OLEH
Kelompok 4
PENDIDIKAN MATEMATIKA
KENDARI
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengajar dan siswa secara aktif untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan
sebagai proses interaksi pengajar dan siswa, siswa dan siswa dengan berbagai
pendekatan, model, strategi, metode, teknik, serta taktik dalam lingkungan materi
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan
dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
2
3
dapat dimiliki oleh peserta didik. Semua kemampuan tersebut yang diharapkan
dapat dimiliki oleh siswa tidak serta merta dapat terwujud hanya dengan
mengandalkan proses pembelajaran yang selama ini terbiasa ada di sekolah kita,
contoh-contoh dan diberikan latihan soal tanpa melibatkan siswa secara aktif di
dalam pembelajaran. Proses belajar seperti ini tidak membuat anak didik
justru lebih menerima ilmu secara pasif. Dengan demikian, langkah-langkah dan
proses pembelajaran yang selama ini umumnya dilakukan di sekolah kurang tepat,
karena justru akan membuat anak didik menjadi pribadi yang pasif. Muhammad
matematis siswa masih rendah.Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian
matematika yang masih banyak mendapatkan nilai dibawa standar KKM yakni 75
dengan masing-masing memperoleh nilai rata-rata pada kelas VII A 56, VIIB 46,8
dan VIIC 48. Hal tersebut disebabkan karena (1) siswa kurang memaknai konsep
Contohnya, ketika diberikan soal latihan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
tidak dapat menyelesaikan soal tersebut (2) siswa kurang mampu memahami
beranggapan bahwa soal tersebut sulit untuk dikerjakan, (3) siswa kurang mampu
menyelesaikan soal latihan yang dikaitkan dengan materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
Menurut Sumarmo (2013), jika siswa mampu melakukan koneksi antar beberapa
ide matematis, maka mereka akan memahami setiap materi matematika dengan
lebih dalam. Konsep pemikiran dan wawasan mahasiswa akan semakin terbuka
sebagai suatu bagian yang terintegrasi bukan sebagai sekumpulan topik yang
dalam kehidupan atau lingkungan sekitar mereka. Menurut Afgani (2011), bahwa
koneksi matematis didasarkan pada konsep bahwa matematika sebagai ilmu yang
terstruktur dan utuh, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan.
hasil belajar dan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengalaman
dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 30).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang maka rumusan masalah dalam
siswa ditinjau dari self regulated learning kelas VII SMP Negeri 19 Kendari?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diteliti maka tujuan yang akan dicapai
siswa ditinjau dari self regulated learning kelas VII SMP Negeri 19 Kendari?
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
2. Bagi guru
memiliki metode pembelajaran yang lebih baik dan sesuai dengan kurikulum
3. Bagi sekolah
pengajaran yang tepat bagi guru serta penemuan cara belajar yang tepat bagi
A. Kajian Teori.
1. Pembelajaran Matematika
Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti
proses siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya (Jihad dan Haris, 2013:1).
dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalamanya
diberikan guru agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar
dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang
9
10
serta dapat digunakan dalam pemecahan masalah. Disamping itu juga, dapat
dikatakan bahwa matematika itu terdiri atas unsur-unsur yang saling berkaitan
bukan saling terpisah, dalam matematika ada hirarki yaitu adanya unsur yang satu
merupakan syarat dari yang lain atau suatu konsep atau entitas matematika
adalah belajar tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam materi
yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep dan struktur matematika di
sebagai proses interaksi pengajar dan siswa, siswa dan siswa dengan berbagai
pendekatan, model, strategi, metode, teknik, serta taktik dalam lingkungan materi
pembelajaran matematika adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang
melibatkan pola berfikir dalam ilmu atau konsep-konsep abstrak pada suatu
lingkungan belajar yang sengaja dirancang oleh guru sehingga proses belajar
mengajar dapat berlangsung secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan
atau topik lain. Menurut NCTM (1989), ada dua tipe umum koneksi matematis,
merupakan hubunngan antara situasi masalah yang muncul di dunia nyata atau
konseptual dan prosedural, (2) menggunakan matematika pada topik lain (other
masalah dalam pelajaran lain (6) mengetahui koneksi diantara topik-topik dalam
matematika, dan (7) mengenal berbagai representasi untuk konsep yang sama.
Ada dua tipe umum koneksi matematik menurut NCTM (2000), yaitu
muncul di dalam dunia nyata atau dalam disiplin ilmu lain dengan representasi
matematiknya. Tipe ini lebih mengarah koneksi antar ilmu lain yaitu
matematika dan koneksi antar dunia nyata yaitu bagaimana siswa dapat
mengkoneksikan matematika dengan ilmu nyata. Koneksi ini biasa juga disebut
koneksi eksternal.
Koneksi atau biasa disebut koneksi antar topik matematika yaitu bagaimana
yang padu bukan bukan sebagai materi yang berdiri sendiri-sendiri, dan mengenal
pengetahuan siswa tidak selalu fokus pada materi yang sedang diajarkan
pengetahuan siswa.
materi bisa dikaitkan satu sama karena matematika tidak diajarkan beberapa
topik yang terpisah, melainkan materi tersebut bisa dilibatkan pada materi yang
berhubungan.
soal/masalah
1. Menemukan hubungan antar 1.Tidak ada jawaban 0
berbagai representasi konsep 2. Jawaban hampir tidakmirip/ 1
dan prosedur, serta memahami sesuai dengan pertanyaan,
hubungan antar topic personalan atau dengan
matematika masalah
1. Memahami setiap topik dalam
3. Jawaban ada beberapa 2
matematik
mirip/sesuai dengan
pertanyaan,
2. Menggunakan matematika
persoalanataudenganmasalaht
dalam bidang studi lain atau
etapimasalahkoneksinyatidak
kehidupan sehari-hari
3. Memahami representasi konsep jelas
ekuivalen 4. Jawaban ada beberapa 3
4. Menemukan hubungan antara
15
pendidikan daerah konitif itu dibagi kedalam 6 aspek, salah satunya aspek
pemahaman (Comprehention). Apabila siswa mengerti tentang sesuatu maka ia
telah memahami sesuatu. Dengan berhasilnya siswa menjelaskan atau
mendefinisikan suatu konsep, hal itu menunjukan bahwa siswa telah memahami
prinsip pelajaran tersebut walaupun memiliki susunan kata dan kalimat yang
berbeda tetapi maknanya tidak berubah (Rahamawati, 2014: 279).
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengerti benar dalam
suatu hal. Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Seorang peserta didik
dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau
memberi uraian lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya
sendiri. Tahap pemahaman sifatnya lebih kompleks dari pada tahap pengetahuan.
Untuk dapat mencapai tahap pemahaman terhadap suatu konsep matematika maka
siswa harus mempunyai pengetahuan terhadap konsep tersebut (Sudijono, 2005:
50).
disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai
konsep yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan Hudoyo yang mengatakan:
“Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaiakan dapat dipahami
peserta didik”. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa siswa
kepada tujuan yang ingin yaitu agar bahan yang disampaikan dipahami
sepenuhnya oleh siswa (Herdian, 2010).
4. Self-Regulated Learning
pengaruh pemikiran, perasaan, strategi, dan perilaku sendiri untuk fokus mencapai
tujuan. Kemandirian belajar adalah suatu proses belajar dimana setiap individu
dapat mengambil inisiatif dalam hal menentukan kegiatan belajarnya seperti
merumuskan tujuan belajar, sumber belajar, mendiagnosa kebutuhan belajar dan
mengontrol sendiri proses pembelajarannya (Sundayana, 2016: 78).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka disimpulkan bahwa self-
regulated learning merupakan proses aktif pengarahan diri individu untuk
mengubah kemampuan mental yang dimilikinya menjadi keterampilan akademik
dalam suatu bentuk aktivitas atau strategi yang diorientasikan kepada pencapaian
tujuan belajar, mereka akan berusaha untuk memonitor, mengatur dan mengontrol
kognisi, motivasi dan perilaku untuk mencapai tujuan belajar tersebut.
pengetahuan, tujuan yang ingin dicapai, kemampuan metakognisi serta afeksi diri.
