Anda di halaman 1dari 27

PENGERTIAN DETERMINAN

(ATURAN EKSPANSI KOFAKTOR),


MINOR DAN KOFAKTOR SUATU
ELEMEN MATRIKS, ATURAN
SARRUS, DAN SIFAT
DETERMINAN
Dosen pengampu:
Ibu Dra. Titik Sugiarti., M.Pd
Bapak Dr. Abi Suwito., M.Pd
Anggota Kelompok

Maya Nirmalayanti Zulfa Fauziatus Sania


01 220210101088 03 220210101068

Dian Khairina Alifah Aditya Rachmad


02 220210101157 04 220210101100
determinan
2. Minor dan Kofaktor suatu
elemen matriks

Minor
Minor adalah determinan matriks baru yang diperoleh dengan cara
menghilangkan elemen-elemennya pada baris ke-i dan kolom ke-j. Pada
matriks berordo 1x1 tidak bisa kita dapatkan minornya. Minor bisa kita
dapatkan pada matriks persegi berordo 2x2, 3x3, dst. Jumlah minor dari
suatu matriks mengikuti jumlah elemenya. Misalnya dalam matriks
berordo 2x2 terdapat 4 minor yaitu M11, M12, M21, M22
Kofaktor
dapat diartikan sebagai minor yang sudah diperhitungkan tanda +/- nya. Cara paling mudah
untuk mengetahui tanda +/- dari minor adalah dengan menjumlahkan indeks entri yang akan
dihitung. Jika jumlah indeks genap maka bertanda + dan jika indeks ganjil maka bertanda -.
Jumlah kofaktor dari suatu matriks mengikuti jumlah elemenya. Kofaktor suatu matriks A
dilambangkan dengan:
Menghitung minor dan
kofaktor

Contoh Soal :
Tentukan minor dan kofaktor dari matriks berordo 3x3 berikut !

Penyelesaian :
Minor
M11 diperoleh dengan cara mencoret semua entri pada baris ke-1
dan semua entri pada kolom ke-1, kemudian dihitung determinannya.
M12 diperoleh dengan cara mencoret semua entri pada baris ke-1 dan semua entri
pada kolom ke-2, kemudian dihitung determinannya

M13 diperoleh dengan cara mencoret semua entri pada baris ke-1 dan semua entri
pada kolom ke-3, kemudian dihitung determinannya.
M21 diperoleh dengan cara mencoret semua entri pada baris ke-2 dan semua entri pada kolom
ke-1, kemudian dihitung determinannya.

M22 diperoleh dengan cara mencoret semua entri pada baris ke-2 dan semua entri
pada kolom ke-2, kemudian dihitung determinannya.

M23 diperoleh dengan cara mencoret semua entri pada baris ke-2 dan semua entri
pada kolom ke-3, kemudian dihitung determinannya.
M31 diperoleh dengan cara mencoret semua entri pada baris ke-3 dan semua entri pada kolom
ke-1, kemudian dihitung determinannya.

M32 diperoleh dengan cara mencoret semua entri pada baris ke-3 dan semua entri
pada kolom ke-2, kemudian dihitung determinannya.

M33 diperoleh dengan cara mencoret semua entri pada baris ke-3 dan semua entri
pada kolom ke-3, kemudian dihitung determinannya.
Kofaktor
Setelah mendapatkan nilai minor dari masing masing elemen matriks, maka baru dapat
dilanjutkan dengan menentukan nilai kofaktor. Nilai kofaktor dapat dicari apabila nilai
minor dicari terlebih dahulu. Nilai kofaktor yaitu suatu nilai yang mengandung nilai positif
(+) atau nilai minus (-) pada masing masing nilai minor atau dapat juga diperoleh dengan
rumus
Penguraian (ekspansi) secara baris dan
kolom
Teorema Laplace :
Determinan dari suatu matriks = jumlah perkalian
elemen-elemen dari sebarang baris/kolom dengan
kofaktor-kofaktornya.
contoh
3. Aturan Sarrus
Aturan Sarrus (disebut juga metode anyaman) menggunakan perkalian elemen
matriks secara diagonal, Perkalian elemen matriks pada diagonal turun (dari kiri atas
kekanan bawah) diberitanda positif (+) sedangkan perkalian elemen matriks pada
diagonal naik (dari kiri bawah kekanan atas) diberitanda negative (-).

Dalam hal ini sebarang matriks:


Cara mencari determinan matriks
menggunakan aturan sarrus dengan ordo 3x3
Langkah Kedua
untuk mempermudah dalam mengoprasikan,
Langkah Pertama maka kita coret entri-entri pada diagonal
menambahkan secara berurutan utama dan diagonal utama dan diagonal
kolom ke-1 dan ke-2 ke sebelah lainnya
kanan kolom ke-3 seperti berikut

Sehingga memperoleh 6 bagian yaitu:

Langkah ketiga
mengurangkan jumlah hasil kali diagonal-
diagonal utama (1,2,3) dengan jumlah hasil
kali diagonal-diagonal perlengkapnya (4,5,6)
sehinggal didapatkan determinan A sebagi
berikut
4. Menghitung Determinan Matriks
Menggunakan Reduksi Baris
metode reduksi baris adalah metode penyelesaian determinan
matriks yang prosesnya menerapkan operasi baris elementer
untuk mengarahkan kedalam bentuk matriks yang sederhana
(dapat berupa matriks segitiga, diagonal, eselon baris atau
lainnya) tujuannya agar mempermudah dalam menghitung
determinannya.

Perhatikan ilustrasi berikut:


Sifat-Sifat Determinan
1. Jika A adalah sebarangt matriks kuadrat,
maka det(A) = det(A )
Contoh A = , maka det(A) = (3.2) – (1.5) = 1

At = , maka det(At) = (3.2) – (5.1) = 1

2. Matriks persegi A yang semua elemen salah satu baris atau


kolom nol, determinannya nol(0). det(A)=0

Contoh
A = , det(A) = (3.0) - (5.0) = 0

B = , det(B) = (0.2) - (0.1) = 0


Sifat-Sifat Determinan
3. Determinan suatu matriks persegi A berordo n x n yang salah satu baris atau kolom
dikalikan dengan skalar k, maka determinannya menjadi k det(A) = k.det(A). Jika
semua elemen dikalikan dengan k, maka det(A) =kn.det(A)
Contoh
Matrik A=

Semua elemen pada baris 2 dikalikan dengan k. k = 5, maka k


=

Dengan perhitungan langsung maka det(A) =(3.2) – (2.1) = 4,


dan det k.det =(3.10) – (10.1) = 20. Ini sesuai dengan sifat
diatas yang menyatakan bahwa det(A) =5.det(A)
Sifat-Sifat Determinan
4. Determinan suatu matriks jika baris ke-i ditukar ke baris ke-j dan sebaliknya atau
kolom ke-i ditukar ke kolom ke-j dan sebaliknya, sehingga membentuk matriks B,
maka det(B) = -det(A)
Contoh
Matriks A= , Matriks B= , diperoleh dari baris pertama matriks A ditukar dengan baris ketiga,

maka det(A) = ((4.4.5) + (3.2.1) + (1.2.4)) – ((1.4.1) + (6.2.4) – (5.3.2))

= (80 + 6 + 8) – (4 + 48 + 30) = 14

Maka det(B)=((1.4.1) + (6.2.4) + (5.2.3)) – ((4.4.5) + (3.2.1) + (1.2.6))

=(4 + 48 + 30) – (80 + 6 + 12) =-14


Sifat-Sifat Determinan
5. Suatu matriks persegi A Jumlah dari unsur pada baris atau kolom dikali dengan
kofaktor dari baris atau kolom yang sama adalah determinan. Jika setiap unsur
baris atau kolom dikalikan dengan baris atau kolom yang berbeda maka hasilnya
adalah 0. det(A)=B1.C1 dan B1.C2=0

Contoh
A=

Maka det(A) = (1.-4)+(2.-4)+(3.4)

=0
Sifat-Sifat Determinan
6. Suatu matriks persegi A yang mempunyai dua baris atau dua kolom yang sama
determinannya sama dengan (0).

Contoh A= ,

det(A) = ((1.4.5) + (-2.3.1) + (5.-2.2)) – ((1.4.5) + (-2.3.1) + (5.-2 .2))

= (20-6-20) – (20-6-20)

=0
Sifat-Sifat Determinan
7. Suatu matriks persegi A yang salah satu barisnya kelipatan baris lain atau suatu
kolom kelipatan dari kolom yang lain maka determinannya adalah nol (0).

Contoh A = , pada matriks A baris ke-3 adalah kelipatan 3 dari baris ke-2
det(A) = ((2.1.9) + (-3.3.6) + (5.3.2))-((6.1.5) + (3.3.2) + (9.-3.2))

= (18 – 54 + 30) – (30 + 18 – 54)

=0
Sifat-Sifat Determinan
Determinan dari matriks persegi A = (aij) berdimensi n yang baris ke-i (kolom ke-j) atau
8.
kolom ke-i(baris ke-j). terdiri dari elemen-elemen yang dapat diuraikan menjadi dua
suku binomial, diganti dengan suku binomium yang pertama misalkan matriks (B)
ditambah determinan A yang baris ke-i (kolom ke-j) atau kolom ke-i(baris ke-j) diganti
dengan suku yang kedua misalkan matriks (C). det(A) = det (B) + det(C)

Contoh
A = , maka det(A) =(12.5) – (9.3) = 60 – 27 = 33

A= =

B = dan C =

Maka det(B) = (7.5) – (6.3) = 17, det (C) = (5.5) – (3.3) = 16

det(B) + det(C) = 17 + 16 = 33
Sifat-Sifat Determinan
9. Determinan suatu matriks persegi A tidak berubah jika salah satu baris
(kolom) ditambah dengan kelipatan baris (kolom) yang lain.
A= ,

Contoh maka det(A) = ((1.4.5) + (3.3.1) + (5.2.2)) – ((1.4.5) + (2.3.1) + (5.3.2))

= (20 + 9 + 20) – (20 + 6 + 30) = -7

Misalkan matriks A baris pertama ditambah dengan baris ketiga yang dikali 2
B132(A) = , det(B123(A)) =(60 + 21 + 60) – (60 + 18 +70) =-7
Sifat-Sifat Determinan
10.Determinan dari matriks segitiga adalah sama dengan produk (hasil
kali) elemen-elemen diagonalnya.
A = , det(A) = ((3.4.5) + (7.3.0) + (15.0.0)) – ((0.4.15) + (0.3.3) + (5.7.0)) = 60
(60 merupakan hasil kali diagonal utama)
Contoh

11. Determinan dari penjumlahan dua matriks persegi, misalkan A dan B


tidak sama dengan determinan A ditambah determinan B. det(A+B) ≠
det(A)+det(B)
Matriks A= dan B= A+B =
Contoh
Kita peroleh det(A)=1 dan det(B)=8, maka det(A) +det(B) =9

Apabila matrik dijumlahkan terlebih dahulu maka det(A+B)=23


Sifat-Sifat Determinan
12.Jika A dan B adalah matriks kuadrat yang ukuranya sama, maka
det(AB) = det(A).det(B)
Matriks A , Matriks B= Matriks AB=
Contoh
Kita peroleh det(A). det (B)= (1)(-23) = -23.

Sebaliknya dengan perhitungan langsung det(AB)= -23, sehingga det(AB)=det(A).det(B)

13. Sebuah matriks A kuadrat dapat dibalik jika dan hanya jika det(A) 0.
Jika det(A) ≠0, maka A adalah matriks yang dapat dibalik
Sifat-Sifat Determinan
13. bukti
Jika A dapat dibalik atau dapat dibalik, maka AA-1 = I, sehingga det(AA-
1
) = det(A).det(A-1) = det(I) = 1

Jadi det(A)
contoh
Akibatnya Matrik A=
Jika A dapat dibalik, maka
Karena baris pertama dan baris
det(A-1) =
ketiga sebanding, maka det(A) = 0.
Jadi A tidak bisa dibalik
Terima
Kasih
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai