Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN

MATERI MATRIKS

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Aljabar Linier Unit 02
Dosen Pengampu:
Dra. Erni Maidiyah, M.Pd

Oleh:
Puji Widijayanti
NPM : 2106103020036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2023/2024
A. Definisi Matriks
Sebuah matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan.
Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks.
Matriks adalah angka-angka yang disusun sedemikian sehingga menyerupai persegi panjang
berdasarkan urutan baris dan kolom. Angka-angka yang menyusun matriks disebut sebagai unsur
atau elemen. Umumnya, matriks berada di dalam tanda kurung dan dinyatakan sebagai huruf
kapital. Sementara itu, unsur atau elemen dinyatakan sebagai huruf kecil serta memiliki indeks.
Indeks tersebut menyatakan letak baris dan kolom unsur. Baris adalah susunan angka yang
arahnya horizontal atau mendatar.
Determinan adalah bilangan yang terkait dengan matriks persegi. Determinan matriks A, ditulis
sebagai det(A), memberikan informasi tentang sifat matriks tersebut, termasuk apakah matriks
tersebut memiliki invers.

B. Contoh Matriks

[ ]
−√ 2 π

[ ]
e
1 2
3 0
−1 4
[4] 3
1
2
0 [ 13]
0 0 0

C. Jenis-Jenis Matriks
1. Matriks baris
Matriks baris adalah matriks yang hanya memiliki satu baris dengan beberapa kolom.
Setiap elemen matriks tersebut disusun secara horizontal.
Berikut ini adalah contoh matriks baris:
Contoh 1.
A=[ 2 4 6 8 ]
Matriks baris A memiliki satu baris dengan empat kolom. Elemen-elemennya adalah 2, 4,
6, dan 8.
Contoh 2.
B = [7]
Matriks baris B hanya memiliki satu elemen, yaitu 7. Meskipun hanya memiliki satu
elemen, matriks B tetap dianggap sebagai matriks baris karena disusun dalam bentuk
baris.

2. Matriks kolom
Matriks kolom adalah matriks yang hanya memiliki satu kolom dengan beberapa baris.
Setiap elemen matriks tersebut disusun secara vertikal. Berikut ini adalah contoh matriks
kolom
Contoh 1

[]
3
A= 6
9
Matriks kolom A memiliki tiga baris dan satu kolom. Elemen-elemennya adalah 3, 6, dan
9.
Contoh 2

B=
[−14 ]
Matriks kolom B memiliki dua baris dan satu kolom. Elemen-elemennya adalah 4 dan -1.

3. Matriks nol
Matriks nol adalah matriks yang bernilai nol di semua elemennya.
Berikut adalah beberapa contoh matriks nol:
 Matriks nol 2 ×2

[ 00 00]
 Matriks nol 3 ×3

[ ]
0 0 0
0 0 0
0 0 0
semua contoh di atas, semua elemen matriks memiliki nilai nol. Matriks nol
seringkali digunakan sebagai elemen identitas dalam operasi penambahan atau
pengurangan matriks.
4. Matriks persegi
Merupakan matriks yang memiliki jumlah baris yang sama dengan kolomnya, seperti
matriks ordo 2 × 2, 3 × 3, dan seterusnya.
Contoh
Matriks persegi 2 × 2:

[ 31 42]
Matriks persegi 3 × 3:

[ ]
1 2 3
4 5 6
7 8 9
semua contoh di atas, jumlah baris sama dengan jumlah kolom, sehingga matriks-matriks
tersebut merupakan matriks persegi.

5. Matriks segitiga atas


Merupakan bentuk matriks persegi yang elemen di bawah diagonal utamanya bernilai
nol, sehingga seolah-olah berbentuk segitiga.
Contoh

[ ]
3 7 2 9
0 6 1 4
0 0 5 8
0 0 0 2
semua elemen yang berada di bawah diagonal utama memiliki nilai nol. Matriks segitiga atas
memiliki struktur yang khas, yang memudahkan dalam beberapa operasi matriks seperti
mencari determinan, mencari solusi sistem persamaan linear, dan faktorisasi LU(Lower-
Upper)

6. Matriks segitiga bawah


Merupakan matriks persegi yang elemen di atas diagonal utamanya bernilai nol.
Contoh
[ ]
1 0 0 0 0
4 5 0 0 0
2 6 7 0 0
8 3 9 2 0
7 5 1 4 6
Matriks di atas merupakan matriks segitiga bawah dengan ukuran 5x5. semua elemen di
atas diagonal utama memiliki nilai nol.

7. Matriks diagonal
Merupakan matriks persegi yang semua elemennya bernilai nol, kecuali diagonal
utamanya.
Contoh

[ ]
4 0 0 0
0 −2 0 0
0 0 7 0
0 0 0 1
matriks diagonal dengan ukuran 4x4.
8. Matriks identitas
Merupakan matriks diagonal yang setiap elemen diagonal utamanya bernilai satu.
Contoh:
1 0 0 0 0
0 1 0 0 0
0 0 1 0 0
0 0 0 1 0
0 0 0 0 1
Matriks identitas sering digunakan dalam operasi aljabar linear, karena memiliki sifat
khusus yang berguna dalam perkalian matriks, inversi matriks, dan operasi lainnya.
9. Matriks singular
Merupakan matriks yang determinannya bernilai nol. Artinya, kamu bisa menentukan singularitas
matriks melalui perhitungan karena tidak bisa dilihat secara visual hanya dari bentuk matriksnya
saja.
Contoh
[ ]
2 4
1 2
Matriks di atas merupakan matriks 2x2. Determinan matriks ini adalah 0. Oleh karena itu,
matriks ini adalah matriks singular.

D. Sifat-Sifat Matriks
Sifat-sifat matriks berlaku pada saat matriks dioperasikan dengan matriks lain. Adapun
sifat-sifatnya adalah sebagai berikut.
1. Sifat penjumlahan matriks
Penjumlahan hanya berlaku pada matriks yang memiliki ordo sama. Jika ordo
antarmatriksnya berbeda, maka tidak bisa dilakukan penjumlahan. Misalnya,
penjumlahan antarmatriks ordo 2 × 2, antarmatriks 3 × 3, dan seterusnya.
Penjumlahan ini memenuhi sifat-sifat berikut.
 Sifat komutatif, yaitu sifat yang memenuhi A + B = B + A.
 Sifat asosiatif, yaitu sifat yang memenuhi (A + B) + C = A + (B + C).
 Sifat matriks nol, yaitu sifat yang memenuhi A + 0 = A.

2. Sifat pengurangan matriks


Sama seperti penjumlahan, pengurangan hanya berlaku untuk matriks berordo sama.
Namun, sifat-sifat penjumlahan tidak berlaku pada pengurangan, kecuali sifat
pengurangan dengan matriks nol, yaitu A – 0 = A.

3. Sifat perkalian matriks


Perkalian antara dua matriks bisa dilakukan jika jumlah kolom matriks pertama sama
dengan jumlah baris matriks kedua. Misalnya matriks ordo 2 x 3 bisa dikalikan
dengan ordo 3 x 2, matriks ordo 3 x 1 bisa dikalikan ordo 1 x 3, dan seterusnya. Ingat,
ketentuan ini tidak bisa dibalik, ya. Pada perkalian matriks berlaku sifat-sifat berikut.
 Sifat asosiatif, yaitu (A × B) × C = A × (B × C).
 Sifat distributif, yaitu A × (B + C) = (A × B) + (A × C).
 Perkalian dengan matriks nol akan menghasilkan matriks nol, yaitu A × 0 = 0.
E. Operasi Pada Matriks Dan Contohnya
1. Penjumlahan Matriks
Bentuk umum operasi penjumlahan matriks

[ ac bd ]+[ eg hf ]=[ ca+e+ g b+ f


d+ h ]
Contoh
Diketahui matriks A dan matriks B. tentukan A+B!

A=
[ 13 42 ] B=[ 12 34 ]
Penyelesaian:

A+ B=
[ 1+1
3+2 2+ 4 ]
4+ 3

¿
[25 76]
2. Pengurangan matriks
Bentuk umum operasi pengurangan matriks

[ ac bd ]−[ ge hf ]=[ a−e


c−g
b−f
d−h ]
Contoh :
Diketahui matriks A dan matriks B. tentukan A- B!

A=
[ 21 42] B=[ 12 34 ]
Penyelesaian :

A−B=
[2−1
1−2 2−4 ]
4−3

¿
[−11 −21 ]
3. Perkalian matriks dengan matriks
Perkalian dua matriks yaotu perkalian yang dapat dilakukan pada dua buah matriks
yaitu jumlah kolom matriks A= jumlah baris matriks A.
Aturan perkalian matriks yaitu misalkan dimana elemen-elemen dari C ( C ij )
Merupakan penjumlahan dari perkalian elemen-elemen A baris i dengan elemen-
elemen B kolom j.
Bentuk umum 1

A=
[ ac bd ]. B=[ kl mn ] maka
A22 . B22=C 22

A . B=
[ca..kk ++db .l.l a . m+ b . n
c .m+d . n ]
Bentuk umum 2

[ ]
k n
A=
[
a b c
d e f ]
. B= l o maka
m p
A23 . B3 2=C 22

A . B=
[ad..kk++be .l+ c.m
. l+ f . m
a . n+b . o +c . p
d . n+e . o+f . p ]

Anda mungkin juga menyukai