Faktor perilaku meliputi behavior self reaction, personal self reaction serta
ecvironment self reaction. Sedangkan faktor lingkungan dapat berupa lingkungan
fisik maupun lingkungan sosial, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan pergaulan dan lain sebagainya.
c. Aspek-aspek dan strategi self-regulated learning
Zimmerman (Purnamasari, 2013: 19) mengungkapkan bahwa ada tiga
aspek dalam self-regulated learning, yaitu metakognisi, motivasi, dan perilaku.
Metakognisi adalah kemampuan individu dalam merencanakan,
mengorganisasikan atau mengatur, menginstruksikan diri, memonitor dan
melakukan evaluasi dalam aktivitas belajar. Motivasi merupakan fungsi dari
kebutuhan dasar untuk mengontrol dan berkaitan dengan perasaan kompetensi
yang dimiliki setiap individu. Perilaku merupakan upaya individu untuk mengatur
diri, menyeleksi, dan memanfaatkan lingkungan maupun menciptakan lingkungan
yang mendukung aktivitas belajar.
Strategi self-regulated learning meliputi aktivitas-aktivitas yang berfokus
pada tujuan belajar yakni secara langsung dapat dilakukan, dapat dimodifikasi dan
dapat di maintain/dijaga segala aktivitas belajarnya menurut Cahyadi (Saraswati,
2017: 214). Menurut Zimmerman (Rizqiyah, 2016: 28) tujuan dari self-regulated
learning adalah untuk meningkatkan (a) fungsi pribadi mereka, (b) performa
dalam pendidikan mereka, dan (c) lingkungan pembelajaran mereka. Sehingga
self-regulated learning merupakan aktivitas yang dilakukan untuk dapat
tercapainya tujuan dalam belajarnya yang berhubungan dengan metakognitif,
motivasi dan perilaku.
Zimmerman (Latipah, 2010: 116) mengidentifikasi beberapa strategi
belajar yang umumnya digunakan oleh self-regulated learner, yaitu:
1. Self-evaluating, mengindikasikan adanya inisiatif dari diri siswa untuk
mengevaluasi kualitas atau progres yang telah mereka kerjakan.
2. Organizing and transforming, mengindikasikan adanya inisiatif dari siswa
untuk mengatur dan menyusun kembali materi pelajaran agar lebih mudah
dipelajari.
22
Beberapa penelitian yang relevan yang terkait penelitian inia dalah sebagai
berikut:
koneksi matematis sedang, siswa dengan kategori self regulated learning yang
matematis rendah.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dedi Nurjamil (2019) mengatakan bahwa: (1)
dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemandirian sedang dan rendah, (2)
siswa, (3) Beberapa siswa setelah diambil beberapa sampel soal dan dianalisis
menimbulkan sikap positif terhadap matematika itu sendiri. maka apabila siswa
memiliki pandangan yang luas maka dia akan memeiliki kecakapan yang bagus
4. Penelitian yang dilakukan oleh Lala Naila Zamnah (2017) dengan judul
“Hubungan antara self-regulated learning dengan kemampuan pemahaman
matematis siswa mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Negeri 3 Cipaku
tahun pelajaran 2011/2012” menyimpulkan bahwa berdasarkan penelitian dan
pengolahan data, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara self-
regulated learning siswa dengan kemampuan pemahaman mateamtis siswa.
5. Penilitian yang dilakukan oleh Angra Meta Ruswana (2018) dengan judul
Korelasi antara self-regulated learning dengan kemampuan pemahaman
matematis mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Galuh
menyimpulkan bahwa terdapat korelasi / hubungan antara self regulated
learning dengan kemampuan pemahaman matematis mahasiswa saling
mempengaruhi.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Massdie Azizah, Maimunah, dan Yenita Roza
(2019) dengan judul “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa pada
Materi Peluang Berdasarkan Self-Regulated Learning (S-RL)” menyimpulkan
bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan teori Polya pada
materi peluang secara umum masuk dalam kategori pemecahan maslah tinggi
untuk siswa kemandirian belajar sangat tinggi, kategori pemecahan masalah
sedang untuk siswa kemandirian tinggi dan sedang, dan kategori pemecahan
maslah rendah untuk siswa kemandirian belajar rendah dan sangat rendah.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Oktavera (2017) dengan judul “Self-Regulated
konvensional.
C. Kerangka Berpikir
25
matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan
wawancara..Tes tertulis matematika dan angket ini merupakan langkah awal untuk
Hasil tes yang telah diberikan siswa perlu kita analisis lebih lanjut, agar
mendapatkan gambaran yang jelas dan rinci atas kemampuan koneksi matematis.
siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian yang berusaha mengumpulkan fakta suatu kejadian objek, aktivitas, dan
proses manusia secara “apa adanya” pada waktu sekarang dan jangka waktu yang
fakta tentang sesuatu yang akan diteliti sehingga penelitian ini bertujuan untuk
jalan kampung baru No. 19 kelurahan wua-wua kecamatan wua-wua kota kendari
27
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri19 kendari kelas
Tabel Subjek Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 kendari Semester Ganjil
Tahun Ajaran 2020/2021
No. Kelas Jumlah Siswa Nilai Rata-Rata Ulangan
Harian Matematika
L P Total
1. VIIA 12 13 25 56,00
2. VIIB 13 12 25 46,80
3. VIIC 11 14 25 48,00
ini akan dipilih 1 kelas berdasarkan pertimbangan hasil nilai rata-rata ulangan
harian siswa kelas VII SMP Negeri 19 kendari yang mempunyai kemampuan
penelitian ini yaitu kelas VIIb berjumlah 25 siswa dan diambil 10 orang untuk
keperluan penelitian.
akan diberi test, angket dan diwawancarai digunakan teknik purposive sampling,
tertentu (purposive) yakni 2 orang siswa yang mendapatkan nilai sangat tinggi, 2
orang yang mendapatkan nilai tinggi, 2 orang yang mendapatkan nilai sedang, 2
orang mempunyai nilai rendah dan 2 orang mempunyai nilai sangat rendah.
orang.
28
D. Instrumen Penelitian
29
dengan matematika
sendri maupun dengan
ilmu lain
(sendi ramdani, 2012)
Adapun kisi kisi Kemampuan pemahaman matematis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
30
instrumental dimana sifat-sifat segiempat
siswa mampu
menghapal Siswa dapat memecahkan 2
rumus/prinsip, dapat permasalahan dengan
menerapkan rumus mengaitkan konsep luas
dalam perhitungan segiempat
sederhana dan
mengerjakan
pehitungan secara
algoritmik
3. Wawancara
31
Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan peneliti dalam melakukan
wawancara kepada subjek mengenai kemandirian belajar dan menyelesaikan soal
tes yang telah di berikan. Pedoman wawancara ini bersifat semi terstruktur dengan
tujuan menemukan masalah secara terbuka. Artinya subjek di ajak untuk
mengemukakan ide dan pendapatnya setelah diberikan tes koneksi dan
pemahaman matematis. Hal ini di lakukan karena tidak semua yang ada di dalam
pikiran subjek penelitian tertuang secara tertulis.
pengerjaan telah ditentukan peneliti. Setelah waktu pengerjaan soal selesai maka
32
Nilai yang diperoleh siswa inilah yang dijadikan data dalam penelitian.
Nilai Klasifikasi
85,00 ≤ A ≤ 100 Sangat Baik
70,00 ≤ B < 84,99 Baik
55,00 ≤ C < 69,99 Cukup
40,00 ≤ D < 54,99 Rendah
0,00 ≤ E < 39,99 Sangat rendah
Nilai Klasifikasi
90 ≤ A ≤ 100 Sangat tinggi
75 ≤ B < 90 Tinggi
55 ≤ C < 75 Cukup
40 ≤ D < 55 Rendah
0 ≤ E < 40 Sangat rendah
Rizki, 2020 : 36
2. Wawancara
kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Dimana
33
3. Angket Self Regulated learning
Siswa kelas VIIb . Angket yang digunakan menggunakan bentuk skala sikap
model Likert, dimana skala sikap ini disusun untuk mengnungkap sikap pro dan
kontra, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju terhadap suatu objek sosial.
Dalam skala ini terdapat beberapa butir pernyataan sikap, pernyataan ini terdiri
atas dua macam, yaitu pernyataan yang mendukung atau yang memihak pada
objek sikap (favorable) dan pernyataan yang tidak mendukung objek sikap
negatif hingga positif dengan empat pilihan jawaban, yaitu: sangat setuju (SS),
setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).Setelah angket diisi,
jawaban setiap responden diperiksa dan diberi skor. Pemberian skor jawaban
Tabel 3.5
Skor Jawaban
Pilihan Jawaban Skor
Sangat setuju 4
Setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
(Sugiyono, 2016)
34
Kemudian analisis deskriptif self-regulated learning siswa digunakan
pedoman sebagai berikut:
X > X́ +1,5 SD : Sangat tinggi
X + 0,5 SD< X ≤ X́ +1,5 SD : Tinggi
X́ −0,5 SD< X ≤ X́ + 0,5 SD : Sedang
X́ −1,5 SD< X ≤ X́ −0,5 SD : Rendah
X ≤ X́−1,5 SD : Sangat rendah
Keterangan:
X́ = Rata-rata nilai siswa
X = Nilai yang diperoleh siswa
SD= Standar deviasi nilai total
35
dengan teknik pengujian kredibilitas tersebut menghasilkan data yang berbeda,
maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar (Sugiyono, 2018:
241).
Validitas dan keabsahan data adalah yang tidak berbeda antara data yang
diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya pada objek
jawabkan.
36
menjadi subjek penelitian. Dari hasil penyajian data di atas dilakukan analisis,
kemudian disimpulkan yang berupa data temuan sehingga mampu menjawab
permasalahan dalam penelitian ini.
3. Verifikasi (pengecekan) data danpenarikankesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan langkah terakhir dalam analisis data dan
merupakan proses perumusan makna dari hasil penelitian yang diungkapkan
dengan kalimat yang singkat, padat, dan mudah dipahami. Verifikasi adalah
sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh sehingga mampu menjawab
pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
37
Untuk mengetahui letak kesalahan siswa pada masing-masing
kemampuan koneksi dan pemahaman matematis dapat dilihat dari kesalahan-
kesalahan siswa dalam menuliskan setiap langkah pengerjaannya dari butir soal
nomor 1, 2 , 3, 4 dan 5. Berdasarkan data hasil analisis pengerjaan siswa tersebut,
kemudian dihitung persentase kesalahan yang dialami siswa dalam menyelesaikan
persoalan dalam menyelesaikan soal.
Adapun selengkapnya hasil analisis dari masing-masing kesalahan yang
dialami siswa dalam menyelesaikan soal disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1. Hasil analisis kemampuan koneksi matematis
Materi Kompetensi Dasar Indikator Kemampuan Salah Benar %
Koneksi Matematis
38
6. Menggunakan koneksi 0 0 0
antara matematika
dengan matematika
sendri maupun dengan
ilmu lain
39
algoritmik
Pemahaman Siswa dapat memecahkan 3 2 40
relasional, dimana masalah yang berkaitan dengan
siswa mampu segitiga
mengaitkan konsep
matematika dengan Siswa dapat menyelesaikan 4 1 20
konsep matematika permasalahan dengan
yang lain mengaitkan konsep luas segitiga
40
soal nomor 2 terdapat 3 siswa yang menjawab salah dan 2 siswa yang menjawab
benar dengan persentase 40%.
2. Distribusi Kemampuan Koneksi dan Pemahaman Matematis Siswa
a. Distribusi Kemampuan Koneksi matematis Kelas VII.B
Tabel 4.3 Distribusi Kemampuan Koneksi Siswa Kelas VII.1
NO Nilai Kategori F Presentase
(fekuensi (%)
)
1 85-100 Sangat Baik 1 20
2 70-84,99 Baik 1 20
3 55-69,99 Cukup 1 20
4 40-54,99 Rendah 1 20
5 0-39,99 Sangat Rendah 1 20
Jumlah 5 100
41
(fekuensi (%)
)
1 87,4 – 100 Sangat 1 20
Tinggi
2 75,06 – 87,3 Tinggi 1 20
3 62,82- 75,05 Sedang 1 20
4 50,59 – 62,81 Rendah 2 40
5 0 – 50,58 Sangat 0 0
Rendah
Jumlah 5 100
Berdasarkan tabel 4.5 hasil angket tes regulated siswa dengan kategori
sangat tinggi dengan persentase sebesar 20%, tinggi sebesar 20%, sedang sebesar
20% dan rendah sebesar 40% sedangkan sangat rendah dengan persentase 0%.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa temuan penelitian seperti
yang dijelaskan sebelumnya, dari paparan sebelumnya dapat diketahui bahwa
penelitian mengenai kemampuan koneksi dan pemahaman matematis siswa dalam
menyelesaikan soal tes koneksi dan pemahaman serta tes angket self regulated
pada siswa kelas VIIB pada materi Segitiga dan Segi Empat mengenai anlaisis
kemampuan koneksi dan pemahaman matematis siswa di tinaju dari self regulated
nya bahwa terdapat masing- masing siswa yang sudah memenuhi kategori sangat
baik, baik, cukup , rendah dan sangat rendah. Hal ini didasarkan pada pada hasil
tes kedua kemampuan dan pemberian angket tersebut.
Berdasarkan tabel 4.1 untuk kemampuan koneksi matematis siswa,
diperoleh 1 siswa yang salah dalam Mengemukakan hubungan antar berbagai
representasi konsep dan prosedur dan 4 siswa lainnya dapat Mengemukakan
hubungan antar berbagai representasi konsep dan prosedur pada soal nomor
nomor 5 dengan represenetase kebenaran 80 %. Pada indikator Memahami setiap
topik dalam matematika pada soal nomor 1 dan 3 semua siswa mampu menjawab
dengan benar dengan presentase 100%. Untuk indikator selanjutnya yaitu
menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari
yang terdapat pada soal nomor 4 hanya terdapat 2 orang siswa yang mampu
42
menyelesaikan dengan benar sedangkan siswa lainnya tidak dapat
menyelesaikannya. Sama halnya dengan indikator Memahami representasi
konsep ekuivalen yang terdapat pada soal nomor 2 dengan presentase 40 %.
Selanjutnya untuk indikator terakhir yaitu Memahami representasi konsep
ekuivalen siswa yang dapat menjawab dengan benar sebanyak 2 siswa dengan
presentase 40%.
Berdasarkan tabel 4.2 untuk kemampuan pemahaman matematis siswa
pada materi segitiga diperoleh 1 siswa yang salah dalam Pemahaman instrumental
dimana siswa mampu menghapal rumus/prinsip, dapat menerapkan rumus dalam
perhitungan sederhana dan mengerjakan pehitungan secara algoritmik dan 4 siswa
lainnya dapat Pemahaman instrumental dimana siswa mampu menghapal
rumus/prinsip, dapat menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana dan
mengerjakan pehitungan secara algoritmik pada soal nomor nomor 3 dengan
represenetase kebenaran 80 %. Pada indikator Pemahaman relasional, dimana
siswa mampu mengaitkan konsep matematika dengan konsep matematika yang
lain pada soal nomor 4, ada 3 sisawa yang menjawab salah dan 2 siswa yang
menjawab benar dengan persentase 40% dan untuk soal nomor 5 terdapat 4 siswa
yang menjawab salah dan 1 siswa yang menjawab benar dengan persentase 20 %.
dan Untuk materi segiempat indikator Pemahaman instrumental dimana siswa
mampu menghapal rumus/prinsip, dapat menerapkan rumus dalam perhitungan
sederhana dan mengerjakan pehitungan secara algoritmik pada soal nomor 1
terdapat 5 siswa yang menjawab benar dengan persentase 100% sedangkan untuk
soal nomor 2 terdapat 3 siswa yang menjawab salah dan 2 siswa yang menjawab
benar dengan persentase 40%.
Dengan demikian bahwa siswa dengan kategori self regulated laerning
yang sangat tinggi memiliki kemampuan koneksi dan pemahaman sangat tinggi,
siswa dengan kategori self regulated learning yang tinggi memiliki kemampuan
koneksi dan pemahaman matematis tinggi, siswa dengan kategori self regulated
43
cukup, siswa dengan kategori self regulated learning yang rendah memiliki
kategori self regulated learning yang rendah memiliki kemampuan koneksi dan
juga tinggi sebaliknya bahwa semakin rendah self regulatednya maka kemampuan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data yang telah dilakukan serta
sesuai rumusan masalah yang ada, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
44
1. Pada kemampuan pemahaman koneksi matematis siswa terdapat beberapa
matematika pada soal nomor 1 dan 3 semua siswa mampu menjawab dengan
yang terdapat pada soal nomor 4 hanya terdapat 2 orang siswa yang mampu
ekuivalen siswa yang dapat menjawab dengan benar sebanyak 2 siswa dengan
presentase 40%.
45
matematika yang lain pada soal nomor 4, ada 3 sisawa yang menjawab salah
dan 2 siswa yang menjawab benar dengan persentase 40% dan untuk soal
nomor 5 terdapat 4 siswa yang menjawab salah dan 1 siswa yang menjawab
terdapat 3 siswa yang menjawab salah dan 2 siswa yang menjawab benar
regulatednya bahwa semakin tinggi self regulated siswa maka semakin tinggi
semakin rendah self regulated siswa maka semakin rendah kemampuan dan
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka
dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada peniliti selanjutnya untuk dapat mengatur waktu dengan
lebih dan efisien. Sehingga setiap prosedur penelitian dapat berjalan dengan
baik dan lancar tanpa mengganggu pihak manapun.
2. Pada penelitian kualitatif diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk selalu
mengasah kemampuan dan pengetahuannya dengan banyak membaca dan
memahami bahan bacaan yang sesuai dengan apa yang di teliti dan juga
mengkondisikan biaya yang diperlukan pada peneltian.
46
DAFTAR PUSTAKA
Alfiana, A. D. 2013. Regulasi diri mahasiswa ditinjau dari keikut sertaan dalam
organisasi kemahasiswaan. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(2), 245-
259.
47
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Herdian.2010.PemahamanMatematika.
[Online]TersediaDihttp://Herdy07.Wordpress.Com/2010/05/27/Kemampu
an-Pemahaman-Matematis (diakses 10 November 2017).
Huda.2011.KemampuanPemahamanMatematis.http://www.alidesharw.net/Interes
matematika_2011/pp-pemahaman-matematis-tina-lisdianti(diakses10
November 2017).
48
49
Yogyakarta.
Nama :
Kelas : VIIIC
Pada gambar di atas, 𝐴𝐵𝐶𝐷 adalah suatu persegi panjang dengan ukuran
panjang 14 cm dan ukuran lebar 9 cm, sedangkan 𝑃𝑄𝑅𝑆 adalah suatu persegi
dengan panjang sisi 8 cm. Jika luas daerah yang diarsir adalah 17,5 cm2 maka
Pada gambar segiempat 𝐴𝐵𝐶𝐷 di atas, ukuran sisi AE=4,7 cm, CF=6,8 cm dan
Matematis
Penskoran
1. Sifat-sifat persegi panjang adalah: 0-4
a. Setiap pasang sisi berhadapan sejajar
c.Semua sudut sama besar
Lampiran 2
Angket Self-Regulated Learning
Nama :
55
Kelas :
Jenis Kelamin :
Usia :
Petunjuk Pengisian:
Pada tabel dibawah ini akan diberikan beberapa pertanyaan, berilah penilaian
anda sendiri dengan JUJUR dengan memberikan checklist () pada setiap kolom
yang sesuai dengan diri anda. Isilah pernyataan ini dengan penuh ketelitian,
dan pastikan semua pernyataan telah dijawab. Tidak ada jawaban benar atau
salah, dan jawaban anda tidak mempengaruhi nilai akademik anda.
Dengan ketentuan jawaban sebagai berikut:
S : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak
Setuju
No
Pernyataan SS S TS STS
.
Ketika sampai dirumah, saya melihat lagi
1.
materi-materi yang dipelajari di sekolah.
Saya meminta bantuan kepada orang tua saya
2.
ketika menemukan suatu hal yang sulit.
Saya memuji diri saya sendiri ketika
3.
memperoleh nilai yang tinggi.
Ketika hendak ujian, saya tidak pernah melihat
4.
kembali catatan-catatan saya.
5. Saya tidak pernah menghafal materi pelajaran.
Ketika sedang ujian, saya selalu minta bantuan
6.
teman.
Saya menjadikan ruang perpustakaan sebagai
7.
tempat belajar agar lebih nyaman.
Saya tidak menghukum diri saya sendiri ketika
8.
melakukan kesalahan.
Setiap malam saya selalu membaca materi
9. pelajaran esok hari di dalam buku pegangan
saya.
10. Saya merasa sulit mengingat materi pelajaran.
Saya suka menulis kembali catatan yang
11. membuat saya mudah memahami materi
pelajaran.
12. Ketika ujian, saya membaca soal-soal ujian
56
sebelumnya.
Saya mudah lupa, terutama terhadap materi
13.
pelajaran.
Buku pegangan saya hanya sebagai koleksi,
14.
dan saya jarang membacanya.
Saya suka menilai kemajuan-kemajuan yang
15.
telah saya peroleh.
Ketika malam, saya habiskan waktu untuk
menonton TV atau bermain HP daripada
16.
menyusun kembali materi pelajaran agar lebih
mudah dipelajari.
Saya dapat belajar dimana saja, meski
17.
diruangan yang kondisinya bising/berisik.
Saya sering browsing di internet tentang materi
18.
pelajaran.
Setelah shalat subuh, biasanya saya menghafal
19.
materi pelajaran.
Setiap malam, saya jarang menyiapkan buku
20.
pelajaran untuk esok hari.
Saya menggunakan internet hanya untuk eksis
21. di media sosial, dan tidak pernah mencari
materi pelajaran di internet.
Saya akan bertanya kepada guru ketika ada hal
22.
yang kurang saya pahami.
Terkadang saya membakar/membuang kertas-
23.
kertas soal ujian yang telah dilaksanakan.
Saya lebih suka menyimpan hasil nilai
24.
ujian/ulangan.
Saya memiliki jadwal pelajaran yang tertulis
25.
rapi.
Saya sering membaca kembali catatan yang
26.
saya miliki.
Saya merasa tidak sadar dengan kesalahan-
27.
kesalahan yang telah saya lakukan.
Saya kurang suka dengan salah satu guru, dan
28.
itu membuat saya pasif ketika beliau mengajar.
Saya senang untuk bertanya kepada teman
29.
ketika saya mendapatkan kesulitan.
Saya tidak pernah meminta bantuan kepada
30.
orang tua saya dalam hal materi pelajaran.