OLEH
KELAS XI MIPA 2
SMA NEGERI 1 WONGGEDUKU
TAHUN AJARAN 2023-2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya ucapkan puja
dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini saya susun untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran
matimatika dengan judul makalah “Matriks”.Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang
merupakan apersepsi atas materi yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut yang dirangkai dengan
peta konsep. Selanjutnya, pembaca akan masuk pada inti pembahasan dan diakhiri dengan penutup
berupa kesimpulan dan saran Saya juga berterima kasih atas dukungan dosen dan teman, sehingga
makalah ini dapat saya buat berdasarkan pembelajaran yang sudah saya lewati. Semoga makalah ini
dapat disimpan dengan baik, agar dapat terus dipelajari, dan dapat memberikan wawasan baru bagi yang
membacanya. Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun bahasanya.Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran atau
penilaian tentang makalah ini
Wonggeduku, 19 September
2023
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………….
Daftar Isi………………………………………………………………………………………
BAB I Pendahuluan……………………………………………………………………….
A. Latar Belakang………………………………………………………….
B. Masalah……………………………………………………………………
C. Tujuan………………………………………………………………………
Kesimpulan ………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka …………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika berasal dari bahasa latin Manthanein atau Mathema yang berarti “belajar atau hal
yang dipelajari”. Sedangkan matematika di dalam bahasa belanda dikenal dengan sebutan
wiskunde yang memiliki arti “ilmu pasti”. Jadi secara umum dapat diartikan bahwa matematika
merupakan sebuah ilmu pasti yang berkenaan dengan penalaran.
Disini kami selaku tim penyusun akan memberikan materi yang berkaitan dengan
pembahasan Matrik untuk memenuhi tugas Pembelajaran Matematika Dasar.
A. Masalah
1. Apa pengertian Determinan Matriks?
2. Apa jenis-jenis Determinan Matriks ?
3. Apa saja sifat-sifat Determinan Matriks itu ?
4. Apa pengertian Invers Matriks ?
B. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian determinan matriks
2. Mengetahui jenis-jenis determinan matriks
3. Dapat mengetahui sifat sifat determinan matriks
4. Mengetahui pengertian invers Matriks.
BAB II
PEMBAHASAN
Determinan Matriks ialah suatu bilangan real yang diperoleh dari suatu proses dengan
aturan tertentu terhadap matriks bujur sangkar.
Determinan dinyatakan sebagai jumlah semua hasil kali dasar bertanda dari matriks bujur
sangkar A. Determinan dari sebuah matriks bujur sangkar A’ dinotasikan dengan det(A), atau |A|.
A= = ad – bc
Contoh Soal 1 :
Tentukan determinan matriks-matriks berikut:
a. A =
b.B =
Penyelesaian :
a. det A = = (5 × 3) – (2 × 4) = 7
Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menentukan determinan matriks berordo
3 × 3, yaitu aturan Sarrus dan metode minor-kofaktor.
Aturan Sarrus
Untuk menentukan determinan dengan aturan Sarrus, perhatikan alur berikut.
Misalnya, kita akan menghitung determinan matriks A 3 × 3. Gambaran perhitungannya
adalah sebagai berikut.
Metode Minor-Kofaktor
Misalkan matriks A dituliskan dengan [aij]. Minor elemen aij yang dinotasikan
dengan Mij adalah determinan setelah elemen-elemen baris ke-i dan kolom ke-j
dihilangkan. Misalnya, dari matriks A3 × 3 kita hilangkan baris ke-2 kolom ke-1 sehingga
:
Akan diperoleh M21 = . M21 adalah minor dari elemen matriks A
baris ke-2 kolom ke-1 atau M21 = minor a21. Sejalan dengan itu, kita dapat memperoleh
minor yang lain, misalnya :
M13 =
Kofaktor elemen aij, dinotasikan Kij adalah hasil kali (–1)i+j dengan minor elemen
tersebut. Dengan demikian, kofaktor suatu matriks dirumuskan dengan :
Dari matriks A di atas, kita peroleh misalnya kofaktor a21 dan a13 berturut-turut
adalah
Nilai dari suatu determinan merupakan hasil penjumlahan dari perkalian elemen-
elemen suatu baris (atau kolom) dengan kofaktornya. Untuk menghitung determinan, kita
dapat memilih dahulu sebuah baris (atau kolom) kemudian kita gunakan aturan di atas.
C. Sifat-Sifat Determinan Matriks
Berikut sifat-sifat determinan yang terdapat pada matriks.
1. Jika A adalah sebarang matriks kuadrat yang mengandung sebaris bilangan nol, maka
det(A) = 0.
Contoh :
misal matriks A =
det(A) =
=0 –0 +0
=0
2. Jika A adalah matriks segitiga n x n, maka det(A) adalah hasil kali entri-entri pada
diagonal utama, yakni det(A) = a11a22 … ann
Contoh :
det(A) =
=0 –0 +3
= 0 – 0 + 3.2.
= 18
Hasil ini sama dengan perkalian entri pada diagonal utama yaitu 2 x 3 x 3 = 18
3. Misalkan A’ adalah matriks yang dihasilkan bila baris tunggal A dikalikan oleh konstanta k,
maka det(A’) = k det(A)
Contoh :
det(A) =
berdasarkan Sifat 3 maka det(kA) = det(A’) = 4.3.3 = 36
karena det(A) = 18 dan k = 2 maka k.det(A) = 2.18 = 36 jadi,
det(A’) = k.det(A)
4. Misalkan A’ adalah matriks yang dihasilkan bila dua baris A dipertukarkan, maka det(A’)
= -det(A)
Contoh :
det(A’) =
=0 –0 +3
= 0(3.3 – 1.1) – 0(0.3 – 2.1) + 3(0.1 – 2.3)
= 0 – 0 + 3.(-2).3
= -18
5. Misalkan A’ adalah matriks yang dihasilkan bila kelipatan satu baris A ditambahkan pada
baris lain, maka det(A’) = det(A)
Contoh :
misal A = kemudian bilakukan Operasi Baris Elementer pada baris kedua yaitu B2 +
det(A’) =
=0 –0 +3
= 0 – 0 + 3.(6)
= 18
Contoh :
misal A = maka At =
det(At) = a13M13 – a23M23 + a33M33
=0 –0 +3
= 0 – 0 + 3.2.3
= 18
7. Misalkan A, A’ dan A” adalah matriks n x n yang hanya berbeda dalam baris tunggal,
katakanlah baris ke-r, dan anggap bahwa baris ke r dari A” dapat diperoleh dengan
menambahkan entri-entri yang bersesuaian dalam baris ke-r dari A dan dalam baris ke-r dari
A’, maka det(A”) = det(A) + det(A’) [hasil yang serupa juga berlaku untuk kolom]
Contoh :
misal
8. Jika A dan B adalah matriks kuadrat yang ukurannya sama, maka det(AB) = det(A) det(B)
Contoh :
Dari contoh pada Sifat 7 dengan det(A) = -5 dan det(A’) = det(B) = 5 maka det(AB) = (-5)(5)
= -25
AB =
=
= 108 – 133
= -25
9. Sebuah matriks kuadrat dapat dibalik jika dan hanya jika det(A) 0
Contoh :
Contoh :
A-1 = maka
= -5/25
= -1/5
a.
b.
c.
Teorema berikut ini merupakan salah satu cara untuk menentukan invers suatu matriks.
Teorema (Untuk Menentukan Invers Matriks dengan Matriks Adjoin):
Jika determinan matriks tidak nol, dan matriks dengan
Contoh 1:
Contoh 2:
Jawab:
Karena matriks A#0 , selanjutnya kita cari nilai determinan dari matriks A,sehingga diperoleh
det(A) = 4 - 6 = -2. Untuk menentukan invers matriks A dapat menggunakan Metode Matriks
Adjoin. Matriks adjoin dari matriks A adalah:
Contoh 3:
dengan ad-cb #
0. Jawab:
Perhatikan: det(A) = ad - bc (tidak nol), sehingga untuk menentukan invers matriks A
dapat menggunakan Metode Matriks Adjoin
Kofaktor dari elemen-elemen matrika A adalah
Kesimpulan
Pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan persoalan yang
apabila kita telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Dengan kata lain kita selalu
bersentuhan dengan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan matematika entah itu kita sadari
ataupun tidak. Agar mudah difahami maka persoalan tersebut diubah kedalam bahasa atau
persamaan matematika supaya persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan. Tetapi terkadang
suatu persoalan sering kali memuat lebih dari dua persamaan dan beberapa variabel, sehingga kita
mengalami kesulitan untuk mencari hubungan antara variabel-variabelnya.
Adapun matriks sendiri merupakan susunan elemen-elemen yang berbentuk persegi
panjang yang di atur dalam baris dan kolom dan di batasi sebuah tanda kurung di sebut matriks.
Daftar Pustaka
http://contohdanpenyelesaianmatrix.blogspot.co.id/2014/06/invers-matriks.html
Anton, H,. 1992, Aljabar Linier Elementer, Erlangga, Jakarta.
http://sosmedpc.blogspot.co.id/2016/12/determinan-pengertian-dan-contoh.html
http://www.sheetmath.com/2016/05/matriks-invers-definisi-sifat-sifat-dan.html