MATRIKS
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia Nya kepada kami , sehingga kami berhasil menyelesaikan. Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul MATRIKS, diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada para pembaca. Semoga dapat
bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................... i
Bab I PENDAHULUAN. 1
Bab II PEMBAHASAN... 2
3.1 KESIMPULAN..................................................................................... 10
3.2 SARAN................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Teori matriks merupakan salah satu cabang ilmu aljabar linier yang
menjadipembahasan penting dalam ilmumatematika. Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, aplikasi matriks banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
bidang matematika maupun ilmu terapannya. Aplikasi tersebut banyak dimanfaatkan dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya
pada aplikasi perbankan yang senantiasa berhubungan dengan angka-angka, dalam dunia
olahraga seperti penentuan klasemen suatu pertandingan, dalam bidang ekonomi biasa
digunakan untuk menganalisa input dan output seluruh sektor ekonomi (Supranto, 1987).
Pada awalnya matrik ditemukan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh seorang
ilmuan yang berasal dari Inggris yang bernama Arthur Cayley (1821-1895) yang mana studi
yang dilakukan untuk meneliti persamaan linier dan transformasi linear, awal dari semua ini
matrik dianggap sebagai sebuah permainan karena matrik dapat diaplikasikan, sedangkan
pada tahun 1925 matrik digunakan sebagai kuantum dan pada perkembangannya matrik
digunakan dalam berbagai bidang.
1.2 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. DETERMINAN
Determinan dinyatakan sebagai jumlah semua hasil kali dasar bertanda dari matriks
bujur sangkar A. Determinan dari sebuah matriks bujur sangkar A, dinotasikan dengan
det(A), atau |A|. Determinan juga merupakan sebuah bilangan tunggal atau scalar, dan hanya
dijumpai dalam matriks bujur sangkar. Jika determinan suatu matriks bujur sangkar adalah
nol, maka matriks tersebut dikatakan sebagai matriks singular. Dan jika determinan matriks
tersebut bukan nol, maka matriks tersebut dikatakan sebagai matriks non singular. Matriks
non-singular, secara linear tidak tergantung (saling independent).
Matriks berordo 2 x 2
Matriks berordo 3 x 3
Matriks berordo n x n :
Dengan matriks kofaktor
Dengan Transformasi Baris Elementer (TBE)
a. Determinan untuk ordo 2x2
[
a 11 a 12
a 21 a 22 ]
permutasi dari bilangan bulat 1 dan 2 diambil bersama adalah 2! = 2
yaitu 1 2 dan 2 1 (untuk kolom) sedangkan baris menjadi patokan dan selalu berurut.
Sehingga determinan dari matriks berordo 2x2 adalah +1(a11.a22)-1(a12.a21) = a11.a22 a12.a21.
CONTOH:
[ ]
a 11 a 12 a13
Maka bentuk matriks seperti a 21 a 22 a23 , permutasi dari bilangan bulat 1, 2
a 31 a 32 a33
dan 3 diambil bersama adalah 3! = 6 yaitu 123, 132, 213, 231, 312, dan 321 (untuk kolom)
sedangkan baris menjadi patokan dan selalu berurut. Sehingga determinan dari matriks
berordo 3x3 adalah +1(a11.a22.a33)-1(a11.a23.a32)-1(a12.a21.a31)+1(a12.a23.a31)+1(a13.a21.a32)-
1(a13.a22.a31). Untuk mempermudah dalam mencari determinan maka berlaku :
1. Salin kembali kolom pertama dan kolom kedua matriks A di sebelah kanan tanda
determinan.
2. Hitunglah jumlah hasil kali elemen-elemen pada diagonal utama dan diagonal lain yang
sejajar dengan diagonal utama (lihat gambar). Nyatakan jumlah hasil kali tersebut
dengan Du
Du =
3. Hitunglah jumlah hasil kali elemen-elemen pada diagonal sekunder dan diagonal lain yang
sejajar dengan diagonal sekunder (lihar gambar). Nyatakan jumlah hasil harga tersebut
dengan Ds.
Ds =
4. Sesuai dengan defi nisi determinan matriks maka determinan dari matriks A adalah selisih
antara Du dan Ds yaitu Du Ds.
det A =
=( )
CONTOH:
Det B = A =
(-) (-) (-) (+) (+) (+)
= (2)(5)(2) + (-1)(1)(1) + (2)(-3)(4) (2)(5)(1) (2)(1)(4) (-1)(-3)(2)
= 20 1 24 10 8 6
= -29
det A =
= [(3 1 (1)) + (4 3 1) + (2 2 0)] [(1 1 2) +
(0 3 (3)) + (1 2 4)]
= (3 + 12 + 0) (2 + 0 8) = 21
B. ATURAN KOFAKTOR
Minor suatu matriks A dilambangkan dengan Mij adalah matriks bagian dari A yang
diperoleh dengan cara menghilangkan elemen-elemennya pada baris ke-i dan elemen-elemen
pada kolom ke-j.
Contoh:
[ ]
1 2 1
A= 0 2 1 maka :
2 0 2
[ ]
1 2 1
M11 = 0 2
2 0
1
2
= [ ]
2 1
0 2
[ ]
1 2 1
M12 = 0 2
2 0
1
2
= [ ]0 1
2 2
[ ]
1 2 1
M13 = 0 2
2 0
1
2
= [ ]0 2
2 0
M11, M12 dan M13 merupakan submatriks hasil ekspansi baris ke-1 dari matriks A.
Kofaktor suatu elemen baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks A dilambangkan dengan ij = (-
1)i+j Mij , dari matriks A tersebut kofaktor a11 dilambangkan dengan 11 yaitu (-1)i+j
Mij Untuk mencari det(A) dengan metode minor dan kofaktor cukup mengambil satu
ekspansi saja misal ekspansi baris ke-1atau kolom ke-1.Sehingga
Jika Mij adalah minor aij dari matriks A maka bentuk (-1)i+j Mij disebut kofaktor dari
aij, sehingga:
Kofaktor a11 adalah C11 = (-1)1+1 M11 = + M11
Kofaktor a12 adalah C12 = (-1)1+2 M12 = - M12
Kofaktor a13 adalah C13 = (-1)1+3 M13 = + M13
Kofaktor a21 adalah C21 = (-1)2+1 M21 = - M21
Kofaktor a22 adalah C22 = (-1)2+2 M22 = + M22
Kofaktor a23 adalah C23 = (-1)2+3 M23 = - M23
Kofaktor a31 adalah C31 = (-1)3+1 M31 = + M31
Kofaktor a32 adalah C32 = (-1)3+2 M32 = - M32
Kofaktor a33 adalah C33 = (-1)3+3 M33 = + M33
Jadi kofaktor dari matriks A
=
CONTOH :
[ ]
1 2 1
1. H = 0 2 1 , untuk mencari |H| dengan metode minor dan kofaktor adalah harus
2 0 2
mencari determinan minornya terlebih dahulu yang diperoleh dari ekspansi baris ke-1, yaitu
|M11| = (2x2)-(1x0) = 4
|M12| = (0x2)-(1x2) = -2
|M13| = (0x0)-(2x2) = -4
=4+44=4
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Determinan juga merupakan sebuah bilangan tunggal atau scalar, dan hanya dijumpai
dalam matriks bujur sangkar. Jika determinan suatu matriks bujur sangkar adalah nol, maka
matriks tersebut dikatakan sebagai matriks singular. Dan jika determinan matriks tersebut
bukan nol, maka matriks tersebut dikatakan sebagai matriks non singular.
Matriks kofaktor adalah suatu matriks dimana setiap elemen aij diganti dengan
kofaktornya ijC, sehingga disebut matriks kofaktor. Matriks adjoint adalah transpose dari
suatu matriks kofaktor.
3.2 SARAN
Bagi pembaca disarankan supaya makalah ini dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran dalam rangka peningkatan pemahaman tentang Determinan Matriks dan Aturan
Kofaktor. Dan bagi penulis-penulis lain diharapkan agar makalah ini dapat dikembangan
lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
http://ueu5069.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/254/2012/10/Minggu-3-
lanjutan-matriks.pdf
http://ocw.stikom.edu/course/download/2012/10/Determinan-Matriks.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/KHUSNUL_NOVIANI
GSIH/MINOR_DAN_KOFAKTOR.pdf
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwityPyz2NPS
AhXIjZQKHSJSAQsQFggZMAA&url=https%3A%2F%2Fagustina85.files.wordpress.com
%2F2009%2F02%2Fnew-
matriks.doc&usg=AFQjCNGLro6q0s5Ts0spj4WoPUqnGLCVhw&sig2=fk13D6wHW9kR7E
JhnFzNQw&bvm=bv.149397726,d.dGo