelajaran dibandingkan dengan siswa
yang intelegensinya normal, hal ini dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya prestasi belajarnya.minat, bakat, motif, kematangan serta
kesiapan belajar dari siswa juga dapat mempengaruhi prestasi siswa,
siswa dengan bakat, motif, kematanagn serta kesiapan belajar yang
rendah juga pasti memiliki prestasi belajar yang rendah pula.

c. Faktor kelelahan yang terdiri dari kelelahan jasmani dan kelelahan


rohani. Siswa dengan aktifitas fisik yang tinggi akan cenderung
berpotensi untuk mengalami kelelahan fisik atau jasmani, misalnya
siswa dengan banyak les tambahan, atau siswa yang menekuni
ekstrakurikuler fisik seperti olahraga. Les tambahan yang terlalu banyak
juga dapat mengakibatkan siswa mengalami kelelahan rohani karena ia
menjadi kekurangan waktu untuk menyalurkan hobi yang dapat
membuat pikirannya beristirahat dari rutinitas berfikir.
2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, faktor
tersebut terdiri dari:

a. Faktor lingkungan keluarga yaitu cara orang tua dalam mendidik, relasi
atau hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan. Gaya
mendidik orangtua juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Siswa yang dididik dalam lingkungan keluarga yang saling menghargai
akan berbeda bila dibandingkan dengan siswa yang dididik dalam
keluarga yang penuh kedisiplinan. Relasi atau hubungan antar anggota
keluarga juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa yang
tinggal dalam kondisi single parent karena perceraian biasanya tingkat
prstasinya rendah karena ia kurang memdapat perhatian dari kedua
orang tuanya. Suasana rumah yang ramai juga dapat mempengaruhi
belajar karena siswa menjadi terganggu konsentrasi belajarnya apabila ia
belajar dalam keadaan suasana rumah yang kurang kondusif. Keadaan
ekonomi keluarga juga sedikit banyak berpengaruh pada prestasi belajar
siswa. Siswa yang keadaan ekonomi orangtuanya kurang maka akan
bercabang pikirannya untuk membantu orang tuanya mencari tambahan
uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga, hal ini juga dapat
menurunkan prestasi belajarnya apabila ia hanya focus untuk membantu
orangtuanya sehingga tidak atau kurang memperhatikan juga kegiatan
belajarnya.

b. Faktor lingkungan sekolah yaitu metode mengajar guru, kurikulum,


relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar dan tugas rumah. Dewasa ini banyak guru yang
mengabaikan persiapan sebelum melalukan kegiatan belajar mengajar,
padahal persiapan atau perencanaan ini penting karena dengan
perencanaan yang matang maka proses belajar mengajar pun juga pasti
akan berlangsung dengan baik pula. Prestasi belajar siswa juga dapat
dipengaruhi oleh guru itu sendiri, guru yang kurang persiapan maka
kegiatan pembelajarannya pun juga pasti akan tidak maksimal. Dengan
perencanaan guru dapat menentukan metode, serta media pembelajaran
yang tepat bagi materi yang akan disajikan kepada siswa. Selain guru,
sarana prasarana sekolah juga dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa. Sekolah dengan keadaan gedung yang kurang layak akan
membuat siswanya kurang bersemangat dalam belajar.

c. Faktor lingkungan masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat,


mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Ada
pepatah yang mengatakan bahwa individu itu dapat dinilai dengan
melihat dengan siapa ia bergaul. Siswa yang bergaul dengan teman yang
kehidupannya kurang teratur maka ia pun juga akan terpengaruh dengan
gaya hidup temannya tersebut, berbeda dengan siswa yang bergaul
dengan orang-orang yang gemar membaca buku, maka ia pun lambat-
laun juga akan menjadi orang yang gemar membaca karena kebiasaan
dari teman-temanbergaulnya tersebut. Jadi, lingkungan masyarakat
seperti teman bergaul juga dapat mempengaruhi prestasi belajar seorang
siswa.

