Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas mata Kuliah Kajian Pendidikan Matematika

Dosen pengampu: Dr. H. Beni Yusepa G. P., S.Pd., M.Pd

Progam Studi Pendidikan Matematika

Oleh

Muhammad Hakim Haidari

165050059

Progam Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Pasundan

Bandung

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,
karunia, taufik dan hidayah-Nya karena berkat rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya saya dapat  menyelesaikan makalah koneksi matematis dengan baik
meskipun masih terdapat banyak kekurangan didalamnya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita, saya juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
selanjutnya, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah dibuat ini dapat berguna bagi saya
sendiri selaku penulis maupun orang lain yang membacanya. Sebelumnya saya
memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dalam
pembuatan laporan selanjutnya di masa depan.

Bandung, Januari 2020

Muhammad Hakim Haidari

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Masalah......................................................................................................3
D. Manfaat..................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
A. Definisi Kemampuan Koneksi Matematis..............................................................4
B. Indikator Kemampua Koneksi Matematis..............................................................5
C. Koneksi Matematis Bagi Siswa..............................................................................5
BAB III PENUTUP...........................................................................................................7
A. Kesimpulan............................................................................................................7
B. Saran......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seluruh masyarakat dunia sepakat bahwa pendidikan merupakan suatu
kebutuhan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan matematika
mempunyai perananan penting bagi peradaban dunia. Tanpa matematika,
bidang ilmu seperti kedokteran, ekonomi, dan lainnya tidak akan berkembang
dikarenakan matematika adalah ilmu yang banyak digunakan sebagai sumber
ilmu lainnya. Hal ini menunjukkan matematika sangat penting untuk bidang
ilmu lain, sehingga matematika dipelajari dari tingkat dasar sampai perguruan
tinggi. Oleh karena itu, terus dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran matematika sehingga tujuan pembelajaran tecapai.

Tujuan pembelajaran matematika di sekolah (Depdiknas, 2006) yaitu


memahami konsep matematis, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh
National Council of Teacher of Mathematics (NCTM, 2000) bahwa dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika, guru harus memperlihatkan lima
kemampuan matematis yaitu: pemecahan masalah (problem solving),
komunikasi (communications), penalaran dan bukti (reasoning and proof),
koneksi (connections), dan representasi (representations). Akan tetapi,
Performance for International Student Assessment (PISA) menyatakan pada
hasil studi tahun 2015 bahwa rata-rata skor kemampuan matematika siswa
Indonesia adalah 386 yang berada diposisi 63 dari 70 negara peserta PISA.
Rata-rata skor siswa Indonesia tersebut menggambarkan level kemampuan
matematika siswa Indonesia yaitu pada level 1 dengan skor minimum 385 di
bawah level 2 dengan skor minimum 420. Sedangkan menurut hasil studi
Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) di tahun
2015, pada bidang matematika, Indonesia menempati posisi 45 dari 50 negara
peserta TIMSS dengan perolehan skor 397.

1
Matematika merupakan ilmu yang topiknya tidak saling terpisah,
setiap konsep yang telah dipelajari sebelumnya berkaitan dengan konsep
selanjutnya. Maka dari itu, matematika akan mudah dipelajari jika siswa dapat
mengaitkan konsep-konsep matematika, siswa akan memahami pemahaman
yang lebih mendalam dan bertahan lama. “When student can connect
mathematical ideas, their understanding is deeper and more lasting” (NCTM,
2000). Sehingga kemampuan koneksi matematis sangat diperlukan siswa.
Koneksi matematis adalah kemampuan untuk mengaitkan antar konsep
matematika, konsep matematika dengan ilmu lain, dan konsep matematika
dengan kehidupan sehari hari.

Namun, tingkat kemampuan koneksi matematis siswa Indonesia masih


tergolong rendah. Ruspiani (Effriyanti, 2016) mengemukakan, rerata
kemampuan koneksi matematis siswa sekolah menengah masih tergolong
rendah, nilai reratanya kurang dari 60 pada skor 100, yaitu sekitar 22,2%
untuk koneksi matematis pada pokok bahasan lain, 44% untuk koneksi pada
bidang studi lain, dan 67,3% untuk koneksi pada kehidupan sehari-hari. Hal
ini menurut Kenedi (2019) disebabkan karena guru hanya mengajarkan siswa
metode langsung. Guru juga tidak familiar dengan koneksi matematis.
Sedangkan menurut Menurut NCTM (2000), program pembelajaran dari TK
sampai kelas 12 harus memungkinkan siswa untuk mampu: (1) mengenal dan
membuat koneksi antara ide-ide matematika (2) memahami bagaimana
membangun ide-ide matematika, selanjutnya ide-ide tersebut dikoneksikan
dengan ilmu lain (3) mengenal dan mengaplikasikan ide-ide matematika ke
dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dari itu penulis memutuskan


untuk memilih kemampuan kognitif yaitu koneksi matematis yang selanjutnya
akan dibahas dalam masalah ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan kemampuan koneksi matematis?

