Anda di halaman 1dari 8

INVERS MATRIK

DAN

METODE MENCARI INVERS

Pengampu : Sukowiyono, M.Pd.

Mata Kuliah : Aljabar Linear Elementer

Disusun Oleh : Kelompok 4

- Novi febriani / 2015150002


- Muhajir /2015150006
- Asep Hidayat /2015150030
- Rizky Maulana Malik Ibrahim/20151150007

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN WONOSOBO

TAHUN AJARAN 2015/2016


BAB.I PENDAHULUAN

Definisi matrik adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan yang dibatasi dengan
tanda kurung.
Suatu matrik tersusun atas suatu baris dan kolom, jika matrik tersusun atas m baris dan n
kolom maka dinyatakan matrik tersebut berukuran ( berordo ) m x n. Penulisan matrik biasanya
dituliskan menggunakan huruf besar A, B, C dan seterusnya, sedangkan penulisan matrik beserta
ukurannya (matriks dengan m baris dan n kolom ) adalah Amxn, Bmxn dan seterusnya.

Bentuk umum dari Amxn adalah :

a 11 a12 … a 1n

[
Amxn = a 21 a22 … a 2n
a m1 a m2 … a mn ]
aij disebut elemen dari A yang terletak pada baris i dan kolom j.

Disini kita akan membahas tentang invers matriks.


BAB. II RUMUSAN MASALAH

Invers matrik dan metode mencari invers

BAB. III PEMBAHASAN

Invers Matrik

Definisi : Jika A, B matrik bujur sangkar dan berlaku AB=BA=I (I matrik identitas), maka
dikatakan bahwa A dapat dibalik dan B adalah matrik invers dari A (notasi A-1).

Contoh:

A= [−12 −53 ], B=[ 31 52] → AB=BA=[ 10 01]


Maka B=A-1 dan A=B-1

Sifat yang berlaku : > (A-1)-1 =A

> (AB)-1 = B-1A-1

Misalnya lagi :

Diketahui A= ( ac db )
Maka invers dari matrik A

1 d −b 1 d −b
A-1 = ( = )
| A| −c a a . d−b . c −c a ( )

Sifat_sifat dari invers suatu matrik :

 A.A-1=I=A-1.A
 (AB)-1=B-1.A-1
 (A-1)-1=A
 AI=A=IA
Pada aljabar bilangan, kita telah mengenal bahwa jika suatu bilangan dioperasikan dengan
invers perkaliannya maka akan diperoleh unsur identitas. Begitu pula dalam matriks, jika suatu
matrik dikalikan dengan inversnya maka akan diperoleh matriks identitas. Pelajari ilustrasi
berikut, supaya kita lebih memahami pernyataan di atas.

Misalkan A - [ 34 23] dan B-[−43 −23 ], maka

AB- [ 34 23][−43 −23 ]−[ 12−12


9−8 −6+6
−8+9

1 0
][ ]
0 1

Karena perkalian antara matrik A dan matriks B menghasilkan matriks identitas, maka dapat
disimpulkan bahwa matriks A dan matrik B saling invers. Hal ini berarti matriks B merupakan
matrik invers dari matriks A (ditulis B=A -1). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika A
dan B merupakan dua matiks persegi berordo sama dan memenuhi persamaan AB=BA=I, maka
matriks A adalah matriks invers dari B atau matriks B adalah matriks invers dari matriks A.

Contoh Soal

Diketahui matriks-matriks berikut.

1 −4 1
G-[−2
−7 4 ]
, H-[
−7 2 ]
dan K −[
−4 −1
7 2 ]

Jawablah pertanyaan berikut.

a. Apakah matriks H merupakan matriks invers dari matriks G?


b. Apakah matriks K merupakan matriks invers dari matriks G?

Jawab :

a. Matriks H merupakan matriks invers dari matriks G jika memenuhi persamaan GH=1.
−2 1 −4 1 8−7 −2+2 1 0
GH= [
−7 4 −7 2][ = ][
28−28 −7 +8
= ][ ]
1 0
=I

Karena GH=I, maka matriks H merupakan invers dari matriks G


b. Matriks K merupakan matriks invers dari matriks G jika memenuhi persamaan GK=I
−2 1 −4 −1 8+7 2+2 15 4
GK= [
−7 4 7 ][ 2
= ][
28+28 7+8
= ][
56 15 ]≠I
Pada bab sebelumnya sudah di bahas tentang invers suatu matriks. Invers suatu matriks
(misalkan Invers A) dapat dihitung menggunakan eliminasi Gauss Jordan terhadap matriks di
perbesar [A|I] dimAna ukuran I sama dengan ukuran A. Cara perhitungan seperti ini di dasarkan
dari sifat A, A-1=I. Untuk menentukan solusi dari SPL tersebut maka berdasarkan prosedur yang
telah dipelajari sebelumnya, maka dapat dilakukan eliminasi Gauss Jordan terhadap matriks [A|I]
jika A memang memiliki invers maka matriks eselon baris tereduksinya akan berbentuk [I|A -1].
Jika telah melakukan eliminasi Gauss Jordan tidak diperoleh bentuk [I|A-1] maka disimpulkan
matriks tersebut tidak memiliki invers.

Contoh :
2 5 5

[ ]
Diketahui A= −1 −1 0 , Tentukan A-1!!
2 4 3

Jawab :

2 5 5 1 0 0 1 1 0 0 −1 0 1 1 0 0 −1 0
| )( |
( )( |
[A|I]= −1 −1 0 0 1 0 ~ 0 3 5 1 2 0 ~ 0 1 2 1 0 −1 ~
2 4 30 0 1 0 2 30 2 1 0 2 30 2 1 )
1 0 −2 −1 −1 1 1 0 0 3 −5 −5
( | ) ( |
0 1 2 1 0 −1 ~
0 0 −1 −2 2 3
0 1 0 −3 4
0 0 1 2 −2 −3 )
5 = [I|A-1]

3 −5 −5

[ ]-1
Jadi A = 1 0 −1
0 −2 −3

Untuk melihat apakah jawaban itu benar atau tidak, maka hitunglah A -1 hasil perhitungan dengan
A, Jika hasilnya = I maka jawaban tersebut benar.

A. Menggunakan metode Kofaktor

Pada metode ini dikenal beberapa istilah, antara lain :

Minor Elemen aij (MiJ) yaitu determInan yang di dapatkan dengan menghilanGkan baris i dan
kolom j matriks awalnya.

Kofaktor elemen aij (Cij)=(-1)i+j Mij

Jika A matriks bujur sangkar dengan ukuran nxn, maka dengAn menggunakan metode ini
perhitungan determinan dapat dilakukan dengan dua cara yang semuanya menghasilkan hasil
yang sama yaitu:
- ekspansi sepanjang baris i = det(A)=ai1Ci1+ai2Ci2+...+ ainCin

- ekspansi sepanjang kolom j = det(A)= a1jC1j+a2jC2j+...+anjCnj


Contoh:

1 2 3

[ ]
Diketahui A= 2 2 1 Tentukan det (A) menggunakan ekspansi kofaktor!
4 3 1

Jawab:

Akan dicoba menggunakan ekspansi baris 1 untuk menghitung det (A)

det(A)= a11C11+a12C12+a13C13

C11=(-1)1+1M11= M11=|23 11|=2-3=-1


2 1
M =M =|
4 1|
C11=(-1)1+2 12 12 =-(2-4)=2

2 2
M =M =|
4 3|
C11=(-1)1+3 13 13 =6-8=-2

Jadi det (A)=(1.-1)+(2.2)+(3.-2)=-3

Reduksi baris menggunakan operasi baris elementer


Penggunaan metode ini sebenarnya tidak lepas dari metode ekspansi kofaktor yaitu pada
kasus suatu kolom banyak mengandung elemen yang bernilai 0. Berdasarkan sifat ini
maka matriks yang berbentuk eselon baris atau matriks segitiga akan lebih mudah
untuk dihitung nilai determinannya karena hanya merupakan perkalian dari elemen
diagonalnya. Reduksi baris dilakukan dengan mengubah kolom – kolom sehingga
banyak memuat elemen 0. Biasanya bentuk metriks akhir yang ingin dicapai adalah
bentuk eselon baris atau bentuk segitiga tetapi ini tidak mutlak. Jika bentuk eselon atau
segitiga belum tercapai tetapi dianggap perhitungannya sudah cukup sederhana maka
determinan bisa langsung dihitung. Dalam melakukan reduksi baris operasi yang
digunakan adalah operasi baris elementer.
Pada operasi baris elementer ada beberapa operasi yang berpengaruh terhadap nilai
determinan awal , yaitu :
- Jika matriks B diperoleh dengan mempertukarkan dua baris pada matriks A maka
det (B) = - det (A)
- Jika matriks B diperoleh dengan mengalikan konstanta k ke salah satu baris
matriks A maka det (B) = k det (A)
- Jika matriks B didapatkan dengan menambahkan kelipatan suatu baris ke baris
lainnya , maka det (B) = det (A)
Jawab
a. Matriks X didapatkan dengan mempertukarkan baris 1 dan 2 matriks A , maka
det ( X) = - det ( X) = - r
b. Matriks Y didapatkan dengan mengalikan baris ke–2 matriks A dengan 2, maka
det ( Y) = 2.det ( Y) = 2r
c. Matriks Z didapatkan dengan menambahkan baris 1 ke baris 3 matriks A , maka
det (Z) = det (Z) = r

Hubungan determinan, invers matriks dan penyelesaian untuk sistem


persaman linier

Jika suatu SPL berbentuk A x́ =b́ dan A matriks bujur sangkar , maka sifat dari
penyelesaian SPL dapat diketahui dari nilai determinan A atau invers matriks A. Berikut
ini adalah hubungan yang berlaku :
Det (A) ≠ 0  A–1 terdefinisi (ada)  penyelesaian tunggal untuk SPL
Det (A) = 0  A tidak memiliki invers
Det (A) = 0 -SPL tidak memiliki penyelesaian
-SPL memiliki penyelesaian banyak

Pada kasus det (A) ≠ 0 untuk menentukan penyelesaiannya dapat digunakan invers
matriks untuk menghitungnya, yaitu x́= A–1b́ . Sedangkan pada kasus det (A) = 0 ,
untuk menentukan penyelesaian SPL harus digunakan eliminasi Gauss–Jordan pada
matriks diperbesar [A|b́].
BAB.IV PENUTUP
Setelah pembahasan ini diharapkan mampu memahami invers matriks berikut
metode –metode mencari invers matriks lainnya.

Anda mungkin juga menyukai