Anda di halaman 1dari 39

MATRIKS DAN TRANSFORMASI GEOMETRI

A. MINOR DAN KOFAKTOR MATRIKS


Definisi:
Jika A adalah suatu matriks bujur sangkar, maka minor anggota a ij dinyatakan oleh M ij dan
didefinisikan sebagai determinan submatis yang masih tersisa setelah baris ke – i dan kolom ke –
j dihilangkan dari A . Bilangan (−1)i+ j M ij dinyatakan oleh C ij dan disebut kofaktor anggota a ij .

Jika A adalah sebuah matriks persegi berordo n × n, maka minor elemen a ij yang dinotasikan

dengan M ij didefinisikan sebagai determinan dari submatriks A berorde (n – 1) × (n – 1) setelah

[ ]
a11 a12 a13
baris ke-i dan kolom ke-j dihilangkan a21 a22 a23
a31 a32 a33

[ ]
a11 a12 a13
Misalkan matriks A = a21 a22 a23
a31 a32 a33

[ ]
a11 a12 a13
Minor elemen a ij adalah deterimanan = a21 a22 a23
a31 a32 a33

Sehingga

M ij=
|
a22 a23
a32 a33 |
M 11, M 12, dan M 13 merupakan sub matriks hasil sekpansi baris ke-1 dari matriks A. Kofaktor

suatu elemen baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks A dilambangkan: C ij = (−1)i+ j M ij

B. DETERMINAN MATRIKS
Definisi:
Anggap A adalah matriks bujur sangkar. Fungsi deterimnan dinyatakan dengan det dan det (A)
didefinisikan sebagai jumlah semua hasil kali dasar bertanda A. Simbol nilai determinan matriks
A biasanya dinyatakan sebagai det(A) atau| A|.
Determinan matriks terbagi menjadi 2:
1. Determinan matriks ordo 2 x 2

Matriks A = [ ac bd ] adalah matriks yang berordo 2 x 2 dengan elemen a dan d terletak pada
diagonal utama, sedangkan b dan c terletak pada diagonal utama kedua. Determinan matriks
A dinotasikan “det (A)” atau | A| adalah suatu bilangan yang diperoleh dengan mengurangi
hasil kali elemen – elemen pada diagonal utama pertama dengan hasil kali pada diagonal
utama kedua. Dengan demikian dapat diperoleh rumus det A sebagai berikut:

det (A) = |ac db|= ad – bc


2. Determinan matriks ordo 3 x 3

[ ]
a11 a12 a13
Jika A = a21 a22 a23 adalah sebuah matriks persegi berordo 3 x 3, determinan A
a31 a32 a33

[ ]
a11 a12 a13
dinyatakan dengan det (A) = a21 a22 a23
a31 a32 a33

Ada 2 cara untuk menentukan matriks berorodo 3 x 3, yaitu aturan sarrus dan metode minor-
kofaktor
a) Metode Sarrus

| |
a11 a12 a13 a11 a12
det (A) = a21 a22 a23 a21 a22
a31 a32 a33 a31 a32

= a 11 a22 a33 + a 12 a23 a31 + a 13 a21 a32 - a 13 a22 a31- a 11 a23 a32 - a 12 a21 a33
b) Metode Minor – Kofaktor
Determinan matriks A berukuran n x n dapat dihitung dengan mengalikan anggota –
anggota dalam suatu baris atau kolom dengan kofaktor – kofaktornya dan
menambahkan hasil kali – hasil kali yang diperoleh, yaitu untuk setiap 1 ≤i ≤n dan
1 ≤ j≤ n, maka:
det (A) = a 1 j C 1 j + a 2 j C 2 j + …..+ a nj C nj
(perluasan kofaktor sepanjang kolom ke-j)

det (A) = a i1 Ci 1 + a i2 Ci 2 + …..+ a ¿ C¿

(perluasan kofaktor sepanjang baris ke – i)

a 11 a12 a 13
Misalkan diketahui matriks A = a 21 a22 a 23
a 31 a32 a 33

Determinan matriks A dapat dihitung dengan cara berikut:

Kita pilih baris pertama sehingga:

det (A) = a 11 C11 + a 12 C12 + a 13 C13

= a 11(−1)1+1 M 11 + a 12(−1)1+2 M 12 + a 13(−1)1+3 M 13

= a 11| a 22 a23
a32 a33 | | a a
| |
a a
−a12 21 23 + a13 21 22
a31 a33 a31 a32 |
= a 11 ¿ - a 23 a32 ¿ - a 12 ( a21 a33 −a23 a 31) + a13 (a21 a32−a 22 a31)

= a 11 a22 a33 - a 11 a23 a32 - a 12 a21 a33+ a12 a23 a31+ a13 a 21 a32−a13 a22 a31

= a 11 a22 a33+ a12 a23 a31 + a13 a 21 a32- a 11 a23 a32- a 12 a21 a33−a 13 a22 a31

Tampak bahwa det (A) matriks orodo 3 x 3 yang diselesaikan dengan cara minor kofaktor hasilnya
sama dengan det (A) dengan menggunakan cara sarrus

Sifat – Sifat Determinan Matriks

1) | A| = | AT | untuk At adalah transposedari matriks A


2) Jika ada semua elemen pada baris atau pada kolom dari sebuah determinan sama dengan nol,
maka nilai determinan matriks tersebut bernilai nol
3) Jika dua baris (atau dua kolom) dari sebuah determinan saling ditukar, maka tanda dari
determinan akan berubah
4) Jika dua baris (atau dua kolom) dari sebuah determinan sama atau kelipatannya, maka nilai
determinan itu sama dengn nol.
5) Jika ada setiap elemen pada baris (atau kolom) dari sebuah determinan dikali oleh bilangan real
k, maka nilai determinan itu bernilai k kali determinan matriks awal
6) Jika masing – masing elemen pada baris (atau kolom) dinyatakan sebagai jumlah dua suku
(baris atau kolom), maka determinan matriks tersebut merupakan jumlah kedua determinan itu.
7) Nilai sebuah determinan tidak berubah, jika masing – masing elemen pada baris (atau kolom)
dikali dengan bilangan real k dan ditambahkan pada sembarang baris (atau kolom)
8) | AB|=| A| × |B|
9) A × B=C ⇒| A|×|B|=|C |
1
10) | A−1|= untuk A−1 adalah invers dari matriks A
| A|
11) |kA|=k n| A|, untuk A ordo n x n dan k suatu konstanta

