Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

“Metode dan Teknik dalam Pembelajaran Matematika”

Dosen Pengampuh :
Drs.Nasaruddin, M.Si.

Oleh:
KELOMPOK 9

Fhilda Yulinda Sya’ih (17 0204 0121)


Winda (17 0204 0103)
Achmad Salipolo (17 0204 0044)

MATEMATIKA 5C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO
2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan pertolongannya. Sehingga
makalah ini yang berjudul “Metode dan Teknik dalam Pembelajaran Matematika” dapat
terselesaikan sesuai waktu yang ditentukan.

Penulisan makalah ini dibuat sebagai media pembelajaran di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Palopo dalam rangka memenuhi tugas di perguruan tinggi yang berkaitan dengan
bahan pembelajaran. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan kata atau kalimat dan tata
letak dalam makalah ini tentunya banyak sekali kekurangan dan kekhilafkan baik kata atau
kalimat dan tata letak.

Untuk kebaikan dan kesempurnaannya makalah ini, kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan dan akhirnya semoga bermanfaat bagi pembaca, penyusun dan mahasiswa.

Wassalamualaikum, wr.wb

Palopo, 19 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i

Daftar isi ii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Metode 2
B. Macam-Macam Metode Pembelajaran 3
1. Metode Pemecahan Masalah 3
2. Metode Inkuiri 4
3. Metode Diskusi 4
4. Metode Brainstorming 6
5. Metode Discovery Learning 9
C. Pengertian Teknik 11
D. Macam-Macam Teknik Pembelajaran 12
1. Teknik pembelajaran langsung 12
2. Teknik problem solving 12
3. Teknik pembelajaran kontekstual 12
4. Teknik pembelajaran kooperatif 13

Bab III Penutup


A. Kesimpulan 14
B. Saran 14

Daftar Pustaka

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah pendidikan merupakan persoalan yang kompleks, sebab banyak
komponen yang mempengaruhinya. Salah satu faktornya adalah Guru. Guru merupakan
komponen pembelajaran yang memegang peran yang utama, karena keberhasilan proses
pembelajaran ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaiakan materi
kepada siswa dengan menggunakan metode dalam proses pembelajarannya yang
dilakukan. Artinya, keberhasilan seorang guru dalam melakukan pembelajaran kepada
siswa sangat tergantung dengan metode dan teknik yang diterapkannya.
Berdasarkan uraian di atas, berikut akan dibahas tentang metode dan teknik
dalam pembelajaran matematika. Metode pembelajaran ialah cara yang dapat ditempuh
oleh seorang guru dalam memudahkan pencapaian tujauan pendidikan. Sedangkan
teknik merupakan suatu kiat, siasat, atau penemuan yang digunakan menyelesaikan
serta menyempurnakan suatu tujuan langsung. Teknik harus konsisten dengan metode.
Oleh karena itu, teknik harus selaras dan serasi dengan pendekatan.
Apabila metode dan teknik tersebut dapat dipilih dan diaplikasikan atau
diimplementasikan dengan baik dengan berdasarkan karakteristik siswa, maka dapat
meningkatkan minat belajar siswa serta mempermudah pencapaian tujuan pendidikan
melalaui metode dan teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran ?
2. Apa sajakah macam-macam metode dalam pembelajaran matematika?
3. Apa yang dimaksud dengan teknik pembelajaran?
4. Apa sajakah macam-macam teknik dalam pembelajaran matematika?

C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari metode pembelajaran.
2. Untuk mengetahui macam-macam metode dalam pembelajaran matematika.
3. Untuk mengetahui pengertian dari teknik pembelajaran.
4. Untuk mengetahui macam macam teknik dalam pembelajaran matematika.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran


Ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa yunani yaitu
methodos. Kata ini berasal dari dua suku kata yaitu metha yang berarti melewati atau
melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan
yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa inggris dikenal dengan term method dan
way yang mempunyai arti metode dan cara dan dalam bahasa arab, kata metode
diungkapkan dalam berbagai kata seperti kata al-thariqoh (jalan), al-manhaj (sistem), dan
al-wasilah (mediator atau perantara). Dengan demikian kata arab yang berarti dekat dengan
arti metode adalah al-thariqoh.
Metode pembelajaran secara istilah adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang
sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.
Ada beberapa pengertian metode menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1. Menurut Hasby Ashydiqih, metode pembelajaran adalah seperangkat cara yang
dilakukan guna mencapai tujuan tertentu dalam proses pembelajaran.
2. Menurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran adalah cara atau pola yang khas
dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan
sumber daya terkait lainnya supaya terjadi proses pembelajaran pada diri siswa.
3. Menurut Ahmadi, metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang beberapa
cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur.
4. Menurut Nana Sudjana, metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar
dan mengajar.
5. Menurut Sobri Sutikno, metode pembelajaran adalah cara-cara dalam menyajikan
materi pelajaran yang diberikan kepada murid agar terjadi proses pembelajaran pada
diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

Sehingga berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa metode pembelajran berarti suatu prosedur, urutan langkah-langkah dan cara yang
digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode
pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan
kedalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah
prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.

2
B. Macam-Macam Metode Pembelajaran Matematika
Perkembangan mental siswa di sekolah, antara lain, meliputi kemampuan untuk bekerja
secara abstraksi menuju konseptual. Implikasinya pada pembelajaran, harus memberikan
pengalaman yang bervariasi dengan metode yang efektif dan bervariasi. Pembelajaran
harus memperhatikan minat dan kemampuan siswa.
Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi
pembelajaran. Pembelajaran matematika perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan
metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta
didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran matematika.
Pengalaman belajar di sekolah harus fleksibel dan tingkah laku, serta perlu menekankan
pada kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan kearah kedewasaan. Sesuai
dengan pendekatan seperti telah dibahas pada bahasan sebelumnya, pembelajaran harus
dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa. Tiap metode
tidak berdiri sendiri tanpa terlibatnya metode lain.
Berikut dikemukakan beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru,
yaitu:
1. Metode Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan tipe belajar aktif yang tingkatnya paling tinggi
dan kompleks dibanding tipe belajar yang lain. Pemecahan masalah dalam matematika
dipandang sebagai dasar aktivitas matematika. Matematika kelihatannya tidak dapat
dipahami jika tanpa masalah (Cooney, 1975: P.244). Masalah dalam matematika adalah
suatu persoalan yang mana siswa sendiri dapat menyelesaikan tanpa menggunakan cara
atau algoritma yang rutin (Russeffendi, 1977: P.216). Suatu persoalan menjadi masalah
atau memberikan tantangan yang sapat dipecahkan dengan prosedur rutin yang
diketahui siswa (Cooney, 1975 : P.242). Menurut Russeffendi suatu persoalan menjadi
masalah, jika :
a. Siswa tidak mengenal persoalan itu,
b. Siswa menganggap persoalan itu jadi masalah karena siswa belum memiliki
prosedur atau algoritma tertentu untuk menyelesaikannya.
c. Siswa harus mampu menyelesaikannya, baik kesiapan mentalnya maupun
pengetahuan siapnya. Terlepas ia sampai atau tidak pada jawabannya.
d. Siswa punya niat untuk menyelesaikan.

3
Karena suatu persoalan belum tentu menjadi masalah bagi seorang siswa maka
guru harus menyeleksi dan membuat soal yang merupakan pemecahan masalah.

2. Metode Inkuiri
Metode inkuiri adalah metode belajar dengan inisiatif sendiri yang dapat
dilaksanakan secara individu atau dalam kelompok. Situai inkuiri ideal dalam kelas
matematika terjadi jika siswa-siswa merumuskan prinsip matematika baru melalui
bekerja sendiri atau dalam kelompok kecil dengan pengarahan minimal dari guru.
Tujuan penggunaan metode ini adalah agar siswa belajar metode ilmiah dan dapat
menerapkan kedalam suasana lain.
Dalam metode ini guru selain berperan sebagai pengarah dan pembimbing, juga
sebagai sumber informasi data yang diperlukan. Siswa masih harus mengumpulkan
informasi tambahan, membuat hipotesis dan mengetesnya. Jasdi, peran utama guru
dalam hal ini adalah sebagai moderator. Metode ini terdiri dari empat tahap, yaitu :
a. Merangsang siswa dengan pertanyaan, pernyataan, permaianan, teka-teki dan
sebagainya
b. Sebagai respon atas rangsangan yang diterima, siswa menentukan prosedur
mencari dan mengumpulkan informasi atau data yang diperlukannya untuk
memecahkan masalah.
c. Menghayati pengetahuan yang diperoleh dengan inkuiri yang baru
dilaksanakan.
d. Menganalisis metode inkuiri dan prosedur yang ditemukan untuk dijadikan
metode umum yang dapat diaplikasikannya ke situasi lain.

3. Metode Diskusi
a. Pengertian Diskusi
Diskusi menurut Suryosubroto (2009:167) adalah percakapan ilmiah oleh
beberapa yang tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat
tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan
jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.
Menurut Wahab (2008:100) diskusi adalah suatu tugas yang benarbenar
memerlukan keahlian. sedangkan menurut Sagala (2011:208) Diskusi adalah
percakapan ilmiah yang reponsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin
dengan pertanyaan-pertanyaan problematis pemunculan ide-ide dan pengujian ide-
ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam

4
kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk
mencari kebenaran. Dalam diskusi selalu ada suatu pokok yang dibicarakan. Dalam
percakapan itu diharapkan para pembicara tidak menyimpang dari pokok
pembicaraan. Mereka harus selalu senantiasa kembali kepada pokok masalahnya.
Pada hakikatnya diskusi berbeda dengan percakapan, situasi lebih santai kadang
diselingi dengan humor. Dalam diskusi, semua anggota turut berfikir dan
diperlukan disiplin yang ketat.
Metode diskusi menurut Suryosubroto (2009:167) adalah suatu cara penyajian
bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-
kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau penyusunan berbagai alternatif pemecahan
atas sesuatu masalah.
b. Langkah-langkah metode Diskusi
Menurut Zain (2010:86) menyebutkan langkah-langkah umum pelaksanaan
diskusi sebagai berikut:
1) Merumuskan masalah secara jelas
2) Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompokkelompok diskusi
memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, pelapor), mengatur tempat duduk,
ruangan, sarana, dan sebagainya sesuai dengan tujuan diskusi.
3) Siswa diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru dalam melakukan diskusi.
4) Guru memberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
5) Materi diskusi harus dikerjakan oleh seluruh anggota kelompok tidak
menyuruh salah satu siswa untuk mengerjakan.
6) Seluruh siswa mencatat hasil diskusi dengan baik dan sistematik dan
menyampaikan di depan kelas.

Menurut Sudjana (2010:80) dilihat dari pesertanya diskusi dibedakan menjadi


dua yaitu:

1) Ada yang terdiri atas beberapa orang saja (sekelompok orang), misalnya debat,
reaksi lingkaran, diskusi kelas dan lain-lain yang sejenisnya.
2) Ada diskusi yang sifatnya melibatkan sejumlah massa (banyak orang) sehingga
disebut metode interaksi massa, misalnya seminar, workshop, panel, forum,
simposium.

5
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode diskusi
adalah:

1) Persiapan/perencanaan diskusi:
a) Tujuan dikusi harus jelas, agar pengarahan diskusi lebih terjamin.
b) Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu, dan jumlahnya
disesuaikan dengan sifat diskusi itu sendiri.
c) Penentuan dan perumusan masalah yang akan didiskusikan harus jelas.
d) Waktu dan tempat diskusi harus tepat, sehingga tidak akan berlarut-larut.
2) Pelaksanaan diskusi:
a) Membuat struktur kelompok (pimpinan, sekretaris, anggota).
b) Membagi-bagi tugas dalam diskusi.
c) Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi.
d) Mencatat ide-ide /saran-saran yang penting.
e) Menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta.
f) Menciptakan situasi yang menyenangkan.
3) Tindak lanjut diskusi:
i. Membuat hasil-hasil/kesimpulan dari diskusi.
ii. Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi seperlunya.
iii. Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi tersebut untuk dijadikan
bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi-diskusi yang akan datang.
4) Berhasil tidaknya diskusi banyak tergantung pada faktor:
a) Kepandaian dan kelincahan pimpinan diskusi.
b) Jelas tidaknya masalah dan tujuan yang disrumuskan.
c) Partisipasi dari setiap anggota.
d) Terciptanya situasi yang merangsang jalanya diskusi.
e) Mengusahakan masalahnya supaya cukup problematik dan merangsang
siswa berfikir. Biasanya masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan pikiran.

4. Metode Brainstorming
a. Pengertian Metode Brainstorming
Brainstorming merupakan bentuk dari pengembangan metode diskusi. Model
diskusi banyak dikembangkan menjadi Metode pembelajaran baru salah satunya
yaitu metode Branstorming. Diskusi adalah membahas suatu masalah oleh sejumlah
anggota kelompok, setiap anggota kelompok bebas untuk menyumbangkan ide,

6
saran, pendapat, informasi yang dimiliki, dan gagasan. Setiap anggota bebas untuk
menanggapi, didukung, atau bahkan tidak sepihak. Sedangkan dalam metode
Brainstorming semua ide tau gagasan ditampung oleh ketua kelompok dan hasilnya
kemudian dijadikan peta gagasan. Hasil dari peta gagasan menjadi kesepakatan
bersama dalam kelompok.
Brainstorming merupakan metode yang sangat membantu dalam mencari solusi
dalam suatu masalah yang membutuhkan kreativitas tinggi dalam penyelesaiannya.
Dengan metode ini akan dihasilkan berbagai kemungkinan proses solusi yang bisa
dilakukan atau ide-ide yang dapat di evaluasi, diranking dan diprioritaskan untuk
dilaksanakan.
Metode Brainstorming merupakan suatu bentuk diskusi dalam rangka
menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, dan pengalaman dari
semua peserta. Tujuan Brainstorming untuk membuat kumpulan pendapat,
informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda dan hasilnya
kemudian dijadikan peta informasi atau peta gagasan untuk menjadi pembelajaran
bersama.
Brainstorming yaitu sebuah metode untuk melahirkan ide-ide dengan cara
siswa diminta untuk memunculkan ide sebanyak-banyaknya. Ide yang disampaikan
harus berhubungan dengan topik. Topik yang menjadi sumber untuk menjadikan
petunjuk
b. Langkah-langkah Brainstorming
Sebelum melaksanakan metode Brainstorming dengan media gambar langkah-
langkah penggunaan dalam pembelajaran, yaitu guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok. Setelah siswa terbagi kedalam kelompok, kemudian tiap
kelompok menentukan ketua kelompok. Guru menerangkan materi pembelajaran
sebelum penerapan metode Brainstorming. Sebelum menerangkan meteri setiap
masing-masing kelompok diberikan media gambar yang sudah di sediakan oleh
guru dengan tema yang berbeda yang telah ditentukan oleh guru. Sebelum
pembelajaran berlangsung guru telah mempersiapkan fasilitas pendukung.
Proses pelaksanaan Brainstorming sebagai berikut: (1) menentukan batasan
waktu yang digunakan, (2) menentukan aturan main yang digunakan dalam
Brainstorming, (3) memberikan kesempatan kepada para peserta untuk
menyampaikan ide-idenya, (4) ketua kelompok menulis setiap ide yang
dikemukakan oleh anggota kelompok, (5) setiap kelompok melakukan

7
pengelompokan ide yang sejenis, (6) melakukan pembahasan ide-ide dan (7)
menyimpulkan pembicaraan.
Brainstorming dalam pelaksanaannya memiliki dua aturan main yaitu sebagai
berikut:
1) Metode putaran bebas(free wheel)
a) Setiap peserta yang akan berbicara harus menunjuk jari,
b) Peserta berbicara atas penunjukan ketua kelompok,
c) Peserta boleh menyampaikan beberapa ide dalam satu topik pembicaraan,
diberi kesempatan khusus kepada siswa yang belum sempat menyampaikan
idenya.
2) Metode putaran teratur (Round Robin)
a) Peserta berbicara secara bergantian berputar dari kanan ke kiri berlawanan
dengan arah jarum jam,
b) Setiap peserta hanya boleh memberikan satu ide untuk setiap putaran,
c) Tidak seorangpun diperkenankan memberikan ide sebelum tiba gilirannya,
d) Tidak diperkenankan mengeritik atau mengeluarkan perkataan yang
menyakitkan terhadap ide yang dikemukakan peserta lainnya,
e) Tidak diperkenankan untuk mengevaluasi suatu ide yang dilontarkan,
f) Bagi peserta yang belum siap pada gilirannya mengatakan terus atau lanjut,
g) Dilakukan beberapa kali putaran sampai tidak ada lagi ide yang akan
disampaikan.

Tahap akhir dalam proses pembelajaran setelah semua ide terkumpul


selanjutnya setiap kelompok melakukan:

1) Penilaian kembali ide satu persatu.


2) Ide yang hampir sama kemungkinan dapat disatukan, ide yang belum jelas
perlu ditanyakan kepada peserta yang bersangkutan.
3) Mana ide yang akan dipilih, bisa dilakukan pengambilan keputusan dengan
permufakatan atau suara terbanyak (voting).
4) Penyempurnakan ide yang telah disepakati.
5) Pengambil kesimpulan dan alternatif tindak lanjut.

Tahap akhir setelah penerapan metode Brainstorming siswa di tugasi untuk


mempresentasikan hasil dari penerapan Brainstorming secara kelompok, dan
kelompok yang presentasinya paling baik akan mendapatkan penghargaan dari

8
guru. Setelah adanya proses presentasi diadakan Tes evaluasi individu untuk
siswa.

5. Metode Discovery Learning


a. Pengertian Metode Discovery Learning
Menurut Djamarah (2008: 22) Discovery Learning adalah belajar mencari dan
menemukan sendiri. Dalam sistem belajar mengajar ini guru menyajikan bahan
pelajaran yang tidak berbentuk final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari
dan menemukan sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan
masalah.
Hal baru bagi siswa yang diharapkan dapat ditemukannya itu dapat berupa
konsep, teorema, rumus, pola, aturan, dugaan, perkiraan, coba-coba, atau usaha lain
dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya melalui cara induksi, deduksi,
observasi, ekstrapolasi.
Secara garis besar prosedurnya adalah demikian:
1) Simulation. Guru bertanya dengan mengajukan persoalan atau menyuruh
peserta didik untuk membaca atau mendengarkan uraian yang memuat
permasalahan.
2) Problem statement. Anak didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai
permasalahan.
3) Data collection. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis ini, anak didik diberi kesenpatan untuk mengumpulkan berbagai
informasi yang relevan.
4) Data processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semua diolah, diacak, diklasifikasikan ditabulasi, bahkan bila perlu
dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan
tertentu,
5) Verification atau pembuktian. Berdasarkan hasih pemngolahan dan
pembuktian, hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu kemudian dicek.
6) Generalization. Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak didik
belajar menarik kesimpulan.

Pemecahan masalah adalah metode yang mengharuskan pelajar untuk


menemukan jawabanya (discovery) tanpa bantuan khusus. Dengan pemecahan
masalah pelajar menemukan aturan baru yang lebuh tinggi tarafnya sekalipun ia
mungkin tidak dapat merumuskan secara verbal. Salah satu metode belajar yang

9
akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah
metode discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini:

1) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif;


2) Dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil
yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan
siswa;
3) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul
dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain;
4) Dengan menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai salah satu
metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri;
5) Siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang
dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.

Dengan menggunakan metode Discovery Learning pembelajaran akan lebih


bermakna mengena kepada siswa. Sebab siswa disini tidak hanya sebagai
pendengar setia, namun dalam metode pembelajaran ini siswa dituntut aktif dalam
pembelajaran.

b. Langkah-langkah metode pembelajaran discovery adalah sebagai berikut:


1) Identifikasi kebutuhan siswa;
2) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan
generalisasi pengetahuan;
3) Seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
4) Membantu dan memperjelas (tugas/ problema yang akan dipelajari, peranan
masing-masing siswa).
5) Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan.
6) Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan
tugas–tugas siswa.
7) Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.
8) Membantu siswa dengan informasi/data jika diperlukan oleh siswa.
9) Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan
dan mengidentifikasi proses.
10) Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.
11) Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan.
12) Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil
penemuannya.

10
C. Pengertian Teknik Pembelajaran
Teknik adalah cara sistematis mengerjakan sesuatu (KBBI,1995). Teknik merupakan
suatu kiat, siasat, atau penemuan yang digunakan menyelesaikan serta menyempurnakan
suatu tujuan langsung. Teknik harus konsisten dengan metode. Oleh karena itu, teknik
harus selaras dan serasi dengan pendekatan.
Kemampuan pengajar sangat menentukan dalam memilih teknik mengajar yang akan
digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Bila pengajar mempunyai
keterbatasan pengetahuan dan penguasaan tentang di siplin ilmu, tentu ia akan berkutat
dengan teknik yang sama tanpa variasi. Dengan demikian pembelajaran akan terkesan
monoton dan membosankan.
Teknik pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh seorang guru ketika sedang
mengajar. Menurut Anitah, menyatakan bahwa teknik pembelajaran merupakan wujud
kongkrit dari pengguanaan metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran. Dari langkah-
langkah atau teknik pembelajaran, dapat diketahui metode, strategi, dan pendekatan yang
digunakan dalam suatu proses pembelajaran (2008:1.25). Dalam hal ini, guru tidak dapat
hanya menggunakan satu metode saja, melainkan akan lebih baik apabila terdapat beberapa
metode pembelajaran yang kombinasikan menjadi satu. Menurut Suyono, teknik
pembelajaran adalah implementasi dari metode pembelajaran yang secara nyata
berlangsung di dalam kelas, tempat terjadinya proses pembelajaran (2011:20). Teknik
pembelajaran menerpakan berbagai kiat, atau taktik untuk memenuhi tujuan atau
kompetensi yang diinginkan, bersifat lebih taktis dan merupakan penjabaran dari strategi.
Beberapa mengatakan bahwa strategi pembelajaran erat sekali hubungannya dengan teknik
pembelajaran.
Collin Marsh membedakan strategi pembelajaran dengan teknik pembelajaran dengan
sederhana. Strategi pembelajaran adalah suatu cara untuk meningkatkan pembelajaran yang
optimal bagi siswa termasuk bagaimana mengelola disiplin kelas dan organisasi
pembelajaran. Akan tetapi teknik pembelajaran adalah upaya untuk menjamin agar seluruh
siswa di dalam kelas diberikan berbagai peluang belajar sesuai dengan kebutuhan dan
minat mereka (2011:21)

Teknik Penyajian Pelajaran

Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar


yang di pergunakan oleh pengajar atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai teknik
penyajian yang dikuasai pengajar untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada

11
peserta didik di dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat di tangkap, di pahami, dan
digunakan oleh peserta didik dengan baik.

Seorang pengajar harus mengetahui dan memahami teknik-teknik penyajian dan


sifat-sifat yang khas pada setiap teknik penyajian agar mampu dan trampil
menggunakannya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

D. Macam-macam Teknik Pembelajaran Matematika


Teknik Pembelajaran Matematika - Matematika adalah salah satu pelajaran yang selama
ini dianggap sulit. Hal tersebut karena pelajaran yang termasuk dalam ilmu eksak ini
bersifat abstrak sehingga perlu pemikiran yang lebih mendalam untuk dapat
memahaminya. Karena itu seorang tenaga pendidik memerlukan teknik atau cara yang baik
ketika menyampaikan materi pembelajaran matematika ini pada peserta didik.
Ada beberapa teknik atau cara yang efektif untuk digunakan pada pembelajaran
matematika.
1. Teknik pembelajaran langsung
Seorang tenaga pendidik haruslah menyadari bahwa materi pembelajaran yang
mereka ajarkan bukanlah sesuatu yang konkret melainkan sebuah pelajaran yang
abstrak yang menuntut banyak pemahaman bagi para peserta didik. Untuk itu maka
pembelajaran pertama yang dapat diberikan adalah dengan teknik pembelajaran
langsung. Dengan teknik ini maka diharapkan para peserta didik akan memiliki bekal
dasar terhadap materi pembelajaran yang mereka terima.
2. Teknik problem solving
Untuk memberikan pembelajaran matematika pada para peserta didiknya maka
seorang tenaga pendidik dapat menggunakan teknik pembelajaran yang berorientasi
pada problem solving atau pemecahan masalah. Di sini seorang tenaga pendidik dapat
memberikan tugas kepada para peserta didiknya untuk memecahkan soal pembelajaran
matematika yang diberikan tenaga pendidiknya.
3. Teknik pembelajaran kooperatif
Ini merupakan sebuah teknik pembelajaran yang lebih menekankan pada
kerjasama yang terjalin antar para peserta didik yang terlibat dalam kegiatan
pembelajaran matematika. Di sini seorang tenaga pendidik dapat membentuk
kelompok-kelompok peserta didik yang mana setiap kelompok tersebut diberikan tugas
untuk menyelesaikan persoalan matematika. Dengan cara ini sangat baik untuk

12
meningkatkan pemahaman dan keaktifan yang dimiliki oleh para peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran matematika.
4. Teknik pembelajaran kontekstual.
Teknik pembelajaran yang satu ini merupakan sebuah teknik atau cara
pembelajaran yang berbasis pada konteks. Artinya seorang tenaga pendidik diharapkan
agar menyampaikan atau memberikan pelajaran matematika yang sesuai dengan
konteks yang dialami para peserta didik. Cara semacam ini akan membuat peserta didik
akan lebih mudah menangkap materi pelajaran matematika yang disampaikan tenaga
pendidiknya.

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metode pembelajran berarti suatu prosedur, urutan langkah-langkah dan cara yang
digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Ada beberapa metode
pembelajaran ialah sebagai berikut :
1. Metode Pemecahan Masalah
2. Metode Inkuiri
3. Metode Diskusi
4. Metode Brainstorming
5. Metode Discovery Learning
Teknik merupakan suatu kiat, siasat, atau penemuan yang digunakan menyelesaikan
serta menyempurnakan suatu tujuan langsung. Teknik harus konsisten dengan metode.
Oleh karena itu, teknik harus selaras dan serasi dengan pendekatan. Adapun beberapa
macam teknik pembelajaran ialah sebagai berikut :
1. Teknik pembelajaran langsung
2. Teknik problem solving
3. Teknik pembelajaran kontekstual
4. Teknik pembelajaran kooperatif

B. SARAN
Makalah ini dibuat sebagai acuan bagi pembaca terutama bagi guru untuk dapat
memberikan pengetahuan terhadap metode dan teknik dalam pembelajaran matematika.

14
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Muhamad. Evi Chamalah. Oktarina Puspita Wardani. 2013. MODEL DAN METODE
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH. Penerbit : UNISSULA PRESS

Anonim. 2019. Metode Pembelajaran: Pengertian, Macam-Macam, Fungsi, dan Tujuannya.


https://www.maxmanroe.com/vid/umum/metode-pembelajaran.html. Diakses tanggal :
16 November 2019

Dara. 2016. Teknik Pembelajaran Matematika. http://daracempakadwipuspa.blogspot.com/


2016/12/teknik-pembelajaran-matematika.html Diakses tanggal : 14 November 2019

Elvana, Azah. 2015. Metode Pembelajaran Matematika. https://azahelvana.wordpress.com/2016


/12/30/metode-pembelajaran-matematika/ Diakses tanggal : 14 November 2019

Idris. 2011. Metode dalam Pembelajaran Matematika. http://planetmatematika.blogspot.com


/2011/01/metode-dalam-pembelajaran-matematika.html Diakses tanggal : 14 November
2019

Lani, Umbu Uma. 2014. Metode dan Teknik Pembelajaran. http://umburumalanni22.


blogspot.com/2014/04/metode-dan-teknik-pembelajaran.html. Diakses tanggal : 14
November 2019

Noviani, Syitoh. 2015. Makalah Pembelajatan dalam Matematika https://syitohnoviani.


wordpress.com/2017/01/04/makalah-pembelajaran-dalam-matematika/ Diakses tanggal
: 14 November 2019

Pinarac. 2012. Definisi Metode Pembelajaran. https://pinarac.wordpress.com/2012/04/05


/definisi-metode-pembelajaran2/#:~:targetText=Dalam%20kamus%20besar%20
bahasa%20Indonesia,sistematis%20untuk%20mencapai%20tujuan%20tertentu. Diakses
tanggal : 16 November 2019

Anda mungkin juga menyukai