Anda di halaman 1dari 10

MATERI MATRIKS MODUL

2.1Materi Matriks
2.1.1 Definisi Matriks
Menurut Howard anton (1997: 22) matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-
bilangan. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dari matriks. Matriks
dilambangkan dengan huruf besar, sedangkan entri (elemen matriks) dilabangkan dengan
huruf kecil.
Sebuah matriks adalah sebuah susunan bilangan berbentuk persegi panjang. Bilangan-
bilangan dala susunan tersebut disebut entri dari matriks. Entri di baris I dan kolom j
dinotasikan dengan 𝑎𝑖𝑗 . Matriks merupakan susunan scalar (bilangan) yang berbentuk persegi
yang diatur dala baris dan kolom.
Ukuran atriks ditentukan oleh banyaknya barisdan kolom yang terkandung didalamnya.
Untuk menyatakan atau memberi nama sebuah matriks sama seperti halnya sebuah hipunan,
yaitu diberi nama dengan memakai hufut capital (huruf besar) A, B, X, Y dan sebagaiya.
Sedangkan unsur-unsur atau elemen-elemen atau komponen, yaitu bilangan-bilangan yang
disuse di dalamnya, bila akan dimisalka kita lambangka dengan huruf kecil.
Secara umum, matriks 𝑚 × 𝑛 ditulis :
𝑎11 𝑎12 … 𝑎1𝑚
𝑎21 𝑎22 … 𝑎2𝑛
𝐴= . . … .
. . … .
[𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 … 𝑎𝑚𝑛 ]

Contoh matriks

2 1
𝐴3×2 = [7 5]
6 4

𝑎 4 5
𝐵2×3 = [ ]
3 𝑏 2

A. Ordo Suatu Matriks


Setiap matriks selalu mempunyai ukuran yang disebut ordo suatu matriks atau orde suatu
matriks. Matriksyang terdiri dari 𝑚 baris dan 𝑛 kolom didefinisikan sebagai matriks yang
berordo 𝑚 × 𝑛. Matriks-matriks yang berordo sama disebut sederajat atau komparabel.
Sebagai contoh, kita perhatikan kembali matriks A dan matriks B di atas,karena matriks A
terdiri dari tiga baris dan dua kolom maka matriks A disebut matriks yang berordo 3 × 2 atau
ditulis 𝐴3×2, sedangkan matriks B yang terdiri dari dua baris dan tiga kolom, berordo 2 × 3
atau ditulis 𝐵2×3 .
B. Kesamaan Matriks
Dua matriks A dan B dikatakan sama (ditulis A = B) jika ordonya sama dan unsur-unsur
yang seletak ( yang berkorespondensi) sama. Dari kalimat di atas, jelaslah bahwa dua matriks
itu sama jika dan hanya jika matriks yang satu merupakan duplikat dari matriks yang lainnya.
Jadi dua matriks A = [𝑎𝑖𝑗 ] dan B = [𝑏𝑖𝑗 ] adalah samma, jika dan hanya jika :
1. Ordo matriks A = ordo matriksB, dengan kata lain matriks A dan matriks B sederajat,
2. 𝑎𝑖𝑗 = 𝑏𝑖𝑗 untuk setiap nilai I dann j, atau unsur (i,j) dari A = unsur (i,j) dari B.
Contoh :

Carilah nilai x dan y dari persamaan mmatriks berikut :

1 4 3 dan 1 2𝑥 3
𝐴=[ ] 𝐵=[ ]
5 𝑦 2 5 7 2

Karena kedua matriks itu sama maka selain ordonya sama, unsur-unsur yang seletaknya juga
sama, maka :

2𝑥 = 4 ;dan 𝑦 = 7

𝑥=2

2.1.2 Operasi Pada Matriks


A. Penjumlahan dan pengurangan Matriks
Definisi
Jika 𝐴 dan 𝐵 adalah matriks-matriks berukuran sama, maka jumlah 𝐴 + 𝐵 adalah
matriks yang diperoleh dengan menambahkan anggota-anggota 𝐴 dengan aggota-anggota
𝐵 yang berpadanan, dan selisih A – B adalah matriks yang diperoleh dengan
mengurangkan anggota-anggota A dengan anggota-aggota B yang berpadanan. Matriks-
matriks yang berukuran berbeda tidak dapat ditambahkan atau dikurangkan.

Contoh:
4 2 −5 5 4
1 −4 3 𝐵=[ ] 𝐶=[ ]
𝐴=[ ] 3 −3 1 −6 3
5 7 2

Maka,
5 −2 2 −3 −6 8
𝐴+𝐵 = [ ] 𝐴−𝐵 =[ ]
8 4 3 2 10 1

Operasi terhadap 𝐶 tidak terdefinisi karena memiliki ukuran yang tidak sama.

B. Perkalian Skalar
Definisi:
Jika A adalah sebarang matriks dan c adalah sebarang scalar, maka hasil kali cA adalah
matriks yang diperoleh dengan mengalikan setiap anggotta A dengan c.
Contoh:
Untuk matriks-matriks

4 −2 5 0 2 −5 9 6 0
𝐴=[ ] 𝐵=[ ] 𝐶=[ ]
0 3 1 4 −3 1 3 −3 12

Kita akan mendapatkan

8 −4 10 0 −2 5 1 3 2 0
2𝐴 = [ ] (−1)𝐵 = [ ] 𝐶=[ ]
0 6 2 −4 3 −1 3 1 −1 4

(−1)𝐵 bisa juga disebut –B

Jika 𝐴1 , 𝐴2,…., 𝐴𝑛 adalah matriks-matriks berukuran sama dan 𝑐1, 𝑐2,….,𝑐𝑛 adalah scalar maka
ungkapan berbentuk

𝑐1 𝐴1 + 𝑐2 𝐴2 + … + 𝑐1𝑛 𝐴𝑛

Disebut Kombinasi Linier

C. Perkalian Matriks
Definisi
Jika 𝐴 adalah sebuah matriks 𝑚 × 𝑟 dan 𝐵 adalah sebuah matriks 𝑟 × 𝑛, maka hasil kali 𝐴𝐵
adalah matriks 𝑚 × 𝑛 yang anggota-anggotanya didefinisikan sebagai berikut.
Untuk mencari anggota dala baris I dan kolom j dari 𝐴𝐵, pilih baris I dari matriks 𝐴 da kolom
j dari matriks 𝐵. Kalikan annggota-anggota yang berpadanan dari baris dan kolom secara
bersama-sama dan kemudian jumlahkan hasil kalinya.
Contoh :
Tinjau matriks-matriks berikut:
4 1 4 3
1 2 4
𝐴=[ ] 𝐵 = [0 −1 3 1]
2 6 0
2 7 5 2 Karena matriks 𝐴
berukuran 𝟐 × 3
dann matriks berukuran 3 × 𝟒, maka hasil kali 𝐴𝐵 berukuran 𝟐 × 𝟒.

Hasil kali 𝐴𝐵 adalah

4 1 4 3
1 2 4 [
[ ] 0 −1 3 1]
2 6 0
2 7 5 2

1.4 + 2.0 + 4.2 1.1 + 2(−1) + 4.7 1.4 + 2.3 + 4.5 1.3 + 2.1 + 4.2
=[ ]
2.4 + 6.0 + 0.2 2.1 + 6(−1) + 0.7 2.4 + 6.3 + 0.5 2.3 + 6.1 + 0.2

12 27 30 13
=[ ] 2.1.3 Determinan
8 −4 26 12
Dengan suatu hasil kali dasar dari suatu
matriks 𝐴, 𝑛 × 𝑛 kitaakan memberikan makna pada setiap hasil kali dari 𝑛 anggota dari 𝐴,
yang dua diantaranya tidak ada yang berasal dari baris atau kolom yang sama.
Contoh :
𝑎11 𝑎12
a. [𝑎 𝑎22 ]
21
𝑎11 𝑎12 𝑎13
b. [𝑎21 𝑎22 𝑎23 ]
𝑎31 𝑎32 𝑎33

Definisi determinan
Anggap 𝐴 adalah suatu matriks bujur sangkar. Fungsi determinan dinyatakan dengan det,
dan kita mendifinisikan det (𝐴) sebagai jumlah semua hasil kali dasar bertanda dari 𝐴. Angka
det (𝐴) disebut determinan 𝑨.

Contoh :

𝑎11 𝑎12
c. det [𝑎 ] = 𝑎11 𝑎22 − 𝑎12 𝑎21
21 𝑎22
𝑎11 𝑎12 𝑎13
d. det [𝑎21 𝑎22 𝑎23 ] = 𝑎11 𝑎22 𝑎33 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 −
𝑎31 𝑎32 𝑎33
𝑎13 𝑎22 𝑎31 − 𝑎11 𝑎23 𝑎32 − 𝑎12 𝑎21 𝑎33

2.1.4 Invers Matriks


Definisi
Jika A adalah matriks bujur sangkar, dan jika sebuah matriks B yang berukuran saa bisa
didadapatkan sedemikiansehinggga AB = BA = I, maka A disebut bisa dibalik dan B disebut
Invers dari A.
Contoh:
3 5 2 −5
Matriks 𝐵 = [ ] adalah invers dari 𝐴 = [ ]
1 2 −1 3
2 −5 3 5 1 0
Karena 𝐴𝐵 = [ ][ ]=[ ] = 𝐼 dan
−1 3 1 2 0 1

3 5 2 −5 1 0
𝐴𝐵 = [ ][ ]=[ ]=𝐼
1 2 −1 3 0 1

Sifat-sifat invers

Teorema 1

Jika B da C keduanya adalah invers matriks A, maka B = C

Teorema iniberarti bahwa suatu matriks yang dapat dibalik mempunyai tepat satu invers.

Bukti:

Karena B adalah invers dariA, maka BA = 1. Mengalikan ruaas pada sisi kanan dengan C
memberikan (BA)C = IC = C. tetapi (BA)C = BI = B, sehinngga B = C.
Sebagai konsekuesi dari hasil ini, kita bisa katakana bahwa matriks yang bisa dibalik memiliki
invers. Jika A bisa dibalik, maka inversnya dinyatakan dengan 𝐴−1 . Jadi 𝐴𝐴−1 = 𝐼 dan 𝐴−1 𝐴 =
𝐼

Teorema 2

Matriks

𝑎 𝑏
𝐴=[ ]
𝑐 𝑑

Dapat dibalikjika 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0, dimana inversnya bisa dicari dengan rumus

𝑑 𝑏
1 𝑑 −𝑏 −
𝐴−1 = [ ] = [ 𝑎𝑑 −𝑐𝑏𝑐 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐]
𝑎
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 −𝑐 𝑎

𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐

A. Jenis - jenis Matriks


Matriks dibedakan berdasarkan berbagai susuna entri dan bilangan pada entrinya.
Sehinngga matriks dibedakan sebagai berikut :
1. Matriks Nol
Matriks nol didefinisikan sebagai matriks yang setiap entri atau elemennya adalah
bilangan nol.

Contoh
0 0 0
0 0 0
𝐴=⌈ ⌉ ⌈
𝐵= 0 0 0⌉
0 0 0
0 0 0

2. Matriks Satu/ Vektor Satu


Matriks satu didefinisikan sebagai matriks yang setiap entri atau elemennya adalah 1.
Contoh 2
Contoh
1 1 1
1 1 1
𝐴=⌈ ⌉ 𝐵 = ⌈1 1 1⌉ 𝐶 = ⌈1 1 1⌉
1 1 1
1 1 1
3. Matriks Baris/ Vektor Baris
Matriks baris didefinisikan sebagai matriks yang entri atau elemennya tersusun dalam
tepat satu baris.
Contoh 3
𝐴 = ⌈1 3 2⌉ 𝐵 = [2 4 6 8 5]

4. Matriks Kolom
Matriks kolom didefinisikan sebagai matriks yang entri atau elemennya tersusun
dalam tepat satu kolom.

Contoh
1
1
2
𝐴 = [4] 𝐵= 4
3
3
2 [8]

5. Matriks Persegi
Sebuah matriks dengan n baris dan n kolom dinamakan matriks kuadrat berorde n
(square matriks of order n) dan entri-entri 𝑎11 , 𝑎22 , 𝑎33 , … , 𝑎𝑛𝑛 berada pada diagonal
utama dari A.
Contoh
8 1 6
2 1
𝐴=[ ] 𝐵 = [3 4 7]
3 4
5 2 9
Matriks persegi dibedakan menjadi :
a. Matriks Segitiga atas
Matriks segitiga atas adalah matriks persegi yang entri/elemennya memenuhi
𝑎𝑖𝑗 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑖 𝑗
syarat 𝑎𝑖𝑗 [ ]
0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑖 𝑗
Contoh
2 1 6 0
8 1 6
𝐴 = [0 4 7] 𝐵 = [0 4 8 7]
0 0 7 4
0 0 9
0 0 0 9

b. Matriks Segitiga Bawah


Matriks segitiga bawah adalah matriks persegii yang entri/elemennya memenuhi
𝑎𝑖𝑗 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑖 𝑗
syarat 𝑎𝑖𝑗 [ ]
0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑖 𝑗

Contoh
2 0 0 0
8 0 0
𝐴 = [7 4 0] 𝐵 = [9 4 0 0]
4 8 7 0
1 6 9
3 1 0 9

c. Matriks Diagonal
Matriks diagonal adalah matriks persegi yang entri/elemennya memenuhi syarat
0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑖 𝑗
𝑎𝑖𝑗 [𝑎𝑖𝑗 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑖 ] 𝑗
0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑖 𝑗

Contoh
2 0 0 0
2 0 0
2 0
𝐴=[ ] 𝐵 = [0 4 0] 𝐶 = [0 4 0 0]
0 4 0 0 7 0
0 0 1
0 0 0 9

B. Sistem Persamaan Linier


Di dalam matematika, sistem persamaan linier adalah kumpulan persamaan-persamaan
linier yang memiliki variabel-variabel yang sama. Bentuk umum dari sistem persamaan
linier dengan n variabel dari m persamaan adalah sebagai berikut:
𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + ⋯ + 𝑎1𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏1
𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 + ⋯ + 𝑎2𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏2
.
..
𝑎𝑚1 𝑥1 + 𝑎𝑚2 𝑥2 + ⋯ + 𝑎1𝑚 𝑥𝑛 = 𝑏𝑚

Pada contooh di atas, 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 adalah variabel-variabel yang tidak diketahui nilainya,


dan 𝑎11 , 𝑎12 , … . , 𝑎𝑚𝑛 adalah koefisien – koefisien dan sistem persamaan tersebut. Sedagkan
𝑏1 , 𝑏2 , … , 𝑏𝑚 adalah konstanta.

CONTOH dari sistem persamaan linier dengan 3 variabel:

2𝑥 − 3𝑦 + 𝑧 = 1
𝑥 + 2𝑦 − 3𝑧 = −4
3𝑥 − 𝑦 + 2𝑧 = 7

Pada persamaan di atas, variabel-variabelnya adalah x, y, dan z. Kita dapat menggati


𝑥1 , 𝑥2 ,…, 𝑥3 dengan huruf-huruf lainnya untuk membedakan. Dalam contoh di atas, 𝑥1 , 𝑥2, 𝑥3
diganti dengan x, y dan z secara berurutan.

Sebuah penyelesaian dari persamaaan linier adaalah kumpulan n angka 𝑠1 , 𝑠2 ,…, 𝑠3


sedemikian sehingga jika kita mensubsitusi 𝑥1 = 𝑠1 , 𝑥2 = 𝑠2 , … . 𝑥𝑛 = 𝑠𝑛 maka sistem persamaan
tersebut dapat dienuhi. Penyelesaian dari sistem persamaan linier pada contoh sebelumnya
adalah:

𝑥=1
𝑦=2
𝑧=3

Karena nilai-nilai tersebut membuat persamaan tersebut mejadi valid.

Modul ini juga dapat diakses secara digital melaui barcode

Untuk Kelas X
LATIHAN SOAL MATRIKS
Diketahui matriks
−6 7 5
1. 𝐴 = ⌈ ⌉
3 2 −4

3 −1 6 −2
2. 𝐴 = [ ] 𝐶=[ ]
7 5 4 8

0 2
5 0
𝐵 = [2 −1] 𝐷=[ ]
9 6 2 4

9 9 3𝑥 9
3. 𝑃 = [ ] dan 𝑄 = [ ]
8 −4 8 2𝑦

6 2 3 8
4. 𝐴 = [1 −7] 𝐵 = [2 −1]
3 5 9 1

0 4
𝐶 = [6 5 ]
1 −1

5. Nilai determinan
2 0 5
3 −1 1 −2
𝐴=[ ] 𝐶=[ ] 𝐵 = ⌈−1 2 3⌉
2 5 4 8
3 4 1

6.

Anda mungkin juga menyukai