C. INVERS MATRIKS
1) Menentukan invers matriks berordo 2 x 2
Perhatikan matriks 2 x 2, seperti contoh berikut:

Jika A = [ 31 52] dan B = [−12 −53 ]


Maka:

AB = [ 31 52][−12 −53 ] [ 10 01]


=

BA = [−12 −53 ][ 31 52] [ 10 01]


=

Sehingga AB = BA = [ 10 01] =I

A dan B dikatakan saling invers. B dikatakan invers dari A dan ditulis A−1 sehingga B = A−1
Jadi, AB = A ∙ A−1 = I∙ A dikatakan invers dari B, dan ditulis B−1 sehingga A = B−1 . Jadi, BA =

B∙ B−1 = I

Definisi:
Jika A adalah suatu matriks bujursangkar (matriks kuadrat) dan jika kita dapat mencari matriks B
sehingga AB = BA = I, maka A dikatakan dapat dibalik (invertible) dan B dinamakan invers
(inverse) dari A.
Tinjaulah matriks 2 x 2 berikut:
A= [ ]
a b
c d
Jika ad – bc ≠ 0 maka:

[ ]
d −b
−1
A =
1 a −b
ad−bc −c d
=[ad−bc
−c ] ad−bc
a
ad−bc ad−bc
Kita perhatikan A−1 sebagai invers dari A , didapat melalui langkah – langkah sebagai berikut:
1. Tentukan nilai dari ad – bc. Jika nilai ad – bc = 0 maka A tidak mempunyai invers (A tidak
dapat dibalik). Jika ad – bc ≠ 0 maka A mempunyai invers (A dapat dibalik)
2. Elemen – elemen pada diagonal utama letaknya dipertukarkan dan elemen – elemen pada
diagonal samping letaknya tetap, tetapi tandanya diganti dengan lawannya
3. Setiap elemen matriks yang telah diperoleh pada langkah 2, dikalikan dengan kebalikan ad
– bc
2) Menentukan invers matriks berordo 3 x 3

Invers matriks berordo 3 x 3 dapat dicari dengan beberapa cara. Pada pembahasan kali ini akan
menggunakan cara adjoin.

Definisi

Jika A adalah sebarang matriks n x n dan C ij adalah kofaktor dari a ij maka matriks yang berbentuk:

[ ]
C11 C 12 … C1 n
C 21 C 22 … C 2n
. . … .
. . … .
. . … .
Cn 1 C n 2 … C nn

Dinamakan matriks kofaktor A, dan transpose matriks ini dinamakan adjoin A yang dinyatakan
dengan adj (A)

[ ]
C 11 C 21 … Cn 1
C 21 C 22 … Cn 2
. . . .
Adj A =
. . . .
. . . .
C1 n C 2 n … C nn
Jika A adalah matriks yang dapat dibalik (an invertible matrix) maka:

1
A
−1
= adj A
ad−bc

3) Sifat – sifat invers matriks


1. ( A¿¿−1)−1 ¿ = A

2. ( AB)−1 = B−1 ∙ A−1


3. A ∙ B = C → A = C ∙ B−1
4. A ∙ B = C → B = A−1 ∙ C

[ ]
a11 a12 a13
Adjoin A
5. A = a21 a22 a23 Invers dari A = A−1 =
| A|
a31 a32 a33

D. MATRIKS UNTUK SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABLE DAN TIGA VARIABLE
1) Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel terbagi menjadi 2 cara yaitu cara invers dan aturan
cramer
a. Cara Invers

Jika {
a1 x+ b1 y =d 1
a2 x+ b2 y =d 2
Bentuk matriks :

[ ][ ] [ ]
a1 b1 x
a2 b2 y
=
d1
d2

Jika A adalah suatu matriks n × n yang dapat dibalik, maka untuk setiap matriks b, ×1 ,
system persamaan Ax=b tepat mempunyai satu penyelesaian, yaitu x= A−1 ∙ b

b. Aturan Cramer

Jika {
a1 x+ b1 y =d 1
a2 x+ b2 y =d 2
Bentuk matriks :

[ ][ ] [ ]
a1 b1 x
a2 b2 y
=
d1
d2
Nilai x dan y ditentukan oleh:
| | | |,
d1 b1 a1 d 1

Maka x=
d2 b2
| | dan y=
a2 d 2
dengan
a1 b1
≠0

| | | |
a1 b 1
a2 b 2
a1 b1
a2 b 2
a2 b2

Dx =
| | | | | |
d1 b1
d2 b2
, Dy=
a1 d1
a2 d2
dan D=
a1 b1
a2 b2

2)Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel

Sistem persamaan linear tiga variable terbagi menjadi 2, yaitu: cara cramer dan gauss-jordan

a. Aturan Cramer

{
a1 x+ b1 y+ c1 z=d 1
Jika a2 x+ b2 y+ c 2 z=d 2
a3 x+ b3 y+ c3 z=d 3
Bentuk matriks :

[ ][ ] [ ]
a1 b1 c1 x d1
a2 b2 c2 y = d 2
a3 b3 c 3 z d3
Dx D D
Maka : x= , y= y dan z= z
D D D

| | | | | |
a1 b1 c1 d 1 b1 c 1 a 1 d 1 c1
Dimana D= a2 b2 c2 , Dx= d 2 b2 c 2 , Dy= a 2 d 2 c2 dan
a3 b3 c3 d 3 b 3 c3 a 3 d 3 c3

| |
a 1 b1 d 1
Dz= a 2 b2 d 2
a3 b3 d 3

b. Eliminasi Gauss – Jordan


Matriks yang diperbanyak (the augmented matrix) untuk suatu sistem persamaan
linear telah direduksi dengan operasi – operasi baris elementer (elementary row
operations) menjadi bentuk baris – eselon tereduksi (reduce row-echelon form).
Keseluruhan matriks yang berada dalam bentuk baris – eselon. Jika kita mereduksi
baris hanya sampai bentuk ini (bentuk baris – eselon – row echelon form), maka
prosedur tersebut disebut Eliminasi Gaussian (Gaussian Elimination).
Kemudian matriks terakhir berbentuk baris-eselon tereduksi. Prosedur untuk
mereduksi suatu matriks menjadi bentuk baris – eselon tereduksi disebut Eliminasi
Gauss – Jordan (Gauss-Jordan Elimination)