3. Faktor pendekatan belajar atau yang dikenal dengan istilah approach to


learning adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode
yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran tentang
materi-materi pelajaran. Ada tiga macam gaya belajar pada siswa yaitu gaya
belajar auditori, kinestetik, maupun visual. Siswa yang gaya belajarnya
auditori akan lebih mudah menyerap materi pelajaran apabila ia membaca
teks dengan reas dan mendengarkan kaset. Siswa dengan gaya belajar
kinestetik akan lebih mudah memahami materi pelajaran apabila ia belajar
dengan cara bergerak atau sambil melakukan aktifitas. Siswa yang gaya
belajarnya visual akan lebih mudah menerima materi pelajaran dengan cara
melihat tampilan-tampilan seperti gambar, atau video. Siswa haruslah
memahami gaya belajarnya masing-masing agar ia dapat dengan mudah
memahami materi pelajaran yang diberikan.

Rendahnya prestasi belajar siswa tersebut harus segera diatasi agar


kualitas pendidikan di Indonesia dapat menimgkat. Ada beberapa upaya yang
dapat dilakukan untuk dapat meningkatnkan prestasi belajar siswa, upaya
tersebut antara lain:

1. Membangkitkan kesiapan siswa dalam menerima materi pelajaran.


Kesiapan menurut Slameto (2010: 113) adalah keseluruhan semua kondisi
individu yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban
tertentu terhadap situasi tertentu. Kesiapan siswa dalam belajar dapat
menentukan kualitas proses dan juga prestasi belajarnya. Agoes Soejanto
(1991: 5) menyatakan bahwa kesiapan diri siswa sangat penting untuk
meraih keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Membangkitkan motivasi dalam diri siswa untuk belajar. Salah satu teori
yang terkenal kegunaannya untuk menerangkan motivasi siswa adalah yang
dikembangkan oleh Maslow (1943). Maslow percaya bahwa tingkah laku
manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Kebutuhan-kebutuhan ini (yang memotivasi tingkah laku seseorang) dibagi
oleh Maslow ke dalam 7 kategori yaitu: 1) Fisiologis, 2) Rasa aman, 3)
Rasa cinta, 4) Penghargaan, 5) Aktualisasi diri, 6) Mengetahui dan
mengerti, dan 7) kebutuhan estetik Pada dasarnya motivasi berfungsi
sebagai pendorong usaha dalam pencapai prestasi.
Sardiman (2000), mengemukakan bahwa fungsi motivasi: a. Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak
dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b. Menentukan arah perbuatan,
yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, motivasi
dapat member arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-
perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan
dengan menyisihkan perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. Pebelajar yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat
lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.

Sumber motivasi adalah segala sesuatu yang mendasari lahirnya motivasi,


misal bakat, minat, kemampuan (Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, 2005).
Motivasi dapat bersumber dari dalam diri seseorang yang dikenal sebagai
motivasi intrinsik dan motivasi dapat bersumber dari luar diri seseorang
yang dikenal dengan motivasi ekstrinsik.

Motivasi adalah suatu keadaan dalam diri individu yang menyebabkan


seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan (Hamalik,
2001). Berbeda dengan Hamalik, Sardiman (2000) menyatakan bahwa
motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu sehingga seseorang tersebut mau dan ingin melakukan sesuatu.
Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (1994) menyatakan, motivasi
adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku
manusia termasuk perilaku belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah dorongan yang mengaktifkan, menggerakkan,
menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku seseorang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila siswa mempunyai motivasi
belajar yang tinggi maka siswa tersebut akan belajar dengan lebih giat, ulet,
tekun, serta memiliki konsentrasi tinggi dalam proses kegiatan belajar
mengajarnya. Dorongan atau sering disebut dengan istilah motivasi ini
merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya
pembelajaran di sekolah.

3. Menerapkan gaya atau cara belajar yang baik. The Liang Gie (1984:48)
yang mengemukakan bahwa cara belajar adalah rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan dalam usaha belajarnya. Hamalik (2001) secara lebih jelas
mengemukakan bahwa cara belajar adalah kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan
dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan/ujian dan sebagainya.
Gaya belajar siswa yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar,
sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau
gagalnya belajar (The Liang Gie: 1984). Oleh sebab itu siswa harus
memahami gaya belajarnya masing-masing agar dapat lebih mudah
memahami materi pelajaran dengan cara menerapkan gaya belajar yang
sesuai untuk dirinya sendiri

4. Menerapkan proses pembelajaran yang efektif. Proses pembelajaran yang


dilakukan guru haruslah melalui proses yang tepat mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, sampai pada tindak lanjut. Guru harus membuat
persiapan atau perencanaan yang matang agar proses kegiatan mengajar
berjalan dengan sempurna.

