Anda di halaman 1dari 21

Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

BAB III

DETERMINAN

Determinan suatu matriks persegi sangat banyak gunanya dalam berbagai

cabang matematika. Sebagai contoh pada aljabar, determinan digunakan untuk

mencari jawab n persamaan linear dengan n variabel. Ada dua definisi

determinan dilihat dari segi pendekatannya, pertama dengan pendekatan klasik,

yaitu bertitik tolak pada fungsi permutasi, kedua dengan pendekatan bukan

klasik, yaitu pada fungsi multilinear. Pada pembahasan kali ini kita

mendefinisikan determinan dengan pendekatan klasik, yaitu melalui fungsi

permutasi.

TIK : Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa dapat:


a. Menghitung determinan dengan menggunakan permutasi, operasi baris
elementer, dan dengan sifat determinan
b. Menghitung determinan dengan menggunakan ekspansi kofaktor
c. Menghitung invers suatu matriks dengan menggunakan adjoin matriks
d. Menyelesaikan SPL dengan menggunakan metode Cramer.
e. Menentukan nilai eigen dan vektor eigen dari suatu matriks.
f. Menjelaskan karakterisasi dari nilai eigen dan vektor eigen
g. Melakukan diagonalisasi matriks

3.1. Menghitung determinan dengan permutasi, operasi baris elementer, dan


dengan sifat determinan

Definisi : Permutasi bilangan asli, dinotasikan , adalah susunan bilangan-

bilangan asli menurut suatu aturan tanpa menghilangkan atau mengulangi

bilangan tersebut. Himpunan semua permutasi dari n ditulis dengan Sn.

35
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

Contoh :

Permutasi dari barisan bilangan 1 dan 2 adalah (1,2) dan (2,1). Jadi S2 = {(1,2), (2,1)}

Permutasi dari bilangan 1,2, dan 3 adalah (1,2,3), (1,3,2), (2,3,1), (2,1,3), (3,1,2), dan

(3,2,1). Jadi S3 = {(1,2,3), (1,3,2), (2,3,1), (2,1,3), (3,1,2), (3,2,1)}.

Terihat bahwa banyaknya permutasi 2 bilangan adalah 2, banyaknya

permutasi 3 bilangan adalah 6. Secara umum banyaknya permutasi n bilangan

ji  jk
adalah n!. Penulisan permutasi k bilangan adalah (j1,j2,...,jk) dengan untuk

ik.

Definisi : Inversi pada suatu permutasi adalah terdapatnya bilangan yang lebih

besar mendahului bilangan yang lebih kecil, atau ji > jk untuk i < k.

Contoh :

Pada permutasi (2,1,3) terdapat 1 inversi yaitu 2 mendahului 1.

Pada permutasi (3,2,1) terdapat 3 inversi yaitu : 3 mendahului 2, 3 mendahului 1,

dan 2 mendahului 1.

Definisi : Jika jumlah inversi dari suatu permutasi adalah genap, maka disebut

permutasi genap dan jika jumlah inversi suatu permutasi ganjil maka

disebut permutasi ganjil.

Definisi : Tanda dari permutasi , dinotasikan sgn(), didefinisikan sebagai

 1, jika jumlah inversi σ genap


sign ( )  
  1, jika jumlah inversi σ gasal

Contoh :

Jika  = (2,1,3) maka sgn() = -1.

Jika  = (3,2,1) maka sgn() = -1.

36
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

Definisi : Determinan dari matriks Anxn didefinisikan sebagai :

det( A)   sgn( ).a1 j1 .a 2 j2 a3 j3 ....a njn


 S n

Contoh :

a a12 
A   11
a 21 a 22 
Jika maka S2 = {(1,2), (2,1)} dengan sgn(1,2) = 1, sgn(2,1) = 1

sehingga det( A)  a11a 22  a12 a 21

 a11 a12 a13 


A  a 21 a 22 a 23 
 
a 31 a 32 a 33 
Jika maka S3 = {(1,2,3), (1,3,2), (2,3,1), ((2,1,3), (3,1,2),(3,2,1)}

dengan sgn(1,2,3) = 1, sgn(2,3,1) = 1, sgn(3,1,2) = 1, sgn(1,3,2) = 1, sgn(2,1,3)=1,

dan sgn(3,2,1) = 1. Sehingga

det(A) = a11 a 22 a 33  a12 a 23a 31  a13a 21a 32  a11 a 23a 32  a12 a 21a 33  a13a 22 a 31 .

3 2 1
 2 4 5
 2 3  
A  
3 4 dan B =  0 1 6 
Apabila contoh tersebut diterapkan pada matriks

maka det(A)  2.4  3.3  1 dan det(B)  3.4.6  2.5.0  1.2.1  3.5.1  2.2.6  1.4.0  35.

Dari definisi di atas, apabila Anxn =


aij  suatu matriks segitiga (atas

ataupun bawah) maka det(A)  a11.a22. ... .ann.

Sifat-sifat yang berlaku pada determinan

1. Nilai determinan matriks A sama dengan nilai determinan transposenya, yaitu

det(A) = det(At)

37
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

 a11 a12   a11 a 21 


a a 22  a a 22 
Contoh 1: Jika A =  21 maka A t =  12 . Sehingga

det( A)  a11a 22  a12 a 21 dan det( A t )  a11a 22  a12 a 21 .

2. Jika setiap elemen pada suatu baris atau kolom matriks A bernilai nol, maka

det(A) = 0.

Contoh 2 :

3 2 1
 2 4 5
 
0 0 0
B= maka det(B)  3.4.0  2.5.0  1.2.0  3.5.0  2.2.0  1.4.0  0.

3. Jika matriks A mempunyai dua baris atau dua kolom yang sama (elemen yang

bersesuaian bernilai sama), maka det(A) = 0.

Contoh 3 :

 3 2 1
 2 4 5
 
2 4 5
C= maka det(B)  3.4.5  2.5.2  1.2.4  3.5.4  2.2.5  1.4.2  0.

4. Jika matriks B diperoleh dengan menukar dua baris atau dua kolom matriks A

maka det(B) =  det(A).

Contoh 4 :

3 2 1
 2 4 5
 
0 1 6
Matriks A = , det (A) = 35. Dengan menukar baris 1 dan baris 3

0 1 6 
 2 4 5
 
3 2 1
matriks A diperoleh matriks C = dengan det(C)  0.4.1  1.5.3  6.2.2 

0.5.2  1.2.1  6.4.3  35.

38
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

5. Jika matriks B diperoleh dengan mengalikan satu baris atau satu kolom matriks

A dengan skalar k  0, maka det(B) = k.det(A).

Contoh 5 :

3 2 1
 2 4 5
 
0 1 6
Matriks A = , det (A) = 35. Dengan mengalikan baris ke tiga matriks

3 2 1 
2 4 5 
 
0 3 18
A dengan 3, diperoleh matriks C = dengan det(C)  3.4.18  2.5.0 

1.2.3  3.5.3  2.2.18  1.4.0  105.

6. Jika A, B, dan C matriks yang identik (sama) kecuali pada satu baris. Pada baris

yang tidak identik ini, baris matriks C merupakan jumlahan dari baris matriks

A baris matriks B, maka det(C) = det(A)  det (B).

Contoh 6 :

3 2 1 1 0 1  4 2 2
 2 4 5  2 4 5 2 4 5 
     
0 1 6 0 1 6 0 1 6
Misalkan A = ,B= , dan C = .

Maka det(A)  35, det(B)  1.4.6  0.5.0  1.2.1  1.5.1  0.2.6  1.4.0  21.

det(C)  4.4.6  2.5.0  2.2.1  4.5.1  2.2.6  2.4.0  56.

7. Jika matriks B diperoleh dari matriks A dengan menambah satu baris dengan k

kali baris yang lain, maka det(B ) = det(A).

Contoh 7 :

39
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

3 2 1  3 2 1
 2 4 5  1 2 4
   
0 1 6  0 1 6
Misalkan A = dan B = .

Maka det(A)  35, det(B)  3.2.6  2.4.0  1.(1).1  3.4.1  2.(1).6  1.2.0  35.

Dari sifat 7 di atas kita dapat mengubah sebarang matriks menjadi matriks

segitiga dengan operasi baris elementer jenis tersebut, tanpa mengubah nilai

determinannya.

Contoh 8 :

3 2 1
 2 4 5
 
0 1 6
Misal A = , dengan operasi B21(2/3) dilanjutkan B32(3/8) diperoleh

3 2 1 
0 8 / 3 13 / 3 
  8 35
0 0 35 / 8 3. .
matriks B = , sehingga det(A) = det(B )= 3 8 = 35.

Contoh 9 :

( )
1 −2 7
Matriks A = −4 8 5 , mempunyai determinan sebesar nol karena kolom
2 4 3

pertama sebanding dengan kolom kedua.

Soal-soal

1. Carilah banyaknya inversi di dalam permutasi dari { 1,2,3,4,5 } yang berikut,

a) ( 3,4,5,1,2 )

b) ( 4,2,5,3,1 )

c) ( 5,4,3,2,1 )

2. Hitunglah determinannya

40
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

| | | |
1 −2 7 8 2 −1
a) |1 2
−1 3 | b) 3 5 1
4 3 8
c) −3 4 −6
1 7 2

3. Klasifikasikan setiap permutasi dari ( 1, 2, 3, 4 ) sebagai genap atau ganjil.

4. Gunakan hasil-hasil dalam soal 3 untuk membangun sebuah rumus untuk

determinan dari sebuah matriks 4 x 4.

4.2. Menghitung determinan dengan menggunakan ekspansi kofaktor

Definisi : Jika A adalah matriks persegi maka minor dari elemen aij, dinyatakan

dengan Mij, adalah determinan tingkat (n1) yang diperoleh dengan

mencoret baris ke i dan kolom ke j dari matriks A.

Mij, dinyatakan dengan Kij, dinamakan kofaktor elemen aij.


i+j
Bilangan (-1)

Contoh :

1 1 1 
 2 0 2
   0 2
2  2 1   
Misal A =  , maka M11  det  2 1   4 dan K11  (1)1+1M11  1.4  4.

 2 2
 
Selanjutnya M12  det 2 1   2 dan K12  (1)1+2 M12  1.( 2)  2.

Secara sama diperoleh M13  4 , M21  3, M22  1 , M23  4 , M31  2, M32  0, dan

M33  2. Kemudian didapat K13  4 , K21  3, K22  1 , K23  4 , K31  2, K32  0, dan

K33  2. Š

Perhatikan bahwa kofaktor dan minor sebuah elemen a ij hanya berbeda di

dalam tandanya , yakni K ij =± M ij. Sebuah cara untuk menentukan apakah

menggunakan tanda + atau – adalah menggunakan kenyataan adalah tanda yang

41
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

menghubungkan K ij dan M ijberada di dalam baris ke –i dan kolom ke –j dari

susunan :

( )
+¿−¿+¿−⋯
−¿+¿−¿+⋯
+¿−¿+¿−⋯
−¿+¿−¿+⋯

Dari penghitungan kofaktor elemen suatu matriks dapat digunakan untuk

menghitung determinan dan invers dari suatu matriks.

Definisi : Jika A =
aij  , maka determinan A didefinisikan sebagai :

salah satu yaitu :

n n
det( A)   (1) i  j aij M ij   aij K ij
j 1 j 1
(ekspansi baris ke i), atau

n n
det( A)   ( 1) i  j aij M ij   aij K ij
i 1 i 1 (ekspansi kolom ke j)

Contoh :

Diekspansikan menurut baris ke-1

1 1 1 
 2 0 2
 
2  2 1
Jika A = maka det(A) = 1. K11  1. K12  1. K13  4  2  (4)  2.

Diekspansikan menurut baris ke -2

Atau det(A) = 2. K21  0. K22  2. K23  2.(3)  0. (1)  2.4  (6)  8  2.

Cobalah hitung dengan ekspansi kolom. š

42
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

4.3. Menghitung invers suatu matriks dengan menggunakan adjoin matriks

Definisi : Jika A =
aij  matriks persegi maka matriks K = K ij  dengan K ij adalah
aij
kofaktor dari dinamakan matriks kofaktor dari A. Transpose dari

matriks kofaktor disebut matriks adjoin dari A, dinotasikan adj(A).

Contoh :

1 1 1   4 2  4  4 3 2
 2 0 2  3  1 4  2 1 0
   
2  2 1  2 0  2  4 4  2
Jika A = , maka K = , dan adj(A) = .

1
A 1  adj ( A)
Teorema : Jika Anxn
a 
= ij matriks nonsingular maka det( A) .

Contoh :

1 1 1   4 3 2  2  3/ 2 1
 2 0 2  2 1 0  1  1 / 2 0
  1   
2  2 1  4 4  2  2 2  1
Jika A =  , maka A-1 = 2  =

Soal

Carilah invers dari matriks 4 x 4 yang berikut, dengan k 1 , k 2 , k 3 , dan k 4 semuanya

tidak sama dengan Nol.

[ ]
k1 0 0 0
0 k2 0 0
0 0 k3 0
0 0 0 k4

43
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

3.4. Penyelesaian SPL dengan metode Cramer

Teorema berikut menghasilkan sebuah rumus untuk menyelesaikan sistem

persamaan linear dari n persamaan dengan n variabel, dan dinamakan Metode

Cramer.

Teorema ( Metode Cramer ) :

Jika A X = b adalah sebuah sistem persamaan linear dengan A berukuran

nxn sehingga det(A)  0, maka sistem tersebut mempunyai penyelesaian

tunggal (unik). Penyelesaian sistem tersebut adalah :

x1 = det( A1 ) det( A ) , x 2 = det( A2 ) det( A ) , . . . , x n = det( An ) det( A ) .

dengan Aj adalah matriks yang diperoleh dengan menggantikan elemen-

elemen kolom ke-j dari A dengan elemen-elemen matriks B.

Contoh :

Gunakan Metode Cramer untuk menyelesaikan sistem persamaan linear berikut :

x+2y+ z=5

2x+2y+ z=6

x+2y+3z=9

1 2 1 5 2 1
2 2 1 6 2 1
1 2 3 9 2 3
Penyelesaian : det(A) = =  4 , det(A1) = =4,

1 5 1 1 2 5
2 6 1 2 2 6
1 9 3 1 2 9
det(A2) = =  4, dan det(A3) = =8

44
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

Sehingga, x = 4/4 = 1, y = 4/4 = 1, dan z = 8/4 = 2.

Soal-soal

Pecahkanlah dengan kaidah Cramer, dengan ketentuan bahwa kaidah tersebut

dapat dipakai

x + y −2 z ¿ 1
1. 2 x − y z ¿2
x −2 y −4 z ¿−4

x −3 y + z ¿ 4
2. ¿−3 z ¿=0 ¿
2x −y ¿ ¿

Pecahkanlah sistem berikut , dengan a dan b adalah konstanta

2x +y ¿a
1.
3 x +6 y ¿ b

3.5. Nilai Eigen Dan Vektor Eigen

Definisi : Jika A adalah matriks nn, maka sebuah vektor kolom tak nol x

berukuran n1 dinamakan vektor karakteristik / vektor eigen (eigen vector)

dari A jika Ax adalah kelipatan skalar dari x, yakni

Ax = x

untuk suatu skalar  yang dinamakan nilai karakteristik / nilai eigen

(eigen value) dari A. Dalam hal ini dikatakan x adalah vektor eigen yang

bersesuaian dengan nilai eigen .

Istilah ”eigen” di dalam bahasa Jerman mempunyai arti ”asli” (”proper”).

Beberapa penulis menamakan nilai eigen dengan nilai asli (proper value), nilai

karakteristik (characteristie value), atau akar laten (latent root).

45
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

Contoh :

1  3 0 
2  
Vektor x =   adalah vektor eigen dari matriks A = 8 1 yang bersesuaian

3 0  1   3 1
   6   
dengan nilai eigen  = 3, karena Ax = 8 1 2 =   = 3 2  = 3x

Untuk menentukan nilai eigen  dari matriks A yang berukuran nn,

ditinjau kembali

Ax = x

sebagai

Ax = Ix

yang dapat ditulis dengan

(I – A)x = 0

Bentuk terakhir ini dapat dipandang sebagai sistem persamaan linear yang

homogen. Karena x adalah vektor eigen, maka x bernilai tidak nol. Ini berarti

sistem persamaan linear homogen di atas harus mempunyai penyelesaian tidak

nol. Hal ini dapat diperoleh jika dan hanya jika

det(I – A) = 0

Persamaan ini dinamakan persamaan karakteristik dari A. Jika ruas kiri

diekspansikan, maka det(I – A) adalah sebuah polinomial di dalam  yang kita

namakan polinomial karakteristik dari A.

Teorema : Jika A adalah sebuah matriks nn, maka pernyataan-pernyataan

berikut ekivalen satu sama lain.

(a)  adalah nilai eigen dari A

46
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

(b) Sistem persamaan (I – A)x = 0 mempunyai penyelesaian yang tak

trivial.

(c) Ada sebuah vektor tak nol x berukuran n1 sehingga Ax = x.

(d)  adalah penyelesaian real dari persamaan karakteristik

det (I – A) = 0

Contoh :

 3 2
 
1. Jika matriks A =   1 0  , tentukan polinomial karakteristik, persamaan

karakteristik, nilai karakteristik, dan vektor karakteristik dari A.

Jawab : Karena

1 0  3 2   3  2
     
 0 1    1 0 =  1  
I – A = 

maka polinomial karakteristik dari A adalah

  3  2
 
 1  
det(I – A) = det = 2  3  2

dan persamaan karakteristik dari A adalah

2  3  2= 0

Pemecahan-pemecahan persamaan ini adalah  = 1 dan  = 2. Inilah nilai eigen -

nilai eigen dari A.

 x1 
 
x
Menurut definisi, x =  2  adalah vektor eigen berukuran 21 yang bersesuaian

dengan  jika dan hanya jika x adalah penyelesaian tak nol dari (I – A)x = 0,

yakni

47
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

   3  2   x1  0
    
 1    x 2  0
=

Untuk  = 1, persamaan menjadi

  2  2   x1  0
    
 1 1   x 2  = 0

Ini berarti x1  x2  0, yang menghasilkan x 1  x2. Jika x2  t, maka x1  t. Jadi

vektor eigen yang bersesuaian dengan  = 1 adalah

x= [−tt ]=t [−11]


Untuk  = 2, persamaan menjadi

  1  2   x1  0
    
 1 2   x 2  0
=

Ini berarti x1  2x2  0, yang menghasilkan x1  2x2. Jika x2  t, maka x1  2t. Jadi

vektor eigen yang bersesuaian dengan  = 2 adalah

  2t   2
  t  
x  t  =  1  

4  5 1
 
1 0  1
0 1  1
2. Carilah nilai eigen dan vektor eigen dari matriks A = 

4 5 1
1  1
0 1  1
Jawab : Karena det (I – A) = maka persamaan det (I – A) = 0,

menghasilkan 3 – 32 + 2= 0 sehingga diperoleh  (–1) (–2) = 0. Ini berarti

nilai eigen dari A adalah  =0,  =1, dan  = 2.

48
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

 x1 
 
 x2 
x 
Misalkan x =  3 adalah vektor eigen yang bersesuaian dengan  maka

(I – A)x = 0,

menghasilkan

 4 5 1  x  0
 1  
1  1  x2  0
0  1   1  x 3  0
 
=

Untuk  = 0, persamaan menjadi

 4 5 1  x  0
 1  
 1 0 1  x2  0
0  1 1  x 3  0
 
=

sehingga diperoleh persamaan linear homogen:

– 4 x1 + 5x2 – x3 = 0

– x1 + 0x2 + x3 = 0

0x1 – x2 + x3 = 0

Penyelesaiannya adalah x1 = x3 dan x2 = x3. Jika x3 = t maka x1 = t dan x2 = t

Jadi vektor eigen yang bersesuaian dengan  = 0 adalah

[] []
 x1  t 1
 
 x2  t 1
x 
=  3 = t =t 1

Untuk  =1, persamaan karakteristik menjadi

49
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

[ ]
−3 5 −1  x1  0
   
−1 1 1  x2  0
0 −1 2 x  0
 3 =  

Dengan menyelesaikan sistem persamaan linear ini dihasilkan x 1 = 3x3 dan x2

= 2x3. Jika x3 = t maka x1 = 3t dan x2 = 2t

Jadi vektor eigen yang bersesuaian dengan  =1 adalah

[ ] []
 x1  3t 3
 
 x2  2t 2
x 
x=  3 = t =t 1

Untuk  =2, persamaan karakteristik menjadi

[ ]
−2 5 −1  x1  0
   
−1 2 1  x2  0
0 −1 3 x  0
 3 =  

Dengan menyelesaikan sistem persamaan linear ini dihasilkan x 1 = 7x3 dan x2

= 3x3. Jika x3 = t maka x1 = 7t dan x2 = 3t

Jadi vektor eigen yang bersesuaian dengan  =1 adalah

[ ] []
 x1  7t 7
 
 x2  3t 3
x 
=  3 = t =t 1 

Soal Latihan :

1. Carilah persamaan karakteristik dari matriks :

1 0  2 1 4  2
     
 0 1   0 3   1 1 
a. b. c.

50
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

 4 0 1 2  3 1 1 2 1 
     
  2 1 0  1  2 1 0 3 1 
  2 0 1 1  3 2  0 5  1
d.   e.   f.  

2. Carilah nilai eigen dari matriks pada soal nomor 1.

3. Carilah vektor eigen dari matriks pada soal nomor 1.

4. Teras (trace) dari sebuah matriks A berukuran nn, dinotasikan tr(A), adalah

jumlah elemen-elemen pada diagonal utama. Perlihatkan bahwa persamaan

karakteristik sebuah matriks A yang berukuran 2x2 adalah  2 – tr(A)  +

det(A) = 0

3.6. Karakterisasi nilai dan vektor eigen

Berikut ini adalah beberapa sifat dari nilai dan vektor eigen suatu matriks :

1. Jika k adalah bilangan bulat positif,  adalah nilai eigen dari suatu matriks

A berukuran nn dan x adalah vektor eigen yang bersesuaian dengan ,

maka k adalah nilai eigen dari Ak dan x adalah vektor eigen dari Ak.

2. Nilai eigen dari suatu matriks nonsingular adalah taknol. Jika  adalah

nilai eigen dari suatu matriks nonsingular A berukuran nn maka 1/

adalah nilai eigen dari A-1.

3. Diberikan matriks A berukuran nn. Matriks A dan AT mempunyai nilai

eigen yang sama.

4. Matriks A berukuran nn disebut idempoten jika A2 = A. Jika  adalah

suatu nilai eigen dari matriks idempoten, maka  adalah 0 atau 1.

5. Matriks A berukuran nn disebut nilpoten jika Ak = 0 untuk suatu bilangan

bulat positif k. Semua nilai eigen dari suatu matriks nilpoten adalah 0.

51
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

Soal-soal

Carilah persamaan karakteristik, nilai eigen dan vektor eigen dari matriks-matriks

berikut:

[ ] [ ]
4 0 1 5 0 1
a).[3 0
8 −1 ] b). [
10 −9
4 −2 ] c). −2 1 0
−2 0 1
d). 1 1 0
−7 1 0

[ ]
10 −9 0 0
4 −2 0 0
e).
0 0 −2 −7
0 0 1 2

3.7. Diagonalisasi

Sub bab ini membahas tentang faktorisasi matriks A berukuran nn ke

dalam hasil kali berbentuk PDP 1 , di mana D adalah matriks diagonal. Jika

diperoleh hubungan P 1 AP  D maka dikatakan bahwa matriks A dapat

didiagonalisasi. Bagaimana memperoleh matriks P dan D yang dimaksud akan

dibahas lebih lanjut dalam bagian ini.

Definisi : Suatu matriks A berukuran nn disebut dapat didiagonalisasi jika

terdapat matriks P nonsingular dan matriks diagonal D sedemikian sehingga

PDP 1 = A

Matriks P dikatakan mendiagonalisir matriks A.

52
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

Teorema : Jika 1, 2, ..., k adalah nilai-nilai eigen yang berbeda matriks A

berukuran nn, dengan vektor-vektor eigen yang bersesuaian x 1, x2, ...., xk maka

x1, x2, ...., xk adalah bebas linear

Teorema : Suatu matriks A berukuran nn, dapat didiagonalisasi jika dan hanya

jika A mempunyai n vektor eigen yang berbeda semua.

Prosedur untuk mendiagonalisasi sebuah matriks A berukuran nn adalah sebagai

berikut :

Langkah 1 : Carilah n vektor eigen yang berbeda semua dari A, p1 , p 2  , p n .

Langkah 2 : Bentuklah matriks P yang mempunyai p1 , p 2  , p n sebagai vektor

kolomnya

Langkah 3 : Maka matriks P AP akan didiagonalisasi dengan 1 , 2 ,  n


1

sebagai entri-entri diagonalnya yang berturutan, di mana i adalah nilai eigen

yang bersesuaian dengan pi , i  1,2,  , n.

Contoh :

Carilah sebuah matriks P yang mendiagonalkan matriks

[ ]
4 −5 1
A= 1 0 −1
0 1 −1

Penyelesaian :

Matriks A ini mempunyai nilai-nilai eigen =0, =1, dan =2

[]
1
p1 = 1
Untuk =0 diperoleh vektor eigen 1

53
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

[]
3
p2 = 2
Untuk =1 diperoleh vektor eigen 1

[]
7
p3 = 3
Untuk =2 diperoleh vektor eigen 1

Selanjutnya dapat dibentuk matriks

[ ]
1 3 7
P=[ p1 p 2 p3 ] = 1 2 3
1 1 1 yang mendiagonalkan matriks A.

1
Hal ini dapat ditunjukkan dengan membuktikan bahwa P AP  D , yaitu :

[ ][ ][ ] [ ]
1/2 −2 5/2 4 −5 1 1 3 7 0 0 0
−1
P AP= −1 3 −2 1 0 −1 1 2 3 = 0 1 0
1/2 −1 1/2 0 1 −1 1 1 1 0 0 2
Terlihat bahwa entri-entri pada diagonal pokok adalah nilai-nilai eigen dari

matriks A.

Jadi dapat dikatakan bahwa matriks P mendiagonalkan matriks A

Catatan :

Tidak ada persyaratan yang khusus untuk meletakkan orde kolom-kolom dari

matriks P

1
Karena elemen diagonal ke i dari P AP adalah nilai eigen untuk vektor eigen

kolom ke i dari P, maka dengan mengubah orde kolom-kolom dari P hanyalah

1
mengubah orde dari nilai-nilai eigen pada diagonal dari P AP .

Jadi seandainya dituliskan :

54
Aljabar Linear Elementer Suzyanna 2016/2017

[ ]
3 1 7
P=[ p2 p 1 p3 ] = 2 1 3
. 1 1 1

Maka diperoleh :

[ ][ ][ ] [ ]
−1 3 −2 4 −5 1 3 1 7 0 0 0
−1
P AP= 1/2 −2 5/2 1 0 −1 2 1 3 = 0 1 0
1/2 −1 1/2 0 1 −1 1 1 1 0 0 2

Soal-soal

Perlihatkan bahwa matriks-matriks pada soal berikut tidak dapat didiagonalisasi.

( )
−1 0 1
1. ( ) (
2 0
1 2
2.
2 −3
1 −1 ) 3. −1 3 0
−4 13 −1

Dalam soal berikut carilah sebuah nilai P yang mendiagonalisasi A, dan tentukan

P A P.
−1

( ) ( )
2 0 −2 1 0 0
4. 0 3 0 5. 0 1 1
0 0 3 0 1 1

Dalam soal berikut tentukan apakah A dapat didiagonalisasi. Jika demikian ,

carilah sebuah matriks P yang mendiagonalisasi A dan tentukan P−1 A P

( )
19 −9 −6
6. 25 11 −9
17 −9 −4

55

Anda mungkin juga menyukai