Anda di halaman 1dari 22

MATEMATIKA REKAYASA II

SURYOTO, S.Si., M.Si.


LEKTOR KEPALA PADA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
MATEMATIKA REKAYASA II
(PTLK6-203 / 2 SKS)

PERTEMUAN III
DETERMINAN
• Pengertian Determinan: Fungsi Determinan
• Permutasi & Hasil Kali Elementer
• Sifat-sifat Determinan
• Cara Menentukan Determinan
PENGERTIAN DETERMINAN
Untuk setiap matriks persegi A dengan entri bilangan real, terdapat tepat
satu nilai numerik yang berkaitan dengan matriks tersebut.
Satu nilai numerik (real) ini dinamakan determinan.
Determinan dari matriks A dituliskan dengan notasi
det(A) atau |A|
1 − 2 2 
 3 − 4  
A =   det(A) = –7 B=  2 1 − 1 |B| = 25
 2 − 5 3 1 4 
 
2 1 −1 3
 
1 1 2 2
C = 0 1 1 2
det(C) = |C|= 0
 
1 −3 1 
 0
FUNGSI DETERMINAN
Misalkan Mn(ℝ) menyatakan himpunan semua matriks persegi berukuran
n  n dengan entri real dan A sebarang matriks di Mn(ℝ), maka berkaitan
dengan matriks ini berpadanan dengan sebuah nilai numerik berupa
bilangan real yang dinamakan determinan dari matriks tersebut.
Dalam hal ini, determinan dapat dipandang sebagai sebagai sebuah fungsi
F : Mn(ℝ) → ℝ,
A → det(A) = |A|

Dalam hal ini dipunyai


F(A) = det(A) = |A|
PERMUTASI
Suatu permutasi yang dapat dibentuk dari himpunan bilangan asli
{1, 2, 3, …, n}
adalah susunan dari bilangan-bilangan tersebut dalam urutan tertentu tanpa
pengulangan dan penghilangan.

Contoh
Permutasi-permutasi yang dapat dibentuk dari himpunan {1, 2, 3} adalah
(1, 2, 3), (1, 3, 2), (2, 1, 3), (2, 3, 1), (3, 1, 2), (3, 2, 1).
Jadi ada sebanyak 6 buah permutasi yang terbentuk.
PERMUTASI (lanjutan…)
Metode yang memudahkan untuk mencari semua permutasi adalah dengan
menggunakan diagram pohon permutasi.

Contoh
Permutasi-permutasi yang dapat dibentuk dari himpunan {1, 2, 3, 4} dengan
pohon permutasi adalah
PERMUTASI (lanjutan…)
Dari diagram pohon permutasi tersebut diperoleh semua permutasi untuk
{1, 2, 3, 4}
yaitu
(1, 2, 3, 4) (2, 1, 3, 4) (3, 1, 2, 4) (4, 1, 2, 3)
(1, 2, 4, 3) (2, 1, 4, 3) (3, 1, 4, 2) (4, 1, 3, 2)
(1, 3, 2, 4) (2, 3, 1, 4) (3, 2, 1, 4) (4, 2, 1, 3)
(1, 3, 4, 2) (2, 3, 4, 1) (3, 2, 4, 1) (4, 2, 3, 1)
(1, 4, 2, 3) (2, 4, 1, 3) (3, 4, 1, 2) (4, 3, 1, 2)
(1, 4, 3, 2) (2, 4, 3, 1) (3, 4, 2, 1) (4, 3, 2, 1)
Jadi ada sebanyak 24 buah permutasi untuk {1, 2, 3, 4}.
Dalam hal ini, 24 = 4  3  2  1 = 4!
INVERSI PADA PERMUTASI
Suatu inversi dikatakan terjadi pada suatu permutasi (j1, j2, …, jn) jika
ditemukan bilangan asli yang lebih besar berada di depan bilangan asli yang
lebih kecil di dalam urutan permutasi.
Banyaknya inversi yang terjadi dalam suatu permutasi dapat ditentukan
sebagai berikut:
• Tentukan banyaknya bilangan yang lebih kecil dari j1 dan berada di
belakang j1
• Tentukan banyaknya bilangan yang lebih kecil dari j2 dan berada di
belakang j2
• Lanjutkan proses penghitungan untuk j3, j4, …, jn–1 .
INVERSI PADA PERMUTASI
(lanjutan…)
Contoh
Tentukan banyaknya inversi pada permutasi-permutasi berikut:
• (5, 1, 3, 4, 2)
• (1, 2, 3, 4)
• (4, 2, 6, 5, 1, 3)

Pembahasan:
• Banyaknya inversi adalah 4 + 0 + 1 + 1 = 6.
• Permutasi dalam urutan wajar, jadi tidak ada inversi, dkl banyaknya
inversi adalah 0 + 0 + 0 = 0.
• Banyaknya inversi adalah 3 + 1 + 3 + 2 + 0 = 9.
KLASIFIKASI PERMUTASI
Suatu permutasi dikatakan ganjil (genap) jika total banyaknya inversi adalah
ganjil (genap).

Contoh
Dari permutasi-permutasi pada contoh sebelumnya diperoleh

Permutasi Banyaknya Inversi Klasifikasi


(5, 1, 3, 4, 2) 6 Genap
(1, 2, 3, 4) 0 Genap
(4, 2, 6, 5, 1, 3) 9 Ganjil
HASIL KALI ELEMENTER
Misalkan A matriks persegi berukuran n  n.
Hasil kali elementer dari A adalah perkalian dari n buah entri matriks A yang
tidak berasal dari baris dan kolom yang sama.

Contoh
Diberikan matriks ordo 3 sebagai berikut

Semua hasil kali elementer dari matriks A ini adalah


a11a22 a33, a11a23a32, a12a21a33, a12a23a31, a13a21a32, dan a13a22a31.
HASIL KALI ELEMENTER
(lanjutan…)
Hasil kali elementer bertanda dari matriks A berordo n adalah hasil kali
elementer

yang dikalikan (+1) jika (j1, j2, …, jn) merupakan permutasi genap dan
dikalikan (–1) jika (j1, j2, …, jn) merupakan permutasi ganjil.

Contoh
Ditinjau matriks ordo 3 pada contoh sebelumnya, dengan

Semua hasil kali elementer bertanda dari matriks A ini adalah


HASIL KALI ELEMENTER
(lanjutan…)
Klasifikasi Hasil Kali Elementer
Hasil Kali Elementer Permutasi Terbentuk
Permutasi Bertanda
a11a22 a22 (1, 2, 3) Genap a11a22 a22
a11a23a32 (1, 3, 2) Ganjil –a11a23a32
a12a21a33 (2, 1, 3) Ganjil –a12a21a33
a12a23a31 (2, 3, 1) Genap a12a23a31
a13a21a32 (3, 1, 2) Genap a13a21a32
a13a22a31 (3, 2, 1) Ganjil –a13a22a31
SIFAT-SIFAT DETERMINAN
1. Determinan dari matriks persegi dan transposenya adalah sama,
yaitu |AT| = |A|
7 3 7 −4
|A| = = 26 |AT| = = 26
−4 2 3 2
2. Matriks persegi yang mempunyai baris (kolom) nol, maka
determinannya nol (0)
2 1 −3 2 −2 0
det(B) = 0 0 0 = 0 det(C) = 6 5 0 = 0
7 −6 5 7 −8 0
SIFAT-SIFAT DETERMINAN
3. Determinan dari suatu matriks persegi A yang salah satu baris
(kolom) dikalikan dengan suatu skalar k, maka determinannya
berubah menjadi kA

2 −1 Jika baris kedua 2 −1


|A| = =5 = 35 = 7|A|
−3 4 dikalikan dengan 7 − 21 28

2 −1 2 −1
Akibat sifat ini : =7 = 7(5) = 35
− 21 28 −3 4
Suatu determinan jika salah satu baris (kolom) mempunyai
faktor yang sama, maka baris (kolom) tersebut dapat difaktorkan.

9 6 12 3 2 4 2 −4 1 2 −1 1
1 2 − 1 = 3 1 2 −1 3 8 − 1 = 4 3 2 −1
1 1 2 1 1 2
1 − 12 2 1 −3 2
SIFAT-SIFAT DETERMINAN
4. Determinan suatu matriks yang salah satu baris (kolom)-nya ditukar dengan
baris (kolom) yang lain, maka nilai determinan matriks tersebut berubah
menjadi negatip determinan semula.

7 −5 2 3
= 31 Baris pertama ditukar baris kedua = −31
2 3 7 −5

5. Determinan dari suatu matriks persegi yang mempunyai dua baris (kolom)
yang sama adalah sama dengan 0 (nol).

−1 1 −1
7 −2
=0 2 3 2 =0
7 −2
−3 0 −3
SIFAT-SIFAT DETERMINAN
6. Determinan dari suatu matriks persegi yang salah satu baris (kolom)-nya
merupakan kelipatan dari baris (kolom) yang lain adalah sama dengan 0 (nol).

1 2 −1 1
−1 − 4 2 − 2
|B| = Karena kolom kedua kelipatan kolom ke-empat |B| = 0
1 −6 1 −3
1 − 2 1 −1

7. Determinan dari matriks persegi A = (aij) berordo n yang baris ke-i


(kolom ke-j) terdiri dari elemen-elemen yang dapat diuraikan menjadi dua
suku binomium, maka determinannya sama dengan determinan A yang baris
ke-i (kolom ke-j) diganti dengan suku binomium yang pertama ditambah
determinan A yang baris ke-i (kolom ke-j) diganti dengan suku yang kedua.

8 5 5+3 4 +1 5 4 3 1
= +
9 6 9 6 9 6 9 6
SIFAT-SIFAT DETERMINAN
8 5 5+3 5 5 5 3 5
= +
9 6 5+ 4 6 5 6 4 6

8. Determinan suatu matriks persegi tidak berubah nilainya jika salah satu baris
(kolom) ditambah dengan kelipatan baris (kolom) yang lain.

2 3 Sifat ke 8 ini sering dipakai untuk


= 11 menyederhanakan baris (kolom),
−1 4 sebelum menghitung nilai determinan

2 3 k2 + 3k1 2 9
= 11
−1 4 −1 1
2 3 b1 – b2 3 −1
= 11
−1 4 −1 4
SIFAT-SIFAT DETERMINAN
9. Determinan dari matriks segitiga (baik matriks segitiga atas maupun bawah)
sama dengan hasil kali entri- entri pada diagonal utamanya.

−3 0 0 0
3 −7 2
0 −2 0 0
0 − 1 3 = (3)(–1)(5) = –15 = (– 3)(– 2)(4)(1) = 24
1 −1 4 0
0 0 5
0 0 3 1
MENENTUKAN DETERMINAN

Bagaimana menghitung nilai determinan?

1. Definisi determinan

2. Sifat-sifat determinan
Cara menghitung determinan :
3. Ekspansi (uraian) kofaktor

4. Kombinasi cara 2 dan 3


DAFTAR PUSTAKA
• Howard Anton, (1995), Aljabar Linear Elementer, Penerbit Erlangga
Jakarta
• Howard Anton and Chris Rorres, (2014), Elementary Linear Algebra
(application version), Canada : Wiley
• Frank Ayres, Jr, (1962), Theory and Problems of Matrices, Singapore :
Mc-Graw-Hill Inc

Anda mungkin juga menyukai