(TIK)
1
A. Menghitung Determinan dengan Perkalian
Elementer
Definisi A.1
Contoh:
Permutasi dari {1, 2} adalah (1, 2) dan (2, 1)
Permutasi dari {1, 2, 3} adalah (1, 2, 3), (3, 1, 2), (2, 3, 1), (2, 1, 3), (1,
3, 2), dan (3, 2, 1)
2
Cara mendaftar atau membuat “list” dari permutasi n bilangan bulat adalah
dengan menggunakan pohon permutasi.
Definisi A.2
3
Contoh:
Kita akan menghitung banyak inversi dalam permutasi (2, 4, 1, 3). Caranya
sebagai berikut.
4
Definisi A.3
Contoh:
Definisi A.4
5
Contoh:
Hasil perkalian elementer matriks A yang berukuran 4 x 4 adalah a31 a22 a43
a14
Sementara itu, a11, a12, a23, a34 adalah bukan hasil perkalian elementer, sebab
bentuk a11, a12, a23, a34 mempunyai elemen baris yang sama, yaitu elemen a11
dan a12 terletak pada baris yang sama.
6
Cara mencari seluruh hasil perkalian elementer dalam matriks A yang
berukuran n x n adalah sebagai berikut.
Contoh:
a11 a12 a13
Dipunyai matriks A a21 a22 a23
a31 a32 a33
maka kita tuliskan a1, a2, a3, dan permutasi-permutasi dari n = 3 adalah:
(1, 2, 3) (2, 1, 3) (3, 1, 2)
(1, 3, 2) (2, 3, 1) (3, 2, 1)
7
Hasil perkalian elementernya adalah:
(1, 2, 3) → a11a22a33
(2, 1, 3) → a12a21a33
(3, 1, 2) → a13a21a32
(1, 3, 2) → a11a23a32
(2, 3, 1) → a12a23a31
(3, 2, 1) → a13a22a31
Definisi A.5
8
Contoh:
Definisi A.6
Untuk n = 2
a a
A 11 12
a21 a22
10
Untuk n = 3
a11 a12 a13
A a21 a22 a23
a31 a32 a33
11
Contoh:
3 1
det 3 2 14 10
4 2
1 1 2
det 2 1 1 4 1 8 2 2 8 13 8 21
1 2 4
Catatan:
a b a b
Untuk simbol det
dapat juga digunakan simbol
c d c d
12
B. Sifat-sifat Determinan suatu Matriks
Teorema B.1
Contoh:
3 1
det 30 10 0
0 0
3 0
det 30 01 0
1 0
13
Teorema B.2
Contoh:
3 1 3 3
det 31 13 0, det 31 31 0
3 1 1 1
Teorema B.3
Contoh:
3 1 3 0
det 3 1 3, det 3 1 3
0 1 1 1
14
Hubungan antara determinan dan operasi baris elementer dapat dinyatakan
dalam beberapa teorema berikut.
Teorema B.4
Contoh:
3 1 6 2 (k 2)
Bila A
A1 2
2 4 4
det A 10, maka det A1 20,
(sebab matriks A1 diperoleh dari A dengan baris pertama dari matriks A dikalikan 2)
sehingga :
det A1 k det A
20 2 10
20 20 terbukti
15
Teorema B.5
Apabila B1 adalah matriks sebagai hasil dari matriks B (bila dua baris
matriks B dipertukarkan letak tempatnya), maka det(B1) = -det(B)
Contoh:
3 1 2 4
Bila B
B1 3 1
2 4
maka :
det B1 det B
10 10 terbukti
16
Teorema B.6
Contoh:
3 1 3 2
A A T
1 4
2 4
det AT det A
10 10 ( terbukti )
17
Teorema B.7
Contoh:
3 1 3 1 3 1
A A1 3 7 A2 5 11
2 4
det A2 det A det A1
28 10 18 ( terbukti )
3 1 3 3 3 4
A A1 2 7 A2 2 11
2 4
det A2 det A det A1
25 10 15 ( terbukti )
18
Teorema B.8
Contoh:
3 1 3 1
A , B 3 7
2 4
Penyelesaian:
Tentukan (AB) dan det(AB)
Hitung det(A) dan det(B)
Tunjukkan apakah det(AB) = det(A) det(B)
19
Teorema B.9
Teorema B.10
det A1
1
det A
Teorema B.11
Definisi C.1
Nilai (-1)i+j ditulis sebagai Cij dan dinamakan kofaktor elemen aij.
Jadi, Cij = (-1)i+j Mij
21
Contoh:
1 2 1
Diberikan A 1 3 3, maka
2 2 1
1 2 1
1 1
M 32 det 1 3 3 det 1 3 1 1 4
2 2 1 1 3
dan C32 1 M 32 1 4 4
3 2
1 2 1
3 3
M 11 det 1 3 3 det
31 3 2 3
2 2 1 2 1
dan C11 1 M 11 1 3 3
11
22
Ekspansi kofaktor untuk menghitung determinan matriks adalah mengikuti
teorema berikut ini.
Teorema C.1
23
Contoh:
1 2 1
Hitunglah determinan matriks A berikut ini. A 1 2 3
3 1 1
Jawab:
Perhitunga n determinan dengan ekspansi kofaktor baris 1.
2 3 1 3 1 2
det A 1 2 1
1 1 3 1 3 1
1 1 2 8 1 5 10
Jika A adalah sembarang matriks n x n dan Cik adalah kofaktor dari aij, maka
matriks dengan bentuk:
C11 C12 ... C1n
C ... C2 n
21 C22
... ... ... ...
Cn1 Cn 2 ... Cnn
25
Definisi C.4
Adj A
1
A1
det A
Dengan kata lain, kita dapat mencari A-1 dengan menggunakan det(A) dan
Adj(A).
26
Contoh:
3 1 - 4
Tentukan A 1 , bila A 6 9 - 2, dengan menggunaka n Adj(A).
1 2 1
Jawab:
3 1 - 4
A 6 9 - 2, maka
1 2 1
Aturan Cramer:
Ada
pertanyaan?
Ada
Mencari
jawaban
Tidak
Jawaban
PULANG
30