2
2. Apa saja indikator kemampuan koneksi matematis?
3. Apa pentingnya koneksi matematis bagi siswa?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
penulisan makalah adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui definisi dari kemampuan koneksi matematis.
2. Mengetahui indikator kemampuan koneksi matematis.
3. Mengetahui pentingnya kemampuan koneksi matematis bagi siswa.

D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Bagi penulis, dapat memberikan pengetahuan tentang kemampuan
koneksi matematis serta memenuhi salah satu tugas mata kuliah kajian
pendidikan matematika
2. Bagi pembaca, dapat memberikan pengetahuan tambahan tentang
kemampuan koneksi matematis dengan membaca makalah ini.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kemampuan Koneksi Matematis


Koneksi matematis merupakan dua kata yang berasal dari
Mathematical Connection, yang dipopulerkan oleh NCTM dan dijadikan
sebagai standar kurikulum pembelajaran matematika sekolah dasar dan
menengah (Sumarmo, 2006). Kemampuan seseorang untuk mengaitkan
antartopik dalam matematika, mengaitkan matematika dengan ilmu lain, dan
dengan kehidupan ini disebut kemampuan koneksi matematis. Sesuai dengan
pendapat Kusuma (2003) yang menyatakan bahwa kemampuan koneksi
matematis adalah kemampuan seseorang dalam memperlihatkan hubungan
internal dan eksternal matematika, yang meliputi: koneksi antar topik
matematika, koneksi dengan disiplin ilmu lain, dan koneksi dengan
kehidupan sehari-hari.

Bruner (Suherman, 2001) menyatakan bahwa tidak ada konsep atau


operasi dalam matematika yang tidak terkoneksi dengan konsep atau operasi
lain dalam suatu sistem, karena suatu kenyataan bahwa esensi matematika
merupakan sesuatu yang selalu terkait dengan sesuatu yang lain. Membuat
koneksi merupakan cara untuk menciptakan pemahaman dan sebaliknya
memahami sesuatu berarti membuat koneksi. Mikovch dan Monroe (Ruspiani,
2000), “In mathematics, at least three kinds of connections are particularly
beneficial: connection within mathematics, across the curriculum, and with
real world contexts.‟ Dalam matematika, setidaknya terdapat tiga macam yang
koneksi yang sangat bermanfaat: koneksi antara matematika, koneksi dengan
kurikulum, dan koneksi dengan konteks dunia nyata.

Koneksi dalam matematika merupakan hubungan dari ide-ide atau


gagasan yang digunakan untuk merumuskan dan menguji topik-topik
matematika secara deduktif. Konsep dan prosedur matematika dikembangkan
untuk menyelesaikan masalah matematika dan juga ilmu selain
matematika.

4
B. Indikator Kemampua Koneksi Matematis
Terdapat beberapa indikator kemampuan koneksi matematis siswa
diantara yang dikemukakan oleh Kusuma (2003), yang menyatakan bahwa
indikator kemampuan koneksi matematis siswa yaitu : (1) memahami
representasi ekuivalen dari konsep yang sama,(2) mengenali hubungan
prosedur matematika suatu representasi ke prosedur representasi yang
ekuivalen, (3) menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik matematika
dan keterkaitan di luar matematika, (4) menggunakan matematika dalam
kehidupan sehari-hari. Sumarmo (2017) menyatakan indikator kemampuan
koneksi matematika adalah sebagai berikut: (1) mengakui setara representasi
dari konsep yang sama; (2) mengakui hubungan prosedur matematis dari a
representasi ke prosedur representasi yang setara; (3) menggunakan dan
menilai koneksi di antara topik matematika dan seterusnya; dan (4)
menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Adapun indikator
kemampuan keneksi matematis siswa menurut NCTM (2000) antara lain: (1)
mengenal dan menggunakan keterhubungan diantara ide-ide matematika, (2)
memahami bagaimana ide-ide matematika dihubungkan dan dibangun satu
sama lain sehingga bertalian secara lengkap, dan (3) mengenal dan
menggunakan metamatika dalam konteks di luar matematika.

Berdasarkan literatur di atas, para peneliti menyimpulkan bahwa


kemampuan koneksi matematika adalah kemampuan siswa untuk
mengasosiasikan konsep matematika dengan matematika (di antara topik di
matematika).

C. Koneksi Matematis Bagi Siswa


Dalam pembelajaran matematika, siswa lebih cenderung menghafal
rumus-rumus tanpa mengetahui keterkaitannya dengan rumus ataupun konsep
lainnya. Sehingga siswa tidak memahami matematika secara keseluruhan. Hal
ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dalam
proses pembelajaran terlihat siswa masih sulit menghubungkan materi yang
mereka pelajari dengan materi prasyarat yang sudah mereka kuasai, konsep-
konsep yang telah dipelajari tidak bertahan lama dalam ingatan siswa

5
akibatnya kemampuan koneksi mereka belum optimal (Linto et al., 2012).
Kusmaydi (2010) menemukan bahwa: 1) kebanyakan siswa tidak mengetahui
dan tidak mengerti materi mana yang ada hubungannya dengan materi yang
akan dipelajari; 2) siswa sangat jarang bertanya karena belum mampu
membuat pertanyaan tentang matematika yang dipelajari (siswa tidak dilatih
bertanya); 3) masih banyak siswa yang tidak mampu menyatakan benda nyata,
gambar dan diagram ke dalam ide matematika dan juga tidak mampu
menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa atau bentuk simbol; 4)
sebagian besar siswa tidak dapat menyelesaikan masalah-masalah yang
berkaitan dengan dunia nyata atau masalah yang ada di sekitar siswa; dan 5)
ada siswa yang mampu menyelesaikan suatu masalah matematika tetapi tidak
mengerti apa yang dikerjakannya dan kurang memahami apa yang terkandung
di dalamnya.

Kemampuan koneksi matematis merupakan kemampuan siswa dalam


memahami pelajaran matematika lebih lanjut. Tujuan siswa memiliki
kemampuan koneksi matematis, yaitu agar siswa mampu: 1) mengenali dan
menggunakan koneksi antar gagasan matematis; 2) memahami bagaimana
beberapa gagasan matematis saling berhubungan dan berdasar pada satu sama
lain untuk menghasilkan suatu keseluruhan yang koheren (padu); 3)
mengenali dan menerapkan matematika baik di dalam maupun di luar konteks
matematika (NCTM, 2000). Dengan kemampuan koneksi matematis,
diharapkan siswa melihat matematika sebagai subjek yang utuh yang antar
konsepnya saling berhubungan. Sehingga siswa akan memahami matematika
lebih mendalam lagi. Jika siswa sudah mampu mengkoneksikan suatu masalah
ke dalam situasi lain dalam pembelajaran matematika, maka siswa tersebut
sudah memaknai proses pembelajaran (Glacey dalam Nurhajati, 2014).
Sehingga, pemahaman siswa tentang keterkaitan antar konsep atau ide-ide
matematika akan bermanfaaat untuk kemampuan mereka menyelesaikan
permasalahan matematika (Permana dan Sumarmo, 2007; Hendriana, Slamet,
dan Sumarmo, 2014).

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Koneksi matematis merupakan kemampuan seseorang untuk
mengaitkan antartopik dalam matematika, mengaitkan matematika dengan
ilmu lain, dan dengan kehidupan ini. Indikator kemampuan keneksi
matematis siswa menurut NCTM (2000) antara lain: (1) mengenal dan
menggunakan keterhubungan diantara ide-ide matematika, (2) memahami
bagaimana ide-ide matematika dihubungkan dan dibangun satu sama lain
sehingga bertalian secara lengkap, dan (3) mengenal dan menggunakan
metamatika dalam konteks di luar matematika.

Dengan kemampuan koneksi matematis, diharapkan siswa melihat


matematika sebagai subjek yang utuh yang antar konsepnya saling
berhubungan. Sehingga siswa akan memahami matematika lebih mendalam
lagi.

B. Saran
Akhir dari penulisan makalah ini besar harapan penulisan agar
makalah ini berguna untuk menambah pemahaman dan wawasan bagi
pembaca, menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah ini dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggung jawabkan. Saran penulis kepada pembaca agar lebih banyak
mengulang dalam belajar agar dapat memahami ilmu dengan seutuhnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Effriyanti. Tandililing, E., Hartoyo, A. (2016). Kemampuan Koneksi dan


Komunikasi Matematis Dalam Pembelajaran Dengan Pendekatan
Matematika Realistik Pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran.

Kenedi, A. K., Helsa, Y., Ariani, Y., Zainil, M., & Hendri, S. (2019).
Mathematical connection of elementary school students to solve
mathematical problems. Journal on Mathematics Education. 10(1):
halaman 69-80.

Kusmaydi. (2010). Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan


Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP.
Tesis SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kusuma, D.A (2003). Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa


Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dengan Menggunakan Metode Inquiri.
(Master’s Thesis). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Linto, R L., Elniati, S., & Rizal, Y. (2012). Kemampuan Koneksi Matematis dan
Metode Pembelajaran Quantum Teaching dengan Peta Pikiran. Jurnal
Pendidikan Matematika. 1(1): halaman 83-87.

NCTM. (2000). Principle and Standards for School Mathematics. Reston,


VA:NCTM.

Nurhajati. (2014). Pengaruh Penerapan Pendekatan Konstruktivisme dengan


Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Program Cabri 3D terhadap
Kemampuan Penalaran dan Koneksi Matematis Siswa SMA di Kota
Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan dan Keguruan.

Ruspiani, (2000). Kemampuan Siswa Dalam Melakukan Koneksi Matematika.


Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Suherman, (E. 2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:


Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumarmo. (2006). Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika pada Siswa


Sekolah Menengah. Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai