PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
yang berkaitan dengan matematika untuk pengajaran, pembelajaran dan atau
pendidikan matematika disekolah menengah.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan dalam
makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana Deskripsi objek pengamatan ?
2. Bagaimana cara menghitung volume limas segitiga sama kaki pada
kubah masjid yayasan Mohamed noah ?
2
3. Bagaimana Penerapan Pembelajaran berbasis masalah pada kubah
Masjid yayasan Mohamed noah ?
C. TUJUAN
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika
Menurut Hamalik (dalam Nasution,2008) pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusia, materi, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa belajar sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai sebelumnya. Adapun manusia yang terlibat
adalah siswa dan guru yang saling berinteraksi satu sama lain.
Halim (2012:18) berpendapat bahwa matematika adalah ilmu seni kreatif,
sehingga matematika harus dipelajari dan diajarkan sebagai ilmu
seni.Matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan
terorganisasi secara sistematik.Selain itu, matematika merupakan ilmu
pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan
dengan bilangan.
Pembelajaran matematika adalah interaksi belajar mengajar yang tidak
memandang siswa hanya sebagai subjek.Dengan demikian pengetahuan dan
bahan ajar tidak hanya berasal dari guru tapi siswa dilibatkan secara aktif untuk
membangun konsep atau pengetahuan sendiri.Pada pembelajaran matematika,
pengetahuan atau bahan ajar yang dimaksud ialah pengetahuan atau bahan ajar
yang berkaitan dengan konsep matematika.
Pembelajaran matematika dapat diartikan sebagai proses, cara,
perbuatan yang dilakukan dalam membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Proses pembelajaran matematika akan terjadi apabila terdapat
interaksi antara pendidik dan peserta didik, yang mengakibatkan adanya proses
belajar pada peserta didik.
4
pembelajaran yang dilakukan di ruang kelas selalu sama, siswa yang
menganggap matematika adalah momok yang sangat sulit dipahami untuk dapat
dimengerti.
Terkadang guru tidak mengaitkan proses mengajar dengan konsep
permainan atau praktek langsung ke lapangan. pembelajaran matematika untuk
siswa sharusnya dikaitkan dengan konsep nyata yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari dari siswa itu sendiri. Karena kemampuan pemahaman
siswa itu sangat cepat dimengerti dalam pembelajaran matematika khususnya
dengan konsep nyata dari sebuah objek yang dapat meningkatkan penalaran
siswa. Jadi sangat tepatlah guru yang membuat pelajaran semakin menarik agar
siswa dapat dengan mudah mengerti konsep matematika dengan belajar
matematika diluar kelas.
Outdoor Matematicsadalah pembelajaran matematika yang dilakukan di
luar kelas, dengan memanfaatkan lingkungan luar kelas sebagai sumber belajar.
Pembelajaran di luar kelas adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di
luar kelas atau alam terbuka. Metode pembelajaran di luar kelas juga dapat
dipahami sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana
di luar kelas sebagai media transformasi konsep-konsep yang disampaikan di luar
kelas, sebagian orang menyebutnya dengan outing class, yaitu suatu kegiatan
pembelajaran yang melibatkan alam secara langsng untuk dijadikan sumber
belajar (Adelia, 2012).
Pendidikan luar kelas tidak sekedar memindahkan pelajaran ke luar kelas,
tetapi dilakukan dengan mengajak siswa menyatu dengan alam dan melakukan
beberapa aktivitas yang mengarah pada terwujudnya perubahan perilaku siswa
terhadap lingkungan melalui tahap-tahap penyadaran, pengertian, perhatian,
tanggungjawab dan aksi atau tingkah laku.
Aktivitas luar kelas dapat berupa permainan, cerita, olahraga,
eksperimen, perlombaan, mengenal kasus-kasus lingkungan di sekitarnya dan
diskusi penggalian solusi, aksi lingkungan, dan jelajah lingkungan (Vincencia,
2006).
Elemen-elemen yang perlu diperhatikan dalam pendekatan Outdoor
learning (Pembelajaran diluar kelas)adalah :
5
1. Alam terbuka sebagai sarana kelas
2. Berkunjung ke objek langsung
3. Unsur bermain sebagai dasar pendekatan
4. Guru harus mempunyai komitmen
Melalui kegiatan pembelajaran matematika luar kelas siswa bisa belajar
dan melihat langsung objek pembelajaran yang ada dengan menerapkan
konsep belajar sambil bermain. Pada konsep ini siswa lebih bisa
mengembangkan kreatifitas dalam berfikir dan mengemukakan pendapatnya.
Jadi pembelajaran luar kelas mempunyai pengaruh terhadap peningkatan
kemampuan penguasaan konsep, meningkatkan kemampuan kooperatif siswa
serta memberikan respon yang positif pada siswa terhadap pembelajaran.
6
b. Menurut Arends (Trianto, 2006,h. 68), Problem Based Learning(PBL)
merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan pada
masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun
pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi
dari inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
c. Menurut Glazer (2001,h.89 ), mengemukakan Problem Based Learning
merupakan suatu strategi pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan pada
masalah kompleks dalam situasi yang nyata.
Savery, Duffy, dan Thomas (1995) mengemukakan dua hal yang harus
dijadikan pedoman dalam menyajikan permasalahan. Pertama, permasalahan
harus sesuai dengan konsep dan prinsip yang akan dipelajari. Kedua,
permasalahan yang disajikan adalah permasalahan rill artinya masalah itu nyata
ada dalam kehidupan sehari-hari siswa.
7
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa dalam Problem Based Learning
pembelajarannya lebih mengutamakan proses belajar, dimana tugas guru harus
memfokuskan diri untuk membantu siswa, mencapai keterampilan mengarahkan
diri. Guru dalam model ini berperan sebagai penyaji masalah, penanya,
mengadakan dialog, membantu menemukan masalah, dan pemberi fasilitas
pembelajaran. Selain itu, guru memberikan dukungan yang dapat meningkatkan
pertumbuhan inkuiri dan intelektual siswa. Model ini hanya dapat terjadi jika guru
dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran
gagasan.
8
c. Penyelidikan autentik (nyata) dalam penyelidikan siswa menganalisis dan
merumuskan masalah , mengembangkan dan meramalkan hipotesis,
mengumpulkan dan menganlisis informasi, melakukan eksperimen,
membuat kesimpulan, dan menggambarkan hasil akhir.
d. Menghasilkan produk dan memamerkannya siswa bertugas menyusun
hasil belajaranya dalam bentuk karya dan memaerkan hasil karyanya.
e. Kolaboratif pada model pembelajaran ini, tugas-tugas belajar berupa
masalah diselesaikan maslaah bersama-sama antar siswa.
9
a. Proses orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap ini guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan,
memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah, dan mengajuhkan masalah.
b. Mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini guru membagi peserta didik
kedalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.
c. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap ini
guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahap ini guru membantu
peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan laporan,
dokumentasi, atau model, dan membantu mereka berbagi tugas dengan
sesama temannya.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah.
Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan yang mereka
lakukan. (Trianto,2007 h.70)
4. Pembelajaran dengan menggunakan PBL dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis.
Duch et. al. (2001) menyatakan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analisis,
memcahkan masalah yang kompleks ataupun masalah nyata dalam keseharian,
bekerja sama dalam kelompok, dan menunjukkan keterampilan komunikasi yang
efektif baik lisan maupun tulisan. Hal tersebut dikuatkan dengan hasil penelitian
Yuan, et.al. (2009) yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan PBL mampu
meningkatkan kemampuan critical thinking daripada pembelajaran dengan
menggunakan literatur. Orang dapat berpikir, tetapi berpikir tidak dapat diamati
secara langsung. Berfikir adlaah aktivitas psikis yang bertujuan untuk
memecahkan maslaah sehingga mampu menemukan hubungan antar konsep (Sri
Rumini,dkk,1998:83).
10
Langkah-langkah berpikir kritis meliputi:
a. Mengenal dan merumuskan suatu problem
b. Menerangkan problem dengan membuat definisi-definisi yang sesuai,
membedahkan antara fakta-fakta dan asumsi-asumsi, dan
mengumpulkan serta menyusun informasi-informasi yang relevan.
c. Merumuskan penjelasan-penjelasan dan pemecahan-pemecahan yang
mungkin
d. Memilih satu atau lebih hipotesa untuk testing dan verifikasi menyatakan
atau menarik kesimpulan-kesimpulan (yang berdasarkan eksperimen).
5. Manfaat Model Problem Based Learning
a. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari
guna memecahkan maslah dunia. (Sanjaya,2007 h.45)
b. Pengembangan keterampilan berpikir kritis (critical thinking skiils), dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
c. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
d. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memcahkan
masalah-masalah menurut cara-cara atau gaya belajar individu masing-
masing. Dengan cara mengetahui gaya belajar masing-masing individu,
kita diharapkan dapat membantu menyesuaikan dengan pendekatan
yang kita pakai dalam pembelajaran.
e. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa
f. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk
memahami maslah dunia nyata.
11
sebut dengan titik puncak limas. Jadi limas segitiga sama kaki yaitu Limas yang
mempunyai alas berbentuk segitiga, dengan kedua kaki sama panjang.
1. Limas segitiga memiliki 4 buah titik sudut, 3 buah titik sudut terdapat
pada bagian alas lalu 1 titik sudut terdapat pada bagian atas
2. Limas segitiga memiliki 4 buah sisi, 1 sisi terletak pada alas dan 3 sisi
lainnya adalah sisi tegak
3. Limas segitiga ini memiliki 6 buah jumlah rusuk
12
4. Limas segitiga ini memiliki alas yang berbentuk segitiga, dimana Kakinya
Sama Panjang.
sebuah limas yang memiliki bentuk segitiga sama kaki dengan panjang
dari sisi alasnya adalah 16 cm, dan juga memiliki panjang kaki 10 cm, berapa
volume limas tersebut apabila tinggi dari limas 9 cm ??
Jawab :
Alas dari limas tersebut memiliki bentuk segitiga sama kaki apabila digambarkan
maka akan menjadi seperti berikut
13
Anda bisa mulai mencari tinggi dari segitiga diatas dengan menggunakan
teorema phytagoras :
t² = 10² – 8²
t² = 100 – 64
t² = 36
t = √36 = 6
Selanjutnya kita akan mencari luas segitiga anda bisa menggunakan rumus:
LΔ = ½ × a × t
LΔ = ½ × 16 × 6
LΔ = 48 cm²
14
BAB III
PEMBAHASAN
15
Gambar 3 “Sejarah bangunan masjid yayasan Mohamed noah”
B. Pembahasan
1. Tahap ke-1 (Fase 1): orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap
ini, pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Hal ini sangat penting untuk
memberikan motivasi agar peserta didik dapat mengetahui pembelajaran
yang akan dilakukan.
16
2. Tahap ke-2 (fase 2), mengorganisasi peserta didik dalam belajar. Pada
tahap ini aktivitas utama guru adalah membantu peserta didik untuk
belajar (mengorganisasikan peserta didik untuk belajar yang
berhubungan dengan masalah yang diberikan).
Misalnya permasalahannya, yaitu :Bagaimana menghitung volume limas
segitiga sama kaki pada Kubah Masjid Yayasan Mohamed Noah yang
terletak di genting highlands memiliki bentuk yang unik, yaitu 12 limas
segitiga sama kaki yang berukuran sama, salah satu limas segitiga sama
kaki memiliki panjang 3 m dan lebar 2,5 m, jika tinggilimas segitiga sama
kaki itu adalah 9 m, Maka berapa volume kubah tersebut ?
3. Tahap ke-3 (fase 3), membimbing penyelidikan secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini, guru membimbing peserta didik dalam
memecahkan masalah melalui penyelidikan individu atau kelompok.
Setelah itu guru memberikan waktu untuk siswa memecahkan sendiri
konsep bagaimana menghitung volume limas segitiga sama kaki itu.
Bila kita lihat pada gambar pada kubah masjid yayasan Mohamed saleh
terbentuklah 12 limas segitiga sama kaki seperti berikut
Alas dari salah satu limas tersebut memiliki bentuk segitiga sama kaki
apabila digambarkan maka akan menjadi seperti berikut
17
Dengan alas 3 m dan lebar 2,5 m.
Anda bisa mulai mencari tinggi dari segitiga diatas dengan menggunakan
teorema phytagoras :
t² = 2,5² – 1,5²
t² = 6,25 – 2,25
t² = 4
t = √4 = 2
Selanjutnya kita akan mencari luas segitiga anda bisa menggunakan rumus:
LΔ = ½ × a × t
LΔ = ½ × 3× 2
LΔ = 3m²
V = 9m3 × 12
=108 m3
18
4. Tahap ke-4 (fase 4), mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada
tahap ini guru dapat membimbing peserta didik untuk mengembangkan
hasil penyelidikannya dan meminta peserta didik mempresentasikan hasil
temuannya.
19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.unpas.ac.id/12753/4/BAB%20II.Pdf
https://ms.wikipedia.org/wiki/Masjid_Yayasan_Mohamed_Noah
https://rumusrumus.com/rumus-volume-limas-segitiga/
https://contohsoal.co.id/limas-segitiga/
Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas
21