Anda di halaman 1dari 10

HANDOUT MATRIKS

A. Pengertian Matriks
Matriks adalah kumpulan bilangan atau simbol yang disusun menurut baris
dan kolom yang hubungannya akan membentuk segi empat siku-siku.

B. Notasi Matriks
Matriks biasanya ditulis dengan huruf kapital. Sedangkan
elemen/entri/anggota matriks dituliis dengan huruf kecil. Suatu matriks disimbolkan
dengan huruf kapital seperti A, B, atau I, dan seterusnya, sedangkan elemen suatu
matriks disimbolkan dengan huruf kecil a, b, atau c dan seterusnya . Notasi dari
matriks A dinyatakan dengan A = (aij).
C. Bentuk Umum Matriks
Matriks A ukuran mn, disimbolkan Amn=(aij)mn adalah matriks dengan
banyaknya baris m dan banyak kolom n, ditulis :
a11 a 12 … a1 n

[ a
Am × n=( aij ) m ×n= 21

a 22 … a2 n
⋮ … ⋮
am 1 am 2 a mn ]
, a ij ∈ R

D. Ordo Matriks
Banyaknya baris dan banyaknya kolom menentukan ukuran dari suatu matriks
disebut ordo matriks. matriks A berordo mxn, ditulis Amxn.

E. Diagonal Matriks
Diagonal dibagi menjadi 2, yaitu diagonal utama dan diagonal sekunder.
Pada gambar di atas, diagonal utama merupakan garis miring yang dibentuk oleh
elemen 5,7, dan 1. Sedangkan diagonal sekunder merupakan garis miring yang
dibentuk oleh 3,7, dan 3.

F. Macam-Macam Matriks
Berdasarkan jumlah baris dan kolomnya, matriks dibedakan menjadi:
1. Matriks Persegi
Yaitu matriks dengan jumlah baris sama dengan jumlah kolom (m = n).
2. Matriks Baris
Yaitu matriks yang terdiri dari satu baris saja.
3. Matriks Kolom
Yaitu matriks yang hanya terdiri dari satu kolom.
4. Matriks Tegak
Yaitu matriks dengan jumlah baris lebih banyak dari jumlah kolom, atau dapat
dikatakan dengan matriks yang berordo mxn dengan m>n.
5. Matriks Datar
Yaitu matriks dengan jumlah baris lebih sedikit dari jumlah kolom, atau dapat
dikatakan dengan matriks yang berordo mxn dengan m<n.

Adapun jika dilihat berdasarkan elemen-elemen penyusunnya, matriks dibagi


menjadi :

1. Matriks Nol
Yaitu matriks yang semua unsur / elemen penyusunnya adalah nol. Matriks
nol biasanya dinotasikan dengan O m x n.
2. Matriks Diagonal
Yaitu matriks persegi yang selain elemen diagonal utamanya adalah nol.
3. Matriks Skalar
Yaitu matriks diagonal yang semua elemen pada diagonalnya sama dan
elemen-elemen selain diagonal utama adalah 0.

Contoh: F2x2 = [ 30 30]


4. Matriks Simetri
Yaitu matriks persegi yang setiap elemennya selain elemen diagonal adalah
simetri terhadap diagonal utama, atau matriks dimana susunan elemen-elemen
antara matriks dengan transposenya sama. C=CT; maka C adalah matriks
simetris
5. Matriks Simetri Miring
Yaitu Matriks simetri yang elemen-elemennya selain elemen diagonal saling
berlawanan.
6. Matriks Identitas
Yaitu matriks diagonal yang semua elemen pada diagonal utamanya adalah
satu dan elemen yang lain adalah nol dan dinotasikan sebagai I.

7. Matriks Segitiga Atas


Yaitu matriks persegi yang semua elemen yang berada di bawah elemen
diagonalnya sama dengan nol.

8. Matriks Segitiga Bawah


Yaitu matriks persegi yang semua elemen yang berada di atas elemen diagonal
utamanya sama dengan nol.

G. Kesamaan Dua Matriks


Diketahui matriks-matriks Amn=(aij)mn dan Bmn=(aij)mn maka A=B hanya bila
aij=bij , i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n.

H. Transpose Matriks
Diketahui A=(aij)mn maka transpose A adalah AT=(aji)nm.
a11 a21
A=
a 11 a12 a13
[
a21 a22 a23 ] T
maka A = a12 a22
a13 b 32[ ]
I. Operasi Matriks
1. Penjumlahan dan Pegurangan Matriks
Penjumlahan dan pengurangan matriks hanya dapat dilakukan apabila kedua
matriks memiliki ukuran atau tipe (ordo) yang sama. Elemen-elemen yang
dijumlahkan atau dikurangi adalah elemen yang posisi atau letaknya sama.

atau diketahui matriks Amn dan Bmn , maka A+B=(aij+bij)mn

a 11 a12 a13 b b b
A=
[ a21 a22 a23 ]
dan B= 11 12 13
[
b21 b22 b 23 ]
a 11 +b11 a12+ b12 a13 +b13
A+ B=
[ a21 +b21 a22+ b22 a23 +b 23 ]
2. Perkalian skalar dengan matriks
Rumus Perkalian Skalar Matriks dilakukan dengan cara konstanta yang artinya
nilai matriks bisa dikalikan dengan cara mengalikan setiap eleman atau
komponen nilai matriks dengan skalar yang diberikan. Misalnya nilai Matriks A
dikalikan dengan skalar K maka setiap eleman atau komponen Matriks A dikali
dengan k.
Diketahui matriks Amn dan skalar k, maka kA=(kaij)mn

3. Perkalian matriks dengan matriks


Perkalian matriks dilakukan dengan cara tiap baris dikalikan dengan tiap
kolom, selanjutnya dijumlahkan pada baris yang sama. perkalian matriks yang
berordo m x n dengan matriks p x q harus nilai n = p, dengan kata lain jumlah
baris pada matriks pertama harus sama dengan jumlah kolom pada matriks kedua.

p
AB=( α ij )m ×n , α ij =∑ aik b kj
k−1

b11 b12
A=
a 11 a12 a13
[
a21 a22 a23 ]
dan B= b21 b22 maka
b31 b32 [ ]
3 3

AB=
[ ∑ a1 k bk 1
k−1
3
∑ a1k bk 2
k−1
3

∑ a2 k bk 1 ∑ a 2 k b k 2
k−1 k−1
]
a11 b11 + a12 b 21+a 13 b31 a11 b 12 +a 12 b22 +a13 b32
¿
[ ]
a21 b11 + a22 b 21+ a23 b 31 a21 b 12 + a22 b22 +a 23 b32
Perlu

dinyatakan bahwa perkalian matriks tidak komutatif, artinya ABBA.


J. Sifat-Sifat pada Operasi Matriks
1. Sifat-sifat penjumlahan matriks
 A+B = B+A (Komutatif)
 A+(B+C) = (A+B)+C (Assosiatif)
 A+O = O+A = A
 (A+B)T = AT+BT
 Ada B sedemikian hingga A + B = B + A = 0 yaitu B = -A
2. sifat-sifat perkalian matriks dengan skalar:
 a(A+B) = aA+aB
 a(A-B) = aA-aB
 (a+b)B = aB+bB
 (a-b)B = aB-bB
 (ab)B = a(bB)
 (aB)T = aBT
3. Sifat-sifat perkalian matriks dengan matriks antara lain :
 A(BC) = (AB)C
 A(B+C) = AB + AC
 (B+C)A = BA + CA
 A(B-C) = AB – AC
 (B-C)A = BA – CA
 a(BC) = (aB)C = B(aC)
 AI = IA = A

K. Determinan Matriks
Untuk setiap matriks persegi terdapat suatu bilangan tertentu yang disebut
determinan. Determinan matriks adalah jumlah semua hasil perkalian elementer yang
bertanda dari A dan dinyatakan dengan det(A) atau |A|.
Yang diartikan dengan hasil perkalian elementer bertanda dari suatu matriks A
adalah sebuah hasil perkalian elementer pada suatu kolom dengan +1 atau -1.
Untuk mengetahui tanda +1 atau -1dalam menentukan determinan suatu matriks
yaitu dengan menggunakan permutasi sesuai besar peringkat matriks tersebut dan ada
atau tidaknya invers pada hasil permutasi peringkat matriks tersebut.
Invers terjadi pada suatu permutasi jika terdapat bilangan yang lebih besar
mendahului bilangan yang lebih kecil pada kolom. Jika banyak invers genap dan nol
maka tanda +1 dan jika banyak invers ganjil maka tanda -1.

1. Determinan untuk ordo 2x2 maka bentuk matriks seperti ini :

[ aa 1121 a 12
]
a 22
permutasi dari bilangan bulat 1 dan 2 diambil bersama adalah 2!=2

yaitu 1 2 dan 2 1. Sehingga determinan dari matriks berordo 2x2 adalah

+1(a11.a22)-1(a12.a21) = a11.a22 – a12.a21. jika matriks dalam bentuk [ ac bd ] maka

untuk mencari determinannya lebih dikenal dengan bentuk ad – bc.

2. Determinan untuk ordo 3x3


a 11 a 12 a 13

[ ]
Maka bentuk matriks seperti a 21 a 22 a 23 , permutasi dari bilangan bulat 1,
a 31 a 32 a 33
2 dan 3 diambil bersama adalah 3! = 6 yaitu 123, 132, 213, 231, 312, dan 321.
Sehingga determinan dari matriks berordo 3x3 adalah +1(a 11.a22.a33)-1(a11.a23.a32)-
1(a12.a21.a31)+1(a12.a23.a31)+1(a13.a21.a32)-1(a13.a22.a31).

Untuk mempermudah dalam mencari determinan maka berlaku :

a) Metode Sarrus
a b c a b

[ ]
Misal matriks A = d e f d e
g h i g h
- - - + + +
Maka |A| = aei + bfg + cdh – ceg – afh – bdi.
Cara ini hanya berlaku pada matriks berordo 3x3.

b) Metode Minor dan Kofaktor


Minor suatu matriks A dilambangkan dengan M ij adalah matriks bagian
dari A yang diperoleh dengan cara menghilangkan elemen-elemennya
pada baris ke-i dan elemen-elemen pada kolom ke-j.

a 11 a 12 a 13

[
A= a 21 a 22 a 23 maka :
a 31 a 32 a 33 ]
a 11 a 12 a 13

[
M11 = a 21 a 22 a 23 =
a 31 a 32 a 33 ][
a 22 a 13
a 32 a 33 ]
a 11 a 12 a 13

[
M12 = a 21 a 22 a 23 =
a 31 a 32 a 33 ][
a 21 a 23
a 31 a 33 ]
a 11 a 12 a 13

[
M13 = a 21 a 22 a 23 =
a 31 a 32 a 33 ][
a 21 a 22
a 31 a 32 ]
M11, M12 dan M13 merupakan submatriks hasil ekspansi baris ke-1 dari
matriks A. Kofaktor suatu elemen baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks A
dilambangkan dengan α ij = (-1)i+j¿ Mij∨¿, dari matriks A tersebut kofaktor
a11 dilambangkan dengan α11 yaitu (-1)i+j|Mij|. Misalkan diketahui suatu
matriks,

Maka kofaktor-kofaktor dari matriks tersebut adalah,


Untuk mencari det(A) dengan metode minor dan kofaktor cukup
mengambil satu ekspansi saja misal ekspansi baris ke-1atau kolom ke-1.

L. Adjoin matriks
Adalah transpose dari kofaktor-kofaktor matriks tersebut, dilambangkan dengan
adj A = (αij)T . Secara umum adjoin matriks dapat dituliskan :

M. Invers Matriks
Jika A dan B matriks persegi nxn sedemikian hingga AB=BA=I, B disebut invers
A (B=A-1) dan A disebut invers B (A=B-1), sehingga berlaku A A-1= A-1A=I, dimana I
adalah identitas.
1
Invers matriks A dirumuskan A-1 = . Adj(A)
¿ A∨¿ ¿

N. Sistem Persamaan Linear

Sistem Persamaan Linear (SPL) adalah suatu sistem yang terdiri dari n persamaan
yang masing-masing merupakan persamaan linear dengan m peubah :
a 11 x 1 +a 12 x2 + …+ a1 n x n =b1
a 21 x1 +a 22 x 2+ …+a2 n x n=b2

a m 1 x 1+ am2 x2 +…+ amn x n =bn

SPL tersebut dapat dituliskan ke dalam bentuk perkalian matrik :


AX=B

dengan
a11 a12 … a1 n x1 b1
a

[
A= 21
a22 … a2 n
⋮ … ⋮
a m 1 am 2 amn
, X=
] [] [] x2

xn
, dan B=
b2

bm

Penyelesaian Sistem Persamaan Linier (SPL)


 Tidak semua SPL mempunyai penyelesaian. SPL yang mempunyai
penyelesaian dikatakan konsisten, sebaliknya SPL yang tidak mempunyai
penyelesaian dikatakan tidak konsisten.
 SPL konsisten dapat dibedakan menjadi 2 : Konsisten dengan solusi banyak
dan konsisten dengan solusi tunggal.
 Untuk kasus SPL yang banyak persamaan sama dengan banyak peubah atau
matriks A yang terkait merupakan matriks persegi (m=n), maka SPL akan
konsisten dengan solusi tunggal bila A invertibleyaitu saat Det ( A) ≠ 0.
O. Penyelesaian Menggunakan Determinan dan Invers Matriks

1. Penyelesaian Menggunakan Determinan(Aturan Cramer)

Jika AX=B adalah sistem persamaan linear yang terdiri dari n persamaan dan
n peubah, dan diketahui det(A)0 maka sistem persamaan linear tersebut
mempunyai penyelesaian tunggal :
det ( A 1) det ( A 2 ) det ( A n )
x 1= , x2= ,… , x n=
det ( A ) det ( A ) det ( A )
dengan Ak , k=1,2,...,n adalah matriks yang diperoleh dengan menggantikan
elemen-elemen kolom ke-k dari matriks A dengan elemen-elemen matriks B.

2. Penyelesaian Menggunakan Invers Matriks


SPL AX=B, dapat diselesaikan dengan syarat A suatu matriks invertible yaitu
AX=B
 A-1AX=A-1B
 IX=A-1B
 X=A-1B.

Anda mungkin juga menyukai