Anda di halaman 1dari 56

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Aljabar Linear dan


Elementer
Pipit Riski Setyorini

4611413041

2013

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Ilmu Komputer / Teknik


Informatika
MATRIKS
 Matriks adalah susunan bilangan berbentuk persegi panjang yang disusun dalam
baris dan kolom.

1 −1 0
Contoh : [1 0 1]
3 4 2

 Bentuk umum matriks

𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑛


𝑎 𝑎22 𝑎23 … 𝑎2𝑛
𝐴𝑚 𝑥 𝑛 = [ 𝑎21 𝑎32 𝑎33 … 𝑎3𝑛 ]
31
𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 𝑎𝑚3 … 𝑎𝑚𝑛

Keterangan:
[𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑛 ] = elemen baris pertama
𝑎12
𝑎
[ 𝑎22 ]
32
= elemen kolom kedua
𝑎𝑚2

𝑎𝑖𝑗 = elemen baris ke-i kolom ke-j


 Matriks yang terdiri dari m baris dan n kolom disebut matriks berordo m x n
 Matriks yang memiliki ordo yang sama yaitu m x n disebut matriks persegi.
Contoh :
1 0 1
𝐴 = [2 1 −1]
3 0 2

Ket : [1 1 2] disebut elemen diagonal utama


KESAMAAN DUA MATRIKS
 Dua matriks disebut sama jika ordonya sama dan elemen-elemen yang seletak
sama.

Contoh :

1 2
𝐴= [ ] A=B
2 3

1 2
B=[ ]
2 3

 Dua matriks A dan B dapat dijumlahkan jika ordonya sama


 Penjumlahan dua matriks :
Jika A dan B adalah sebarang dua matriks yang ukurannya sama, maka jumlah
A + B adalah matriks C yang ordonya sama dengan ordo matriks A
maupun B sedangkan elemen-elemen yang seletak dijumlahkan.,

Contoh :
Diketahui :
1 2 −1 2 1 −1 2
𝐴= [ ] 𝐵= [ ] 𝐶= [ ]
3 1 −2 1 3 4 5

1 2 −1 2 0 4
𝐴+𝐵 = [ ]+ [ ]= [ ]
3 1 −2 1 1 2

1 2 1 −1 2
𝐴+𝐶 = [ ]+ [ ]
3 1 3 4 5
= 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑑𝑖𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑜𝑟𝑑𝑜𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎

PERKALIAN MATRIKS dengan SKALAR


 Perkalian matriks dengan skalar : jika A adalah suatu matriks dan C adalah
suatu skalar maka hasil kali cA adalah matriks yang diperoleh dengan
mengalikan setiap elemen dari A dengan c.
 Contoh :
−1 1 1
c=2 A = [ 2 −2 2 ]
3 3 −3

−1 1 1 −2 2 2
cA = 2 [ 2 −2 2 ] = [ 4 −4 4 ]
3 3 −3 6 6 −6
PERKALIAN DUA MATRIKS
 Perkalian dua matriks : jika A adalah matriks berukuran mxn dan B adalah
matriks berukuran nxp, didefinisikan sebagai matriks C yang berordo mxp
dengan :
𝑛

𝐶𝑖𝑗 = ∑ 𝑎𝑖𝑘 𝑏𝑘𝑗


𝑘=1
 Contoh:
1 0 −1 2 3
Diketahui : 𝐴= [ ] 𝐵=[ ]
0 2 0 1 2

1 0 −1 2 3 −1 2 3
𝐴𝐵 = [ ][ ] = [ ]
0 2 0 1 2 0 2 4

TRANSPOSE MATRIKS
 Transpose matriks : jika A adalah matriks berordo mxn maka transpos A
dinyatakan oleh At didefinisikan dengan matriks nxm yang kolom pertamanya
adalah baris pertama dari A, kolom keduanya adalah baris kedua dari A dan
seterusnya.
 Contoh:
2 6
2 7 8
𝐴 = [7 9]  𝐴𝑡 = [ ]
6 9 10
8 10

SIFAT-SIFAT MATRIKS
 Misalkan ordo matriks berikut memenuhi syarat agar operasi-operasi berikut
terdefinisi maka berlaku:
1. A + B = B + A (Hukum Komutatif Penjumlahan)
2. A + (B + C) = (A + B) + C (Hukum Asosiatif Penjumlahan)
3. k(A + B) = kA + kB ; dengan k skalar , k ∈ R
4. (k + l)A = kA + lB ; dengan k dan l skalar, k, l ∈ 𝑅
5. (kl)A = k(lA) ; dengan k dan l skalar, k, l ∈ 𝑅
6. k(AB) = (kA)B ; dengan k skalar , k ∈ 𝑅
7. A(BC) = (AB)C (Hukum Asosiatif Perkalian)
8. A(B + C) = (AB + AC) (Hukum Distributif)
9. (A + B)C = AC + BC (Hukum Distributif)
SIFAT-SIFAT MATRIKS TRANSPOSE
1. (At)t = A
2. (A + B)t = At + Bt
3. (kA)t = kAt
4. (AB)t = BtAt

MACAM-MACAM MATRIKS
 Matriks Nol
 Yaitu matriks yang semua elemennya nol.
Contoh :
0 0 0
0 0
𝐴=[ ] 𝐵 = [0 0 0 ]
0 0
0 0 0

 Matriks Identitas / Matriks Satuan


 Yaitu matriks persegi yang semua elemen diagonal utamanya bernilai 1(satu)
sedangkan elemen lainnya nol.
Matriks identitas dinyatakan dengan [I].
Contoh:
1 0 0
1 0
I2 = [ ] 𝐼3 = [0 1 0]
0 1
0 0 1

 Matriks Diagonal
 Yaitu matriks persegi yang semua elemen diluar diagonal utama bernilai nol
sedangkan elemen-elemen diagonal utamanya tidak semua nol.
Contoh:
2 0 0
1 0
𝐴= [ ] 𝐵 = [0 −1 0 ]
0 5
0 0 −5

 Matriks Segitiga Atas


 Yaitu matriks persegi yang semua elemen dibawah diagonal utama bernilai
nol.
Contoh:
1 −1 2
𝐴 = [0 2 3]
0 0 5
 Matriks Segitiga Bawah
 Yaitu matriks persegi yang semua elemen diatas diagonal utama bernilai nol.
Contoh:
1 0 0
𝐵 = [4 2 0 ]
7 8 −3

 Matriks Simetri
 Yaitu matriks persegi yang berlaku A = At
Contoh:
1 2 1 2
𝐴=[ ]  𝐴𝑡 = [ ]
2 1 2 1

1 2 5 1 2 5
𝑡
𝐵 = [2 6 7]  𝐵 = [2 6 7]
5 7 8 5 7 8

 Matriks Eselon
 Yaitu matriks yang memenuhi sifat-sifat berikut:
a. Jika ada baris nol maka letaknya dibawah.
b. Jika suatu baris tak nol maka elemen tak nol pertama adalah satu
(satu ini disebut dengan satu utama/satu pemuka/leading entry).
c. Satu utama pada baris yang lebih awal terletak pada kolom yang
lebih awal pula.
Contoh:
1 1 0 4
1 2 3
𝐴 = [0 1 3 0] 𝐵 = [0 1 −1]
0 0 1 1
0 0 −2
0 0 0 0

 Matriks Eselon Tereduksi


 Yaitu matriks eselon yang pada setiap kolom yang memuat satu utama maka
elemen yang lainnya nol.

Contoh:
1 0 0 4 1 0 0
𝐴 = [0 1 0 0] 𝐵 = [0 1 0]
0 0 1 1
0 0 1
0 0 0 0
OPERASI BARIS ELEMENTER(OBE)
Misalkan pada suatu matriks dilakukan operasi-operasi sebagai berikut:
a. Saling menukar dua baris
(misalnya menukar baris ke-i dengan baris ke-j)  Rij
b. Mengalikan suatu baris dengan bilangan riil tak nol.
(misalnya mengalikan baris ke-i dengan k, k ≠ 0) Ri(k)
c. Menambah suatu baris dengan kelipatan baris lainnya
(misalnya baris ke-i ditambah k kali baris ke-j)  Rij(k)

Contoh:

1 2 0 𝑅13 0 1 3 0 1 3 0 1 3
̃ 𝑅2(−1) 𝑅
[−1 2 −2] [−1 2 2] [1 −2 2] 32(−1) [1 −2 2 ]
0 1 3 1 2 0 ̃ 1 2 0 ̃ 0 4 −2

 Jika matriks B diperoleh dari matriks A dengan satu kali atau beberapa kali
OBE, maka dikatakan A equivalen baris B ditulis 𝐴~𝐵.
 Jika matriks B diperoleh dari matriks A melalui satu OBE maka dari B dapat
diperoleh kembali matriks A melalui OBE yang sejenis.
 Misalkan:
𝑅 𝑅
o Jika 𝐴 𝑖𝑗 𝐵 maka 𝐵 𝑗𝑖 𝐴
̃ ̃
𝑅𝑖(𝑘) 𝑅 1
o Jika 𝐴 𝐵 maka 𝐵 𝑖(𝑘) 𝐴
̃ ̃
𝑅𝑖𝑗(𝑘) 𝑅𝑖𝑗(−𝑘)
o Jika 𝐴 𝐵 maka 𝐵 𝐴
̃ ̃
 Jika A,B,C = 3 matriks berordo sama maka:
o Jika 𝐴 ̃𝐵 maka 𝐵 ̃𝐴 (sifat simetri)
o Jika 𝐴 ̃𝐵 dan 𝐵 ̃𝐶 maka 𝐴 ̃𝐶 (sifat transitif)

 SOAL !!!
1. Ubahlah matriks berikut menjadi matriks eselon!
3 −1 2
𝐴 = [8 7 6 ]
2 1 2

Penyelesaian:
𝑅
3 −1 2 𝑅13(−1) 1 −2 0 21(−8) 1 −2 0 1 −2 0 𝑅
[8 7 6] ̃ [8 7 6] ̃ [0 𝑅 1
23 6] 23(−5) [ 0 −2 −4] 21(−2)
𝑅
2 1 2 2 1 2 31(−2) 0 5 2 ̃ 0 5 2 ̃
̃
1 −2 0 1 −2 0 1 −2 0
[0 −2 −4] 𝑅32(−5) [0 1 𝑅
2 ] 3(−1) [0 1 2]
̃ 0 0 −8 8
0 5 2 0 0 1
̃

2. Ubahlah matriks berikut menjadi matriks eselon!


1 2 1
𝐵 = [3 2 1]
2 4 2

Penyelesaian :
𝑅21(−3) 1 2 1 𝑅 1 0 0
1 2 1 1 2 1 𝑅 1 12(−2) 1
̃ 1
[3 2 1] [0 −4 −2] 21(−4) [0 1 ] ̃ [0 1 ]
𝑅 2 2
2 4 2 31(−2) 0 0 0 ̃
̃ 0 0 0 0 0 0

3. Ubahlah matriks berikut menjadi matriks eselon tereduksi!


4 5 6
𝐴=[ 7 8 9]
−1 −2 −1
Penyelesaian:
𝑅21(−7)
4 5 6 𝑅13(−1) 1 −1 3 1 −1 3 𝑅2(13) 1 −1 3
[7 ̃ [0 15 12] ̃ [0 5 4] 𝑅21(4)
8 9] ̃ [7 8 9] 𝑅
31(1)
−1 −2 −1 −1 −2 −1 0 −3 2 0 −3 2 ̃
̃
𝑅12(1)
1 −1 3 1 −1 3 𝑅 1 −1 3 1 0 19 𝑅13(−19)
[0 1 16] 𝑅32(3) [0 1 16] 3(50) [0 1 16] ̃ [0 1 0 ] ̃
1
𝑅
0 −3 2 ̃ 0 0 50 ̃ 0 0 1 23(−16) 0 0 1
̃
1 0 0
[0 1 0]
0 0 1

4. Ubahlah matriks berikut menjadi matriks eselon tereduksi!


3 −1 5
𝐴 = [7 6 3 ]
1 2 3

Penyelesaian :
3 −1 5 𝑅13(−2) 1 −5 −1 𝑅21(−2) 1 −5 −1
[7 6 3 ] ̃ [7 6 3 ] 𝑅̃
31(−1) [0 41 10 ] 𝑅23(−5)
1 2 3 1 2 3 ̃ 0 7 4 ̃
𝑅12(5)
1 −5 −1 1 −5 −1 1 −5 −1
̃
[0 6 −10] 𝑅23(−1) [0 −1 −14] 𝑅2(−1) [0 1 14 ]
̃ 0 ̃ 0 7 𝑅32(−7)
0 7 4 7 4 4
̃
1 0 69 1 0 69 𝑅13(−69) 1 0 0
[0 1 14 ] 𝑅( 1 ) [0 ̃ [0
1 14] 𝑅23(−14) 1 0]
102
0 0 102 0 0 1 ̃ 0 0 1
̃

MATRIKS ELEMENTER
 Matriks elementer yaitu matriks identitas yang dikenai satu kali OBE.
 Contoh:
1 0 0 1 0 0
I3 = [0 1 0] E23 = [0 0 1]
0 0 1 0 1 0
 Jika E suatu matriks elementer berordo mxn dan A suatu matriks berordo mxn
maka EA hasilnya akan sama dengan matriks yang diperoleh dari A dengan
melakukan OBE yang sesuai.
 Contoh:
3 −1 3 −1 𝑅23 3 −1
A = [0 2 ] [0 2 ] ̃ [3 1 ]
3 1 3 1 0 2
1 0 0
E23 = [0 0 1]
0 1 0
1 0 0 3 −1 3 −1
EA = [0 0 1] [0 2 ] = [3 1]
0 1 0 3 1 0 2

INVERS MATRIKS dengan OBE


 Matriks persegi A disebut invers B jika AB=BA=I. A disebut invers B dan B
disebut invers A. Invers A ditulis A-1.
 Invers matriks elementer merupakan matriks elementer juga.
 (Iij)-1 = Iij
 (Ii(k))-1 = Ii(1)
k

 (Iij(k)) = Iij(-k)
-1

 Contoh:
1 0 0 1 0 0
#. E23 = [0 0 1] I = [0 1 0]
0 1 0 0 0 1
1 0 0 1 0 0 1 0 0
𝐸23 . 𝐸23 = [0 0 1] [0 0 1] = [0 1 0]
0 1 0 0 1 0 0 0 1
1 0 0 1 0 0
#. I21(-2) = [−2 1 0] I21(2) = [2 1 0]
0 0 1 0 0 1
1 0 0 1 0 0 1 0 0
I21(-2).I21(2) = [−2 1 0] [2 1 0] = [0 1 0]
0 0 1 0 0 1 0 0 1
 Perhatikan!!!
2 3
𝐴=[ ] dengan menggunakan beberapa OBE akan kitaubaha
3 4
matriks tersebut menjadi matriks eselon tereduksi.

2 3 𝑅12 3 4 𝑅12(−1) 1 1 𝑅21(−2) 1 1 𝑅12(−1) 1 0


𝐴=[ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
3 4 ̃ 2 3 ̃ 2 3 ̃ 0 1 ̃ 0 1

E21(-1).E21(-2).E12(-1).E12.A = 1
(E12(-1).E21(-2).E12(-1).E12)-1(E12(-1).E21(-2).E12(-1).E12)A = (E12(-1).E21(-2).E12(-1).E12)-1I
IA = (E12(-1).E21(-2).E12(-1).E12)-1
A-1 = E12(-1).E21(-2).E12(-1).E12.I
 Contoh:
2 3
𝐴=[ ] A-1= …..?
3 4

Penyelesaian:

2 3 1 0 𝑅12 3 4 0 1 𝑅12(−1) 1 1 −1 1 𝑅21(−2) 1 1 −1 1 𝑅12(−1)


[ | ] [ | ] [ | ] [ | ]
3 4 0 1 ̃ 2 3 1 0 ̃ 2 3 1 0 ̃ 0 1 3 −2 ̃
1 0 −4 3
[ | ]
0 1 3 −2
−4 3
𝐴−1 = [ ]
3 −2
Cara lain mencari invers matriks berordo 2x2:

1 𝑑 −𝑏
𝐴−1 = [ ] 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0
𝑎𝑑−𝑏𝑐 −𝑐 𝑎
SOAL !!!
1. Yang manakah matriks yang mempunyai bentuk matriks eselon tereduksi?
1 0 0
a) [0 0 0]
0 0 1
0 1 0
b) [1 0 0]
0 0 0
1 1 0
c) [0 1 0]
0 0 0
1 2 0 3 0
0 0 1 1 0
d) [ ]
0 0 0 0 1
0 0 0 0 0
1 0 0 5
e) [0 0 1 3]
0 1 0 4
1 0 3 1
f) [ ]
0 1 2 4

Penyelesaian :
a) Bukan matriks eselon tereduksi karena baris nol tidak terletak paling
bawah
b) Bukan matriks eselon tereduksi karena ada satu utama pada baris yang
lebih awal yang tidak pada kolom yang lebih awal pula
c) Bukan matriks eselon tereduksi karena pada baris 1 terdapat 2 satu
utama
d) Merupakan matriks eselon tereduksi
e) Bukan matriks eselon tereduksi karena pada baris ke-2 terdapat satu
utama tetapi tidak terletak di kolom kedua baris kedua
f) Merupakan matriks eselon tereduksi

2. Yang manakah matriks berikut yang merupakan matriks eselon baris ?


1 2 3
a) [0 0 0]
0 0 1
1 −7 5 5
b) [ ]
0 1 3 2
1 1 0
c) [0 1 0]
0 0 0
1 3 0 2 0
1 0 2 2 0
d) [ ]
0 0 0 0 1
0 0 0 0 0
2 3 4
e) [0 1 2]
0 0 3
0 0 0
f) [0 0 0]
0 0 0

Penyelesaian :
a) Bukan matriks eselon baris karena baris nol tidak terletak paling bawah
b) Merupakan matriks eselon baris
c) Merupakan matriks eselon baris
d) Bukan matriks eselon baris karena di baris kedua terdapat satu utama,
tetapi terletak di kolom pertama baris kedua
e) Bukan matriks eselon baris karena pada baris pertama kolom pertama
tidak ada satu utama
f) Merupakan matriks eselon baris

3. Ubahlah menjadi matriks eselon tereduksi !


2 1 3
a) 𝐴 = [0 −2 7]
3 4 5
2 2 −1 0 1 0
b) [ −1 −1 2 −3 1 0]
1 1 −2 0 −1 0
0 0 1 1 1 0

Penyelesaian :
2 1 3 𝑅13 3 4 5 𝑅13(−1) 1 3 2
a) [0 −2 7] ̃ [0 −2 7] ̃ [0 −2 7] 𝑅31(−2)
3 4 5 2 1 3 2 1 3 ̃
1 3 2 1 3 2 1 3 2 𝑅
[0 −2 7] 𝑅23(−1) [0 −3 8 ] 𝑅23(−1) [0 2
1
8 ] 2(2)
0 −5 −1 ̃ 0 −5 −1 ̃ 0 −5 −1 ̃
1 3 2 𝑅12(−3) 1 0 −10 1 0 −10 𝑅13(10) 1 0 0
[0 1 4 ] 𝑅̃
32(5) [0 1 4 ] 𝑅3( 1 ) [0 1 4 ] 𝑅̃
23(−4) [0 1 0]
19
0 −5 −1 ̃ 0 0 19 0 0 1 ̃ 0 0 1
̃
2 2 −1 0 1 0 1 1 −2 0 −1 0 𝑅21(1)
b) [−1 −1 2 −3 1 0] 𝑅 [−1 −1 2 −3 1 0] 𝑅̃
31(−2)
1 1 −2 0 −1 0 31 2 2 −1 0 1 0
̃
0 0 1 1 1 0 ̃ 0 0 1 1 1 0

𝑅 1
1 1 −2 0 −1 0 2(−3) 1 1 −2 0 −1 0
[0 0 0 −3 0 0] 𝑅
̃1 [0
3( ) 0
0 0 1 0 0] 𝑅23
0 0 3 0 3 0 3 0 1 0 1 0 ̃
0 0 1 1 1 0 ̃ 0 0 1 1 1 0
1 1 −2 0 −1 0 𝑅12(2) 1 1 0 0 1 0
[0 0 1 0 1 0 ] ̃ [0 0 1 0 1 0]
0 0 0 1 0 0 𝑅42(−1) 0 0 0 1 0 0 𝑅43(−1)
0 0 1 1 1 0 ̃ 0 0 0 1 0 0 ̃
1 1 0 0 1 0
[0 0 1 0 1 0]
0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0

4. Pecahkan persamaan matriks berikut!


𝑎−𝑏 𝑏+𝑐 8 1
[ ]=[ ]
3𝑑 + 𝑐 2𝑎 − 4𝑑 7 6
Penyelesaian :
𝑎−𝑏 =8 ⟺𝑏 =𝑎−8
𝑏+𝑐 = 1 ⟺ 𝑏 = 1−𝑐

𝑎−8=1−𝑐
𝑐 =9−𝑎

3𝑑 + 𝑐 = 7
3𝑑 + 9 − 𝑎 = 7
−𝑎 + 3𝑑 = −2

2𝑎 − 4𝑑 = 6 |𝑎 − 2𝑑 = 3
−𝑎+3𝑑 =−2
−𝑎 + 3𝑑 = −2 | +
𝑑=1
3𝑑 + 𝑐 = 7
𝑐=4
𝑏+𝑐 =1
𝑏 = −3
𝑎−𝑏 =8
𝑎=5
3 −2 7 6 −2 4
5. Misalkan 𝐴 = [6 5 4] dan 𝐵 = [0 1 3]
0 4 9 7 7 5
Carilah :
a) Baris pertama AB
b) Kolom kedua AB
c) Baris ketiga AA

Penyelesaian :
3 −2 7 6 −2 4
a) Baris pertama AB = [ ] [0 1 3]
7 7 5
67 41 41
=[ ]

3 −2 7 −2
b) Kolom kedua AB = [6 5 4] [ 1 ]
0 4 9 7
41
=[ 21 ]
67
3 −2 7
c) Baris ketiga AA = [ ] [6 5 4 ]
0 4 9 0 4 9

=[ ]
24 56 97
6. Yang manakah diantara matriks berikut yang merupakan matriks elementer?
2 0
a) [ ]
0 1
1 0
b) [ ]
3 1
2 0
c) [ ]
0 2
0 1 0
d) [1 0 0]
0 0 1
0 1 0
e) [0 0 1]
0 0 1
1 0 3
f) [0 1 −3]
0 0 1
1 0 0 0
0 1 0 0
g) [ ]
0 1 1 0
0 0 0 1
Penyelesaian :

2 0 𝑅1(12) 1 0
a) [ ] [ ] ⟹ merupakan matriks elementer karena hanya
0 1 ̃ 0 1
dikenai satu kali OBE
1 0 𝑅21(−3) 1 0
b) [ ] [ ] ⟹ merupakan matriks elementer karena hanya
3 1 ̃ 0 1
dikenai satu kali OBE
𝑅1(1)
2
2 0 ̃ 1 0
c) [ ] [ ] ⟹ bukan merupakan matriks elementer karena
0 2 𝑅2(1) 0 1
2
̃
dikenai lebih dari satu kali OBE
0 1 0 𝑅12 1 0 0
d) [1 0 0] ̃ [0 1 0] ⟹ merupakan matriks elementer karena
0 0 1 0 0 1
hanya dikenai satu kali OBE
0 1 0
e) [0 0 1] ⟹ bukan merupakan matriks elementer karena tidak
0 0 1
membentuk matriks identitas
𝑅13(−3)
1 0 3 1 0 0
̃
f) [0 1 −3] [0 1 0] ⟹ bukan merupakan matriks
𝑅23(−3)
0 0 1 0 0 1
̃
elementer karena dikenai lebih dari satu kali OBE
1 0 0 0 1 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0
g) [ ] 𝑅32(−1) [ ] ⟹ merupakan matriks elementer
0 1 1 0 0 0 1 0
0 0 0 1 ̃ 0 0 0 1
karena hanya dikenai satu kali OBE

7. Carilah invers matriks berikut dengan OBE !


1 2
a) [ ]
3 5
3 4 −1
b) [1 0 3 ]
2 5 −4
Penyelesaian :

𝑅12(−2)
1 2 1 0 𝑅21(−3) 1 2 1 0 𝑅2(−1) 1 2 1 0
a) [ | ] [ | ] [ | ]
3 5 0 1 ̃ 0 −1 −3 1 ̃ 0 1 3 −1 ̃
1 0 −5 2
[ | ]
0 1 3 −1
−5 2
𝐴−1 = [ ]
3 −1
3 4 −1 1 0 0 1 −1 3 1 0 −1 𝑅21(−1)
b) [1 0 3 |0 1 0] 𝑅21(−3) [1 0 3 |0 1 0 ] 𝑅̃
31(−2)
2 5 −4 0 0 1 ̃ 2 5 −4 0 0 1 ̃

1 −1 3 1 0 −1 𝑅12(1) 1 0 3 0 1 0
[0 1 0 |−1 1 1 ] 𝑅̃
32(−7) [0 1 0 |−1 1 1 ] 𝑅3(− 1 )
10
0 7 −10 −2 0 3 ̃ 0 0 −10 5 −7 −4 ̃
3 11 6
0 1 0 − −
1 0 3 𝑅 1 0 0 2 10 5
−1 1 1 13(−3)
[0 1 0| 1 7 ]
2 ̃ 0 1 0 || −1 1 1
0 0 1 − 0 0 1 1 7 2
2 10 5 [ −
2 10 5 ]

8. Hitunglah determinan dari matriks berikut :


𝑘−1 2
a) [ ]
4 𝑘−3
1 −2 7
b) [3 5 1]
4 3 8
𝑘 −3 9
c) [2 4 𝑘 + 1]
1 𝑘2 3

Penyelesaian :
a) 𝐷𝑒𝑡 = (𝑘 − 1)(𝑘 − 3) − 2(4)
= 𝑘 2 − 4𝑘 + 3 − 8
= 𝑘 2 − 4𝑘 − 5
1 −2 7 1 −2
b) 𝐷𝑒𝑡 = |3 5 1| 3 5 = (1 × 5 × 8) + (−2 × 1 × 4) +
4 3 8 4 3
(7 × 3 × 3) − (4 × 5 × 7) −
(3 × 1 × 1) − (8 × 3 × −2)
= 40 − 8 + 63 − 140 − 3 + 48
=0
𝑘 −3 9 𝑘 −3
c) 𝐷𝑒𝑡 = |2 4 𝑘 + 1| 2 4
1 𝑘2 3 1 𝑘2
= (𝑘 × 4 × 3) + (−3 × (𝑘 + 1) × 1) + (9 × 2 × 𝑘 2 ) − (1 × 4 × 9)
−(𝑘 2 × (𝑘 + 1) × 𝑘) − (3 × 2 × −3)
= 12𝑘 − 3𝑘 − 3 + 18𝑘 2 − 36 − 𝑘 4 + 𝑘 3 + 18
= −𝑘 4 + 𝑘 3 + 18𝑘 2 + 𝑘 − 21

DETERMINAN
a. Permutasi
 Pemutasi himpunan bilangan-bilangan bulat {1, 2, …, n}. susunan bilangan-
bilangan bulat menurut suatu aturan tanpa menghilangkan/mengulangi
bilangan-bilangan tersebut.
 Banyak permutasi dari n elemen yang berlainan ialah (n!) ditulis :
Pn = n!
 Contoh:
Untuk n = 3 misalnya diketahui bilangan-bilangan bulat {1,2,3} maka
permutasinya ialah
n = 3  P3 = 3! = 6  (1,2,3)
(2,1,3)
(2,3,1)
(3,1,2)
(3,2,1)
(1,3,2)
 Suatu invers terjadi jika dalam suatu permutasi terdapat bilangan bilangan
yang lebih besar mendahului yang lebih kecil.
 Contoh:
Inversi dari (2,3,1) ialah 2 yaitu 2 mendahului 1 dan 3 mendahului 1.
Inversi dari (1,2,3,4,5,6) ialah 0 karena tidak ada bilangan yang lebih besar
mendahului yang lebih kecil.
 Permutasi Genap
Adalah permutasi yang inversinya genap.
 Permutasi Ganjil
Adalah permutasi yang inversinya ganjil.

Permutasi Banyak Inversi Jenis Permutasi


1,2,3 0 genap
2,1,3 1 ganjil
2,3,1 2 genap
3,1,2 2 genap
3,2,1 3 ganjil
1,3,2 1 ganjil

b. Perkalian Elementer
 Perkalian elementer dari Anxn ialah hasil kali n elemen dari A yang tidak
sebaris dan sekolom.
 Contoh:
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝐴 = [𝑎21 𝑎22 𝑎23 ]
𝑎31 𝑎32 𝑎33
Perkalian elementer dari A :
a11 a22 a33 , a12 a23 a31 , a13 a21 a22 , a13 a22 a31 , a12 a21 a33 , a11 a23 a32

 Perkalian elementer bertanda dari Anxn adalah perkalian elementer dari A


dikalikan -1 berpangkat jumlah inversinya.
Hasil Kali Permutasi Jenis Permutasi Hasil kali elementer
Elementer Terasosiasi bertanda
a11 a22 a33 (1,2,3) Genap a11 a22 a33
a12 a23 a31 (2,3,1) Genap a12 a23 a31
a13 a21 a32 (3,1,2) Genap a13 a21 a32
a13 a22 a31 (3,2,1) Ganjil -a13 a22 a31
a12 a21 a33 (2,1,3) Ganjil -a12 a21 a33
a11 a23 a32 (1,3,2) Ganjil -a11 a23 a32

Keterangan hasil kali elementer bertanda:


(-1)genap = 1
(-1)ganjil = -1

 Contoh:
𝑎11 𝑎12
𝐴 = [𝑎 𝑎22 ]
21

Hasil Kali Permutasi Jenis Permutasi Hasil kali elementer


Elementer Terasosiasi bertanda
a11 a22 (1,2) Genap a11 a22 a33
a21 a12 (1,2) Genap a12 a23 a31
a12 a21 (2,1) Genap a13 a21 a32
a22 a11 (2,1) Ganjil -a13 a22 a31

 Determinan matriks Anxn dinotasikan dengan det (A) atau |𝐴| didefinisikan
sebagai jumlah dari hasil kali elementer bertanda.
Untuk matriks ukuran 3 x 3 :
Det A = a11 a22 a33 + a12 a23 a31 + a13 a21 a32 - a13 a22 a31 - a12 a21 a33 - a11 a23 a32
Untuk matriks ukuran 2 x 2:
Det A = a11 a22 - a12 a21

Khusus untuk matriks 3 x 3 dapat pula dicari menggunakan aturan SORUS:

𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎11 𝑎12


|𝐴| = |𝑎21 𝑎22 𝑎23 | 𝑎21 𝑎22
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎31 𝑎32
- - - + + +

Atau
𝑎13 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎11
|𝐴| = 𝑎23 | 𝑎21 𝑎22 𝑎23 |𝑎21
𝑎33 𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎31
- - - + + +
 SOAL !!!
1. Carilah determinan berikut :
2 3 1
a. 𝐴 = [1 2 3]
3 1 2
3 5 6
b. 𝐵 = [0 1 9]
3 2 1
3 1
c. 𝐶 = [ ]
4 −2
1 2 3
d. 𝐷 = [−4 5 6]
7 −8 9
Penyelesaian :

2 3 1 2 3
a. |𝐴| = |1 2 3| 1 2
3 1 2 3 1
|𝐴| = 8 + 27 + 1 − 6 − 6 − 6
|𝐴| = 18

3 5 6 3 5
b. |𝐵| = |0 1 9| 0 1
3 2 1 3 2
|𝐵| = 3 + 135 + 0 − 18 − 54 − 0
|𝐵| = 66

3 1
c. |𝐶| = | |
4 −2
|𝐶| = −6 − 4
|𝐶| = −10

1 2 3 1 2
d. |𝐷| = |−4 5 6| −4 5
7 −8 9 7 −8
|𝐷| = 45 + 84 + 96 − 105 − (−48) − (−72)
|𝐷| = 240

2. Carilah nilai ⋋ sehingga det (A) = 0 !


⋋ −1 −2
a. [ ]
1 ⋋ −4

⋋ −6 0 0
b. [ 0 ⋋ −1 ]
0 4 ⋋ −4

Penyelesaian :
a. |𝐴| = (⋋ −1)(⋋ −4) − 1(−2)
0 =⋋2 − 5 ⋋ +6
0 = (⋋ −3)(⋋ −2)
⋋= 3 ⋁⋋= 2

⋋ −6 0 0 ⋋ −6 0
b. |𝐴| = | 0 ⋋ −1 | 0 ⋋
0 4 ⋋ −4 0 4
0 = (⋋ −6)(⋋)(⋋ −4) + 0 + 0 − 0 − 4(−1)(⋋ −6) − 0
0 = (⋋ −6)(⋋2 − 4 ⋋) − (−4)(⋋ −6)
0 =⋋3 − 4 ⋋2 − 6 ⋋2 + 24 ⋋ −(−4 ⋋ +24)
0 =⋋3 − 4 ⋋2 − 6 ⋋2 + 24 ⋋ +4 ⋋ −24
0 =⋋3 − 10 ⋋2 + 28 ⋋ −24
0 = (⋋ −2)(⋋ −2)(⋋ −6)
⋋= 6 ∨ ⋋= 2

c. Mencari determinan dengan ekspansi kofaktor


 Determinan yang terjadi jika baris ke-i dan kolom ke-j dihilangkan disebut
minor unsur aij ditulis Mij.
 Contoh:
1 −1 0
𝐴 = [2 7 2 ]
6 5 3
7 2
𝑀11 = | | = 21 − 10 = 11
5 3
2 2
𝑀12 = | | = 6 − 12 = −6
6 3
1 −1
𝑀23 = | | = 5 + 6 = 11
6 5
1 0
𝑀32 = | |=2−0=2
2 2

 Kofaktor elemen aij ditulis Kij = (-1)i+j.Mij


 Contoh:

1 −1 0
𝐴 = [2 7 2 ]
6 5 3
K11 = (-1)1+1 . M11 K12 = (-1)1+2 . M12
= (-1)2 . 11 = (-1)3 . (-6)
= 11 =6

K23 = (-1)2+3 . M23 K32 = (-1)3+2 . M32


= (-1)5 . 11 = (-1)5 . 2
= -11 = -2
 Perhatikan bahwa kofaktor dan minor aij hanya berbeda dalam tanda, yakni
Kij = -Mij. Cara cepat untuk menentukan tandanya adalah sebagai berikut:
+ − + − + −
[− + − + − +
+ − + − + −]
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮

 Determinan matriks A yang berukuran mxn dapat menghitung dapat


mengalikan entry-entry atau elemen-elemen dalam suatu baris/kolom
dengan kofaktor-kofaktornya dan menambahkan hasil-hasil kali yang
dihasilkan yakni untuk setiap 1 ≤ 𝑖 ≤ 𝑛 dan 1 ≤ 𝑗 ≤ 𝑛, maka:

Ekspansi kofaktor sepanjang kolom ke-j :


Det A = 𝑎1𝑗 . 𝐾1𝑗 + 𝑎2𝑗 . 𝐾2𝑗 + 𝑎3𝑗 . 𝐾3𝑗 + ⋯ + 𝑎𝑛𝑗 . 𝐾𝑛𝑗
Ekspansi kofaktor sepanjang baris ke-i :
Det A = 𝑎𝑖1 . 𝐾𝑖1 + 𝑎𝑖2 . 𝐾𝑖2 + 𝑎𝑖3 . 𝐾𝑖3 + ⋯ + 𝑎𝑖𝑛 . 𝐾𝑖𝑛
 Contoh:
3 5 6 + − +
𝐴 = [0 1 9] 𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎 = [− + −]
3 2 1 + − +

Mencari determinan A dengan menggunakan ekspansi kofaktor baris ke-1


|𝐴| = 3𝐾11 + 5𝐾12 + 6𝐾13
= 3(−1)1+1 . 𝑀11 + 5(−1)1+2 . 𝑀12 + 6(−1)1+3 . 𝑀13
1 9 0 9 0 1
= 3.1 | | + 5(−1) | | + 6.1 | |
2 1 3 1 3 2
= 3(−17) − 5(−27) + 6(−3)
= 66

Atau menggunakan tanda ekspansi kofaktor baris ke-2


+ − +
𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎 = [− + −]
+ − +
|𝐴| = 0. 𝑀21 + 1. 𝑀22 − 9. 𝑀23
5 6 3 6 3 5
= 0| | + 1| | − 9| |
2 1 3 1 3 2
= 0 + (−15) − 9(−9)
= 66
INVERS dengan MATRIKS ADJOINT
 Matriks kofaktor dari A ialah matriks yang berbentuk:

𝐾11 𝐾12 𝐾13 … 𝐾1𝑛


𝐾21 𝐾22 𝐾23 … 𝐾2𝑛
𝐾(𝐴) = 𝐾31 𝐾32 𝐾33 … 𝐾3𝑛
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
[𝐾𝑛1 𝐾𝑛2 𝐾𝑛3 … 𝐾𝑛𝑛 ]

 Transpose matriks kofaktor disebut Matriks Adjoint dinyatakan dengan:

𝐾11 𝐾12 𝐾13 … 𝐾1𝑛


𝐾21 𝐾22 𝐾23 … 𝐾2𝑛
𝐴𝑑𝑗(𝐴) = 𝐾31 𝐾32 𝐾33 … 𝐾3𝑛
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
[𝐾𝑛1 𝐾𝑛2 𝐾𝑛3 … 𝐾𝑛𝑛 ]

 Invers matriks A dihitung dengan menggunakan matriks adjoint adalah


sebagai berikut:
1
𝐴−1 = . 𝑎𝑑𝑗(𝐴)
|𝐴|
 Contoh:
3 2 −1
Diketahui : 𝐴 = [1 6 3]
2 −4 0
Carilah : K(A) ….?
Adj(A)….
A-1….?
Penyelesaian :
6 3
𝐾11 = | | = 0 + 12 = 12 Cara menentukan tanda (+)
−4 0
1 3 maupun (-):
𝐾12 = − | | = −(0 − 6) = 6
2 0 jika i+j = ganjil maka bertanda (-)
1 6
𝐾13 = | | = −4 − 12 = −16 jika i+j = genap maka bertanda
2 −4
2 −1 (+)
𝐾21 = − | | = −(0 − 4) = 4
−4 0
3 −1
𝐾22 = | |= 0+2= 2
2 0
3 2
𝐾23 = − | | = −(−12 − 4) = 16
2 −4
2 −1
𝐾31 = | | = 6 + 6 = 12
6 3
3 −1
𝐾32 = − | | = −(9 + 1) = −10
1 3
3 2
𝐾33 = | | = 18 − 2 = 16
1 6
12 6 −16
𝐾(𝐴) = [ 4 2 16 ]
12 −10 16

12 4 12
𝐴𝑑𝑗(𝐴) = [ 6 2 −10]
−16 16 16

3 2 −1 3 2
|𝐴| = |1 6 3 |1 6
2 −4 0 2 −4
= 0 + 12 + 4 + 12 + 36 − 0
= 64

1
𝐴−1 = . 𝑎𝑑𝑗(𝐴)
|𝐴|
1 12 4 12
𝐴−1 = [ 6 2 −10]
64
−16 16 16
12 4 12
64 64 64
6 2 −10
=
64 64 64
−16 16 16
[ 64 64 64 ]

 SOAL !!!
1. Carilah 𝐴−1 dengan menggunakan matriks adjoint !
0 1 2
a) 𝐴 = [2 4 3]
3 7 6
1 0 1
b) 𝐴 = [−1 3 0]
1 0 2
2 −4 6
c) 𝐴 = [0 1 −1]
0 0 2
3 0 0
d) 𝐴 = [ 9 1 0]
−4 2 4

Penyelesaian :
0 1 2
a) 𝐴 = [2 4 3]
3 7 6
4 3
𝐾11 = | | = 24 − 21 = 3
7 6
2 3
𝐾12 = − | | = −(12 − 9) = −3
3 6
2 4
𝐾13 = | | = 14 − 12 = 2
3 7
1 2
𝐾21 = − | | = −(6 − 14) = 8
7 6
0 2
𝐾22 = | | = 0 − 6 = −6
3 6
0 1
𝐾23 = − | | = −(0 − 3) = 3
3 7
1 2
𝐾31 = | | = 3 − 8 = −5
4 3
0 2
𝐾32 = − | | = −(0 − 4) = 4
2 3
0 1
𝐾33 = | | = 0 − 2 = −2
2 4

3 −3 2
𝐾(𝐴) = [ 8 −6 3 ]
−5 4 −2

3 8 −5
𝐴𝑑𝑗(𝐴) = [−3 −6 4 ]
2 3 −2
0 1 2 0 1
|𝐴| = |2 4 3| 2 4
3 7 6 3 7
= 0 + 9 + 28 − 24 − 0 − 12
=1

1
𝐴−1 = . 𝑎𝑑𝑗(𝐴)
|𝐴|
−1
1 3 8 −5
𝐴 = [−3 −6 4 ]
1
2 3 −2
3 8 −5
= [−3 −6 4 ]
2 3 −2

1 0 1
b) 𝐴 = [−1 3 0]
1 0 2
3 0
𝐾11 = | |= 6−0= 6
0 2
−1 0
𝐾12 = − | | = −(−2 − 0) = 2
1 2
1 0
𝐾13 = | |=3−0=3
−1 3
0 1
𝐾21 = −| | = −(0 − 0) = 0
0 2
1 1
𝐾22 =| |= 2−1 =1
1 2
1 0
𝐾23 = −| | = −(0 − 0) = 0
1 0
0 1
𝐾31 =| | = 0 − 3 = −3
3 1
1 1
𝐾32 = −| | = −(0 + 1) = −1
−1 0
1 0
𝐾33 =| |= 3−0= 3
−1 3

6 2 3
𝐾(𝐴) = [ 0 1 0]
−3 −1 3

6 0 −3
𝐴𝑑𝑗(𝐴) = [2 1 −1]
3 0 3

1 0 1 1 0
|𝐴| = |−1 3 0| −1 3
1 0 2 1 0
=6+0+0−3−0−0
=3

1
𝐴−1 = . 𝑎𝑑𝑗(𝐴)
|𝐴|
1 6 0 −3
𝐴−1 = [2 1 −1]
3
3 0 3
2 0 −1
2 1 1
=[ − ]
3 3 3
1 0 1

2 −4 6
c) 𝐴 = [0 1 −1]
0 0 2
1 −1
𝐾11 = | |=2−0=2
0 2
0 −1
𝐾12 = − | | = −(0 − 0) = 0
0 2
0 1
𝐾13 = | | = (0 − 0) = 0
0 0
−4 6
𝐾21 = − | | = −(−8 − 0) = 8
0 2
2 6
𝐾22 = | |= 4−0 =4
0 2
2 −4
𝐾23 = − | | = −(0 − 0) = 0
0 0
−4 6
𝐾31 = | | = 4 − 6 = −2
1 −1
2 6
𝐾32 = − | | = −(−2 − 0) = 2
0 −1
2 −4
𝐾33 = | |= 2−0= 2
0 1

2 0 0
𝐾(𝐴) = [ 8 4 0]
−2 2 2

2 8 −2
𝐴𝑑𝑗(𝐴) = [0 4 2]
0 0 2

2 −4 6 2 −4
|𝐴| = |0 1 −1| 0 1
0 0 2 0 0
=4+0+0−0−0−0
=4

1
𝐴−1 = . 𝑎𝑑𝑗(𝐴)
|𝐴|
−1
1 2 8 −2
𝐴 = [0 4 2 ]
4
0 0 2
1 1
2 −
2 2
1
= 0 1
2
1
[ 0 0
2 ]

3 0 0
d) 𝐴 = [ 9 1 0]
−4 2 4
1 0
𝐾11 = | |= 4−0= 4
2 4
9 0
𝐾12 = − | | = −(36 − 0) = −36
−4 4
9 1
𝐾13 = | | = 18 − (−4) = 22
−4 2
0 0
𝐾21 = − | | = −(0 − 0) = 0
2 4
3 0
𝐾22 = | | = 12 − 0 = 12
−4 4
3 0
𝐾23 = − | | = −(6 − 0) = −6
−4 2
0 0
𝐾31 = | |= 0−0 =0
1 0
3 0
𝐾32 = − | | = −(0 − 0) = 0
9 0
3 0
𝐾33 = | |= 3−0 =3
9 1

4 −36 22
𝐾(𝐴) = [0 12 −6]
0 0 3

4 0 0
𝐴𝑑𝑗(𝐴) = [−36 12 0]
22 −6 3

3 0 0 3 0
|𝐴| = | 9 1 0| 9 1
−4 2 4 −4 2
= 12 + 0 + 0 − 0 − 0 − 0
= 12

1
𝐴−1 = . 𝑎𝑑𝑗(𝐴)
|𝐴|
1 4 0 0
𝐴−1 = [−36 12 0]
12
22 −6 3
1
0 0
3
= −3 1 0
22 1 1
[ 12 −
2 4]

2. Misalkan
1 3 1 1
𝐴 = [2 5 2 2]
1 3 8 9
1 3 2 2
Carilah 𝐴−1 dengan menggunakan :
a) OBE
b) matriks adjoint

Penyelesaian :
1 3 1 1 1 0 0 0 𝑅21(−2) 1 3 1 1 1 0 0 0
a) [2 5 2 2| 0 1 0 0] 𝑅̃
31(−1) [0 −1 0 0| −2 1 0 0] 𝑅2(−1)
1 3 8 9 0 0 1 0 ̃ 0 0 7 8 −1 0 1 0 ̃
𝑅
1 3 2 2 0 0 0 1 41(−1) 0 0 1 1 −1 0 0 1
̃
1 3 1 1 1 0 0 0 𝑅12(−3) 1 0 1 1 −5 3 0 0
[0 1 0 0| 2 −1 0 0] ̃ [0 1 0 0| 2 −1 0 0]
0 0 7 8 −1 0 1 0 0 0 7 8 −1 0 1 0 𝑅34
0 0 1 1 −1 0 0 1 0 0 1 1 −1 0 0 1 ̃
𝑅13(−3)
1 0 1 1 −5 3 0 0 ̃ 1 0 0 0 −4 3 0 −1
[0 1 0 0| 2 −1 0 0] [0 1 0 0 | 2 −1 0 0 ]
0 0 1 1 −1 0 0 1 0 0 1 1 −1 0 0 1 𝑅34(−1)
0 0 7 8 −1 0 1 0 𝑅 43(−7) 0 0 0 1 6 0 1 −3 ̃
̃
1 0 0 0 −4 3 0 −1
[ 0 1 0 0 | 2 −1 0 0]
0 0 1 0 −7 0 −1 8
0 0 0 1 6 0 1 −7
−4 3 0 −1
𝐴−1 = [ 2 −1 0 0 ]
−7 0 −1 8
6 0 1 −7

1 3 1 1
b) 𝐴 = [2 5 2 2]
1 3 8 9
1 3 2 2
5 2 2 5 2
𝐾11 = |3 8 9 | 3 8 = 80 + 54 + 12 − 12 − 90 − 48 = −4
3 2 2 3 2
2 2 2 2 2
𝐾12 = − |1 8 9 | 1 8 = −(32 + 18 + 4 − 4 − 36 − 16) = 2
1 2 2 1 2
2 5 2 2 5
𝐾13 = |1 3 9| 1 3 = 12 + 45 + 6 − 10 − 54 − 6 = −7
1 3 2 1 3
2 5 2 2 5
𝐾14 = − |1 3 8| 1 3 = −(12 + 40 + 6 − 10 − 48 − 6) = 6
1 3 2 1 3
3 1 1 3 1
𝐾21 = − |3 8 9| 3 8 = −(48 + 27 + 6 − 6 − 54 − 24) = 3
3 2 2 3 2
1 1 1 1 1
𝐾22 = |1 8 9| 1 8 = 16 + 9 + 2 − 2 − 18 − 8 = −1
1 2 2 1 2
1 3 1 1 3
𝐾23 = − |1 3 9| 1 3 = −(6 + 27 + 3 − 6 − 27 − 3) = 0
1 3 2 1 3
1 3 1 1 3
𝐾24 = |1 3 8| 1 3 = 6 + 24 + 3 − 3 − 24 − 6 = 0
1 3 2 1 3
3 1 1 3 1
𝐾31 = |5 2 2| 5 2 = 12 + 6 + 10 − 6 − 12 − 10 = 0
3 2 2 3 2
1 1 1 1 1
𝐾32 = − |2 2 2| 2 2 = −(4 + 2 + 4 − 2 − 4 − 4) = 0
1 2 2 1 2
1 3 1 1 3
𝐾33 = |2 5 2| 2 5 = 10 + 6 + 6 − 12 − 6 − 5 = −1
1 3 2 1 3
1 3 1 1 3
𝐾34 = − |2 5 2| 2 5 = −(10 + 6 + 6 − 12 − 6 − 5) = 1
1 3 2 1 3
3 1 1 3 1
𝐾41 = − |5 2 2| 5 2 = −(54 + 6 + 40 − 6 − 48 − 45) = −1
3 8 9 3 8
1 1 1 1 1
𝐾42 = |2 2 2| 2 2 = 18 + 2 + 16 − 2 − 16 − 18 = 0
1 8 9 1 8
1 3 1 1 3
𝐾43 = − |2 5 2| 2 5 = −(45 + 6 + 6 − 54 − 6 − 5) = 8
1 3 9 1 3
1 3 1 1 3
𝐾44 = |2 5 2| 2 5 = 40 + 6 + 6 − 48 − 6 − 5 = −7
1 3 8 1 3

−4 2 −7 6
𝐾(𝐴) = [ 3 −1 0 0 ]
0 0 −1 1
−1 0 8 −7

−4 3 0 −1
𝑎𝑑𝑗(𝐴) = [ 2 −1 0 0]
−7 0 −1 8
6 0 1 −7
1 3 1 1
|𝐴| = |2 5 2 2 | = 1
1 3 8 9
1 3 2 2
1
𝐴−1 = ∙ 𝑎𝑑𝑗(𝐴)
|𝐴|
−4 3 0 −1
1 2 −1 0 0]
= [
1 −7 0 −1 8
6 0 1 −7
−4 3 0 −1
= [ 2 −1 0 0]
−7 0 −1 8
6 0 1 −7

SISTEM PERSAMAAN LINEAR


(SPL)
 Bentuk umum persamaan linear dengan m buah persamaan dan n buah
variabel ialah:
𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + 𝑎13 𝑥3 + ⋯ + 𝑎1𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏1
𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 + 𝑎23 𝑥3 + ⋯ + 𝑎2𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏2
𝑎31 𝑥1 + 𝑎32 𝑥2 + 𝑎33 𝑥3 + ⋯ + 𝑎3𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏3
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
𝑎𝑚1 𝑥1 + 𝑎𝑚2 𝑥2 + 𝑎𝑚3 𝑥3 + ⋯ + 𝑎𝑚𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏𝑚

 Bentuk Matriks yang sesuai:

𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑛 𝑥1 𝑏1


𝑎21 𝑎22 𝑎23 … 𝑎2𝑛 𝑥1 𝑏2
𝑎31 𝑎32 𝑎33 … 𝑎3𝑛 𝑥2 = 𝑏3
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮

[𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 𝑎𝑚3 𝑎𝑚𝑛 ] [𝑥4 ] [𝑏𝑛 ]

Matriks koefisien

 Disajikan dalam bentuk matriks lengkap:

𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑛 𝑏1


𝑎21 𝑎22 𝑎23 … 𝑎2𝑛 𝑏2
𝑎31 𝑎32 𝑎33 … 𝑎3𝑛 𝑏3
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
… 𝑎
[𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 𝑎𝑚3 𝑚𝑛 𝑏𝑚 ]

Untuk mencari penyelesaiannya bentuk matriks lengkap ini diubah menjadi


matriks eleson tereduksi, cara ini disebut dengan Eliminasi Gauss Jordan.

 Contoh:
Selesaikan sistem persamaan berikut!
𝑥1 + 𝑥2 + 2𝑥3 = 9
2𝑥1 + 4𝑥2 − 3𝑥3 = 1
3𝑥1 + 6𝑥2 − 5𝑥3 = 0

Penyelesaian:
𝑅21(2)
1 1 2 9 1 1 2 9 𝑅32(−1) 1 1 2 9
[2 4 −3 1] ̃ [0 2 −7 −17 ] ̃ [0 2 −7 −17] 𝑅23
𝑅
3 6 −5 0 31(−3) 0 3 −11 −27 0 1 −4 −10 ̃
̃
𝑅12(−1) 𝑅13(−6)
1 1 2 9 1 0 6 19 1 0 0 1 X1 = 1
[0 1 −4 −17] ̃ [0 1 −4 −10] ̃ [0
𝑅 𝑅23(4)
1 0 2] X2 = 2
0 2 −7 −10 32(−2) 0 0 1 3 0 0 1 3 X3 = 3
̃ ̃

 SPL yang mempunyai penyelesaian disebut SPL yang konsisten.


SPL yang mempunyai penyelesaian dapat memiliki penyelesaian tunggal
maupun jamak.
 SPL yang tidak mempunyai penyelesaian disebut tidak konsisten/inkonsisten
 Contoh :
Selesaikan sistem persamaan berikut!
1. 2𝑥1 + 2𝑥2 − 3𝑥3 = 1
4𝑥1 − 3𝑥2 + 5𝑥3 = 6
7𝑥1 − 𝑥2 = 6
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 = 3
2. 2𝑥1 − 3𝑥2 = 4
−4𝑥1 + 6𝑥2 = 8
𝑥1 + 𝑥2 = 2

Penyelesaian:
𝑅21(−4)
2 2 −3 1 𝑅 1 1 1 3 ̃ 1 1 1 3
14
1. [4 −3 5 6 ] ̃ [4 −3 5 6 ] 𝑅31(−7) [0 −7 1 −6 ] 𝑅23(−1)
7 −1 0 6 7 −1 0 6 ̃ 0 −8 −7 −15 ̃
1 1 1 3 2 2 −3 1 𝑅41(−2) 0 0 −5 −5
̃
𝑅13(7)
𝑅12(−1) 1 𝑅3( 1 )
1 1 1 3 0 −7 −6 57 1 0 −7 −6 ̃
[0 1 8 9 ] ̃ [0 1 8 9 ] ̃ [0 1 8 9 ] 𝑅23(−8)
0 −8 −7 −15 𝑅32(8) 0 0 57 57 𝑅4(−1) 0 0 1 1 ̃
5
0 0 −5 −5 ̃ 0 0 −5 −4 0 0 1 1 𝑅43(−1)
̃
̃
X1 = 1
X2 = 1
X3 = 1
1 0 0 1
[0 1 0 1]
0 0 1 1
0 0 0 0
𝑅
2 −3 4 𝑅13 1 1 2 21(4) 1 1 2 1 1 2
𝑅 1
2. [−4 6 8] ̃ [−4 6 8] 𝑅̃ [0 10 16] 𝑅23 [0 −5 0 ] 2(−5)
1 1 2 2 −3 4 31(−2) 0 −5 0 ̃ 0 10 16 ̃
̃
𝑅12(−1)
1 1 2 1 0 2
[0 1 ̃
0 ]𝑅 [0 1 0]
0 10 16 31(−10) 0 0 16 Inkonsisten
̃
 Soal !!!

1. Misalkan matriks-matriks berikut adalah hasil elementasi Gauss-Jordan,


selesaikanlah sistem berikut :
1 0 0 4 1 0 0 3 2
a. [0 1 0 3] b. [0 1 0 −1 4]
0 0 1 2 0 0 1 1 2
1 5 0 0 5 −1 1 2 0 0
𝑐. [0 0 1 0 3 1] d. [0 0 1 0]
0 0 0 1 4 2
0 0 0 1
0 0 0 0 0 0
Penyelesaian :
a) 𝑥1 = 4
𝑥2 = 3
𝑥3 = 2
b) 𝑥1 + 3𝑥4 = 2
𝑥2 − 𝑥4 = 4
𝑥3 + 𝑥4 = 2
misalkan 𝑥4 = 𝑡, 𝑡 ∈ 𝑅
𝑥1 = 2 − 3𝑡
𝑥2 = 4 + 𝑡
𝑥3 = 2 − 𝑡
c) 𝑥1 + 5𝑥2 + 5𝑥5 = −1
𝑥3 + 3𝑥5 =1
𝑥4 + 4𝑥5 =2
misal 𝑥5 = 𝑡, 𝑡 ∈ 𝑅
𝑥3 = 1 − 3𝑡
𝑥4 = 2 − 4𝑡
𝑥2 = 𝑠, 𝑠∈𝑅
𝑥1 = −1 − 5(𝑠 + 𝑡)
d) inkonsisten

2. Pecahkan sistem berikut dengan eliminasi Gauss-Jordan


a) 2𝑥1 − 3𝑥2 = −2
2𝑥1 + 𝑥2 = 1
3𝑥1 + 2𝑥2 = 1
b) 4𝑥1 − 8𝑥2 = 12
3𝑥1 − 6𝑥2 = 9
−2𝑥1 + 4𝑥2 = −6
Penyelesaian :

2 −3 −2 2 −3 −2 𝑅13 1 5 3 𝑅
a) [2 1 1] [2 1 2 ] ̃ [ 2 1 2 ] 21(−2)
𝑅31(−1) ̃
3 2 1 1 5 3 2 −3 −2 𝑅31(−2)
̃ ̃
2
𝑅12(−1) 1 0
1 5 3 1 5 3 9
𝑅2(−1) 5 ̃ 5
[0 −9 −5] 9 [0 1 ] 0 1 inkonsisten
9 𝑅32(13) 9
0 −13 −8 ̃ 0 −13 −8 96
̃ [ 0 0 9 ]

4 −8 12 𝑅1(14) 1 −2 3 𝑅 1 −2 3
−12 0] 𝑅2(12)
21(−3)
b) [ 3 −6 9 ] ̃ [ 3 −6 9 ] [0
̃
−2 4 −6 −2 4 −6 𝑅31(2) 0 0 0 ̃
̃
1 −2 3
[0 0 0 ]
0 0 0
∴ 𝑥1 − 2𝑥2 = 3
Misal 𝑥2 = 𝑛 , 𝑛 ∈ 𝑅
𝑥1 = 3 + 2𝑛
SISTEM PERSAMAAN LINEAR HOMOGEN (SPLH)
 Sebuah sistem persamaan linear homogen memiliki bentuk :

𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + 𝑎13 𝑥3 + ⋯ + 𝑎1𝑛 𝑥𝑛 = 0

𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 + 𝑎23 𝑥3 + ⋯ + 𝑎2𝑛 𝑥𝑛 = 0

⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮

𝑎𝑚1 𝑥1 + 𝑎𝑚2 𝑥2 + 𝑎𝑚3 𝑥3 + ⋯ + 𝑎𝑚𝑛 𝑥𝑛 = 0


 Bentuk matriks yang sesuai :

𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑛 𝑥1 0


𝑎21 𝑎22 𝑎23 … 𝑎2𝑛 𝑥1 0
𝑎31 𝑎32 𝑎33 … 𝑎3𝑛 𝑥2 = 0
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮

[𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 𝑎𝑚3 𝑎𝑚𝑛 ] [𝑥𝑛 ] [0]

Matriks koefisien

 Bentuk matriks lengkapnya adalah

𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑛 0


𝑎21 𝑎22 𝑎23 … 𝑎2𝑛 0
𝑎31 𝑎32 𝑎33 … 𝑎3𝑛 0
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮

[𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 𝑎𝑚3 𝑎𝑚𝑛 0]
 Setiap SPLH selalu konsisten
 Penyelesaiannya disebut penyelesaian trivial, sedangkan penyelesaian selain
penyelesaian 0 (nol) disebut nontrivial

 SPLH yang memiliki jumlah variabel lebih banyak dari persamaan selalu
mempunyai tah hingga banyak penyelesaian (non trivial)

 SOAL !!! :
1. Selesaikan SPLH berikut:
2𝑥1 + 𝑥2 + 3𝑥3 = 0
𝑥1 + 2𝑥2 = 0
𝑥2 + 𝑥3 = 0
Penyelesaian :
2 1 3 0 𝑅12 1 2 0 0 𝑅13(−2) 1
0 −2 0
[1 2 0 0] ̃ [2 1 3 1 3 0 ] 𝑅21(−2)
0] ̃ [2
0 1 1 0 0 1 1 1 1 0
0 ̃ 0
𝑅
1 0 −2 0 1 0 −2 0 1 0 −2 0 13(2)
[0 1 7 0 ] 𝑅32(−1) [0 1 7 0 ] 𝑅3(−1) [0 1 7 0 ] ̃
6 𝑅23(−7)
0 1 1 0 ̃ 0 0 −6 0 ̃ 0 0 1 0 ̃
1 0 0 0
[0 1 0 0]
0 0 1 0
2. Selesaikan SPLH berikut:
3𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + 𝑥4 = 0
5𝑥1 − 2𝑥2 + 𝑥3 − 𝑥4 = 0
Penyelesaian :
𝑅
3 1 1 1 0 12 5 −2 1 −1 0 𝑅12(−2) −1 −4 −1 −3 0
[ ]̃[ ] [ ]
5 −2 1 −1 0 3 1 1 1 0 ̃ 3 1 1 1 0

𝑅1(−1) 1 4 1 3 0 1 4 1 3 0 𝑅 1
[ ]𝑅 [ ]
̃ 3 1 1 1 0 21(−3) 0 −11 −2 −8 0 2(−11)
̃ ̃
3 1
1 4 1 3 0 𝑅12(−4) 1 0 0
[ 2 8 ] [ 11 11 ]
0 1 0 ̃ 2 8
11 11 0 1 0
11 11
3 1
𝑥1 + 𝑥3 + 𝑥 =0
11 11 4
2 8
𝑥2 + 𝑥3 + 𝑥4 = 0
11 11
Misalkan 𝑥4 = t , 𝑥3 = s ; s, t  R
3 1
maka 𝑥1 + 11 𝑥3 + 11 𝑥4 = 0
3 1
𝑥1 = − 11 𝑠 − 11 𝑡
2 8
𝑥2 + 𝑥3 + 𝑥4 = 0
11 11
2 8
𝑥2 = − 11 𝑠 − 11 𝑡

3. Selesaikan SPLH berikut:


𝑥 + 6𝑦 − 2𝑧 = 0
2𝑥 − 4𝑦 + 𝑧 = 0
Penyelesaian:
1 6 −2 0 𝑅12(−6)
1 6 −2 0 𝑅21(−2) 1 6 −2 0 𝑅2(− 1 ) 5
[ ] [ ] 16 [0 ]
2 −4 1 0 ̃ 0 −16 5 0 1 − 0 ̃
̃ 16
1
1 0 − 0
[ 8 ]
5
0 1 − 0
16
Misal : 𝑧 = 𝑡
1
 𝑥 − 8𝑡 = 0
1
𝑥= 𝑡
8
5
 𝑦 − 16 𝑡 = 0
5
𝑦= 𝑡
16

4. Untuk nilai ⋋ yang manakah sistem persamaan berikut mempunyai


penyelesaian non trivial
(⋋ −3)𝑥 + 𝑦 = 0
𝑥 + (⋋ −3)𝑦 = 0
Penyelesaian:
⋋ −3 1 0 𝑅12 1 ⋋ −3 0 𝑅21(−⋋+3) 1 ⋋ −3 0
[ ] [ ] [ ]
1 ⋋ −3 0 ̃ ⋋ −3 1 0 ̃ 0 ⋋2 + 6 ⋋ −8 0

Agar penyelesaian non trivial maka


− ⋋2 + 6 ⋋ −8 = 0
⟺ ⋋2 − 6 ⋋ +8 = 0
⟺ (⋋ −4)(⋋ −2) = 0
⟺ ⋋= 4 ∨ ⋋= 2
 SOAL !!!
Tanpa menggunakan pensil dan kertas, tentukan manakah diantara SPLH
berikut yang memiliki penyelesaian non trivial.
a. 𝑥1 + 3𝑥2 + 5𝑥3 + 𝑥4 = 0
4𝑥1 + 7𝑥2 − 3𝑥3 − 𝑥4 = 0
3𝑥1 + 2𝑥2 + 7𝑥3 + 8𝑥4 = 0
Penyelesaian :
Ada 4 variabel, 3 persamaan
Jadi, penyelesaiannya NON TRIVIAL
b. 𝑥1 + 2𝑥2 + 3𝑥3 = 0
𝑥2 + 4𝑥3 = 0
5𝑥3 = 0
Penyelesaian :
Ada 3 variabel, 3 persamaan
Jadi, penyelesaiannya TRIVIAL
c. 𝐴11 𝑥1 + 𝐴12 𝑥2 + 𝐴13 𝑥3 = 0
𝐴21 𝑥1 + 𝐴22 𝑥2 + 𝐴23 𝑥3 = 0
Penyelesaian :
Ada 3 variabel, 3 persamaan
Jadi, penyelesaiannya NON TRIVIAL
d. 𝑥1 + 𝑥2 = 0
2𝑥1 + 2𝑥2 = 0
Penyelesaian :
Ada 2 variabel, 2 persamaan
Jadi, Penyelesaiannya NON TRIVIAL
karena terdapat kelipatan di dalam persamaan tsb
VEKTOR
VEKTOR di RUANG 2 (R2) dan RUANG 3 (R3)
 Vektor ialah ruas garis berarah, jadi setiap vektor mempunyai panjang dan
arah. Setiap vektor memiliki titik awal (initial point) dan memiliki titik akhir
(terminal point).
 Dua vektor yang panjangnya sama dan arahnya sama disebut equivalen
 Jumlah dua vektor 𝑢̅ dan 𝑣̅ ditulis 𝑢̅ + 𝑣̅ didefinisikan sebagai vektor yang
titik awalnya sama dengan titik awal 𝑢̅ dan mempunyai titik akhir 𝑣̅ (setelah
pangkal/titik awal vektor 𝑣̅ ) dihimpitkan dengan titik akhir vektor 𝑢̅.

𝑢̅ + 𝑣̅
𝑣̅ 𝑣̅

𝑢̅ 𝑢̅

 Vektor yang panjangnya 0 (nol) dinamakan vektor nol (zero vektor) dan
dinyatakan dengan 0̅, serta didefinisikan :
0̅ + 𝑣̅ = ̅𝑣 + 0̅ = 𝑣̅

 Jika sebarang vektor 𝑣̅ yang merupakan vektor tak nol maka vektor yang jika
ditambahkan dengan 𝑣̅ hasilnya sama dengan vektor nol merupakan vektor
yang besarnya sama dengan 𝑣̅ tetapi arahnya berlawanan dengan 𝑣̅ . Vektor ini
disebut dengan negatif 𝑣̅ ditulis – 𝒗
̅

 Jika 𝑢̅ dan 𝑣̅ adalah sebarang 2 vektor, penguragan 𝑣̅ dari 𝑢̅


didefinisikan oleh 𝑢̅ − 𝑣̅ = 𝑢̅ + (−𝑣̅ )

𝑢̅
𝑢̅ − 𝑣̅

−𝑣̅ 𝑣̅
 Cara langsung tanpa menggunakan −𝑣̅

𝑢̅
𝑢̅ − 𝑣̅

𝑣̅

 Jika 𝑣̅ adalah vektor tak nol dan k bilangan real tak nol (skalar), maka
hasil kali k𝑣̅ didefinisikan vektor yang panjangnya |𝑘| kali panjang |𝑣|
dan arahnya sama dengan arah 𝑣̅ jika k > 0 dan berlawanan dengan
arah 𝑣̅ jika k < 0. Kita definisikan k𝑣̅ = 0 jika k = 0 atau 𝑣̅ = 0

2𝑣̅
𝑣̅ -𝑣̅
1
𝑣̅
2

 Pada koordinat kartesius suatu vektor 𝑣̅ yang memiliki titik awal 0 dan
titik akhir (𝑉1 , 𝑉2 ) ditulis 𝑣̅ = (𝑉1 , 𝑉2 ).
(𝑉1 , 𝑉2 ) disebut komponen-komponen vektor 𝑣̅
 Dua vektor 𝑣̅ = (𝑉1 , 𝑉2 ) dan 𝑤 ̅ = (𝑊1 , 𝑊2 ) disebut equivalen jika
(𝑉1 = 𝑊2 ) dan (𝑉2 = 𝑊2 )
 Penjumlahan vektor 𝑣̅ + 𝑤 ̅ = (𝑉1 + 𝑊1 , 𝑉2 + 𝑊2 )
𝑘𝑣̅ = (𝑘𝑉1 , 𝑘𝑉2 )
VEKTOR R3
 Vektor di R3 dapat digambarkan oleh triple bilangan real
𝑣̅ = (𝑉1 , 𝑉2 , 𝑉3 ) dan 𝑤
̅ = (𝑊1 , 𝑊2 , 𝑊3 )
̅ = (𝑉1 + 𝑊1 , 𝑉2 + 𝑊2 , 𝑉3 + 𝑊3 )
𝑣̅ + 𝑤
𝑘𝑣̅ = (𝑘𝑉1 , 𝑘𝑉2 , 𝑘𝑉3 )

V(2,3,5)

y
3
2

x
 Kadang-kadang vektor ditempatkan sedemikian rupa sehingga titik awalnya
tidak memiliki titik asal. Jika vektor ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 mempunyai titik awal 𝑃1 (𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 )
dan titik terminalnya 𝑃2 (𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 ) maka ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 = (𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 , 𝑧2 − 𝑧1 )

𝑃1 𝑃2 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑂𝑃2 − ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝑃1
𝑧
= (𝑥2 − 0 , 𝑦2 − 0 , 𝑧2 − 0) −
(𝑥1 − 0 , 𝑦1 − 0 , 𝑧1 − 0)
𝑝
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = (𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 ) − (𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 )
1 𝑝2
𝑜𝑝1
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = (𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 , 𝑧2 − 𝑧1 )
𝑜𝑝
⃗⃗⃗⃗⃗⃗2
y

x
 Contoh soal :
Komponen-komponen vektor 𝑣̅ = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗𝑃1 𝑃2 dengan titik awal P1 (2 , -1 , 4) dan
titik terminal P2 (7 , 5 , -8) adalah
𝑣̅ = (7 − 2 , 5 − (−1), −8 − 4)
= (5 , 6 , −12)

 Analog dengan itu maka di R2 vektor dengan titik awal 𝑃1 (𝑥1 , 𝑦1 ) dan titik
terminal 𝑃2 (𝑥2 , 𝑦2 ) adalah ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 = (𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 )

 SOAL !!!!
1. Gambarkan vektor berikut dengan titik awal dilokasikan pada titik asal :
a. 𝑣̅ = (2 , 5)
b. 𝑣̅ = (−3 , 7)
c. 𝑣̅ = (−5 , −4)
d. 𝑣̅ = (6 , −2)
e. 𝑣̅ = (2 , 0)
f. 𝑣̅ = (0 , −8)
g. 𝑣̅ = (2 , 3 , 4)
h. 𝑣̅ = (2 , 0 , 2)
i. 𝑣̅ = (0 , 0 , −2)

Penyelesaian:
a. y 𝑣̅ = (2 , 5)

x
2

y
b. 𝑣̅ = (−3 , 7)
7

x
-3

c. 5
x

-4
𝑣̅ = (−5 , −4)

y
d. 6
x

-2 𝑣̅ = (6 , −2)

y
e.
y

𝑣̅ = (2 , 0)
x
2
f. x

𝑣̅ = (0 , −8)
-8

y
g. y

(2,3,4)
z

h. y

2
𝑣̅ = (2 , 0 , 2)
x

i. z

(0,0,-2)

x y

2. Carilah komponen-komponen vektor yang mempunyai titik awal P1 dan titik


terminal P2 !
a. P1 (3 , 5) , P2 (2 , 8)
b. P1 (7 , -2) , P2 (0 , 0)
c. P1 (6 , 5 , 8) , P2 (8 , -7 , -3)
d. P1 (0 , 0 , 0) , P2 (-8 , 7 , 4)

Penyelesaian:
a. 𝑝 1 𝑝2 = ((2 − 3), (8 − 5)) = (−1,3)
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
b. 𝑝 1 𝑝2 = ((0 − 7), (0— 2) = (−7 , 2)
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
c. 𝑝 1 𝑝2 = ((8 − 6), (−7 − 5), (−3 − 8)) = (2 , −12 , −11)
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
d. 𝑝 1 𝑝2 = ((−8 − 0), (7 − 0), (4 − 0)) = (−8 , 7 , 4)
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗

3. Carilah vektor dengan titik awal P (2 , -1 , 4) yang mempunyai arah sama


seperti 𝑣̅ = (7 , 6 , -3)
Penyelesaian:
⃗⃗⃗⃗⃗ − 𝑂𝑃
𝑣̅ = 𝑂𝑅 ⃗⃗⃗⃗⃗
(7 , 6 , −3) = 𝑂𝑅 ⃗⃗⃗⃗⃗ − (2 , −1 , 4)
⃗⃗⃗⃗⃗ = (7 , 6 , −3) + (2 , −1 , 4)
𝑂𝑅
⃗⃗⃗⃗⃗ = (9 , 5 , 10
𝑂𝑅

4. Carilah vektor yang diarahkan berlawanan terhadap 𝑣̅ (-2 , 4 , 1) yang


mempunyai titik terminal Q = (2 , 0 , -7)

Penyelesaian:

𝑣̅ = (−2 , 4 , 1)
−𝑣̅ = (2 , −4 , −1)

⃗⃗⃗⃗⃗⃗ − ⃗⃗⃗⃗⃗
−𝑣̅ = 𝑂𝑄 𝑂𝑃
⃗⃗⃗⃗⃗
(2 , −4 , −1) = (2 , 0 , −7) − 𝑂𝑃
⃗⃗⃗⃗⃗
𝑂𝑃 = (2 , 0 , −7) − (2 , −4 , −1)
⃗⃗⃗⃗⃗ = (0 , 4 , −6)
𝑂𝑃

5. Misalkan 𝑢̅ = (1 , 2 , 3) , 𝑣̅ = (2 , −3 , 1) 𝑤
̅ = (3 , 2 , −1). Carilah komponen-
komponen vektor 𝑥̅ yang memenuhi 2𝑢̅ − 𝑣̅ + 𝑥̅ = 7𝑥̅ + 𝑤 ̅

Penyelesaian:
2𝑢̅ − 𝑣̅ + 𝑥̅ = 7𝑥̅ + 𝑤 ̅
(2 , 4 , 6) − (2 , −3 , 1) + 𝑥̅ = 7𝑥̅ + (3 , 2 , −1)
(0 , 7 , 5) − (3 , 2 , −1) = 6𝑥̅
(−3 , 5 , 6) = 6𝑥̅
1 5
𝑥̅ = (− 2 , 6 , 1)

6. Carilah semua skalar k1 , k2 , k3 sehingga


k1 (2 , 7 , 8) + k2 (1 , -1 , 3) + k3 (3 , 6 , 11) = ( 0 , 0 , 0)

Penyelesaian:
2k1 + k2 + 3k3 = 0
7k1 – k2 + 6k3 = 0
8k1 + 3k2 + 11k3 = 0

𝑅
2 1 3 0 𝑅13 8 3 11 0 𝑅12(−1) 1 4 5 0 21(−7)
[7 −1 6 0 ] ̃ [7 −1 6 0 ] ̃ [7 −1 6 0] ̃
𝑅
8 3 11 0 2 1 3 0 2 1 3 0 31(−2)
̃
𝑅12(−4)
1 4 5 0 𝑅 1 4 5 0 1 0 1 0
1
[0 −29 −29 0] 2(−29) [0 1 ̃ [0 1
1 0] 𝑅 1 0]
32(7)
0 −7 −7 0 ̃ 0 −7 −7 0 0 0 0 0
̃
Misal:
k3 = p ,p𝜖ℝ
k 1 + k3 = 0 k2 + k3 = 0
k1 + p = 0 k2 + p = 0
k1 = -p k2 = -p

NORM VEKTOR
 Jika 𝑢̅, 𝑣̅ , 𝑤
̅ adalah vektor-vektor di R2 dan R3 dan k, l adalah skalar, maka
berlaku sifat-sifat berikut:
a) 𝑢̅ + 𝑣̅ = 𝑣̅ + 𝑢̅
b) (𝑢̅ + 𝑣̅ ) + 𝑤
̅ = 𝑢̅ + (𝑣̅ + 𝑤
̅)
c) 𝑢̅ + 0̅ = 0̅ + 𝑢̅ = 𝑢̅
d) 𝑢̅ + (−𝑢̅) = 0
e) 𝑘(𝑙𝑢̅) = (𝑘𝑙)𝑢̅
f) 𝑘(𝑢̅ + 𝑣̅ ) = 𝑘𝑢̅ + 𝑘𝑣̅
g) (𝑘 + 𝑙)𝑢̅ = 𝑘𝑢̅ + 𝑙𝑢̅
h) 1. 𝑢̅ = 𝑢̅
 Panjang sebuah vektor 𝑣̅ disebut norm 𝑣̅ dan dinyatakan dengan ‖𝑣̅ ‖
 Norm vektor 𝑣̅ (V1 , V2) di R2 adalah
‖𝑣̅ ‖ = √𝑉12 +𝑉22

 Misalkan 𝑣̅ = (𝑉1 , 𝑉2 , 𝑉3 ) di R3 maka norm 𝑣̅


‖𝑣̅ ‖ = √𝑉12 +𝑉22 + 𝑉33

 Jika 𝑃1 (𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ) dan 𝑃2 (𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 ) adalah dua titik di R3 maka jarak (d)
diantara kedua titik tersebut adalah norm vektor ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 dengan
𝑑 = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2 + (𝑧2 − 𝑧1 )2
 Demikian juga jika 𝑃1 (𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝑃2 (𝑥2 , 𝑦2 ) adalah titik-titik di R2 maka
jarak diantara kedua titik tersebut diberikan oleh:
𝑑 = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2

 Contoh Soal :
Norm vektor 𝑣̅ = (−3 , 2 , 1) adalah
‖𝑣̅ ‖ = √(−3)2 + 22 + 12
= √9 + 4 + 1
= √14

Jarak diantara titik-titik P1 (2 , -1 , -5) dan P2 (4 , -3 , 1) adalah


𝑑 = √(4 − 2)2 + (−3 − (−1))2 + (1 − (−5))2
= √22 + (−2)2 + 62
= √4 + 4 + 36
= √44
= 2√11
 SOAL !!!
1. Hitunglah norm 𝑣̅ bila :
a. 𝑣̅ = (3 , 4)
b. 𝑣̅ = (−1 , 7)
c. 𝑣̅ = (0 , −3)
d. 𝑣̅ = (1 , 1 , 1)
e. 𝑣̅ = (−8 , 7 , 4)
f. 𝑣̅ = (9 , 0 , 0)

Penyelesaian:
a. ‖𝑣̅ ‖ = √32 + 42
= √9 + 16
= √25
=5

b. ‖𝑣̅ ‖ = √(−1)2 + 72
= √1 + 49
= √50
= 5√2

c. ‖𝑣̅ ‖ = √02 + (−3)2


= √9
=3
d. ‖𝑣̅ ‖ = √12 + 12 + 12
= √1 + 1 + 1
= √3

e. ‖𝑣̅ ‖ = √(−8)2 + 72 + 42
= √64 + 49 + 16
= √129

f. ‖𝑣̅ ‖ = √92 + 02 + 02
= √81
=9

2. Hitunglah jarak diantara P1 dan P2


a. P1 (2 , 3) , P2 (4 , 6)
b. P1 (-2 , 7) , P2 (0 , -3)
c. P1 (8 , -4 , 2) , P2 (-6 , -1 , 0)
d. P1 (1 , 1 , 1) , P2 (6 , -7 , 3)

Penyelesaian :
a. 𝑑 = √(4 − 2)2 + (6 − 3)2
= √22 + 32
= √4 + 9
= √13
2
b. 𝑑 = √(0 − (−2)) + (−3 − 7)2

= √22 + (−10)2
= √4 + 100
= √104
= 2√26
2 2
c. 𝑑 = √(−6 − (−8)) + (−1 − (−4)) + (0 − 2)2

= √22 + 32 + (−2)2
= √4 + 9 + 4
= √15

d. 𝑑 = √(6 − 1)2 + (−7 − 1)2 + (3 − 1)2


= √52 + (−8)2 + 22
= √25 + 64 + 4
= √93
3. Misalkan 𝑢̅ = (1 , −3 , 2) , 𝑣̅ = (1 , 1 , 0) dan 𝑤
̅ = (2 , 2 , −1). Carilah :
a. ‖𝑢̅ + 𝑣̅ ‖
b. ‖𝑢̅‖+‖𝑣̅ ‖
c. ‖−2𝑢̅‖ + 2‖𝑢̅‖
d. ‖3𝑢̅ − 5𝑣̅ + 𝑤
̅‖
1
e. ‖𝑤
̅‖
.𝑤
̅
1
f. ‖‖𝑤̅‖ . 𝑤
̅‖

Penyelesaian :

a. 𝑢̅ + 𝑣̅ = (1 + 1 , −3 + 1 , 2 + 0)
= (2 , 2 , 2)
‖𝑢̅ + 𝑣̅ ‖ = √22 + (−2)2 + 22
= √4 + 4 + 4
= √12
= 2√3
b. ‖𝑢̅‖+‖𝑣̅ ‖ = √12 + (−3)2 + 22 + √12 + 12 + 02
= √1 + 9 + 4 + √1 + 1 + 0
= √14 + √2

c. −2𝑢̅ = (−2 × 1 , −2 × (−3), −2 × 2)


‖−2𝑢̅‖ + 2‖𝑢̅‖ = √(−2)2 + 62 + (−4)2 + 2√12 + (−3)2 + 22
= √4 + 36 + 16 − 2√1 + 9 + 4
= √56 + 2√14
= 2√14 + 2√14
= 4√14

d. 3𝑢̅ = (3 × 1 , 3 × (−3), 3 × 2) = (3 , −9 , 6)
5𝑣̅ = (5 × 1 , 5 × 1 , 5 × 0) = (5 , 5 , 0)
𝑤̅ = (2 , 2 , −1)

̅ = (3 − 5 + 2 , −9 − 5 + 2 , 6 − 0 − 1) = (0 , −12 , 5)
3𝑢̅ − 5𝑣̅ + 𝑤
̅‖ = √02 + (−12)2 + 52
‖3𝑢̅ − 5𝑣̅ + 𝑤
= √144 + 25
= √169
= 13

1 1
e. .𝑤
̅= . (2 , 2 , −1)
‖𝑤
̅‖ √22 +22 +(−1)2
1
= . (2 , 2 , −1)
√4 + 4 + 1
1
= . (2 , 2 , −1)
√9
1
= . (2 , 2 , −1)
3
2 2 1
= , ,−
3 3 3

f. Dari jawaban soal (e) didapatkan


1 2 2 1
.𝑤
̅ = , ,−
‖𝑤
̅‖ 3 3 3
1 2 2 1
‖ ̅‖ = √( )2 + ( )2 + (− )2
. 𝑤
‖𝑤
̅‖ 3 3 3

4 4 1
=√ + +
9 9 3

9
=√
9
= √1
=1

HASIL KALI TITIK & PROYEKSI


 Jika 𝑢̅ dan 𝑣̅ adalah vektor-vektor di R2 dan R3 dan 𝜃 adalah sudut diantara 𝑢̅
dan 𝑣̅ , maka hasil kali titik (dot product) atau hasil kali dalam Euclidean
(Euclidean Inner Product).

𝑢̅ . 𝑣̅ didefinisikan oleh:

‖𝑢̅‖ . ‖𝑣̅ ‖ cos 𝜃 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑢̅ ≠ 0 𝑑𝑎𝑛 𝑣̅ ≠ 0


0 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑢̅ = 𝑣̅ = 0

 Contoh Soal :
Diketahui 2 buah vektor 𝑢̅ = (0 , 0 , 1) dan 𝑣̅ = (0 , 2 , 2) sudut diantara 2
vektor 𝑢̅ dan 𝑣̅ adalah 45°

𝑢̅. 𝑣̅ = ‖𝑢̅‖ . ‖𝑣̅ ‖ cos 𝜃


2
= √02 + 02 + 12 . √02 + 22 + 22 cos 45° 𝑢̅
1
= √1 . √8 . √2
2
1 y
= 1 . 2√2 . √2
2
=2 x
Misalkan diketahui gambar dibawah ini maka untuk mencari panjang vektor
⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄 digunakan hukum cosinus yaitu :
z
⃗⃗⃗⃗⃗ ‖ = √‖𝑢̅‖2 + ‖𝑣̅ ‖2 − 2‖𝑢̅‖‖𝑣̅ ‖ cos 𝜃
‖𝑃𝑄
P (𝑢1 , 𝑢, 𝑢3 )
2
⃗⃗⃗⃗⃗ ‖ = ̅
‖𝑃𝑄 ‖𝑢‖2 + ‖𝑣̅ ‖2 − 2‖𝑢̅‖‖𝑣̅ ‖ cos 𝜃 Q (𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 )

Karena ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄 = 𝑣̅ − 𝑢̅ maka y

2
⃗⃗⃗⃗⃗ ‖
‖𝑃𝑄 x
= ‖𝑣̅ − 𝑢̅‖2
⟺ ‖𝑢̅‖2 + ‖𝑣̅ ‖2 − 2‖𝑢̅‖‖𝑣̅ ‖ cos 𝜃
= ‖𝑣̅ − 𝑢̅‖2
⟺ ‖𝑢̅‖‖𝑣̅ ‖ cos 𝜃
1
= (‖𝑢̅‖2 + ‖𝑣̅ ‖2
2
− ‖𝑣̅ − 𝑢̅‖2 )
⟺ ‖𝑢̅‖‖𝑣̅ ‖ cos 𝜃
1
= (𝑢12 + 𝑢22 + 𝑢32 + 𝑣12 + 𝑣22
2
+ 𝑣32 − {(𝑣1 − 𝑢1 )2
+ (𝑣2 − 𝑢2 )2 + (𝑣3 − 𝑢3 )2 }

 Jika 𝑢̅ = (𝑈1 , 𝑈2 ) dan 𝑣̅ = (𝑉1 , 𝑉2 ) adalah 2 vektor di R2 maka rumus yang


bersesuaian adalah
𝑢̅ . 𝑣̅ = 𝑈1 , 𝑉2
⟺ ‖𝑢̅‖‖𝑣̅ ‖ cos 𝜃
1
= (𝑢12 + 𝑢22 + 𝑢32 + 𝑣12 + 𝑣22 + 𝑣32
2
− {𝑣12 − 2𝑢1 𝑣1 + 𝑢12 + 𝑣22 − 2𝑢2 𝑣2 + 𝑢22 + 𝑣32 − 2𝑢3 𝑣3 + 𝑢32 }
⟺ ‖𝑢̅‖‖𝑣̅ ‖ cos 𝜃
1
= (𝑢12 + 𝑢22 + 𝑢32 + 𝑣12 + 𝑣22 + 𝑣32 − 𝑣12 + 2𝑢1 𝑣1 − 𝑢12 − 𝑣22
2
+ 2𝑢2 𝑣2 −𝑢22 − 𝑣32 + 2𝑢3 𝑣3 − 𝑢32 )
1
⟺ 𝑢̅ . 𝑣̅ = (2𝑢1 𝑣1 + 2𝑢2 𝑣2 + 2𝑢3 𝑣3 )
2
⟺ 𝑢̅ . 𝑣̅ = 𝑢1 𝑣1 + 𝑢2 𝑣2 + 𝑢3 𝑣3

 Jika 𝑢̅ = (𝑈1 , 𝑈2 ) , 𝑣̅ = (𝑉1 , 𝑉1 ) adalah 2 vektor di R2 maka rumus yang


bersesuaian adalah
𝑢̅ . 𝑣̅ = 𝑈1 𝑉1 + 𝑈2 𝑉2

 Jika 𝑢̅ dan 𝑣̅ adalah vektor tak nol maka kita dapat menentukan sudut
diantara 2 vektor tersebut dengan rumus :
𝑢̅𝑣̅
cos 𝜃 =
‖𝑢̅‖. ‖𝑣̅ ‖
 Contoh Soal :
Diketahui vektor 𝑢̅ = (2 , −1 , 1) , 𝑣̅ = (1 , 1 , 2). Carilah 𝑢̅ . 𝑣̅ dan tentukan
sudut 𝜃 diantara 𝑢̅ dan 𝑣̅ .
𝑢̅ . 𝑣̅ = 𝑈1 . 𝑉1 + 𝑈2 . 𝑉2 + 𝑈3 . 𝑉3
= (2 × 1) + (−1 × 1) + (1 × 2)
= 2−1+2
=3

𝑢̅𝑣̅
cos 𝜃 =
‖𝑢̅‖. ‖𝑣̅ ‖
3
=
√22 +(−1)2 +12 .√12 +12 +22
3
=
√4+1+1 .√1+1+4
3
=
√6 . √6
1
=
2
1
𝜃 = 𝑐𝑜𝑠 −1 2
𝜃 = 60°

 Misalkan 𝑢̅ dan 𝑣̅ adalah vektor di R2 atau R3 maka berlau sifat berikut :


i. 𝑣̅ . 𝑣̅ = ‖𝑣̅ ‖2 ⟺ ‖𝑣̅ ‖ = √𝑣̅ . 𝑣̅
ii. Jika 𝑢̅ dan 𝑣̅ adalah vektor tak nol dan 𝜃 adalah sudut diantara 2
vektor tersebut maka
𝜃 lancip ⟺ 𝑢̅ . 𝑣̅ > 0
𝜃 tumpul ⟺ 𝑢̅ . 𝑣̅ < 0
𝜃 siku-siku ⟺ 𝑢̅ . 𝑣̅ = 0

 Jika 𝑢̅ = (1 , −2 , 3) , 𝑣̅ = (−3 , 4 , 2) dan 𝑤 ̅ = (3 , 6 , 3). Carilah hasil kali titik


setiap pasang vektor dan tentukan sudut yang membentuk 2 vektor tersebut!
𝑢̅. 𝑣̅ = ⋯
𝑢̅. 𝑤̅=⋯
𝑣̅ . 𝑤
̅ =⋯
Penyelesaian :
 𝑢̅ . 𝑣̅ = 𝑈1 𝑉1 + 𝑈2 𝑉2 + 𝑈3 𝑉3
= (1 × −3) + (−2 × 4) + (3 × 2)
= −3 − 8 + 6
= −5
𝑢̅𝑣̅
cos 𝜃 =
‖𝑢̅‖. ‖𝑣̅ ‖
−5
=
√12 + (−2)2 + 32 . √(−3)2 + 42 + 22
−5
=
√1 + 4 + 9. √9 + 16 + 4
−5
=
√14. √29
−5
𝜃 = 𝑐𝑜𝑠 −1
√406
𝜃 = 104,37° (𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑙)

 𝑢̅ . 𝑤
̅ = 𝑈1 𝑊1 + 𝑈2 𝑊2 + 𝑈3 𝑊3
= (1 × 3) + (−2 × 6) + (3 × 3)
= 3 − 12 + 9
=0
𝑢̅𝑤̅
cos 𝜃 =
‖𝑢̅‖. ‖𝑤̅‖
0
=
‖𝑢̅‖. ‖𝑤̅‖
−1
𝜃 = 𝑐𝑜𝑠 0
𝜃 = 90° (𝑠𝑖𝑘𝑢 − 𝑠𝑖𝑘𝑢)

 𝑣̅ . 𝑤
̅ = 𝑉1 𝑊1 + 𝑉2 𝑊2 + 𝑉3 𝑊3
= (−3 × 3) + (4 × 6) + (2 × 3)
= −9 + 24 + 6
= 21
𝑣̅ 𝑤
̅
cos 𝜃 =
‖𝑣̅ ‖. ‖𝑤̅‖
21
=
√(−3)2 + 42 + 22 . √32 + 62 + 32

21
=
√9 + 16 + 4. √9 + 36 + 9
21
=
√29.√54
21
=
√1566
21
𝜃 = 𝑐𝑜𝑠 −1
√1566
𝜃 = 57,9° (𝑙𝑎𝑛𝑐𝑖𝑝)

 Vektor yang tegak lurus disebut dengan vektor ortogonal.


2 Vektor tak nol adalah tegak lurus jika dan hanya jika hasil kali titiknya
adalah nol.
 Jika 𝑢̅ , 𝑣̅ 𝑑𝑎𝑛 𝑤
̅ adalah vektor-vektor di R2 atau R3 dan k adalah skalar maka
berlaku sifat-sifat berikut :
i. 𝑢̅. 𝑣̅ = 𝑣̅ . 𝑢̅
ii. 𝑢̅(𝑣̅ + 𝑤 ̅) = 𝑢̅. 𝑣̅ + 𝑢̅. 𝑤
̅
iii. 𝑘(𝑢̅. 𝑣̅ ) = (𝑘𝑢̅). 𝑣̅ = 𝑢̅(𝑘𝑣̅ )
iv. 𝑣̅ . 𝑣̅ > 0 jika 𝑣̅ ≠ 0 dan 𝑣̅ . 𝑣̅ = 0 jika 𝑣̅ = 0

HASIL KALI SILANG


 Jika 𝑢̅ = (𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 ) dan 𝑣̅ = (𝑉1 , 𝑉2 , 𝑉3 ) adalak vektor di R3 maka hasil kali
silang 𝑢̅ × 𝑣̅ adalah vektor yang didefinisikan oleh :
𝑢̅ × 𝑣̅ = (𝑈2 𝑉3 − 𝑈3 𝑉2 , 𝑈3 𝑉1 − 𝑈1 𝑉3 , 𝑈1 𝑉2 − 𝑈2 𝑉1 )
𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑈2 𝑈3 𝑈 𝑈3 𝑈1 𝑈2
𝑢̅ × 𝑣̅ = (| |,−| 1 | ,| |)
𝑉2 𝑉3 𝑉1 𝑉3 𝑉1 𝑉2
 Contoh Soal :
Carilah 𝑢̅ × 𝑣̅ dimana 𝑢̅ = (1 , 2 , −2) 𝑣̅ = (3 , 0 , 1)
Penyelesaian :
1 2 −2
Bentuk matriks [ ]
3 0 1
2 −2 1 −2 1 2
𝑢̅ × 𝑣̅ = (| |,−| |,| |)
0 1 3 1 3 0
= (2 − 0 , −(1 − (−6)) , 0 − 6)
= (2 , −7 , −6)

 Jika 𝑢̅ dan 𝑣̅ adalah vektor di R3, maka berlaku sifat berikut :


i. 𝑢̅. (𝑢̅ × 𝑣̅ ) = 0 (𝑢̅ × 𝑣̅ 𝑜𝑟𝑡𝑜𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑘𝑒 − 𝑢̅)
ii. 𝑣̅ . (𝑢̅ × 𝑣̅ ) = 0 (𝑢̅ × 𝑣̅ 𝑜𝑟𝑡𝑜𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑘𝑒 − 𝑣̅ )
iii. ‖𝑢̅ × 𝑣̅ ‖ = ‖𝑢̅‖ ‖𝑣̅ ‖2 − (𝑢̅. 𝑣̅ )2 (𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑔𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒)
2 2

 Contoh Soal :
Jika 𝑢̅ = (1 , 2 , −2) 𝑣̅ = (3 , 0 , 1). Carilah
a. 𝑢̅. (𝑢̅ × 𝑣̅ ) = 0
b. 𝑣̅ . (𝑢̅ × 𝑣̅ ) = 0

Penyelesaian :

2 −2 1 −2 1 2
𝑢̅ × 𝑣̅ = (| |,−| |,| |)
0 1 3 1 3 0
= (2 − 0 , −(1 − (−6)) , 0 − 6)
= (2 , −7 , −6)
a. 𝑢̅. (𝑢̅ × 𝑣̅ ) = (1 , 2 , −2) . (2 , −7 , −6)
= 2 − 14 + 12
=0
b. 𝑣̅ . (𝑢̅ × 𝑣̅ ) = (3 , 0 , 1) . (2 , −7 , −6)
= 6+0−6
=0
𝑢̅ × 𝑣̅ 𝑜𝑟𝑡𝑜𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑘𝑒 − 𝑢̅ 𝑑𝑎𝑛 𝑣̅
 Jika 𝑢̅ dan 𝑣̅ adalah sebarang vektor di R3 dan k adalah skalar berlaku sifat-
sifat berikut :
i. 𝑢̅ × 𝑣̅ = −(𝑣̅ × 𝑢̅)
ii. 𝑢̅ × (𝑣̅ + 𝑤 ̅) = (𝑢̅ × 𝑣̅ ) + (𝑢̅ × 𝑤 ̅)
iii. (𝑢̅ × 𝑣̅ ) × 𝑤 ̅ = (𝑢̅ × 𝑤 ̅) + (𝑣̅ × 𝑤̅)
iv. 𝑘(𝑢̅ × 𝑣̅ ) = (𝑘𝑢̅) × 𝑣̅ = 𝑢̅ × (𝑘𝑣̅ )
v. 𝑢̅ × 0̅ = 0̅ × 𝑢̅ = 𝑢̅
vi. 𝑢̅ × 𝑢̅ = 0

 Contoh :
Tinjaulah vektor-vektor 𝑖 = (1 , 0 , 0) , 𝑗 = (0 , 1 , 0) , 𝑘 = (0 , 0 , 1). Masing-
masing vektor tersebut mempunyai panjang 1 dan terletak sepanjang sumbu
koordinat. Vektor ini disebut Vektor Satuan Baku (Standart Unit Vectors) di
R3. Setiap vektor 𝑣̅ ialah (𝑉1 , 𝑉2 , 𝑉3 ) di R3 dapat diungkapkan dengan 𝑖̅ , 𝑗̅ , 𝑘̅

Vektor 𝑣̅ dapat ditulis dalam bentuk i , j , k sebagai


berikut :
k = ( 0, 0, 1)
𝑣̅ = (𝑉1 , 𝑉2 , 𝑉3 )
j = (0, 1, 0)
= 𝑉1 (1 , 0 , 0) + 𝑉2 (0 , 1 , 0) + 𝑉3 (0 , 0 , 1)
= 𝑉1 𝑖 + 𝑉2 𝑗 + 𝑉3 𝑘
i = (1, 0, 0)
Misalnya (2 , −3 , 4) = 2𝑖 − 3𝑗 + 4𝑘

 Untuk memudahkan dalam memperoleh hasil kali silang secara simbolis


ditulis dalam bentuk determinan (3 x 3) sebagai berikut :
𝑖̅ 𝑗̅ 𝑘̅
𝑢̅ × 𝑣̅ = |𝑈1 𝑈2 𝑈3 |
𝑉1 𝑉2 𝑉3
𝑈 𝑈3 𝑈 𝑈3 𝑈 𝑈2 ̅
=| 2 | 𝑖̅ − | 1 | 𝑗̅ + | 1 |𝑘
𝑉2 𝑉3 𝑉1 𝑉3 𝑉1 𝑉2
PROYEKSI
 Perhatikan gambar berikut!

W2 W2
̅
𝑈
̅
𝑈

Q W1 𝑎̅ Q 𝑎̅ W1

̅̅̅̅ ̅ − ̅̅̅̅
𝑊2 = 𝑈 𝑊1
W2
̅
𝑈

W1 Q 𝑎̅

 Vektor 𝑤
̅̅̅1̅ sejajar dengan 𝑎̅, vektor ̅̅̅̅
𝑤2 tegak lurus dengan 𝑎̅ dan
𝑤
̅̅̅1̅ + ̅̅̅̅ ̅̅̅1̅ + (𝑢̅ − 𝑤
𝑤2 = 𝑤 ̅̅̅̅)
1 =𝑢
̅

 Vektor 𝑤
̅̅̅1̅ dinamakan proyeksi ortogonal 𝑢̅ pada 𝑎 atau komponen vektor 𝑢̅
sepanjang 𝑎̅ , dan dinotasikan dengan
𝑝𝑟𝑜𝑦𝑎 𝑢̅

 Vektor ̅̅̅̅
𝑤2 dinamakan komponen vektor 𝑢̅ yang ortogonal terhadap 𝑎
𝑤2 = 𝑢̅ − 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑎 𝑢̅
̅̅̅̅

 Jika 𝑢̅ dan 𝑎̅ adalah vektor di R2 atau R3 dan jika 𝑎 ≠ 0 maka :


𝑢̅ . 𝑎̅
𝑝𝑟𝑜𝑦𝑎 𝑢̅ = . 𝑎 (𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑣𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑢̅ 𝑠𝑒𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎̅)
‖𝑎‖2

𝑢̅ . 𝑎̅
𝑢̅ − 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑎 𝑢̅ = 𝑢̅ − .𝑎 (𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑢̅ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑜𝑟𝑡𝑜𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎̅)
‖𝑎‖2

 Contoh soal :
Misalkan 𝑢̅ = (2 , −1 , 3) dan 𝑎̅ = (4 , −1 , 2). Carilah komponen vektor 𝑢̅
sepanjang 𝑎̅ dan komponen vektor 𝑢̅ yang ortogonal dengan 𝑎̅!

Penyelesaian :
𝑢̅. 𝑎̅ = (2 , −1 , 3). (4 , −1 , 2)
= (2 × 4) + (−1 × (−1)) + (3 × 2)
=8+1+6
= 15

‖𝑎‖2 = 42 + (−1)2 + 22
= 16 + 1 + 4
= 21

Komponen vektor 𝑢̅ sepanjang 𝑎̅ :


𝑢̅ . 𝑎̅
𝑝𝑟𝑜𝑦𝑎 𝑢̅ = .𝑎
‖𝑎‖2
15
= . (4 , −1 , 2)
21
5
= . (4 , −1 , 2)
7
20 5 10
= ( ,− , )
7 7 7

Komponen vektor 𝑢̅ yang ortogonal dengan 𝑎̅ :


𝑢̅ . 𝑎̅
𝑢̅ − 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑎 𝑢̅ = 𝑢̅ − .𝑎
‖𝑎‖2
20 5 10
= (2 , −1 , 3) − ( , − , )
7 7 7
20 5 10
= (2 − , −1 − (− ) , 3 − )
7 7 7
6 2 11
= (− , − , )
7 7 7

 Panjang komponen vektor 𝑢̅ sepanjang 𝑎̅ :


𝑢̅ . 𝑎̅
‖𝑝𝑟𝑜𝑦𝑎 𝑢̅‖ = ‖ . 𝑎‖
‖𝑎‖2
𝑢̅ . 𝑎̅
=| |
||𝑎||2
|𝑢̅. 𝑎̅|
= . ‖𝑎‖
‖𝑎‖2
|𝑢̅. 𝑎̅|
=
‖𝑎‖

Jadi
|𝑢̅. 𝑎̅|
‖𝑝𝑟𝑜𝑦𝑎 𝑢̅‖ =
‖𝑎‖
Karena 𝑢̅ .̅𝑎 = ̅ ‖‖𝑎̅‖ cos 𝜃
‖𝑢
‖𝑝𝑟𝑜𝑦𝑎 𝑢̅‖ = ‖𝑢̅‖ cos 𝜃

Anda mungkin juga menyukai