Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH : DESAIN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA


DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. ABDUL RAHMAN, M.Pd.
Prof. Dr. IRWAN AKIB, M.Pd.

PENDEKATAN PEMBELAJARAN
OPEN ENDED

Oleh:

KELOMPOK II
KELAS 02

MUSDALIFAH 161050701072

PROGRAM PASCASARJANA

PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang dipelajari pada setiap

jenjang pendidikan dan dituntut dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa,

khususnya kemampuan berpikir kreatif. Hal ini tertuang dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 bahwa mata pelajaran

matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk

membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,

dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Selanjutnya dalam Permendiknas Nomor 23

Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan menjelaskan bahwa peserta didik harus

memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.

Matematika bukanlah merupakan produk instan yang siap dituangkan begitu saja

kepada siswa, melainkan sebagai suatu sarana berpikir agar siswa menjadi kritis.

Karenanya pembelajaran matematika perlu mengacu kepada proses berpikir kritis.

Pendidikan open ended menjadi salah satu pendekatan yang bisa diterapkan pada

pembelajaran matematika yang nantinya membawa siswa untuk mampu berpikir kritis.

Pendidikan open ended mengacu kepada prinsip bahwa proses, hasil, dan jalan untuk

mendapatkan jawaban semuanya bersifat terbuka. Prinsip inilah yang membangun

kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mendorong siswa untuk

menjawab permasalahan matematika melalui berbagai strategi.

2
B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya,

maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah yakni sebagai berikut:

a. Apa yang dimaksud pendekatan pembelajaran Open ended?

b. Bagaimana Prinsip pembelajaran pendekatan Open ended?

c. Apa kelebihan dan kekurangan pendekatan pembelajaran Open ended?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan beberapa rumusan masalah yang diajukan oleh penulis dalam bagian

sebelumnya, maka dapat diperoleh tujuan penulisan dari makalah ini, yakni sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui tentang pendekatan pembelajaran Open ended.

b. Untuk mengetahui tentang Prinsip pembelajaran pendekatan Open ended.

c. Untuk mengetahui tentang kelebihan dan kekurangan pendekatan pembelajaran

Open ended.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini ialah sebagai

berikut:

1. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai:

a. Pendekatan Pembelajaran Open ended

b. Prinsip Pendekatan Pembelajaran Open ended

c. Kelebihan dan kekurangan pendekatan pembelajaran Open ended.

3
2. Pembaca dapat mengetahui hal yang serupa dengan mahasiswa guna

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai pendekatan Pembelajaran

Open ended

3. Sebagai bahan referensi makalah Desain dan Strategi Pembelajaran Matematika

untuk mahasiswa lain tentang pendekatan Pembelajaran Open ended

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Open ended

Pendekatan open ended adalah salah satu pendekatan dalam pembelajaran

matematika yang memberikan keleluasaan berpikir siswa secara aktif dan kreatif.

Pendekatan ini ditemukan dan dikembangkan pertama kali di Jepang. Nohda (Afgani,

2009) menyatakan bahwa pendekatan open ended merupakan salah satu upaya inovasi

pendidikan matematika yang pertama kali dilakukan oleh para ahli pendidikan

matematika Jepang. Lebih lanjut Nohda (Afgani, 2015) menyatakan bahwa pendekatan

ini lahir sekitar tahun 1970-an yang merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan

Shigeru Shimada, Toshio Sawada, Yoshiko Yashimoto, dan Kenichi Shibuya.

Menurut Shimada (Japar, 2009) pendekatan open ended adalah pendekatan

pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau

penyelesaian yang benar lebih dari satu. Selanjutnya Nohda (Fadillah, 2008)

mengemukakan bahwa dengan pendekatan open ended ini diharapkan masing-masing

siswa memiliki kebebasan dalam memecahkan masalah menurut kemampuan dan

minatnya, siswa dengan kemampuan yang lebih tinggi dapat melakukan berbagai

aktivitas matematika, dan siswa dengan kemampuan yang lebih rendah masih dapat

menyenangi aktivitas matematika menurut kamampuan-kemampuan mereka sendiri.

Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Japar (2009), bahwa pendekatan

open ended sebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika merupakan

suatu pendekatan yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan pola pikirnya

sesuai dengan minat dan kemampuannya masing-masing. Dengan demikian, pendekatan

open ended dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh

5
pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan

beberapa teknik (Japar, 2009).

B. Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Open ended

Pembelajaran dengan pendekatan open ended diawali dengan memberikan

masalah terbuka kepada siswa (Japar, 2009). Dasar keterbukaan dalam masalah terbuka

menurut Nohda (Afgani, 2009) dapat diklasifikasikan dalam tiga tipe, yakni: process is

open (prosesnya terbuka), end product are open (hasil akhir yang terbuka), dan ways to

develop are open (cara pengembang lanjutannya terbuka). Prosesnya terbuka maksudnya

adalah tipe soal yang diberikan mempunyai banyak cara penyelesaian yang benar. Hasil

akhir yang terbuka, maksudnya tipe soal yang diberikan mempunyai jawaban benar yang

banyak, sedangkan cara pengembang lanjutannya terbuka, yaitu ketika siswwa telah

selesai menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru dengan

mengubah kondisi dari masalah yang pertama (asli).

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Japar (2009) bahwa pembelajaran dengan

pendekatan open ended harus mengarah dan mengantarkan siswa dalam menjawab

masalah dengan banyak cara serta mungkin juga dengan banyak jawaban yang benar,

sehingga merangsang kemampuan intelektual dan pengalaman siswa dalam proses

menemukan sesuatu yang baru. Dengan demikian, pokok pikiran pembelajaran dengan

pendekatan open ended (Japar, 2009) ialah pembelajaran yang membangun kegiatan

interaktif antara matematika dan siswa sehingga mendorong siswa untuk menjawab

permasalahan melalui berbagai strategi.

Sehingga, tujuan pembelajaran open ended seperti yang dikemukakan oleh Nohda

(Japar, 2009) ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir

6
matematika siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki setiap siswa.

Suherman dkk (Japar, 2009) mengemukakan bahwa suatu kegiatan pembelajaran

matematika dikatakan terbuka jika memenuhi tiga aspek berikut, yaitu:

a. Kegiatan siswa harus terbuka

b. Kegiatan matematika merupakan ragam berpikir

c. Kegiatan siswa dan kegiatan matematika merupakan satu kesatuan.

Secara umum, Takahashi (2005) menggambarkan proses pembelajaran dengan

pendekatan open ended seperti yang terlihat pada gambar 1 berikut:

Gambar 1 Pembelajaran dengan Pendekatan Open ended

C. Menyusun Rencana Pembelajaran dengan Pendekatan Open ended

Pada tahap ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan rencana

pembelajaran yang baik adalah sebagai berikut:

a. Tuliskan respon siswa yang diharapkan.

Pembelajaran matematika dengan pendekatan open ended, siswa diharapkan

merespon masalah dengan berbagai cara sudut pandang. Oleh karena itu, guru

7
harus menyiapkan atau menuliskan daftar antisipasi repon siswa terhadap

masalah.

Kemampuan siswa terbatas dalam mengekspresikan idea tau pikirannya, mungkin

siswa tidak akan mampu menjelaskan aktivitasnya dalam memecahkan masalah

itu. Tetapi, mungkin juga siswa mampu menjelaskan ide-ide matematika dengan

cara yang berbeda. Dengan demikian, antisipasi guru membuat atau menuliskan

kemungkinan respon yang dikemukakan siswa menjadi penting dalam upaya

mengarahkan dan membantu siswa memecahkan masalah sesuai dengan

kemampuannya.

b. Tujuan dari masalah yang diberikan kepada siswa harus jelas.

Guru memahami dengan baik peranan masalah itu dalam keseluruhan rencana

pembelajaran. Masalah dapat diperlakukan sebagai topik yang tertentu, seerti

dalam pengenalan konsep baru kepada siswa, atau sebagai rangkuman dari

kegiatan belajar siswa. Berdasarkan pengalaman, masalah open ended efektif

untuk pengenalan konsep baru atau rangkuman kegiatan belajar.

c. Sajikan masalah semenarik mungkin bagi siswa.

Konteks permasalahan yang diberikan atau disajikan harus dapat dikenal baik

oleh siswa, dan harus membangkitkan keingintahuan serta semangat intelektual

siswa. Oleh karena masalah open ended memerlukan waktu untuk berpikir dan

mempertimbangkan strategi pemecahannya, maka masalah itu harus menarik

siswa.

d. Lengkapi prinsip formulasi masalah, sehingga siswa mudah memahami maksud

masalah itu.

Masalah harus diekspresikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat

memahaminya dengan mudah dan menemukan pendekatan pemecahannya. Siswa

8
dapat mengalami kesulitan, bila eksplanasi masalah terlalu singkat. Hal itu dapat

timbul karena guru bermaksud memberikan terobosan yang cukup kepada siswa

untuk memilih cara dan pendekatan pemecahan masalah. atau dapat pula

diakibatkan siswa memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki pengalaman

belajar karena terbiasa mengikuti petunjuk dari buku teks.

e. Berikan waktu yang cukup bagi siswa untuk mengeksplorasi masalah.

Terkadang waktu yang dialokasikan tidak cukup untuk menyajikan masalah,

memecahkan, mendiskusikannya pendekatan dan penyelesaian dan merangkum

dari apa yang telah dipelajari siswa. Karena itu, guru harus memberi waktu yang

cukup keada siswa untuk mengeksplorasi masalah. berdiskusi secara aktif antara

sesama siswa dan antara siswa dengan gguru merupakan interaksi yang sangat

penting dalam pembelajaran dengan pendekatan open ended.

D. Pengembangan Alat Evaluasi Berdasarkan Pendekatan Open ended

1. Masalah atau soal open ended

Menurut Takahashi (Mahmudi, 2008) soal terbuka atau open ended problem

adalah soal yang mempunyai banyak solusi atau strategi penyelesaian. Sedangkan

Suherman dkk (Japar, 2009) mengemukakan bahwa problem yang diformulasikan

memiliki multi jawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau disebiut juga

open ended problem atau soal terbuka.

Selanjutnya, Sudiarta (Japar, 2009) mengatakan bahwa secara konseptual

open ended problem dapat dirumuskan sebagai masalah atau soal-soal matematika

yang dirumuskan sedemikian rupa sehingga memiliki beberapa atau bahkan banyak

solusi yang benar, dan terdapat banyak cara untuk mencapai solusi tersebut.

9
Shimada dan Becker (Afgani, 2009) mengemukakan bahwa secara umum

terdapat tiga tipe masalah yang dapat diberikan dalam pendekatan open ended, yakni

menemukan pengaitan, pengklasifikasian, dan pengukuran.

a. Menemukan pengaitan atau hubungan.

Siswa diberi fakta-fakta sedemikian rupa hingga siswa dapat menemukan

beberapa aturan atau pengaitan yang matematis. Contoh:

Team Main Menang Kalah Seri Nilai Rasio

A 25 16 7 2 50 0.696

B 21 11 8 2 35 0.579

C 22 9 9 4 31 0.500

D 22 8 13 1 25 0.381

E 22 6 13 3 21 0.316

Tabel di atas menunjukkan catatan lima team sepak bola. Coba kamu cari

pengaitan atau aturan yang menghubungkan antara nilai-nilai pada kolom-kolom

tersebut. tuliskan strategi penyelesaiannya!

b. Mengklasifikasi.

Siswa ditanya untuk mengklasifikasi yang didasarkan atas karaktersitik yang

berbeda dari beberapa objek tertentu untuk memformulasi beberapa konsep

matematika.

Contoh:

10
Tentukanlah beberapa ciri atau karakteristik dari gambar-gambar di atas,

kemudian kelompokkan gambar-gambar tersebut berdasarkan karakteristiknya.

c. Pengukuran.

Siswa diminta untuk menentukan ukuran-ukuran numerik dari suatu kejadian

tertentu. Siswa diharapkan menggunakan pengetahuan dan keterampilan

matematika yang telah dipelajarinya.

Contoh:

A B C

Misalkan tiga orang siswa melemparkan 5 buah kelereng, yang hasilnya nampak

pada gambar di atas. Dalam permainan ini, pemenangnya adalah siswa pencaran

hasil lemparannya terkecil. Derajat pencaran menurun dalam urutan gambar A, B,

dan C. pikirkan berapa cara yang dapat kamu lakukan untuk menentukan derajat

pencaran.

Mahmudi (2008) menguraikan beberapa strategi atau metode dalam

mengembangkan soal terbuka, yaitu:

a. Memberikan contoh yang memenuhi kondisi atau syarat tertentu. Tugas ini

memungkinkan siswa untuk mengenali karakteristik konsep-konsep matematika

terkait yang mendasari. Siswa harus memahami suatu konsep dan

mengaplikasikannya untuk membuat suatu contoh yang memenuhi kondisi

tertentu.

Contoh:

Tentukan 3 bilangan yang mempunyai FPB 5 dan KPK 180. Jelaskan bagaimana

kamu menentukan bilangan-bilangan itu.

11
b. Menentukan siapa yang benar

Jenis tugas ini menyajikan dua atau lebih pendapat atau pandangan mengenai

beberapa konsep atau prinsip matematika. Siswa diminta untuk memutuskan dan

menjelaskan mana yang benar.

Contoh:

Dedy menyatakan bahwa ia telah membagi persegipanjang berikut menjadi 4

daerah yang sama luasnya. Tery tidak setuju dengan pendapat Dedy. Siapakah

yang benar? Mengapa?

c. Menyelesaikan soal dengan berbagai cara

Metode ini jarang digunakan karena relatif sulit diterapkan karena tidak mudah

untuk menentukan apakah terdapat alternatif metode penyelesaian suatu masalah.

Selain itu, mungkin siswa akan berpikir untuk apa mencari alternative metode

untuk menyelesaikan suatu masalah. sementara mereka telah menyelesaikan

masalah tersebut.

Dalam hal ini, sikap siswa adalah mengapa harus menemukan cara lain

sedangkan sudah ditemukan jawaban atau cara yang memenuhi? Namun

demikian, cara demikian perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran agar

siswa menyadari bahwa terdapat beragam cara untuk menyelesaikan suatu

masalah. hal demikian akan mendorong siswa berpikir kreatif untuk mengkreasi

cara mereka sendiri dalam upaya menyelesaikan masalah.

Contoh:

12
Berikan contoh dua transformasi berbeda yang memetakan persegi ABCD berikut

menjadi dirinya sendiri.

2. Mengontruksi Soal Open ended

Menurut Suherman dkk (Syafruddin, 2008) mengkonstruksi dan

mengembangkan masalah open ended yang tepat dan baik untuk siswa dengan tingkat

kemampuan yang beragam tidaklah mudah. Akan tetapi berdasarkan penelitian yang

dilakukan di Jepang dalam jangka waktu yang cukup panjang, ditemukan beberapa

hal yang dapat dijadikan acuan dalam mengkonstruksi masalah, antara lain sebagai

berikut:

a. Menyajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata di mana konsep-konsep

matematika dapat diamati dan dikaji siswa.

b. Menyajikan soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa

dapat menemukan hubungan dan sifat-sifat dari variabel dalam persoalan itu.

c. Menyajikan bentuk-bentuk atau bangun-bangun (geometri) sehingga siswa dapat

membuat suatu konjektur.

d. Menyajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan aturan

matematika.

e. Memberikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori sehingga siswa

bisa mengelaborasi siifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat dari

contoh itu untuk menemukan sifat-sifat yang umum.

13
f. Memberikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat menggeneralisasi dari

pekerjaannya.

Selain itu, dalam mengontruksi masalah open ended juga harus diperhatikan

aspek keterbukaannya. Mahmudi (2008) menglasifikasikan aspek keterbukaannya

dalam tiga tipe, yaitu: (1) terbuka proses penyelesaiannya, yakni soal itu memiliki

beragam cara penyelesaian; (2) terbuka hasil akhirnya, yakni soal itu memiliki banyak

jawab yang benar; dan (3) terbuka pengembangan lanjutannya, yakni ketika siswa

telah menyelesaikan suatu, selanjutnya mereka dapat mengembangkan soal baru

dengan mengubah syarat atau kondisi pada soal yang telah diselesaikan.

Setelah guru mengontruksikan masalah open ended dan sebelum masalah itu

diberikan kepada siswa, ada tiga hal yang harus diperhatikan (Japar, 2009), yaitu:

1) Apakah masalah itu kaya dengan konsep-konsep matematika dan berharga?.

Masalah open ended harus mendorong siswa untuk berpikir dari berbagai sudut

pandang. Disamping itu juga harus kaya dengan konsep-konsep matematika yang

sesuai untuk siswa berkemampuan tinggi maupun rendah dengan menggunakan

berbagai strategi sesuai dengan kemampuannya.

2) Apakah tingkat matematika dari masalah itu cocok untuk siswa? Pada saat siswa

menyelesaikan masalah open ended, mereka harus menggunakan pengetahuan

dan keterampilan yang telah mereka punya. Jika guru memprediksi bahwa

masalah itu di luar jangkauan kemampuan siswa, maka masalah itu harus

diubah/diganti dengan masalah yang berasal dalam wilayah pemikiran siswa.

3) Apakah masalah itu mengundang pengembangan konsep matematika lebih

lanjut? Masalah harus memiliki keterkaitan atau hubungan dengan konsep-konsep

matematika yang lebih tinggi sehingga dapat memacu siswa untuk berpikir

tingkat tinggi.

14
3. Metode Menyusun Soal Open ended

Dalam menyusun soal open ended, Sullivan (Japar, 2009) mengemukakan dua

metode, yaitu:

a. Metode bekerja secara terbalik (working backwards).

Metode ini mempunyai tiga langkah utama, yaitu; (1) mengidentifikasi topik; (2)

memikirkan soal dan menuliskan jawaban; (3) membuat masalah open ended

berdasarkan jawaban tertentu.

b. Metode penggunaan pertanyaan standar (adapting a standart question).

Metode ini mempunyai tiga langkah utama dalam penyusunan, yaitu: (1)

mengidentifikasi topik; (2) mengidentifikasi soal standar; (3) membuat soal open

ended yang baik berdasarkan pertanyan standar yang telah ditentukan.

4. Kriteria Penilaian Soal Open ended

Penyelesaian soal open ended, memungkinkan adanya jawaban yang beragam

dari siswa. Hal ini akan menyulitkan guru dalam menilai hasil pengerjaan siswa.

Untuk mengatasi masalah ini, Sawada (Japar, 2009) memberikan beberapa kriteria

dalam menilai hasil pengerjaan siswa, yaitu adalah sebagai berikut:

a. Kemahiran, diartikan sebagai kemampuan dalam menggunakan beberapa metode

penyelesaian.

b. Fleksibilitas, adalah peluang siswa menjawab benar untuk beberapa soal serupa.

c. Keaslian, kategori ini dimaksudkan untuk mengukur keaslian gagasan siswa

dalam memberikan jawaban yang benar.

Sedangkan Heddens dan Speer (Japar, 2009) menyarankan untuk menilai hasil

pengerjaan siswa terkait soal terbuka yang diberikan, salah satu caranya adalah

15
dengan menentukan scoring dari jawaban siswa melalui rubrik. Rubrik ini merupakan

skala penilaian baku yang digunakan untuk menilai jawaban siswa dalam soal-soal

open ended. Banyak jenis rubrik berbeda yang digunakan oleh individu dan sekolah.

Salah satu contoh rubrik yang digunakan untuk menentukan scoring jawaban siswa

dalam soal-soal open ended adalah sebagai berikut:

a. Jawaban diberi nilai 4, jika:

1) Jawaban lengkap dan benar untuk pertanyaan yang diberikan.

2) Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasinya

sempurna.

3) Pekerjaan ditunjukkan dan dijelaskan dengan clearly.

4) Memuat sedikit kesalahan

b. Jawaban diberi nilai 3, jika:

1) Jawaban benar untuk masalah yang diberikan.

2) Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi baik.

3) Pekerjaan ditunjukkan dan dijelaskan.

4) Memuat beberapa kesalahan dalam penalaran

c. Jawaban diberi nilai 2, jika:

1) Beberapa jawaban tidak lengkap.

2) Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasinya

cukup.

3) Kekurangan dalam berfikir tingkat tinggi telihat jelas.

4) Muncul beberapa keterbatasan dalam pemahana konsep matematika.

5) Banyak kesalahan dalam penalaran.

d. Jawaban diberi nilai 1, jika:

16
1) Muncul masalah dalam meniru ide matematika tetapi tidak dapat

dikembangkan.

2) Ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi kurang.

3) Banyak salah perhitungan.

4) Terdapat sedikit pemahan yang diilustrasikan.

5) Siswa kurang mencoba beberapa hal

e. Jawaban diberi nilai 0, jika:

1) Keseluruhan jawaban tidak ada atau tidak nampak.

2) Tidak muncul ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi.

3) Sama sekali pemahaman matematikanya tidak muncul.

4) Terlihat jelas bluffing (mencoba-coba atau menebak).

5) Tidak menjawab semua kemungkinan yang deiberikan Penggunaan skala ini

jawaban siswa berada pada rentang skor

0 sampai 4, tergantung pada kekuatan jawabannya. Perbedaan antar skor tidak

mudah didefinisikan seperti halnya dalam soal betul-salah. Di samping itu, dengan

skor 3 dalam rubrik ini tidak berarti 75% jawaban siswa benar, namun merupakan

nilai pengukuran mengenai apa yang diketahui siswa serta apa yang siswa bisa

lakukan dalam situasi yang diberikan.

Rubrik lain yang digunakan adalah rubrik dengan menggunakan skala 0-2, 0-

6, atau bahkan 0-10, dan lebih sederhana lagi dengan menggolongkan jawaban siswa

menjadi tinggi, sedang, dan rendah.

E. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Open ended

Tim MKPBM (2001 : 121) mengemukakan kelebihan dan kelemahan pendekatan

open ended, yakni sebagai berikut :

17
1. Kelebihan model pembelajaran open ended

a. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering

mengekspresikan idenya.

b. Siswa memiliki kesempatan matematika secara komprehensif.

c. Siswa dengan keterampilan dan kemampuan matematika yang rendah dapat

merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri.

d. Secara intrinsik siswa dapat termotivasi untuk memberikan bukti atau

penjelasan.

e. Siswa memiliki pengalaman untuk menemukan sesuatu dalam menjawab

permasalahan.

2. Kekurangan model pembelajaran open ended

a. Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa

bukanlah pekerjaan yang mudah.

b. Mengemukakan masalah yang langsung dipahami siswa sangat sulit, sehingga

banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan

yang diberikan.

c. Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan

jawaban mereka.

d. Mungkin ada sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka

tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.

Sedangkan menurut Suherman, dkk (2003:132) memiliki beberapa keunggulan

antara lain sebagai berikut:

a. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan

idenya.

18
b. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan

keterampilan matematik secara komprehensif.

c. Siswa dengan kemapuan matematika rendah dapat merespon permasalahan

dengan cara mereka sendiri.

d. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.

e. Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab

permasalahan.

Terdapat pula kelemahannya antara lain:

a. Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa

bukanlah pekerjaan mudah.

b. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit

sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon

permasalahan yang diberikan.

c. Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban

mereka.

d. Mungkin ada sebagaian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka

mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan open ended adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika

yang dapat memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berpikir aktif dan kreatif. Hal ini

dikarenakan dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan open ended adalah

pembelajaran yang menyajikan masalah terbuka, yakni masalah matematika yang

memiliki metode atau cara penyelesaian lebih dari satu dan jawaban benar lebih dari satu.

Sehingga, siswa memiliki kebebasan dengan caranya tersendiri untuk menyelesaikan

masalah tersebut.

B. Saran

Pembelajaran dengan pendekatan open ended dapat terlaksana dengan lancar

apabila didukung oleh kemampuan siswa untuk dapat memahami materi secara

mendalam lebih cepat dan awal, memiliki kreativitas dan task commitment (komitmen

terhadap tugas) yang tinggi. Sehingga dapat mengeksplorasi masalah terbuka yang

diberikan, hingga pada akhirnya dapat menyelesaikan masalah terbuka tersebut. Selain

itu, guru yang melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan open ended harus

memiliki kreativitas dan kemampuan untuk menyusun masalah terbuka yang akan

disajikan. Oleh sebab itu, pembelajaran dengan pendekatan open ended sangat efektif jika

diterapkan pada kelas akselerasi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Fadillah, syarifah. 2008. Pendekatan Open Ended, (Online), diakses 22 November 2011).

Izzati, Nur. 2009. Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematis:Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya pada Peserta
Didik. (Online, diakses pada 28 September 2011).

Japar. Tanpa tahun. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open Ended,


(Online, diakses 31 Oktober 2011).

Afgani. Tanpa tahun. Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran Matematika,


(Online, diakses 31 Oktober 2011).

Mahmudi, ali. 2008. Mengembangkan Soal Terbuka (Open Ended Problem) Dalam
Pembelajaran Matematika. Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika yang Diselenggarakan oleh Jurusan
Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta pada hari Jumat, 28 November
2008, (Online, diakses 7 Oktober 2011).

Mahmudi, Ali. 2010. Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Makalah


Disajikan Pada Konferensi Nasional Matematika XV UNIMA Manado, 30 Juni 3
Juli 2010, (Online, diakses 7 Oktober 2011).

Mardiana. 2011. Pendekatan Open-Ended Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif


Pada Pembelajaran Matematika, (Online diakses pada 7 Oktober 2011).

Syafruddin. 2008. Pendekatan Open Ended Problem dalam Matematika. (Online, diakses
7 Oktober 2011).

21

Anda mungkin juga menyukai