E. MATRIKS UNTUK TRANSFORMASI


a. Pengertian Transformasi Geometri
Transformasi Geometri merupakan perubah suatu bidang geometri yang meliputi posisi, besar
dan bentuknya. Jika hasil transformasi kongruen dengan bangunan yang ditransformasikan,
maka disebut dengan transformasi isometri. Transformasi isometri sendiri memiliki dua
jenisnya yaitu transformasi isometri langsung dan transformasi isometri berhadapan.
Transformasi isometri langsung termasuk translasi dan rotasi, sedangkan transformasi isometri
berhadapan termasuk refleksi.
b. Matriks Transformasi

Jika suatu Transformasi dapat disajikan sebagai matriks M = ( ac db)


( xy )=( ac bd)( xy) ( xy ) ( ac db) ( xy )
' −1 1
M
Maka P(x,y) P ’(x’,y’) dengan maka =
−−−−−−−→ ' 1

Bayangan garis ax +by =c oleh transformasi terhadap matriks ( pr qs )


|ar bs|x +|ap qb| y =|rp qs|c
c. Jenis – Jenis Transformasi
1) Translasi (Pergeseran)

a) Titik A(x,y) mengalami translasi (ba) dan peta / bayangannya A’(x’,y’) dengan
( xy '' )=( xy )+(ba)=( xy++ab)
b) Titik A(x,y) mengalami translasi berturut-turut T1 =(ba) dilanjutkan T = ( cd ) . 2

Dari T dilanjutkan ke T ditulis = T ο T = ( ) +( )=(


b+ d )
c a a+c
1 2 2 1 peta / bayangan :
d b

( xy '' )=( xy )+(ba++dc)=( x+y+ a+c


b+d )
2) Refleksi (Pencerminan)

a) Bayangan hasil refleksi ( xy '' )=(ac bd )=( xy)


b) Bentuk-bentuk transformasi pencerminan (Refleksi) (sederhana)
No Transformasi Pencerminan terhadap Matriks Transformasi Pemetaan

1 Sumbu x (10 −10 ) (x,y) → (x,-y)

2 Sumbu y (−10 01) (x,y) → (-x,y)

3 Garis y = x (01 10 ) (x,y) → (y,x)

4 Garis y = -x (−10 −10 ) (x,y) → (-y,-x)

5 Titik O(0,0) (−10 −10 ) (x,y) → (-x,-y)

6 Garis y = m x (m=tan α ) (cos 2α


sin2 α
sin 2α
−cos 2 α ) (x,y) → (x’,y’)

c) Pencerminan terhadap garis


 Pencerminan terhadap garis

y = x+c → ( xy '' )=(01 10). ( y−c


x
)+( 0c)
 Pencerminan terhadap garis

y = -x+c → ( xy '' )=(−10 −10 ) .( y−c


x
)+(0c )
 Titik A (x,y) dicerminkan terhadap garis x=a bayangannya

A’ (2a-x,y) → ( xy '' )=(−10 −10 ) . ( xy )+(20a)


 Titik B (x,y) dicerminkan terhadap garis y=b bayangannya

B’ (x,2b-y) → ( xy '' )=(10 −10 ) . ( xy )+( 2b0 )


 Pencerminan terhadap dua sumbu sejajar dengan sumbu y.
Jika M1 pencerminan terhadap x=a, dan M2 pencerminan terhadap x=b,
maka pencerminan terhadap x=a dilanjutkan terhadap x=b ditulis
(M2 ο M1) . (M2 ο M1)(x,y) = (2(b-a)+x,y).
 Pencerminan terhadap dua sumbu sejajar dengan sumbu x
Jika M1 pencerminan terhadap y=a, dan M2 pencerminan terhadap y=b,
maka pencerminan terhadap y=a dilanjutkan terhadap y=b ditulis
(M2 ο M1) . (M2 ο M1)(x,y) = (x,2(b-a)+y).
 Pencerminan terhadap dua sumbu saling tegak lurus
Jika M1 pencerminan terhadap x=a, dan M2 pencerminan terhadap y=b,
maka pencerminan terhadap x=a dilanjutkan terhadap y=b ditulis
(M2 ο M1) . (M2 ο M1)(x,y) = (2a-x,2b-y).
Sifat : Refleksi terhadap dua sumbu yng saling tegak lurus ekuivalen dengan
rotasi pusat perpotongan dua sumbu dan rotasi 180° atau (M2 ο M1) = R
(P,180° )
 Pencerminan terhadap dua sumbu yang berpotongan
Jika M1 pencerminan terhadap garis g dan M 2 pencerminan terhadap garis h,
maka (M2 ο M1) = Rotasi [P,2∝]
P = titik potong antara garis g dan h
α = sudut antara 2 sumbu
m1−m2
Jika m1 = gradient garis g dan m2 = gradient garis h maka tanα =
1+ m1 . m2
d) Refleksi terbagi menjadi 7 jenis, antara lain
1. Refleksi terhadap sumbu x
Berdasarkan gambar diatas, secara umum jika titik A(x,y) dicerminkan
terhadap sumbu x akan mempunyai koordinat bayangan A’(x,-y). A(x,y)
sumbu x A’(x,-y)

( xy '' )=(−xy )=(01 xx−1 y ) (0


+0 y
=
1
)( )(
0 x 1 0
−1 y 0 −1 )
matriks percerminan terhadap

sumbu x
2. Refleksi terhadap sumbu y

Berdasarkan gambar diatas, secara umum jika titik A(x,y) dicerminkan


terhadap sumbu y akan mempunyai koordinat bayangan A’(x,-y). A(x,y)
sumbu y A’(-x,y)

( xy '' )=(−xy)=(−10 xx+1+0yy ) (−10 01)( xy )(−10 01)


= matriks percerminan terhadap

sumbu y
3. Refleksi terhadap garis y = x
Berdasarkan gambar diatas, secara umum jika titik A(x,y) dicerminkan

terhadap y = x akan mempunyai koordinat bayangan A’(x,-y). A(x,y) y=x


A’(y,x)

( xy '' )=(−xy)=(10 xx +1
+0 y ) (1 0 )( y )( 1 0 )
y 0 1 x 0 1
= matriks percerminan terhadap y = x

4. Refleksi terhadap garis y = -x

Berdasarkan gambar diatas, secara umum jika titik A(x,y) dicerminkan


terhadap y= -x akan mempunyai koordinat bayangan A’(x,-y). A(x,y)
y=−x A’(-y,-x)

( xy '' )=(−xy)=(−10 x−1


x +0 y −1 0 )( y )( −1 0 )
y
) (=
0 −1 x 0 −1
matriks percerminan

terhadap y = - x
Secara umum jika titik A(x,y) dicerminkan terhadap O(0,0) akan

mempunyai koordinat bayangan A’(x,-y). A(x,y)O(0,0)



A’(-x,-y)

( xy '' )=(−xy)=(−x+0
0 x −1 y ) ( 0 −1)( y )( 0 −1 )
y −1 0 x −1 0
= matriks percerminan terhadap

O(0,0)
Pencerminan titik A(a,b) terhadap haris x = h menghasilkan bayangan titik
G(a’,b’) dengan a’ = 2h-a dan b’ = -b
A(a , b)garis x=h G(2 h−a ,b)

a’ = 2h-a → a' =(−1. a+ 0.b )+ 2h

'
b’ = b → b =( 0. a+1. b )+ 0

jika ditulis dalam matriks transformasi sebagai berikut

( )(
G+ a ' =
b' 0 1 b
+)( ) ( )
−1 0 a 2 k
0

5. Pencerminan titik A(a,b) terhadap garis y=k

Pencerminan titik A(a,b) terhadap garis y = k menghasilkan bayangan titik


H(a’,b’) dengan a’=a dan b’=b
A(a , b)garis y=k H (a ,2 k −b)

'
a’=a → a =( 1. a+0. b )+ 0
b’= 2k-b → b' =( 0. a−1. b ) +2 k
jika ditulis dalam matriks transformasi sebagai berikut

( )(
H= a ' = 1 0 a + 0
b' )( ) ( )
0 −1 b 2 k

3) Rotasi (Pemutaran)
Rotasi ditentukan oleh pusat rotasi, arah rotasi dan besar sudut putar. Arah putar
positif jika berlawanan arah putar jarum jam dan negative searah dengan arah putar
jarum jam. Bentuk-bentuk transformasi Rotasi (sederhana)
No. Transformasi Rotasi Pusat O Matriks Transformasi Pemetaan

1 Sejauh α ( cosα
sinα cosα )
−sinα
( xy '' )=(cosα
sinα
−sinα
cosα )( xy )
2 Sejauh
1
2
π=90 °=−270° (01 −10 ) (x,y) → (-y,x)

3 Sejauh
−1
2
π=−90° =270° (−10 10) (x,y) → (y,-x)

Sejauh π=180 °=−180 °


4 (setengah putaran) atau (−10 −10 ) (x,y) → (-x,-y)
(Refleksi terhadap titik O)
a. Rotasi dengan pusat P(a,b)
Rotasi dengan pusat P(a,b) sejauh α memetakan dari A(x,y) → A’ (x’,y’)

( xy '' )=(cosα
sinα
−sinα
cosα )( x−a
y−b ) ( b )
+
a

b. Komposisi dua rotasi sepusat


Dua rotasi berurutan α 1 dan α 2 yang sepusat ekuivalen dengan rotasi sejauh (
α 1+ α 2 ¿ terhadap pusat yang sama
Misalkan posisi awal pensil jangka pada titik A(a,b). Setelah dirotasi sebesar α
dengan titik pusat O, posisi pensil jangka ini berada pada titik A(a’,b’) seperti pada
gambar berikut ini
Posisi awal pensil jangka ini dapat pula ditulis dalam koordinat kutub, A ¿ Adapun
posisi pensil jangka setelah diputar sebesar α dengan arah berlawanan dengan arah
perputaran jarum dapat ditulis sebagai A ' ¿

Jadi, dinyatakan dalam bentuk matriks, persamaan tersebut menjadi matriks berikut.

'

y' ( )(
r sin ⁡(θ+ α ) )(
A = x ' = r cos ⁡( θ+α ) = r cosθ cosα−r sinθ sinα
r cosθ sinα +r sinθ cosα )
(
¿ x cosα− y sinα
x sinα + y cosα ) ¿( cosα
sinα
−sinα x
cosα y )( )
Jadi, posisi pensil jangka setelah diputar sebesar α tersebut adalah

(cos α
sin α )( )
−sin α x
cos α y

Uraian ini menggambarkan rumus rotasi sebesar α dengan pusat titik O(0,0) sebagai
berikut

( )(
A' = x ' = cos α −sin α x
y' sin α cos α y )( )
Adapun untuk rotasi sebesar α dengan pusat titik P(a,b) dapat ditentukan sebagai
berikut

'

y'( )(
A = x' =
cos α −sin α x−a a
sinα cos α y−b b
+ )( ) ( )
Nilai α bertanda positif jika arah putaran sudut berlawanan dengan arah perputaran
jarum jam dan bertanda negatif jika arah putaran sudut searah dengan arah
perputaran jarum jam.

4) Dilatasi (Perkalian)
a. Dilatasi ditentukan oleh pusat dilatasi dan faktor skala

b. Jika jarak A(x,y) dilatasikan dengan pusat O(0,0) dengan faktor skala k ditulis

( ) ( )( )
'
x k 0 x
[O,k] dan bayangannya A’ (kx,ky) atau ' =
y 0 k y
c. Jika titik A(x,y) didilatasikan dengan pusat P(a,b) dengan faktor skala k ditulis

( ) ( )( ) ( )
'
x k 0 x−a a
[P,k] dan bayangannya A’(k(x-a) + a, k(y-b)+b) atau ' = +
y 0 k y−b b
d. Dengan dilatasi [P(a,b),k] suatu bangun datar, missal bangun segitiga, segiempat
atau segilima maka luasnya akan diperbesar sebanyak k2 dan volumenya
diperbesar k3

F. KOMPOSISI TRANSFORMASI
a. Komposisi Transfoffrmasi dengan Matriks
Jika transformasi T1 bersesuaian dengan matriks M 1 dan transformasi T2 bersesuaian dengan
matriks M2 maka transformasi T2 ο T1 bersesuaian dengan matriks M2 ο M1.
Catatan:
 T2 ο T1 berarti T1 dilanjutkan ke T2 dalam perkalian matriks M2 x M1
 Perkalian matriks M2 x M1 belum sama dengan M1 x M2
 Perkalian matriks bersifat asosiatif

( ac db )[( pr qs )( xy )]=[( ac bd )( pr qs )]( xy)


b. Persamaan bayangan garis g ≡ ax + by + c = 0 oleh matriks ( ac db ) Langkah-langkah:
.

 ( xy '' )=(ac bd )( xy )
 ( xy )= ad−bc1
(ac db)( xy '' )
Substitusikan ke ( ) garis g ≡ ax + by + c = 0
x

y
c. Bentuk umum sebuah garis g ≡ ax + by + c = 0 setelah di transformasi

No Transformasi Peta/Bayangan

1 Translasi (ba) ax + by – (a2 + b2 – c) = 0

2 Refleksi Sumbu x ax – by + c = 0
3 Refleksi Sumbu y -ax + by + c = 0
4 Refleksi Garis y = x bx + ay + c = 0
5 Refleksi Garis y = -x -bx - ay + c = 0
6 Dilatasi [O,k] ax + by + ck = 0
7 Rotasi 90° = -270° -bx + ay + c = 0
8 Rotasi -90° = 270° bx – ay + c = 0
9 Rotasi 180° = -180° -ax – by + c = 0
d. Bentuk umum sebuah kurva y = ax2 + bx + c setelah ditransformasikan

No Transformasi Peta/Bayangan

1 Translasi (ba) y = a(x –a)2 + b(x – a) + c + b

2 Refleksi Sumbu x y = -( ax2 + bx + c)


3 Refleksi Sumbu y y = ax2 - bx + c
4 Refleksi Garis y = x x = ay2 + by + c
5 Refleksi Garis y = -x x = -ay2 + by – c
6 Dilatasi [O,k] ky = ax2 + bkx + k2c
7 Rotasi 90° = -270° x = -ay2 - by – c
8 Rotasi -90° = 270° y = -ax2 + bx – c
9 Rotasi 180° = -180° x = ay2 - by + c

G. Aplikasi pada Kehidupan Sehari – hari


Aplikasi Matriks
1. Matriks digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan matematika seperti
menemukan
solusi masalah dalam materi persamaan linear atau variable biasa. Menggunakan representasi
matriks, perhitungan dapat dilakukan dengan lebih terstuktur
2. Dapat memudahkan dalam membuat analisi mengenai suatu masalah ekonomi yang
mengandung bermacam – macam variable
3. Dapat dimanfaatkan dalam memecahkan masalah operasi penyelidikan, missal penyelidikan
sumber – sumber minyak bumi dan sebagainya
4. Matriks dikaitkan dengan penggunaan program linear, analisi input output baik dalam ekonomi,
statistic maupun dalam bidang pendidikan, manajemen, kimia dan bidang – bidang teknologi
yang lainnya.
Aplikasi Transformasi Geometri
1. Translasi
 Pergeseran atau perpindahan orang pada escalator dan lift.
 Programer game dalam membuat games. Penerapannya pada objek saat mengikuti visualisasi
dari persamaan garis
 Pergeseran mental menuju kedewasaan
2. Refleksi (pencerminan)
 Pengambilan foto agar terlihat indah dan bagus. Dengan menggunakan air jernih seorang
fotografer bisa menggunakan refleksi air sehigga dapat menghasilkan hasil foto yang baik
dan indah.
 Refleksi atau pencerminan setiap tindakan yang kita lakukan tidak akan pernah jauh dari
resiko
 Pada saat bercermin, jarak benda dengan cermin sama dengan jarak cermin dengan
bayangan.
3. Rotasi (perputaran)
 Gerakan berputas pada bola ketika menggelinding
 Hidup bak roda yang berputar, kadang berada diatas dan saat lain berada di bawah.
4. Dilatasi (perkalian)
 Memperkecil atau mengurangi segala kekurangan dan kesalahan
 Memperbesar atau meningkatkan kebaikan dalam kehidupan
 Seseorang mengalami pertumbuhan fisik
 Seseorang mengalami perubahan usia

Transformasi dalam kehidupan merupakan suatu resolusi dalam kehidupan kita. Hak ini dapat terjadi
berupa pergeseran, pencerminan, perputaran dan perubahan ukuran suatu keadaan tertenru. Alasan
kehidupa kita mengalami transformasi atau perubahan adalah karena menginginkan kehidupan yang
dipenuhi dengan kebaikan dan jauh dari keburukan. Hidup itu adalah sebuah pilihan, maka kita dapat
memilih kehidupan yang baik atau kehidupan yang tidak baik
KUMPULAN SOAL
MATRIKS DAN TRANSFORMASI GEOMETRI

1. Diketahui matriks A= (32 00); B=(23 12) dan C= A+ B


Invers matriks C adalah…

C= A+ B
C=( 32 00)+(23 12)
C=( 5 1 )
5 2

−1
C =
1
(
d −b
ad−bc −c a )
−1
C =
1
( 2 −1
( 5 )( 2 ) −( 5 ) (1 ) −5 5 )
C−1= (
1 2 −1
5 −5 5 )
(
C−1= 2/5
−1 1 )
−1/5

Invers matriks C adalah (2/5


−1
−1/5
1 )

2. Diketahui T 1= [ a2 ] dan T 2=[ 3b ]


. Titik A' dan B' berturut-turut adalah bayangan titik-titik A dan

B oleh komposisi transformasi T1 o Ta2. Jika A(-1, 2), A'(1, 11) dan B'(12, 13), maka koordinat titik
B adalah ...
A.  (9, 4)
B.  (10, 4)
C.  (14, 4)
D.  (10, -4)
E.  (14, -4)

b 2 [][][ ]
T 1 o T 2= 3 + a = 3+a
b+2
Untuk titik A:

[ 111 ]=[−12]+[ 3+2+ba]


Diperoleh :
1 = 2 + a  ↔  a = -1
11 = 4 + b  ↔  b = 7
Untuk titik B:
[ 1213]=[ xy ]+[3+2+7(−1 )]
Diperoleh :
12 = x + 2  ↔ x = 10
13 = y + 9  ↔ y = 4

Jadi, koordinat titik B adalah (10, 4)

Jawaban : B

SOAL SBMPTN 2014

()( ) (−14 ) dengan x ≠ 12 maka nilai 12 x+ y=⋯


−1
3. Jika
y = 2 1
x −1 x
A. −4
B. −2
C. 0
D. 2
E. 4

Kita mengetahui sifat perkalian matriks yaitu jika  A=B−1 ⋅ C maka 

BA = C.

( ) ( ) (−14 )
−1
y 2 1
¿
x −1 x

( )( ) ¿ (−14 )
2 1 y
−1 x x

( )
2 y+x
− y+x (−1)
¿ 4
2

Dari kesamaan dua matriks di atas kita peroleh 2y+x=4 sehingga

1 1
y + x=2 atau x + y=2.
2 2
Jawaban: D
4. Jika  A= [ ]
4 3
2 5
2
dan  A −xA + yI=
0 0
0 0 [ ]
maka x+y=...

A. 9 B. 14 C. 19 D. 23 E. 25

Untuk mencoba menyelesaikan masalah diatas, bisa kita lakukan dengan mengerjakan sedikit demi
sedikit apa yang dibutuhkan,

A2= A × A

A=
2
[ 42 35] × [ 42 35]
A=
2
[ 2218 2731]
[2 x 5 x ]
xA= 4 x 3 x

[ 0 y]
yI= y 0

Apa yang sudah kita ketahui diatas kita substitusi ke persamaan

A2−xA + yI = 0 0
0 0 [ ]
[ 2218 2731 ]−[ 42 xx 35 xx ]+[ 0y 0y ]
Dari operasi matriks dan kesamaan matriks diatas, kita dapat beberapa persamaan, diantaranya:
18−2x+0 = 0
18 = 2x
9=x

31−5x+y = 0
31−45+y = 0
−14+y = 0
y = 14

x+y = 23

Jawaban: D
5. Agen perjalanan "Lombok Menawan" menawarkan paket perjalanan wisata seperti tabel di
bawah ini:

--- Paket I Paket II


Sewa Hotel 5 6
Tempat Wisata 4 5
Biaya Total 3.100.000,00 3.000.000,00
Bentuk matriks yang sesuai untuk menentukan biaya sewa hotel tiap malam dan biaya satu tempat
wisata adalah...

A.
( xy)=(−45 −65 )(3.1003.000 .000 )
.000

B. ( xy )=( 54 65)(3.100
3.000 .000 )
.000

C.
( xy )=( 56 45)(3.100
3.000 .000 )
.000

D. ( xy)=(−65 −45 )(3.1003.000 .000 )


.000

E. ( xy)=(−45 −65 )(3.1003.000 .000 )


.000

Dengan memisalkan Sewa Hotel=x dan Tempat Wisata=y, maka tabel diatas jika kita sajikan dalam
bentuk matriks, kurang lebih seperti berikut ini;
5x+4y=3.100.000
6x+5y=3.000.000

(56 54 )( xy )=( 3.100.000


3.000.000 )
Untuk mendapatkan nilai x dan y dalam persamaan matriks, kita coba gunakan invers matriks;
A⋅ X ¿B
−1
A ⋅ A⋅X ¿ A−1 ⋅B
−1
I⋅X ¿ A ⋅B
−1
X ¿ A ⋅B

( ) ( ) ( 3.100.000
−1

3.000.000 )
x =5 4
y 6 5

( xy )= ( 5) (5 )−1 ( 6 )( 4 ) (−65 −45 )(3.100.000


3.000.000 )

( xy )=(−65 )(
−4 3.100.000
5 3.000.000 )
Jawaban: A

6. Diketahui l adalah garis yang dinyatakan oleh det(A)=0 dimana

( )
1 1 2
A= x y 1  , persamaan garis yang sejajar l dan melalui titik (3,4) adalah...
2 1 3

A. x + y−7=0
B. x− y +7=0
C. x− y+1=0
D. x + y−1=0
E. x+ y +1=0

Untuk mendapatkan persamaan garis l kita mulai dengan menentukan determinan matrisk ordo 3×3 yang
nilainya adalah nol.

| |
1 1 21 1
0= x y 1 x y
2 1 32 1

Persamaan garis l adalah

(1 ⋅ y ⋅ 3+ 1⋅ 1 ⋅2+2⋅ x ⋅ 1)−(2 ⋅ y ⋅ 2+ 1⋅ 1 ⋅1+1⋅ x ⋅ 3)=0


( 3 y +2+2 x ) −( 4 y +1+3 x )=0
3 y +2+2 x −4 y −1−3 x=0
1− y −x=0
1−x= y
Persamaan garis yang sejajar (m1=m2) dengan garis l melalui (3,4) adalah:
m ¿−1
y− y1 ¿ m(x−x 1)
y−4 ¿−1( x −3)
y−4 ¿−x+ 3
y ¿−x+ 7
x+y–7=0
Jawaban: A

7. Diketahui persamaan matriks  ( a1 b3 )( 24 1


−2)(
=
8 12
14 −5 )
. Nilai 2a−b=⋯

A. 18 B. 16 C. 14 D. 10 E. 6

Perkalian Matriks

( a1 b3)(24 1
−2 ) ¿ (148 12
−5 )
( 2 a+ 4 b a−2 b
2+12 1−6 ) ¿ (148 12
−5 )
2 a+ 4 b=8 × 1
a−2 b=12 × 2
¿ ¿
¿ ¿
Nilai 2a−b = 2(8)−(−2) = 18

Jawaban: A

8. Persamaan bayangan lingkaran x2 + y2 = 4 bila dicerminkan terhadap garis x = 2 dan

dilanjutkan dengan translasi [−34]  adalah ...

A.  x2 + y2 − 2x − 8y + 13 = 0
B.  x2 + y2 + 2x − 8y + 13 = 0
C.  x2 + y2 − 2x + 8y + 13 = 0
D.  x2 + y2 + 2x + 8y + 13 = 0
E.  x2 + y2 + 8x − 2y + 13 = 0
Bayangan titik (x, y) oleh pencerminan terhadap garis x = 2 dan dilanjutkan transalasi (-3, 4) adalah :

[ ][ ][ ]
'
x = 2 ⋅2−x + −3
'
y y 4

[][ ]
'
x = 1−x
'
y y+4
Dari persamaan matrik diatas, diperoleh :
x' = 1 − x  ↔  x = 1 − x'
y' = y + 4  ↔  y = y' − 4

Substitusi x dan y ke persamaan lingkaran :


x2 + y2 = 4
⇒  (1 − x')2 + (y' − 4)2 = 4
⇔  1 − 2x' + (x')2 + (y')2 − 8y' + 16 = 4
⇔  (x')2 + (y')2 − 2x' − 8y' + 13 = 0

Jadi, persamaan bayangan lingkaran adalah :


x2 + y2 − 2x − 8y + 13 = 0

Jawaban: A

9. Diketahui titik A(3, -2) dipetakan oleh translasi T = [−21 ]


kemudian dilanjutkan oleh rotasi

dengan pusat O(0, 0) sejauh 90°. Koordinat titik hasil peta A adalah ...
A.  (4, 4)
B.  (-4, 4)
C.  (4, -4)
D.  (0, -3)
E.  (-3, 0)

[−21 ]
Bayangan titik A(3, -2) oleh translasi  adalah

[ ][ ][ ]
'
x = 3 + 1
'
y −2 −2

[][ ]
'
x = 4
'
y −4

dilanjutkan rotasi dengan pusat O sejauh 90° :

[ ][ ][ ]
∘ ∘
x ″ = cos 90 −sin 90 x '
∘ ∘
y

sin 90 cos 90 y
'

[ ] [ ][ ]

x = 0 −1 4
y

1 0 −4

[ ][]

x = 4

y 4
Jadi, koordinat titik hasil peta adalah (4, 4)

Jawaban: A

10. Bayangan kurva y = x2 + 3x + 3 jika dicerminkan terhadap sumbu X dilanjutkan dengan


dilatasi pusat O(0, 0) dan faktor skala 3 adalah ...
A.  x2 + 9x − 3y + 27 = 0
B.  x2 + 9x + 3y + 27 = 0
C.  3x2 + 9x − y + 27 = 0
D.  3x2 + 9x + y + 27 = 0
E.  3x2 + 9x + 27 = 0

[ ] [ ]
T 1= 1 0 dan T 2 = 3 0
0 −1 0 3

[ 0 3][ 0 −1] [0 −3]


T= 3 0 1 0 = 3 0

Bayangan titik (x, y) oleh transformasi T :

[ ] [ ][ ]
'
x =3 0 x
y
'
0 −3 y

[][ ]
'
x = 3x
'
y −3 y

Dari persamaan matriks diatas, diperoleh :


x' = 3x  ↔  x = 1/3x'
y' = -3y  ↔  y = −1/3y'

Substitusi x dan y ke persamaan kurva :


y = x2 + 3x + 3
⇒  (−1/3y') = (1/3x')2 + 3(1/3x') + 3
⇔  −1/3y' = 1/9 (x')2 + x' + 3   (kali 9)
⇔  -3y' = (x')2 + 9x' + 27 = 0
⇔  (x')2 + 9x' + 3y' + 27 = 0

Jadi, persamaan bayangan kurva adalah :


x2 + 9x + 3y + 27 = 0

Jawaban : B

SOAL SBMPTN 2010


11. Jika M adalah matriks sehingga
M× ( ac bd)=(a−c
a b
b−d )
maka determinan matriks M adalah...
A. −3 B. −1 C. 0 D. 1 E. 3

Sebagai catatan beberapa sifat determinan matriks:


AB=C →∨A∨¿ B∨¿∨C∨¿
T
¿ A ∨¿∨A∨¿
1
¿ A−1 ∨¿
¿ A∨¿ ¿

Dengan menggunakan beberapa sifat determinan matriks di atas pada soal, dapat kita peroleh:
M× ( ac db) ¿ ( a−c
a b
b−d )
|M |× a b
c d | | ¿ |
a
a−c b−d
b
|
|M |× ( ad −bc ) ¿ ( ( ab−bd )−( ab−bc ) )
( ab−bd −ab+bc )
|M | ¿
( ad−bc )
−( bd−bc )
¿ ¿
( ad−bc )
¿ ¿
Jawaban: B

SOAL SBMPTN 2014


12. Pencerminan garis y=−x+2 terhadap y=3, menghasilkan garis...
A. y=x+ 4
B . y =−x+ 4
C. y=x +2
D . y=x−2
E . y =−x−4

Jika titik A(x,y) dicerminkan terhadap garis y=k maka bayangan yang dihasilkan adalah
' ' '
A ( x , y )=(x ,2 k − y )
Jika titik A(x,y) dicerminkan terhadap garis y=3 maka bayangan yang dihasilkan adalah
' ' '
A ( x , y )=( x ,6− y )
dari kesamaan dua matriks diatas kita peroleh;
'
x =x
' '
y =6− y atau6− y = y
Nilai x dan y kita substitusi ke y=−x+2
y ¿−x+ 2
' '
6− y ¿−x +2
' '
− y ¿−x +2−6
' '
−y ¿−x −4
' '
y ¿ x +4
y=x+4

Jawaban: A
SOAL UN MATRIKS DAN TRANSFORMASI GEOMETRI

1. Diketahui M adalah pencerminan terhadap garis y=−x dan T adalah transformasi yang

nyatakan oleh matriks [ 20 −13 ] .Koordinat bayangan titik A(2, -8) jika ditransformasikan
oleh M dan dilanjutkan oleh T adalah ... (UN 2013)
A.  (-10, 2)
B.  (-2, -10)
C.  (10, 2)
D.  (-10, -2)
E.  (2, 10)

2. Transformasi T adalah komposisi dari pencerminan terhadap garis y = x dilanjutkan


rotasi dengan pusat O(0, 0) sebesar 90° dengan arah berlawanan arah putar jarum jam.
Bayangan dari garis 3x + 5y − 2 = 0 oleh transformasi T mempunyai persamaan ... (UN
2015)
A.  3x − 5y − 2 = 0
B.  3x + 5y + 2 = 0
C.  3x − 5y + 2 = 0
D.  5x − 3y + 2 = 0
E.  5x − 3y − 2 = 0

3. Nilai a + b + c yang memenuhi persamaan matriks:

[−21 23][ 3cc 2aa]=[ 168 ab 94c ]−[ 2ba −65 c ]


adalah .... (UN 2010)
4. Diketahui matriks

A= [ 30 25 ] dan B=[−317 −10 ]


Jika AT transpose matriks A dan AX = B + AT maka determinan matriks X ialah .... (UN
2011)

5. Persamaan bayangan lingkaran x2 + y2 = 4 bila dicerminkan terhadap garis x = 2 dan

dilanjutkan dengan translasi  [ ]


−3
4
adalah ... (UN 2014)

A.  x2 + y2 − 2x − 8y + 13 = 0
B.  x2 + y2 + 2x − 8y + 13 = 0
C.  x2 + y2 − 2x + 8y + 13 = 0
D.  x2 + y2 + 2x + 8y + 13 = 0
E.  x2 + y2 + 8x − 2y + 13 = 0

PEMBAHASAN

1. M= [−10 −10 ] 
T= [
0 −1]
2 3
 

Bayangan titik A(2, -8) oleh transformasi M dan dilanjutkan T adalah :

[ xy '' ]=¿ [ 20 −13 ][−10 −10 ] [−82 ]


[ xy '' ]=¿ [−31 20] [−82 ]
[ xy '' ]=¿ [ 102]
Jadi, bayangan titik A adalah : (10, 2)

Jawaban : C. (10,2)
2. T1= [ 01 10]
T =[ ] =[
1 0 ]
cos 90 ° −sin 90° 0 −1
2
sin 90 ° cos 90°

T¿ [
1 0 ][ 1 0 ] [ 0 1 ]
0 −1 0 1 −1 0
=

Bayangan titik (x, y) oleh transformasi T :

[ xy '' ]=[−10 01][ xy ]


[ xy '' ]=[−xy ]
Dari persamaan matriks diatas, diperoleh :
x' = -x  ↔  x = -x'
y' = y  ↔  y = y'

Substitusi x dan y ke persamaan kurva :


3x + 5y − 2 = 0
⇒  3(-x') + 5(y') − 2 = 0
⇔  -3x' + 5y' − 2 = 0
⇔  3x' − 5y' + 2 = 0
Jadi, persamaan bayangan kurva adalah :
3x − 5y + 2 = 0
Jawaban : C. 3x − 5y + 2 = 0

3. Dengan mengalikan matriks ruas kiri dan mengurangkan matriks ruas kanan, diperoleh
kesamaan matriks:

[−21 23][ 3cc 2aa]=[ 168 ab 94c ]−[ 2ba −65 c ]


[ 77 cc 54 aa]=[ 147 ab 410c ]
Berdasarkan kesamaan matriks tersebut, diperoleh:
5a = 10
  a = 2

7c = 7a
  c = a
     = 2

7c = 14b
  c = 2b
 2 = 2b
 b = 1
Sehingga:
a + b + c = 2 + 1 + 2
               = 5
Jadi, nilai dari a + b + c adalah 5
Jawaban : D. 5

4. Transpose dan determinan matriks A adalah:

A=[ 30 25 ]
A =[
2 5]
T 3 0

det A = 15 − 0
          = 15
Misalkan C = B + AT maka

C= [−317 −10 ]+ ¿ A =[ 32 05 ]
T

det C = 0 − 15
          = −15
Persamaan yang berlaku pada soal di atas ialah : 
AX = B + AT 
AX = C
  X = A-1C
det X = det A-1 . det C
         = det C / det A  
         = −15/15
         = −1
 (ingat, det A-1 = 1/det A)
Jadi, determinan matriks X ialah −1
Jawaban : B. -1

5. Bayangan titik (x, y) oleh pencerminan terhadap garis x = 2 dan dilanjutkan transalasi

[−34] adalah :
[ xy '' ]=[ 2.2−x
y ]+[ ]
−3
4

[ xy '' ]=[ 1−x


y +4 ]
Dari persamaan matrik diatas, diperoleh :
x' = 1 − x  ↔  x = 1 − x'
y' = y + 4  ↔  y = y' − 4
Substitusi x dan y ke persamaan lingkaran :
x2 + y2 = 4
⇒  (1 − x')2 + (y' − 4)2 = 4
⇔  1 − 2x' + (x')2 + (y')2 − 8y' + 16 = 4
⇔  (x')2 + (y')2 − 2x' − 8y' + 13 = 0
Jadi, persamaan bayangan lingkaran adalah :
x2 + y2 − 2x − 8y + 13 = 0
Jawaban : A. x2 + y2 − 2x − 8y + 13 = 0
SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA

1. Diketahui matriks A = [ 12 13] matriks C = [−14 −51 ] dan (B −1 −1


AC ¿ ¿ = [ 53 85 ]
Tentukann matriks B?
Penyelesaian:
( B−1 AC ¿ ¿−1 = (C ¿ ¿−1 A−1 B)¿ Sifat ( ABC ¿ ¿−1 = (C ¿ ¿−1 B
−1 −1
A )¿

C
−1 −1
[ ]
5 8
A B= 3 5

−1 −1 5 8
C ∙ C ∙ A B= C ∙ 3 5 [ ] Perkalian matriks dengan inversnya – Matriks I

B = C ∙ [3 5 ]
5 8
I∙ A−1

5 8
A B=C∙ 3 5
−1
[ ] Sifat: A ∙ I = I ∙ A = A

5 8
A ∙A∙ B = A∙ C ∙ 3 5
−1
[ ]
I∙ B = A ∙ C ∙ [ 53 85 ]
B = A∙ C ∙ [ 53 85 ]
= [ 12 13][−14 −51 ][53 85] Sifat Asosiatif : A ∙ B ∙ C = A ∙( BC )
= [ 12 13][−25 −37 ] Perkalian dua matriks

= [ 34 54]
2. Jika segi empat ABCD dilatasi menjadi A' B' C' D' seperti gambar, maka faktor skala
yang sesuai adalah:

Penyelesaian:
Tampak pada gambar bahwa proses dilatasi mengambil pusat di titik paling kiri bawah.
Asumsikan sebagai titik (0,0) sehingga dapat dianggap bahwa A(0,1), B(3,1), C (3,3) dan
D(1,3). Koordinat titik hasil dilatasi adalah A' (3,0), B' ( 9,3 ), C ' (9,9) , D' (3,9).
Dari sini kita mengetahui bahwa ada suatu bilangan yang menjadi pengali untuk setiap nilai
koordinat. Sebagai contoh, ambil saja titik B(3,1) menjadi B' ( 9,3 ). Pengalinya adalah 3,
yang berarti faktor skala untuk dilatasi tersebut adalah 3
DAFTAR PUSTAKA

Buku aljabar matriks elementer semester 2 karya Prof. Dr. Hj. Rahayu Kariadinata, M. Pd

Referensi dari pak zaenal ketika perkuliahan

https://www.konsep-matematika.com/2017/02/pengertian-komposisi-transformasi-geometri.html?
m=1

https://www.konsep-matematika.com/2017/02/komposisi-transformasi-dengan-matriks.html

https://smatika.blogspot.com/2017/11/matriks-transformasi-geometri.html

http://tiaraarishandy.blogspot.com/2015/04/transformasi-geometri-dalam-kehidupan.html?m=1

https://www.defantri.com/2016/11/matematika-dasar-matriks.html

http://yulianitamaharani79.blogspot.com/2017/01/makalah-penerapan-transformasi.html?m=1

http://www.allmipa.com/2016/10/penerapan-fungsi-dan-manfaat-matriks.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai