Anda di halaman 1dari 19

ISU-ISU MATERI MATEMATIKA DAN

PEMBELAJARANNYA DI SEKOLAH DASAR

Oleh:

KELOMPOK 3

Lisa Bela : 105060304018


Abdul Qayyum : 105060304218
Muh. Nur Iqramsyar : 105060304418
Muh. Ilham S : 105060304618
Sudarmin : 105060305318
Syamsinar S : 105060305518
Mila Krmila : 105060306218
Ernawati : 105060306418
Mursidin : 105060306618
Adelina Damayanti : 105060307118
Akmal Aspi : 105060308218
ISI PRESENTASI

1.Pengertian Matematika
2.Karateristik Pelajaran Matematika
3.Pembelajaran Matematika di
Sekolah Dasar
4.Kesulitan Belajar
5.Isu-Isu Kontemporer Matematika
dan Pemecahan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan ISU?

1. Masalah yang dikedepankan


(untuk ditanggapi dan
sebagainya);
2. Kabar yang tidak jelas asal
usulnya dan tidak terjamin
kebenarannya; kabar angin;
desas-desus;
Apakah yang dimaksud dengan
Matematika?
1. Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang
besaran, struktur, bangun ruang, dan perubahan-
perubahan yang pada suatu bilangan.
2. Matematika berasal dari bahasa Yunani
Mathematikos yang artinya ilmu pasti. Dalam
bahasa belanda matematika di sebut sebagai
Wiskunde yang artinya ilmu tentang belajar.
3. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, definisi
matematika adalah ilmu tentang bilangan dan
segala sesuatu yang berhubungan Pengertian
matematika dengannya yang mencangkup segala
bentuk prosedur operasional yang digunakan
dalam menyelesaikan masalah mengenai
bilangan.
Karakteristik Pembelajaran Matematika
di Sekolah Dasar
Anak usia SD sedang mengalami perkembangan dalam
tingkat berfikirnya. Taraf berfikirnya belum formal dan
relatif masih kongkret, bahkan untuk sebagian anak SD
kelas rendah masih ada yang pada tahap pra-kongkret
belum memahami hokum kekekalan, sehingga sulit
mengerti konsep-konsep operasi, seperti penjumlahan,
pengurangan, pembagian, dan perkalian. Sedangkan
anak SD pada tahap berfikir kongkret sudah bisa
memahami hokum kekekalan, tetapi belum bisa diajak
untuk berfikir secara deduktif sehingga pembuktian
dalil-dalil matematika sulit untuk dimengerti oleh siswa.
Siswa SD kelas atas (lima dan enam, dengan usia 11
tahun ke atas) sudah pada tahap berfikir formal. Siswa
ini sudah bisa berfikir secara deduktif.
Pembelajaran Matematika
di Sekolah Dasar
1. Merencanakan pembelajaran dengan tepat,
mewujudkannya dalam kondisi yang tepat, metode
mengajar yang tepat, serta didukung oleh media
pembelajaran yang tepat pula.
2. Pendekatan dan strategi pembelajaran hendaknya
mengikuti kaidah pedagogi secara umum, yaitu
pembelajaran diawali dari kongkret ke abstrak, dari
sederhana kekompleks, dari yang mudah kesulit dengan
menggunakan berbagai sumber belajar.
3. Belajar akan bermakna bagi peserta didik apabila mereka
aktif dengan berbagai cara untuk mengkonstruksi atau
membangun sendiri pengetahuannya
Apa yang menyebabkan sehingga siswa
mengalami kesulitan belajar
dalam matematika?
1. Siswa tidak bisa menangkap konsep
dengan benar
2. Siswa tidak mengerti arti lambang-
lambang
3. Siswa tidak dapat memahami asal-
usul suatu prinsip
4. Ketidaklengkapan pengetahuan
Isu-Isu Kontemporer Matematika
dan Pemecahan Masalah
1. Mindset Negatif Siswa Terhadap
Pelajaran Matematika
Sebagian besar siswa masih menganggap matematika
merupakan mata pelajaran yang sukar dipelajari dan
menakutkan bagi mereka. Hal ini disampaikan oleh Ruseffendi
(dalam Puspita, 2009)

Apa yang Terjadi? Mereka merasa tidak termotivasi untuk


belajar matematika dan sulit untuk bisa meyenangi matematika
sehingga pada akhirnya mengakibatkan hasil belajar
matematika menjadi kurang memuaskan.

Solusi: membuat pelajaran matematika menjadi bermakna,


efektif serta banyak disukai oleh siswa maka perlu
digunakannya model pembelajaran yang menarik. Salah
satunya adalah model pembelajaran kooperatif, atau
pendekatan matematika realistic, pendekatan matematika
kontekstual.
2. Rendahnya kemampuan berpikir kritis Siswa

Aisyah (2008:4) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa


rendahnya kemampuan berpikir kritis disebabkan upaya
pengembangan kemampuan berpikir kritis di sekolah-sekolah
jarang dilakukan. Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif
matematika siswa juga dapat dilihat dari hasil jawaban siswa dalam
mengerjakan soal-soal matematika di sekolah yang masih belum
memuaskan.
Utomo dan Ruijter (Suparno, 2000:31) memaparkan bahwa pada
latihan pemecahan soal ternyata hanya sebagian kecil siswa yang
dapat mengerjakannya dengan baik, sebagian besar tidak tahu apa
yang harus dikerjakan
Penyebab: Menurut Herman (2010:1) salah satu penyebab
rendahnya penguasaan matematika siswa adalah guru tidak
memberi kesempatan yang cukup kepada siswa untuk membangun
sendiri pengetahuannya.
Solusi dari journal Penelitian:

• Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis


Siswa melalui Pembelajaran Matematika
Open-ended di Sekolah Dasar (Novikasari,
2009)
• Pendekatan Problem Posing Dalam
Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar
(Rudiyanto, 2009)
• Penerapan Penemuan Terbimbing Dalam
Pembelajaran Matematika Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan
Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Sekolah
Dasar (Asrul, 2011)
Isu Permasalahan Materi
Pelajaran Matematika Di
Sekolah Dasar
1. Permasalahan Dalam Pembelajaran
Bilangan di SD
 Masih banyak para guru dan siswa yang tidak dapat
membedakan tanda – atau + sebagai operasi
hitungan dengan tanda – atau + sebagai jenis suatu
bilangan.
Umumnya, para guru atau siswa belum paham benar
menempatkn tanda – atau + sebagai operasi hitungan
dengan tanda – atau + sebagai jenis suatu bilangan.
Misalnya untuk bentuk “4 + (-8)” dengan membacanya
“empat plus min delapan” atau dibaca “empat ditambah
minus delapan”. Padahal bentuk “4 + (-8)” seharusnya
dibaca “empat ditambah negatif delapan” atau “empat
plus negatif delapan”. Jadi, kalau tanda – atau +
berfungsi sebagai operasi hitung, maka harus dibaca
minus atau min atau kurang untuk tanda – dan plus atau
tambah untuk tanda +. Sedangkan, kalau tanda – atau +
ditempatkan sebagai jenis suatu bilangan, maka harus
dibaca “negatif untuk tanda – dan positif untuk tanda +”.
 Kurang Tepatnya Memberikan Pengertian Bilangan
Bulat.
Pada umumnya, dalam buku-buku pelajaran di
sekolah dasar (khususnya untuk kelas 5) banyak yang
tidak memperhatikn bagaimana memberikan
penjelasan atau pengertian adanya bilangan bulat
secara tepat. Misal, ada buku yang memberi ilustrasi
anak berjalan maju untuk enandakan bilangan positif
dan anak mundur untuk bilangan negatif tanpa adanya
Penjelasan kenapa harus ada bilangan negatif.
Padahal untuk menjelaskan pengertian bilangan bulat
(khususnya yang menyangkut bilangan negatif) harus
dikaitkan dengan jenis atau bentuk operasi pada
bilangan asli, sehingga anak akan mengerti kenapa
harus ada bilangan negatif yang secara utuh jika
digabung dengan bilangan cacah menjadi bilangan
bulat.
2. Permasalahan Dalam Pembelajaran
Pengukuran Di SD
Kesulitan memahami tentang skala. Untuk membantu menyelesaikan
masalah mereka, gunakan penjumlahan berulang dalam perkalian, dan
pengurangan berulang dalam pembagian. Bimbinglah mereka memahami
skala naik dan skala turun, melalui hal-hal yang terkait dengan ukuran,
pembelian (belanja), dan kalender.
Contoh:
Jika 1 botol minyak seharga 3000 rupiah, maka berapa harga 5 botol
minyak?
1 botol → 3000 rupiah
2 botol = 1 botol + 1 botol → 3000 rupiah + 3000 rupiah
→ 6000 rupiah → (2 x 3000) rupiah
Dengan demikian, dapat dicari bahwa:
5 botol → (5 x 3000) rupiah → 15000 rupiah
Harga 5 botol minyak adalah 15000 rupiah
Dengan pengembangan korespodensi seperti ini, mereka diharapkan dapat
menangkap secara benar makna skala sebagai perbandingan dan dapat
terkait dengan perkalian.
3. Kesulitan Memahami Konsep Pecahan

Penggunaan Blok Pecahan Pada


Materi Pecahan Sekolah Dasar
(Ari Indriani)
Peningkatan Kemampuan
Menghitung Pecahan Dengan
Menggunakan Pendekatan
Kontekstual (Atmaningtyas &
Rintayati, n.d.)
4. Kesulitan Memahami Konsep
Bangun Datar

• Efektivitas Pendekatan Pembelajaran Matematika


Realistik Dalam Pembelajaran Matematika Pada
Murid Kelas IV SDN Kalukuang 1 Makassar.
(Muhammad Ilham S: 2018)
PERTANYAANNYA YANG MUDAH
AJA YACH!!! SUPAYA NANTI KAMI
MENJAWAB MUDAH.

Anda mungkin juga menyukai