Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penulisan Karya Tulis Ilmiah
yang diampuh oleh Bapak Khardiyawan A. Y. Pauweni M.Pd
Oleh:
Wahid Mohamad
411418009
PENDAHULUAN
B. Masalah Penelitian
Masalah Penelitian yang akan dibahas dalam karya tulis ilmiah ini ialah:
Kegiatan Penyusunan Karya Ilmiah ini mempunyai Tujuan yang sangat penting
yaitu :
PEMBAHASAN
1. Pemberian Motivasi
Peranan guru yang sangat mendasar adalah membangkitkan motivasi dalam
diri peserta didiknya agar semakin aktif belajar. Ada dua jenis motivasi, yakni motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik, ialah motivasi atau dorongan serta
gairah yang timbul dari dalam peserta didik itu sendiri, misalnya ingin mendapat
manfaat praktis dari pelajaran, ingin mendapat penghargaan dari teman terutama dari
guru, ingin mendapat nilai yang baik sebagai bukti “mampu berbuat”. Motivasi
ekstrinsik mengacu kepada faktor-faktor luar yang turut mendorong munculnya gairah
belajar, seperti lingkungan sosial yang membangun dalam kelompok, lingkungan fisik
yang memberi suasana nyaman, tekanan, kompetisi, termasuk fasilitas belajar yang
memedai dan membangkitkan minat. Dalam pembelajaran matematika, motivasi itu
sangat penting. Untuk membangkitkan motivasi intrinsik, siswa diingatkan akan
pentingnya belajar matematika untuk memecahkan persoalan hidup sehari-hari, seperti
perhitungan, pengukuran dan sebagainya. Apalagi bila siswa berkeinginan untuk
melanjutkan belajar ke jenjang lebih tinggi lagi, maka pelajaran matematika akan terus
diperoleh, sehingga pemahaman dan penguasaan materi pada tahap-tahap awal akan
membantu untuk tahap-tahap selanjutnya. Motivasi ekstrinsik dapat dikondisi oleh
guru, seperti dengan memberi pujian, hadiah dan sebagainya. Langkah-langkah berikut
ini juga merupakan bentuk motivasi ekstrinsik.
2. Menciptakan Suasana Belajar Yang Menyenangkan
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Matematika adalah ilmu realitas, dalam artian ilmu yang bermula dari kehidupan
nyata. Selayaknya pembelajarannya dimulai dari sesuatu yang nyata, dari ilustrasi yang
dekat dan mampu dijangkau siswa, dan kemudian disederhanakan dalam formulasi
matematis. Mengajarkan matematika bukan sekedar menyampaikan aturan-aturan,
definisi-definisi, ataupun rumus-rumus yang sudah jadi. Konsep matematika seharusnya
disampaikan bermula pada kondisi atau permasalahan nyata. Berikut tahapan pengajaran
yang dapat dilakukan:
1. Siswa dibawa untuk mengamati dan memahami persoalan terlebih dahulu.
Selanjutnya perkenalkan beberapa definisi penting yang harus dipahami agar siswa
memiliki bekal untuk memahami fenomena-fenomena yang mereka temukan di
lapangan.
2. Ajak siswa untuk melakukan eksplorasi, mencoba-coba, dan biarkan mereka melihat
apa yang terjadi. Di sini akan ada proses memunculkan ide-ide kreatif yang boleh jadi
diluar dugaan guru. Di sinilah ruang kreatifitas terbentuk. Siswa akan lebih
menikmati proses pembelajaran yang dilakukan.
3. Biarkan siswa membuat hipotesis/dugaan atas apa yang mereka lakukan.
4. Guru bersama siswa membahas kegiatan yang dilakukan. Berikan kesempatan pada
para siswa untuk mempresentasikan hasil pengamatan mereka. Kemudian baru
dilakukan proses verifikasi, meluruskan apa yang sudah dilakukan sehingga muncul
formula atau rumus atau model yang dapat dijadikan rujukan ketika siswa
menemukan persoalan serupa.
5. Satu hal yang juga tidak kalah penting adalah proses mengapresiasi. Seandainya
hipotesis yang diambil oleh siswa ternyata kurang tepat maka guru hendaknya tetap
memberi apresiasi. Dengan seperti itu, maka siswa akan tetap terpacu motivasinya.
B. Saran
Setelah berhasil mengatasi segala suatu tentang kejenuhan mempelajari
matematika, maka siswa-siswi sebaiknya di tuntut untuk selalu memotivasi dirinya
sendiri, mulai menyukai guru yang mengajar matematika maka dengan begitu
diharapkan siswa-siswi juga menyukai pelajarannya, dan mulailah buat suatu kelompok
belajar agar lebih banyak masukan-masukan yang bisa di dapat dari teman yang lain.
Demikian saran dan kritik yang penulis harapkan agar bisa lebih baik untuk menulis
karya ilmiah selanjutnya.
Daftar Pustaka