Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENDEKATAN OPEN ENDED


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pembelajaran
Matematika
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Rusgiatoro H.S.

Oleh Kelompok 5:

1. Evie Dwy Wahyu Arista (15709251019)


2. Annisa Fitri (15709251072)
Jurusan : Pendidikan Matematika
Kelas :B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

1
A. Pengertian Pendekatan Open-Ended
Pendekatan berdasarkan masalah dalam pembelajaran matematika
sebenarnya bukan hal yang baru, tetapi Polya sudah mengembangkan sejak
tahun 40-an. Namun pendekatan ini mendapat perhatian luas lagi mulai tahun
80-an sampai sekarang. Dengan dikembangkannya pendekatan pemecahan
masalah berbentuk terbuka (open-ended) di Jepang. Pendekatan ini
didasarkan atas penelitian Shimada, adalah “an instructional strategy that
creates interest and simulates creative mathematical activity in the classroom
trhough student’s collaborative work. Lesson using open-ended problem
solving emphasize the proses of problem solving activities rather than
focusing on the result” (Shimada and Becker.1997. Bandingkan dengan
foong. 2000)
Pendekatan ini berkembang pesat sampai di Amerika dan Eropa yang
selanjutnya dikenal dengan istilah open-ended probleng solving. Di Eropa,
terutama di Negara-negara seperti Belanda pendekatan pembelajaran ini
mendapat perhatian luas seiring dengan terjadinya tuntutan pergeseran
paradigma dalam pendidikan matematika di sana. Di klaim bahwa
pembelajaran matematika merupakan “human activities”, baik mental atau
fisik berdasarkan “real life” dengan mengambil landasan Konstrutivisme
Radikal Modern (berdasarkan biologi Kognitivisme dan Neurophisiologi)
oleh Maturana dan varela (1984) bahwa fenomena-fenomena alam itu tidak
dapat di reduksi secara penuh menjadi klusa-klausa deterministic, dengan
struktur dan pola yang unik, tunggal dan dapat di prediksi secara mudah.
Sebaliknya real life, adalah kompleks dengan struktur dan pola yang sering
tak jelas, tak selalu teramalkan dengan mudah, multidimensi, dan
memungkinkan adanya banyak penafsiran dan sinkuler. Pengetahuan manusia
tentang alam hanyalah hipotesa-hipotesa konstruksi hasil pengamatan
terbatas, yang tentu saja dapat salah (fallible). Mengambil  pandangan ini
dalam pembelajaran matematika, berarti memberi kesempatan pada siswa
2
untuk belajar melalui aktivitas-aktivitas real life dengan menyajikan
fenomena alam “seterbuka mungkin” pada siswa.
Secara konseptual masalah terbuka dalam pembelajarn matematika adalah
masalah atau soal-soal matematika yang dirumuskan sedemikian rupa,
sehingga memilki beberapa atau bahkan banyak solusi yang benar, dan
terdapat banyak cara untuk mencapai solusi itu. Pendekatan ini memberikan
kesempatan pada siswa untuk “experience in finding something new in the
process” (Schoenfeld,1997).

Pendekatan Open-Ended menurut Shimada (1997; 1) adalah pendekatan


pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau
penyelesaian yang benar lebih dari satu. Pendekatan open-ended dapat memberi
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman untuk
menemukan, menggali dan memecahkan masalah dengan beberapa tekhnik atau
metode. Sedangkan menurut Suherman dkk (2003; 123), problem yang
diformulasikan memiliki multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap
atau disebut juga Open-Ended problem atau soal terbuka. Siswa yang dihadapkan
dengan Open-Ended problem, tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan
jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu
jawaban. Dengan demikian bukanlah hanya satu pendekatan atau metode dalam
mendapatkan jawaban, namun beberapa atau banyak.
Sifat “keterbukaan” dari suatu masalah dikatakan hilang apabila hanya ada
satu cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan atau hanya ada satu
jawaban yang mungkin untuk masalah tersebut. Contoh penerapan masalah Open-
Ended dalam kegiatan pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan
metode, cara atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang
diberikan bukan berorientasi pada jawaban (hasil) akhir. Pembelajaran dengan
pendekatan Open-Ended diawali dengan memberikan masalah terbuka kepada
siswa. Kegiatan pembelajaran harus mengarah dan membawa siswa dalam
menjawab masalah dengan banyak cara serta mungkin juga dengan banyak

3
jawaban (yang benar), sehingga merangsang kemampuan intelektual dan
pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru.
Tujuan dari pembelajaran Open-Ended problem menurut Nohda (Suherman,
dkk, 2003; 124) ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola
pikir matematik siswa melalui problem posing secara simultan. Dengan kata lain,
kegiatan kreatif dan pola pikir matematik siswa harus dikembangkan semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan setiap siswa.
Pendekatan Open-Ended menjanjikan kepada suatu kesempatan kepada siswa
untuk meginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan
kemampuan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya tiada lain adalah agar
kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan
pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa terkomunikasi
melalui proses pembelajaran. Inilah yang menjadi pokok pikiran pembelajaran
dengan Open-Ended, yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif
antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab
permasalahan melalui berbagai strategi.
Dalam pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended, siswa diharapkan
bukan hanya mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada proses
pencarian suatu jawaban. Menurut Suherman dkk (2003:124) mengemukakan
bahwa dalam kegiatan matematik dan kegiatan siswa disebut terbuka jika
memenuhi ketiga aspek berikut:
a. Kegiatan siswa harus terbuka
Yang dimaksud kegiatan siswa harus terbuka adalah kegiatan pembelajaran
harus mengakomodasi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu
secara bebas sesuai kehendak mereka. Misalnya, guru memberikan
permasalahan seperti berikut kepada siswa: Dengan menggunakan berbagai
cara, hitunglah jumlah sepuluh bilangan ganjil pertama mulai dari satu!
Dengan begitu siswa berkesampatan melakukan beragam aktivitas untuk
menjawab permasalahan yang di berikan sesuai dengan pikiran dan
kemampuannya.

4
b. Kegiatan matematika merupakan ragam berpikir
Kegiatan matematik adalah kegiatan yang didalamnya terjadi proses
pengabstraksian dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam
dunia matematika atau sebaliknya. Pada dasarnya kegiatan matematik akan
mengundang proses manipulasi dan manifestasi dalam dunia matematika
c. Kegiatan siswa dan kegiatan matematika merupakan satu kesatuan
Dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan dapat mengangkat
pemahaman dalam berpikir matematika sesuai dengan kemampuan individu.
Meskipun pada umumnya guru akan mempersiapkan dan melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan pengalaman dan pertimbangan masing-masing.
Guru bisa membelajarkan siswa melalui kegiatan-kegiatan matematika tingkat
tinggi yang sistematis atau melalui kegiatan-kegiatan matematika yang
mendasar untuk melayani siswa yang kemampuannya rendah. Pendekatan
uniteral semacam ini dapat dikatakan terbuka terhadap kebutuhan siswa
ataupun terbuka terhadap ide-ide matematika. Kegiatan siswa dan kegiatan
matematik dikatakan terbuka secara simultan dalam pembelajaran, jika
kebutuhan dan berpikir matematik siswa terperhatikan guru melalui kegiatan-
kegiatan matematik yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan lainnya.
Dengan kata lain, ketika siswa melakukan kegiatan matematika untuk
memecahkan permasalahan yang diberikan, dengan sendirinya akan
mendorong potensi mereka untuk melakukan kegiatan matematikpada
tingkatan berpikir yang lebih tinggi. Dengan demikian, guru tidak perlu
mengarahkan agar siswa memecahkan permasalahan dengan cara atu pola
yang sudah ditentukan, sebab akan menghambat kebebasan berpikir siswa
untuk menemukan cara baru menyelesaikan permasalahan.

Pada dasarnya, pendekatan Open-Ended bertujuan untuk mengangkat


kegiatan kreatif siswa dan berpikir matematika secara simultan. Oleh karena itu
hal yang perlu diperhatikan adalah kebebasan siswa untuk berpikir dalam
membuat progress pemecahan sesuai dengan kemampuan, sikap, dan minatnya
sehingga pada akhirnya akan membentuk intelegensi matematika siswa.
5
B. Mengkonstruksi Masalah Open-Ended

Menurut Suherman, dkk (2003 : 129-130) mengkonstruksi dan


mengembangkan masalah Open-Ended yang tepat dan baik untuk siswa dengan
tingkat kemampuan yang beragam tidaklah mudah. Akan tetapi berdasarkan
penelitian yang dilakukan di Jepang dalam jangka waktu yang cukup panjang,
ditemukan beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam mengkonstruksi
masalah, antara lain sebagai berikut:
a. Menyajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata di mana konsep-
konsep matematika dapat diamati dan dikaji siswa.
b. Menyajikan soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa
dapat menemukan hubungan dan sifat-sifat dari variabel dalam persoalan itu.
c. Menyajikan bentuk-bentuk atau bangun-bangun (geometri) sehingga siswa
dapat membuat suatu konjektur.
d. Menyajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan
aturan matematika.
e. Memberikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori sehingga siswa
bisa mengelaborasi siifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat
dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat yang umum.
f. Memberikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat menggeneralisasai
dari pekerjaannya.

C. Menyusun Rencana Pendekatan Open-Ended

Apabila guru telah mengkonstruksikan atau menformulasi masalah Open-


Ended dengan baik, tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran sebelum
masalah itu ditampilkan di kelas adalah:
1. Apakah masalah itu kaya dengan konsep-konsep matematika dan berharga?
Masalah Open-Ended harus medorong siswa untuk berpikir dari berbagai
sudut pandang. Disamping itu juga harus kaya dengan konsep-konsep
matematika yang sesuai untuk siswa berkemampuan tinggi maupun rendah
dengan menggunakan berbagai strategi sesuai dengan kemampuannya.
6
2. Apakah tingkat matematika dari masalah itu cocok untuk siswa?
Pada saat siswa menyelesaikan masalah Open-Ended, mereka harus
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka punya. Jika
guru memprediksi bahwa masalah itu di luar jangkauan kemampuan siswa,
maka masalah itu harus diubah/diganti dengan masalah yang berasal dalam
wilayah pemikiran siswa.
3. Apakah masalah itu mengundang pengembangan konsep matematika lebih
lanjut?
Masalah harus memiliki keterkaitan atau hubungan dengan konsep-konsep
matematika yang lebih tinggi sehingga dapat memacu siswa untuk berpikir
tingkat tinggi.

Pada tahap ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan


rencana pembelajaran yang baik adalah sebagai berikut:

1. Tuliskan respon siswa yang diharapkan. Siswa diharapkan merespon masalah


Open Ended yang diberikan dengan berbagai cara. Oleh karena itu guru perlu
menuliskan daftar antisipasi respon siswa terhadap masalah. Hal ini
diperlukan mengingat kemampuan siswa dalam mengekspresikan ide masih
terbatas. Mungkin mereka tidak dapat menjelaskan aktivitas mereka dalam
menyelesaikan masalah, mungkin pula mereka dapat menjelaskannya dengan
baik. Antisipasi respon siswa yang dibuat guru merupakan suatu upaya untuk
mengarahkan dan membantu siswa meemcahkan masalah sesuai dengan
caradan kemampuannya. 
2. Tujuan dari masalah itu diberikan kepada siswa harus jelas.
Guru memahami dengan baik peranan masalah itu dalam keseluruhan rencana
pembelajaran. Masalah dapat diperlakukan sebagai topik yang tertentu,
seperti dalam pengenalan konsep baru kepada siswa, atau sebagai rangkuman
dari kegiatan belajara siswa. Berdasarkan pengalaman, masalah Open-Ended
efektif untuk pengenalan konsep baru atau rangkuman kegiatan belajar.

7
3. Sajikan masalah semenarik mungkin bagi siswa
Konteks permasalahan yang diberikan atau disajikan harus dapat dikenal baik
oleh siswa, dan harus membangkitkan keingintahuan serta semangat
intelektual siswa. Oleh karena masalah Open-Ended memerlukan waktu
untuk berpikir dan mempertimbangkan strategi pemecahannya, maka masalah
itu harus mampu menarik perhatian siswa.
4. Lengkapi prinsip formulasi masalah, sehingga siswa mudah memahami
maksud masalah itu. Masalah harus diekspresikan sedemikian rupa sehingga
siswa dapat memahaminya dengan mudah dan menemukan pendekatan
pemecahannya. Siswa dapat mengalami kesulitan, bila eksplanasi masalah
terlalu singkat. Hal itu dapat timbul karena guru bermaksud memberikan
terobosan yang cukup kepada siswa untuk memilih cara dan pendekatan
pemecahan masalah. Atau dapat pula diakibatkan siswa memiliki sedikit atau
bahkan tidak memiliki pengalaman belajar karea terbiasa megikuti petunjuk-
petunjuk dari buku teks.
5. Berikan waktu yang cukup bagi siswa untuk mengekplorasi masalah.
Terkadang waktu yang dialokasikan tidak cukup dalam menyajikan masalah,
memecahkannya, mendiskusikan pendekatan dan penyelesaian,, dan
merangkum dari apa yang telah dipelajari siswa. Karena itu, guru harus
memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk mengekplorasi masalah.
Berdiskusi secara aktif antar sesama siswa dan antara siswa dengan guru
merupakan interaksi yang sangat penting dalam pembelajaran dengan
pendekatan Open-Ended.

Langkah – langkah Model pembelajaran Open Ended

Adapun desain atau langkah langkah pembelajaran dalam model


pembelajaran Open Ended Problems adalah sebagai berikut :

1.    Persiapan

8
Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru harus membuat Program
Satuan Pelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2.    Pelaksanaan

a.    Pendahuluan, Siswa menyimak guru yang memberikan motivasi


bahwa yang akan dipelajari berkaitan atau bermanfaat bagi kehidupan
sehari hari sehingga siswa semangat dalam belajar.

b.    Kegiatan inti, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan langkah-


langkah sebagai berikut:

1)   Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari beberapa orang


tiap kelompok;

2)   Siswa mendapatkan pertanyaan Openended Problems;

3)   Siswa berdiskusi bersama kelompoknya masingmasing


mengenai penyelesaian dari pertanyaan OpenEnded Problems yang
telah diberikan oleh guru;

4)   Setiap kelompok melalui perwakilannya, mengemukakan


pendapat atau solusi yang ditawarkan kelompoknya secara
bergantian;

5)   Siswa atau kelompok kemudian menganalisis jawabanjawaban


yang telah dikemukakan, mana yang benar dan mana yang lebih
efektif.

c.    Kegiatan Akhir, yaitu siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari,


dan kemudian kesimpulan tersebut disempurnakan oleh guru.

3.    Evaluasi

Setelah berakhirnya kegiatan belajar mengajar, siswa mendapatkan tugas


perorangan atau ulangan harian yang berisi pertanyaan OpenEnded
Problems yang merupakan evaluasi yang diberikan oleh guru.
9
Penilaian dalam Pendekatan Open Ended

Ada 3 hal yang dilihat dari penilaian pembelajaran matematika melalui


pendekatan ini, yakni fluency, flexibility, dan originality:

1. Fluency(kemahiran),  diartikan sebagai kemampuan dalam


menggunakanbeberapa metode penyelesaian.Satu respon siswa atau
kelompok yang benar dihargai 1 poin, sehingga nilai yang diperoleh
siswa adalah total dari seluruh solusi yang dihasilkan oleh siswa.
2. Flexibility(fleksibilitas), adalah peluang siswa menjawab benar
untukbeberapa soal serupa. Terkait dengan berapa banyak ide-ide
matematis berbeda yang ditemukan/dimunculkan oleh siswa.
3. Originality(keaslian), dimaksudkan untuk mengukur keaslian gagasan
siswa dalam memberikan jawaban yang benar.Jika siswa atau
kelompok memunculkan ide yang unik, tingkat keorsinilannya dihargai
tinggi. Guru harus memberikan skor yang tinggi untuk kemampuan
berfikir matematik tingkat tinggi.

Sedangkan teknik penilaian yang dikemukakan oleh Hancock (1995), yakni


sebagai berikut:
Jawaban diberi nilai 4, jika :

- Jawaban lengkap dan benar untuk pertanyaan yang diberikan

- Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasinya


sempurna

- Pekerjaan ditunjukkan dan dijelaskan dengan clearly

- Memuat sedikit kesalahan

Jawaban diberi nilai 3, jika :

- Jawaban benar untuk masalah yang diberikan

- Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi baik

10
- Pekerjaan ditunjukkan dan dijelaskan

- Memuat beberapa kesalahan dalam penalaran

Jawaban diberi nilai 2, jika :

- Beberapa jawaban tidak lengkap

- Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasinya


cukup

- Kekurangan dalam berfikir tingkat tinggi telihat jelas

- Muncul beberapa keterbatasan dalam pemahana konsep matematika

- Banyak kesalahan dalam penalaran

Jawaban diberi nilai 1, jika :

- Muncul masalah dalam meniru ide matematika tetapi tidak dapat


dikembangkan

- Ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi kurang

- Banyak salah perhitungan

- Terdapat sedikit pemahan yang diilustrasikan

- Siswa kurang mencoba beberapa hal

Jawaban diberi nilai 0, jika :

- Keseluruhan jawaban tidak ada atau tidak nampak

- Tidak muncul ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi

- Sama sekali pemahaman matematikanya tidak muncul

- Terlihat jelas bluffing (mencoba-coba atau menebak)

- Tidak menjawab semua kemungkinan yang diberikan


11
D. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Open-Ended

Menurut Suherman, dkk (2003:132) Pendekatan Open-Ended memiliki


beberapa keunggulan antara lain:
a. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan idenya.
b. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan
dan keterampilan
matematik secara komprehensif.
c. Siswa dengan kemapuan matematika rendah dapat merespon permasalahan
dengan cara mereka sendiri.
d. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.
e. Siswa memiliki pengelaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam
menjawab permasalahan.

Disamping keunggulan, menurut Suherman, dkk (2003;133) terdapat pula


kelemahan dari pendekatan Open-Ended, diantaranya:
a. Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa
bukanlah pekerjaan mudah
b. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit
sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon
permasalahan yang diberikan.
c. Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan
jawaban mereka.
d. Mungkin ada sebagaian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka
mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.

E. Beberapa Contoh Penerapan Soal Open Ended

1. Perhatikan gambar persegi panjang KLMN berikut :

12
N M
2x+1

K 3x L
Jika keliling persegi panjang KLMN 42 cm, hitunglah :
a. panjang dan lebar
b. diagonal LN
c. luasnya
Jawaban :
Diketahui : Cara 2 :
Persegi panjang KLMN K = 2 (p + l)
p = 3x ⇔ 42 = 2 (3x + 2x + 1)
l = 2x + 1 ⇔ 42 = 2 (5x + 1)
K = 42 cm ⇔ 42 = 2 . 5 x + 2 .1
Ditanya : ⇔ 42 = 10 x + 2
a. p dan l ⇔ 42 – 2 = 10 x
b. diagonal LN ⇔ 40 = 10 x
c. luas. 40
⇔x=
Jawab : 10

a. Menentukan nilai x : ⇔ x = 4 cm

Cara 1 : Menghitung panjang dan lebar

K = 2 (p + l ) dengan mensubtitusi nilai x ke

⇔ 42 = 2 (3x + 2x + l ) dalam
42 persamaan p dan l .
⇔ = 5x + 1
2 p = 3x
⇔ 21 - 1 = 5x = 3 . 4 = 12 cm
⇔ 20 = 5 x l=2x+1
20 =2.4+1
⇔x=
5
= 9 cm
⇔ x = 4 cm

13
Jadi panjang persegi panjang = 15 cm
KLMN adalah 12 cm dan lebarnya Jadi panjang diagonal LN adalah
9 cm. 15 cm.
b. ln 2= KL 2 + KN 2 c. Luas = p x l
= 122 +92 = 12 x 9
= 144 + 81 = 108 cm 2
= 225 Jadi luas persegi panjang KLMN
LN = √ 225 adalah 108 cm 2

2. Sebuah kebun berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 120 meter dan
lebar 80 meter. Di sekeliling kebun tersebut akan dipasang pagar dengan biaya Rp
150.000,00 per meter. Berapa biaya yang diperlukan untuk pemasangan pagar
tersebut?

Jawaban :
Diketahui :
Kebun berbentuk persegi panjang
p = 120 m
l = 80 m
biaya pagar = Rp 150.000,00/meter
Ditanya :
Biaya yang diperlukan untuk memasang pagar di sekeliling kebun.
Jawab :
K kebun = 2 (p + l)
= 2 (120 + 80)
= 2 (200)
= 400 cm.
Biaya pemasangan pagar = biaya/meter x K
= Rp 150.000,00 x 400
= Rp 60.000.000,00
Jadi biaya yang diperlukan untuk pemasangan pagar adalah Rp 60.000.000,00.

14
3. Seorang petani mempunyai sawah berbentuk persegi panjang yang luasnya 540
2
m . Jika perbandingan panjang dan lebar sawah itu 5 : 4, tentukan ukuran sawah
tersebut!

Jawaban :
Diketahui : ¿ 4.3 √ 3
Sawah berbentuk persegi panjang.
= 12√ 3 cm
L sawah = 540m2.
p : l= 5 : 4 Jadi ukuran sawah tersebut adalah
Ditanya : panjangnya 15 √ 3 cm dan lebar 12
Ukuran sawah. √ 3cm.
Jawab :
Cara 2 :
Cara 1 :
Misal : p = 5 n p:l=5:4
l=4n
5
L sawah = p x l p= l
4
⇔ 540 = 5 n x 4 n
L sawah = p x l
⇔ 540 = 20 n2
540 5
⇔ n2 = 540= lxl
20 4
= 27 2
540 x 4=l
n = 3 √3
p=5n 2 2160
l=
4
¿ 5. 3 √ 3
= 432
¿ 15 √ 3 cm
l= √ 432
l=4n
¿ √ 144 x 3
15
¿ 12 √ 3 Jadi ukuran sawah tersebut adalah
panjangnya 15√ 3 cm dan lebar 12 √ 3
cm.

4. Pak Tomo mempunyai kawat yang panjangnya 2 m. Jika kawat tersebut


digunakan untuk membentuk model persegi panjang yang berukuran 20 cm x 15
cm, berapakah banyak model persegi panjang yang dapat dibuat oleh pak Tomo
dan berapa cm sisa kawat tersebut?
Jawaban :
Diketahui : Menghitung banyak model persegi
Panjang kawat : 2 m = 200 cm panjang dan sisa kawat.
Ukuran persegi panjang : 20 cm x 15 Cara 1 :
cm Banyak model = panjang kawat : K
Ditanya : = 200 :70
Banyak model persegi panjang yang 60
=2
70
dapat dibuat dan sisa kawat.
Cara 2 :
Jawab :
Banyak model = 200
Menghitung keliling persegi panjang.
Karena keliling = 70cm dan kawat
K = 2 (p + l)
yang dimiliki hanya 200cm, maka
= 2 (20 + 15)
banyak model persegi panjang yang
= 2 (35)
dapat dibuat adalah 2 dan sisa
= 70 cm.
kawatnya 60, dengan masing-masing
model keliling = 70cm.
70/70 - (model 1)
70/70 - (model 2)
70/ 60 (sisa) Jadi banyak model
persegi panjang yang dapat dibuat
adalah 2 dan sisa kawatnya adalah 60
cm.

16
5. Sebuah taman berbentuk persegi luasnya 900 m2. Taman itu dikelilingi pohon
cemara yang jarak tiap pohonnya 2,5 m dan lampu taman yang berjarak tiap
lampunya 5 m.
a. Tentukan banyak pohon cemara yang mengelilingi taman tersebut.
b. Tentukan banyak lampu yang megelilingi taman tersebut.

Jawaban :
Diketahui : = 120 m
Taman berbentuk persegi K
a. Banyak pohon =
jarak pohon
L taman = 900 m2
= 120/ 2,5
Jarak tiap pohon : 2,5 m
= 48 pohon
Jarak tiap lampu : 5 m
Jadi banyak pohon cemara yang
Ditanya :
mengelilingi taman tersebut adalah 48
a. banyak pohon cemara yang
pohon.
mengelilingi taman
b. banyak lampu yang mengelilingi
taman
Jawab:
K
L persegi = s x s b. Banyak lampu =
jarak lampu
= 900
= 120/ 5
s= √ 900 = 30 m
= 24 pohon
K persegi = 4 x s Jadi banyak lampu yang mengelilingi
= 4 x 30 taman tersebut adalah 24 lampu.

6. Keliling suatu persegi sama dengan keliling persegi panjang. Panjang sisi
persegi
sama dengan 16 cm dan lebar persegi panjang sama dengan 15 cm. Tentukan
panjang persegi panjang tersebut!

Diketahui :
17
K persegi = K persegi panjang
s = 16 cm
l = 15 cm
Ditanya :
Panjang persegi panjang
Jawab :
K persegi = K persegi panjang
K persegi = 4 x s
= 4 x 16
= 64 cm
K persegi panjang = 2 (p + l)
⇔ 64 = 2 (p + 15)
⇔ 64 = 2p + 30
⇔ 64 – 30 = 2p
⇔ 34 = 2p
34
⇔p=
2
⇔ p = 17 cm
Jadi panjang persegi panjang adalah 17 cm.

DAFTAR PUSTAKA

Hancock, C.L., (1995). Enhancing Mathematics Learning with Open-Ended


Qouestion. The Mathematics Teacher. Vol. 88, No. 6, September 1995.

Japar. 2009. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended.

Nohda, N., 2000. Learning and Teaching Trought Open Approach Method,
Mathematics Education in Japan. Tokyo: TSME.

Shimada, S. 1997. The Significance of an Open-Ended Approach. Dalam J. P.


Becker & S. Shimada (Ed.). The Open-Ended Approach: A New Proposal

18
for Teaching Mathematics. Virginia: National Council of Teachers of
Mathematics..

Suherman, E. dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.


Bandung: JICA.

Sumber lain :

http://www.psb-psma.org/content/blog/pendekatan-open-ended-problem-dalam-
matematika

19
1. Bagaimana cara guru mengatasi siswa yang mainsetnya menganggap soal open
ended itu susah untk dikerjakan. (Sri Suryaningtyas)

Jawaban:

Pembelajaran dengan pendekatan open ended problem biasanya dimulai


dengan memberikan problem terbuka pada siswa. Kegiatan pembelajaran
harus membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan banyak cara
dan mungkin juga banyak jawaban yang benar sehingga mengundang
potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan
sesuatu yang baru. Menurut kami cara mengatasinya dapat dilakukan
sebagai guru dengan memeberikan Masalah yang diberikan disajikan
dengan hal-hal yang menarik dan sesuai dengan pemikiran siswa. Yang
pertama materi yang diberikan sebgaia hal-hal yang menarik yang
merangsang siswa dalam menyelesaikan maslah tersebut. Guru juga
memebimbing siswa bagaimana siswa dapat menenmukan pokok pikiran
dalam soal open ended agar siswa mulai tahu apakah inti permaslahan
dalam soal-soal tersebut. Dan yang terakhir, soal yang diberikan harusnya
merupakan soal yang dibuat berdasarkan tingkat kemampuan siswanya,
seperti contoh soal untuk siswa SD kelas 4 dan siswa SMP kelas VII tentu
berbeda soal, permasalahan serta tingkat kesulitannnya. Dalam hal ini
membutuhkan penyesuaian dalam setiap tingkatannya.

2. Bagaimana membedakan open ended soal dan open ended jawaban, dan bagaiman
langkah-langkah membuat soal open ended? (Diena frentika)

Jawaban:

a. Mengonstruksi Masalah Open-ended

Menurut Suherman, dkk. (2003) mengkonstruksi dan mengembangkan


masalah Open-ended yang tepat dan baik untuk siswa dengan tingkat
kemampuan yang beragam tidaklah mudah. Akan tetapi berdasarkan
20
penelitian yang dilakukan di Jepang dalam jangka waktu yang cukup
panjang, ditemukan beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam
mengkonstruksi masalah, antara lain sebagai berikut:

 Menyajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata di mana


konsep-konsep matematika dapat diamati dan dikaji siswa.
 Menyajikan soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa
sehingga siswa dapat menemukan hubungan dan sifat-sifat dari
variabel dalam persoalan itu.
 Menyajikan bentuk-bentuk atau bangun-bangun (geometri)
sehingga siswa dapat membuat suatu konjektur.
 Menyajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat
menemukan aturan matematika.
 Memberikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori
sehingga siswa bisa mengelaborasi siifat-sifat dari contoh itu untuk
menemukan sifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat
yang umum.
 Memberikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat
menggeneralisasai dari pekerjaannya.
b. Menyusun Rencana Pembelajaran dengan Pendekatan Open-ended

Apabila guru telah mengkonstruksikan atau menformulasi masalah Open-


ended dengan baik, tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran
sebelum masalah itu ditampilkan di kelas adalah:

 Apakah masalah itu kaya dengan konsep-konsep matematika dan


berharga?. Masalah Open-ended harus medorong siswa untuk berpikir dari
berbagai sudut pandang. Disamping itu juga harus kaya dengan konsep-
konsep matematika yang sesuai untuk siswa berkemampuan tinggi maupun
rendah dengan menggunakan berbagai strategi sesuai dengan
kemampuannya.

21
 Apakah tingkat matematika dari masalah itu cocok untuk siswa?. Pada saat
siswa menyelesaikan masalah Open-ended, mereka harus menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka punya. Jika guru
memprediksi bahwa masalah itu di luar jangkauan kemampuan siswa,
maka masalah itu harus diubah/diganti dengan masalah yang berasal dalam
wilayah pemikiran siswa.
 Apakah masalah itu mengundang pengembangan konsep matematika lebih
lanjut?. Masalah harus memiliki keterkaitan atau hubungan dengan
konsep-konsep matematika yang lebih tinggi sehingga dapat memacu
siswa untuk berpikir tingkat tinggi.
 Pada tahap ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan
rencana pembelajaran yang baik adalah sebagai berikut:

1. Tuliskan respon siswa yang diharapkan. Pembelajaran matematika


dengan pendekatan Open-ended, siswa diharapkan merespons masalah
dengan berbagai cara sudut pandang. Oleh karena itu, guru harus
menyiapkan atau menuliskan daftar antisipasi respons siswa terhadap
masalah. Kemampuan siswa terbatas dalam mengekpresikan ide atau
pikirannya, mungkin siswa tidak akan mampu menjelaskan
aktivitasnya dalam memecahkan masalah itu. Tetapi mungkin juga
siswa mampu menjelaskan ide-ide matematika dengan cara yang
berbeda. Dengan demikian, antisipasi guru membuat atau menuliskan
kemungkinan repsons yang dikemukakan siswa menjadi penting
dalam upaya mengarahkan dan membantu siswa memecahkan
masalah sesuai dengan cara kemampuannya.

2. Tujuan dari masalah itu diberikan kepada siswa harus jelas. Guru
memahami dengan baik peranan masalah itu dalam keseluruhan
rencana pembelajaran. Masalah dapat diperlakukan sebagai topik yang
tertentu, seperti dalam pengenalan konsep baru kepada siswa, atau
sebagai rangkuman dari kegiatan belajara siswa. Berdasarkan
pengalaman, masalah Open-ended efektif untuk pengenalan konsep
22
baru atau rangkuman kegiatan belajar.
3. Sajikan masalah semenarik mungkin bagi siswa.Konteks
permasalahan yang diberikan atau disajikan harus dapat dikenal baik
oleh siswa, dan harus membangkitkan keingintahuan serta semangat
intelektual siswa. Oleh karena masalah Open-ended memerlukan
waktu untuk berpikir dan mempertimbangkan strategi pemecahannya,
maka masalah itu harus mampu menarik perhatian siswa.

4. Lengkapi prinsip formulasi masalah, sehingga siswa mudah


memahami maksud masalah itu. Masalah harus diekspresikan
sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahaminya dengan mudah
dan menemukan pendekatan pemecahannya. Siswa dapat mengalami
kesulitan, bila eksplanasi masalah terlalu singkat. Hal itu dapat timbul
karena guru bermaksud memberikan terobosan yang cukup kepada
siswa untuk memilih cara dan pendekatan pemecahan masalah. Atau
dapat pula diakibatkan siswa memiliki sedikit atau bahkan tidak
memiliki pengalaman belajar karea terbiasa megikuti petunjuk-
petunjuk dari buku teks.

5. Berikan waktu yang cukup bagi siswa untuk mengekplorasi


masalah. Terkadang waktu yang dialokasikan tidak cukup dalam
menyajikan masalah, memecahkannya, mendiskusikan pendekatan
dan penyelesaian,, dan merangkum dari apa yang telah dipelajari
siswa. Karena itu, guru harus memberi waktu yang cukup kepada
siswa untuk mengekplorasi masalah. Berdiskusi secara aktif antar
sesama siswa dan antara siswa dengan guru merupakan interaksi yang
sangat penting dalam pembelajaran dengan pendekatan Open-ended.

c. Pengembangan Alat Evaluasi Berdasarkan Pendekatan Open-ended

1. Jenis-jenis soal open-ended. Untuk berjalannya metode open-ended


secara baik dibutuhkan bentuk dan materi soal yang dapat mengarahkan
pada pencapaian tujuan pembelajaran dengan metode ini. Sawada

23
mengklasifikasikan soal yang dapat diberikan melalui pendekatan open-
ended, kedalam tiga kelompok yaitu: (a) Soal untuk mencari hubungan.
Sesuai dengan istilahnya, soal jenis ini diberikan agar siswa dapat mencari
sendiri aturan atau hubungan matematis dari suatu teori tertentu, (b) Soal
mengklasifikasi. Dalam jenis ini. Siswa dituntut untuk dapat memiliki dan
mengembangkan kemampuan mengklasifikasi berdasarkan sifat-sifat dari
suatu obyek tertentu. (c) Soal mengukur. Dalam soal jenis ini, siswa
diminta untuk dapat menempatkan parameter-parameter numerik terhadap
fenomena tertentu. Soal jenis ini biasanya mencakup latihan kemampuan
berpikir matematis yang memiliki aspek-aspek yang majemuk terkadang
melibatkan beberapa pokok bahasan.

d. Metode menyusun soal open-ended. Menurut Sullivan (Poppy, 2003:4) ada


dua metode dalam penyusunan soal open-ended, yaitu: 
 Metode bekerja secara terbalik (working backwards). 
Metode ini mempunyai tiga langkah utama, yaitu: (1)
Mengidentifikasi topik. (2) Memikirkan soal dan menuliskan
jawaban terlebih dahulu. (3) Membuat masalah open-ended
berdasarkan jawaban tersebut. 
 Metode penggunaan pertanyaan standar (adapting a standart
questions). 
Metode ini mempunyai tiga langkah utama dalam penyusunan,
yaitu: 1) Mengidentifikasi topik, 2) Memikirkan soal standar. 3)
Membuat soal open-ended yang baik berdasarkan pertanyaan
standar yang telah ditentukan.

3. Bagaimana menggapi soal open ended yang didalamnya diberikan informasi


secara impilisit dan kurang dipahami siswa? (Anwaril Hamidy)
Jawaban:

Dalam hal soal open ended yang menuntut adanya berpikiran


secara luas dan dalam menjawab setiap pesan soal yang disampaikan
24
didalamnya. Sehingga Pada soal ini masalah dirumuskan sedemikian rupa
sehingga menuntut siswa untuk melakukan investigasi konteks, sebab
tidak semua informasi diberikan secara eksplisit. Karena berat badan
masing-masing kambing tidak diketahui, maka dalam penyelesaian
masalahnya diperlukan kemampuan berpikir divergen, kritis dan kreatif
untuk membuat pengandaian, asumsi dan keputusan matematis
yang reasonable. Artinya, anak harus mengambil keputusan, misalnya
dengan melakukan pengandaian-pengandaian yang realistik dan masuk
akal. Anak harus membuat investigasi dalam menentukan pengandaian
yang masuk akal, dan dapat dipertahankan baik nilai logis-matematisnya
maupun nilai realitas-kontekstualnya. Aspek keterbukaan dalam soal
terbuka dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tipe, yaitu: (1) terbuka proses
penyelesaiannya, yakni soal itu memiliki beragam cara penyelesaian, (2)
terbuka hasil akhirnya, yakni soal itu memiliki banyak jawab yang benar,
dan (3) terbuka pengembangan lanjutannya, yakni ketika siswa telah
menyelesaikan suatu, selanjutnya mereka dapat mengembangkan soal baru
dengan mengubah syarat atau kondisi pada soal yang telah diselesaikan.

4. Dalam soal open ended, Poin apa sajakah yang penting dalam penilaiannnya?
(Rusi Ulfa Hasanah)
Jawaban:

Ada 3 hal yang dilihat dari penilaian pembelajaran matematika melalui


pendekatan ini, yakni fluency, flexibility, dan originality:

1. Fluency(kemahiran),  diartikan sebagai kemampuan dalam


menggunakanbeberapa metode penyelesaian.Satu respon siswa atau
kelompok yang benar dihargai 1 poin, sehingga nilai yang diperoleh
siswa adalah total dari seluruh solusi yang dihasilkan oleh siswa.
2. Flexibility(fleksibilitas), adalah peluang siswa menjawab benar
untukbeberapa soal serupa. Terkait dengan berapa banyak ide-ide
25
matematis berbeda yang ditemukan/dimunculkan oleh siswa.
3. Originality(keaslian), dimaksudkan untuk mengukur keaslian gagasan
siswa dalam memberikan jawaban yang benar.Jika siswa atau
kelompok memunculkan ide yang unik, tingkat keorsinilannya dihargai
tinggi. Guru harus memberikan skor yang tinggi untuk kemampuan
berfikir matematik tingkat tinggi.

Sedangkan teknik penilaian yang dikemukakan oleh Hancock (1995), yakni


sebagai berikut:
Jawaban diberi nilai 4, jika :

- Jawaban lengkap dan benar untuk pertanyaan yang diberikan


- Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasinya
sempurna
- Pekerjaan ditunjukkan dan dijelaskan dengan clearly
- Memuat sedikit kesalahan
Jawaban diberi nilai 3, jika :

- Jawaban benar untuk masalah yang diberikan


- Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi baik
- Pekerjaan ditunjukkan dan dijelaskan
- Memuat beberapa kesalahan dalam penalaran
Jawaban diberi nilai 2, jika :

- Beberapa jawaban tidak lengkap


- Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasinya
cukup
- Kekurangan dalam berfikir tingkat tinggi telihat jelas
- Muncul beberapa keterbatasan dalam pemahana konsep matematika
- Banyak kesalahan dalam penalaran
Jawaban diberi nilai 1, jika :

26
- Muncul masalah dalam meniru ide matematika tetapi tidak dapat
dikembangkan
- Ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi kurang
- Banyak salah perhitungan
- Terdapat sedikit pemahan yang diilustrasikan
- Siswa kurang mencoba beberapa hal
Jawaban diberi nilai 0, jika :

- Keseluruhan jawaban tidak ada atau tidak nampak


- Tidak muncul ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi
- Sama sekali pemahaman matematikanya tidak muncul
- Terlihat jelas bluffing (mencoba-coba atau menebak)
- Tidak menjawab semua kemungkinan yang diberikan
Semua hasil penilaian dalam setiapa kriteria yang telah ditentuka,
tidak terdapat patokan tertentu semua merupakan hasil sudut pandang
penelitian. Dalam hal ini, Soal open ended yang sering kali membutuhkan
indikator dalam penilaianya juga dijadikan suatu objek penelitian yang dapat
ditentukan peneliannnya melaui sudut pandang guru atau peneliti, walaupun
tetap ada ketetapan nilai per indikator tersebut.

27

Anda mungkin juga menyukai