5. Memaksimalkan peran orangtua dalam belajar anak-anaknya. Orangtua


hendaknya selalu mendampingi anak-anak saat belajar dan juga memantau
perkembangan belajar anak-anaknya agar orangtua tahu dengan jelas
potensi dan juga kemampuan yang dimiliki oleh anak-anak meraka.
6. Menumbuhkan lingkungan masyarakat yang ramah anak. Masyarakat
hendaknya ikut mendukung aktivitas belajar anak misalnya dengan
berperan serta dalam gerakan 79, yaitu gerakan mematikan peralatan
elektronik seperti TV dan HP pada jam 19.00 sampai dengan pukul 20.00
demi untuk memberikan kesempatan bagi siswa-siswa sebagai tempat
belajar siswa agar dapat belajar dengan tenang.

3. Penutup
a. Kesimpulan
Prestasi siswa di Indonesia ini masih tergolong rendah. Hal ini
disebabkan karena beberapa faktor, yaitu karena faktor interen dan faktor
eksteren. Yang termasuk faktor interen diantaranya faktor kelelahan (kelelahan
jasmani maupun kelelahan rohani), faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh),
dan juga faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, keterampilan, dan kesiapan belajar). Sedangkan yang termasuk
faktor eksteren yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Rendahnya prestasi siswa ini perlu mendapat perhatian khusus dari
pemerintah, pendidik, maupun juga orangtua. Prestasi siswa dapat
ditingkatkan dengan melakukan berbagai upaya seperti membangkitkan
kesiapan siswa dalam menerima materi pelajaran, membangkitkan motivasi
dalam diri siswa untuk belajar, menerapkan gaya atau cara belajar yang sesuai
dengan gaya belajar masing-masing siswa, menerapkan proses pembelajaran
yang efektif, memaksimalkan peran orangtua dalam belajar anak-anaknya,
serta, menumbuhkan lingkungan masyarakat yang ramah anak.

b. Saran
Keberhasilan siswa dalam meraih prestasi bukan hanya tanggung jawab
dari guru, melainkan merupakan tanggung jawab bersama antara guru dan
juga orangtua. Jika kerjasama antara guru dengan orangtua kurang, maka
pendidikan tidak akan berjalan dengan baik bahkan pendidikan yang
direncanakan juga tidak akan berhasil dengan baik pula, hal ini dapat
mengakibatkan preatasi belajar siswa juga akan sulit diraih. Kerjasama antara
orangtua dengan guru dapat menumbuhkan semangat siswa untuk
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik sebagai pelajar, oleh sebab itu
orangtua dan guru harus menjalin kerjasama yang baik demi terwujudnya
prestasi siswa yang membanggakan.
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Hamdu, Ghullam dan Lisa Agustina. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap
Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar.
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/35968572/8-
Ghullam_Hamdu1.pdf?
AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1522835170&
Signature=4%2BJ89FIUTv468bOYO9xyTOmlcXs%3D&response-content-
disposition=inline%3B%20filename
%3DPENGARUH_MOTIVASI_BELAJAR_SISWA_TERHADAP.pdf
diakses pada hari Rabu, 4 April 2018 pukul 04.05

Mulyani, Desi. 2013. Hubungan Kesiapan Belajar Siswa dengan Prestasi Bleajar.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor/article/viewFile/729/600 diakses
pada hari Senin, 2 Maret 2018 pukul 19.00

Nasution, S. (1987). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:


Bina Aksara

Poerwanto, Ngalim. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya.

Prasetyo, Susilo Adi. 2013. .Rendah ya prestasi Belajar Siswa.


http://pandek29.blogspot.co.id/2013/02/rendahnya-prestasi-belajar-siswa.html
diakses pada hari Senin, 2 April 2018 pukul 20.30

Sadirman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sardiman A.M, 2008. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT


RajaGrafindo Persada

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.

Soejanto, Agoes. 1991. Bimbingan Kearah Belajar yang Sukses. Jakarta: Rineka
Cipta.

Syah Muhibbin,. 2006. Psikologi Belajar , Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.

The Liang Gie. 1987. Cara Belajar Yang Efisisen. Yogyakarya: Liberty.
Winkel WS. (1997). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai