Bila pada eliminasi Gauss persamaan dasar diubah menjadi matriks triangulasi atas
dengan me-nol-kan unsur matriks segitiga bawah [A], maka cara eliminasi Gauss-Jordan
dilakukan pula pada bagian segitiga atas matriks. Pada akhir eliminasi, y tinggal hanyalah
suku-suku pada diagonal matriks saja.
Bentuk akhir matriks gabungan setelah eliminasi dinyatakan sebagai berikut:
[ ] [] []
A 11 0 0 K x1 B1
0 x2 B2
0 A 22 0 K 0
0 0 A33 K x3 = B3
0
M M M MA M M
0 0 0 K nn xn Bn
[ ] [] [ ]
1 0 0 K 0 x1 B 1 / A 11
0 1 0 K 0 x2 B 2 / A 22
0 0 1 K 0 x3 = B3 / A33
M M M M
M M 0 K 1
0 0 xn Bn / A nn
4.4.1 Algoritma Metode Gauss-Jordan
1. Tulis sistem persamaan dalam bentuk Matriks augmentasi [system] [A | B]
2. Ubah matriks [A | B] ke dalam bentuk: [A | B] [I | C ] di mana I adalah matriks
identitas.
3. Ketika langkah ke-dua sudah selesai, tulis matriks [I | C ] sebagai hasil persamaan.
Output A
Output B
4.5 Metode Invers Matriks
Matriks Identitas berikut merupakan matriks diagonal di mana semua elemen pada
diagonal utama adalah 1 (satu), sedangkan elemen lainnya adalan 0 (nol). Untuk sembarang
matriks bujursangkar [A] diperoleh: [A] [I] = [I] [A] = [A]
[ ]
1 0 0 K 0
0 1 0 K 0
In = 0 0 1 K 0
M M M K M
0 0 0 K 1
Jika perkalian sutu matriks [A] dan [B] maka [A] [B] = [B] [A] = [I]. Dengan demikan
matriks B adalah matriks invers dari A.
Contoh:
A= ( )
2 3
2 2
dan B =( 1 1)
2 3/ 2
maka: AB = BA = (10 01) = I2.
Dalam operasi perkalian:
([A] . [B]) 1 = [B]-1 [A]-1 = [I]
[ ] [] []
a11 a12 a13 K a1 n x1 B1
a 21 a22 a23 K a2 n x2 B2
In = a 31 a32 a33 K a3 n x3 = B3
M M MMM M M
an 1 an 2 an 3 K a nn xn Bn
([A] . [B]) = [B] dengan menambahkan unsur invers [A]-1 maka:
[A]-1 . ([A] . [B]) = [A]-1 . [B]
[I] . [X] = [A]-1 . [B]
4.5.1 Algoritma Invers Matriks dengan Eliminasi Gauss-Jordan melalui Proses Pivoting
2. bentuk matriks gabungan [G] yang merupakan gabungan gabungan matriks [A] dan [I], [I]
adalah matriks identitas.
3. lakukan eliminasi untuk me-nol-kan bagian segitiga bawah dan segitiga atas matriks.
Untuk setiap langkah eliminasi lakukan lebih dahulu proses pivoting untuk mencari
persamaan pivot.
4. lakukan normalisasi sehingga semua elemen diagonal matriks sama dengan 1 (satu).
| | | |
Ka11 a12 Ka13 a11 a12 Ka 13
1. a21 a22 a23 = K a 21 a22 a23
a31 a32 a33 a 31 a32 a33
| | | |
a 21 a22 Ka23 a11 a12 Ka 13
2. a11 a12 a13 =K a 21 a22 a23
a 31 a32 a33 a 31 a32 a33
| | | | | |
a21 a22 a 23 a11 a12 a13 a11 a12 a13
3. a11 + Ka11 a 12 +Ka12 a13 + Ka13 = a 21 a22 a23 +K a 21 a22 a23 =
a31 a32 a 33 a 31 a32 a33 a 31 a32 a33
| |
a11 a12 Ka 13
a 21 a22 a23
a 31 a32 a33
Teorema 4 : jika adalah matriks bujur sangkar, maka A dapat diinverskan jika dan hanya jika
det(A) = 0. Sifat-sifat fungsi determinan:
1. det (A) = det (At)
2. det (k A) = k det (A)
3. det (A+B) = det (A) + det (B)
4. det (AB) = ded (A) det (B)
4.8 Metode Cramer
Definisi:
Jika Ax = b adalah sistem yang terdiri dari n persamaan linear dengan n bilangan tak
diketahui sehingga det (A) = 0, maka sistem tersebut mempunyai pemecahan yang tunggal.
Pemecahan ini adalah:
DET ( A 1) DET ( A 2) DET ( A n)
X1 = , X2 = , Xn = , di mana Aj adalah matriks yang
DET (A ) DET (A ) DET ( A)
didapatkan dengan menggantikan elemen-elemen dari kolom ke-j dari A dengan elemen-
elemen dari vektor b, yaitu
[]
b1
b2
b=
M
bn
4.8.1 Algoritma Aturan Cramer
1. Masukkan nilai matriks [A] dan {b}
2. Hitung determinan matriks [A].
3. Untuk i=1 sampai n (jumlah persamaan) lakukan perhitungan sebagai berikut. Bentuk
matriks [Aj], yaitu matriks [A] yang kolom ke-i, gantikan dengan matriks {b}.
4. Hitung determinan matriks [Aj].
5. Hitung Xi = |Aj| / |A|