Diktat Kuliah
Oleh :
Sukma Puspitorini, ST
DAFTAR ISI
BAB 1 : MATRIKS
1.1 Pengertian
1.2 Operasi Pada Matriks
1.3 Transpose Matriks
1.4 Jenis-Jenis Matriks Khusus
1.5 Transformasi Elementer Pada Baris dan Kolom Suatu Matriks
1.6 Matriks Ekuivalen
1.7 Soal Latihan
BAB 2 : DETERMINAN
2.1 Permutasi
2.2 Determinan
2.2.1 Nilai Determinan
2.2.2 Sifat-Sifat Determinan
2.3 Soal Latihan
BAB 3 : INVERS MATRIKS
3.1 Pembagian Matriks dan Invers Matriks
3.2 Matriks Adjoin
3.3 Mencari Invers Matriks
3.3.1 Invers Matriks Dengan Adjoin
3.3.2 Invers Matriks Dengan Transformasi Elementer
3.4 Soal Latihan
BAB 4 : SISTEM PERSMAAN LINIER
4.1 Persamaan Linier
4.2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier
4.2.1 Aturan Cramer
4.2.2 Metode Eliminasi Gauss
4.2.3 Metode Eliminasi Gauss-Jordan
4.2.4 Metode Faktorisasi LU
4.3 Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
4.4 Persamaan Linier Homogen
4.5 Soal Latihan
BAB 5 : VEKTOR
5.1 Definisi dan Notasi
5.2 Operasi Pada Vektor
5.3 Fungsi Linier Vektor Dalam Ruang 2 dan 3
5.3.1 Vektor Dalam Ruang 2
5.3.2 Vektor Dalam Ruang 3
5.4 Norma Vektor
1
5.5 Hasil Kali Titik; Proyeksi
5.5.1 Proyeksi
5.5.2 Hasil Kali Silang
5.6 Vektor Satuan
5.7 Garis dan Bidang Di Ruang 3
5.7.1 Persamaan Bidang Di Ruang 3
5.7.2 Persamaan Garis Di Ruang 3
5.8 Soal Latihan
2
BAB 1 : MATRIKS
1.1 PENGERTIAN
Atau Atau
NOTASI MATRIKS
Matriks kita beri nama dengan huruf besar seperti A, B, C, dll. Matriks
yang mempunyai I baris dan j kolom ditulis A=(a ij ), artinya suatu matriks
A yang elemen-elemennya aij dimana indeks I menyatakan baris ke I dan
indeks j menyatakan kolom ke j dari elemen tersebut.
Secara umum :
Matriks A=(aij ), i=1, 2, 3,…..m dan j=1, 2, 3,……., n yang berarti bahwa
banyaknya baris m dan banyaknya kolom n.
Contoh : -1 -3 -3
A= B= C= 2 3 12 -1
2 12 -4
PENJUMLAHAN MATRIKS
3
B=(bij ) adalah matriks-matriks berukuran sama, maka A+B adalah suatu
matriks C=(cij ) dimana (cij ) = (aij ) +(bij ) atau [A]+[B] = [C] mempunyai
ukuran yang sama dan elemennya (cij ) = (aij ) +(bij )
Contoh :
3 1 0 2 1 0 2
A= 4 2 B= 1 3 C= 1 0 5 maka
3 1 0 2 3+0 1+2 3 3
A+B = 4 2 + 1 3 = 4+1 2+3 =
5 5
3 1 1 0 2
A+C = 4 2 +
1 0 5
PENGURANGAN MATRIKS
Contoh :
3 4 0 2
A= 4 5 B= 3 4
maka
3 4 0 2
A-B = 4 5
- = 3-0 4-2 = 3 2
3 4 4-3 5-4 1 1
Jika k adalah suatu bilangan skalar dan A=(aij ) maka matriks kA=(kaij )
yaitu suatu matriks kA yang diperoleh dengan mengalikan semua elemen
matriks A dengan k. Mengalikan matriks dengan skalar dapat dituliskan di
depan atau dibelakang matriks. Misalnya [C]=k[A]=[A]k dan (c ij ) = (kaij )
Contoh :
1 2 3 2* 1 2*2 2* 3
A= 0 -1 5 maka 2A= 2* 0 2*-1 2*5
Contoh :
0 1 3 4
A= 2 -1 B= 1 1 dengan k=2, maka
4
K(A+B) = 2(A+B) = 2A+2B
0 1 3 4 3 5 6 10
2(A+B) = 2 2 -1 + 1 1 =2 3 0 = 6 0
0 1 3 4 6 10
2A+2B = 2 2 -1 + 2 1 1 = 6 0
5
Beberapa Sifat Matriks Transpose :
(i) (A+B)T = AT + BT
(ii) (AT) = A
(iii) k(AT) = (kA)T
(iv) (AB)T = BT AT
Buktikan sifat-sifat transpose diatas !
Berikut ini diberikan beberapa jenis matriks selain matriks kolom dan
matriks baris
6
1 0 0
0 1 0
A=
0 0 1
A= 0 4 0
0 0 4
7
(xi) MATRIKS TRIDIAGONAL, adalah matriks bujursangkar yang semua
elemen-elemennya = 0 kecuali elemen-elemen pada diagonal utama
serta samping kanan dan kirinya.
Contoh :
1 2 0 0
1 2 3 0
A=
0 2 3 4
0 0 4 5
1
(xii) MATRIKS JODOH Ā, adalah jika A matriks dengan elemen-elemen
bilangan kompleks maka matriks jodoh Ā dari A didapat dengan
mengambil kompleks jodoh (CONJUGATE) dari semua elemen-
elemnya.
Contoh : 2+3i 2i 2-3i -2i
A= maka Ā=
5 3-i 5 3+i
1. Penukaran tempat baris ke-i dan baris ke-j atau penukaran kolom
ke-i dan kolom ke-j dan ditulis Hij(A) untuk transformasi baris dan
Kij(A) untuk transformasi kolom.
Contoh :
a. Penukaran baris
1 2 0 2 3 1
A= 2 3 1 H12(A) 1 2 0
0 1 1 0 1 1
A= 2 3 1 K23(A) 2 1 3
0 1 1 0 1 1
8
2. memperkalikan baris ke-i dengan suatu bilangan skalar h0, ditulis
Hi(h)(A) dan memperkalikan kolom ke-i dengan skalar k0, ditulis
Ki(k)(A).
Contoh :
1 2 0 1 2 0 1 2 0
2 3 1/2
A= 2 3 1 H2(-2)(A)= -4 -6 -2
K3(1/2)(A)=
0 1 1 0 1 1 0 1 1/2
3. Menambah kolom ke-i dengan k kali koom ke-j, ditulis Kij(k)(A) dan
menambah baris ke-i dengan h kali baris ke-j, ditulis Hij(h)(A).
Contoh :
1 2 0 1 2 0
H23(-1)(A)
A= 2 3 1 2 2 0
0 1 1 H2 + (-1*H3) 0 1 1
1 2 2
K31(2)(A)
2 2 4
K3 + (2*K1) 0 1 1
3 0 2 1 H12 5 1 3 1
5 1 3 1 3 0 2 1
9
1 0 0 0 1 0
I3 = 0 1 0 H12(I) 1 0 0
0 0 1 0 0 1
1 0 0
H31(k)(I)
0 1 0
H3+(k* H2) k 0 1
1 0 0
H32(-4)(I)
0 1 0
H3+(-4* H2) 0 -4 1
1. Diketahui matriks P= 11 5 0 -4 2
3 7 3 5 -1
Carilah x1 , x2 , x3 , x4
2 3 2 0 -4
b. A= B=
2 -1 3 -2 6
10
5. Diketahui
-1 3 2 2 -1 -3
A= 2 0 7 B= 4 1 0
-2 3 1 1 3 2
Tentukan
a. 2A, 3B, 2A-B, 3B-A
b. (2A-B)(3B-A)
2 1 3 1 1 0
9. Carilah A jika A
T
4 2 3 1 0 0 2
-2 4 7 5 1 -2 3
a. b. c. 0 1 d. -1 0 2 7 1
1 3 0 1 0 -1 -2 1 3 2 3 5 1 6
-1 3 5
10.Tunjukan bahwa matriks A idempoten jika A= 1 -3 -5
-1 3 5
3 5 1 3 5 1
b. A= 2 0 3 dan B= 2 0 3
5 5 4 0 0 0
3 1 2 1
12.Diketahui A= 4 1 0 2
1 3 0 1
2 2 2 2
13.Diketahui 6 0 4 2
1 2 3 1
11
BAB 2 : DETERMINAN
PERMUTASI
Definisi Permutasi
(i) Suatu permutasi himpunan bilangan bilat {1,2,3,……,n}
merupakan suatu penyusuan bilangan-bilangan bulat tersebut
dalam sutu urutan tertentu tanpa penghilangan (Omission)
ataupun perulangan (repetition).
(ii) Barisan bilangan-bilangan (j1, j2, j3, …….jn) dimana berlaku jijk
untuk ik (i=1,2,3………,n dan k=1, 2, 3, …………m) serta ji adalah
salah satu bilangan asli (1,2,3, ……..,n).
Contoh :
1 2 3
2 3 1 3 1 2
3 2 3 1 2 1
Catatan
Apabila kita mempunyai n buah bilangan asli 1, 2, 3, ……, n maka
banyaknya permutasi yang dapat kita bentuk ada n!. misal n=3, maka
banyaknya permutasi = 3! = 3*2*1 = 6. jadi ada 6 buah permutasi
(seperti tampak pada contoh 1).
12
(iii) Sebuah permutasi dikatakan genap jika jumlah total inversi yang
terjadi genap dan dikatakan ganjil jika jumlah total inversi yang
terjadi ganjil.
(iv) Jika sebuah permutasi adalah permutasi genap maka tanda (sign)
dari permutasi tersebut adalah (+) dan jika suatu permutasi adalah
permutasi ganjil maka tanda dari permutasi tersebut adalah (-).
Contoh :
1. Misalkan ada permutasi (2,1,4,3), berapa banyaknya inversi pada
permutasi tersebut?
Penyelesaian
Misalkan 2 1 4 3
j1 j2 j3 j4
Terlihat bahwa : j1=2 mendahului j2=1, padahal 1<2
j3=4 mendahului j4=3, padahal 3<4
Total inversi adalah 2 dan termasuk inversi genap.
Penyelesaian
Misalkan 4 3 1 2
j1 j2 j3 j4
Terlihat bahwa : j1=4 mendahului j2=3, padahal 3<4
j1=4 mendahului j3=1, padahal 1<4
j1=4 mendahului j4=2, padahal 2<4
j2=3 mendahului j3=1, padahal 1<3
j2=3 mendahului j4=2, padahal 2<3
Total inversi adalah 5 dan termasuk permutasi ganjil.
Penyelesaian
DETERMINAN
13
Definisi Determinan
Determinan dari matriks bujursangkar A berorde n adalah jumlah dari
semua permutasi n (n!) hasil kali bertanda dari elemen-elemen matriks
tersebut.
Contoh :
a11 a12
A= a21 a22
NILAI DETERMINAN
A. METODE SARRUS
14
a11 a12 a13 a11 a12
a21 a22 a23 a21 a22 = a11a22 a33 +a12a23 a31+a13a21a32-a13a22a31
-a11a23 a32 -a12a21 a33
a31 a32 a33 a31 a32
(-) (+)
Contoh : 1 2 3
1. Diketahui matriks A = 4 1 5 hitunglah |A|
3 2 4
Penyelesaian
1 2 3 1 2
A= 4 1 5 4 1
3 2 4 3 2
= 1.1.4+2.5.3+3.4.2-3.1.3-1.5.2-2.4.4
= 4+30+24-9-10-32
=7
0 6 0
2. Hitunglah |A| jika A= 8 6 8
3 2 2
Penyelesaian
0 6 0 0 6
A= 8 6 8 8 6
3 2 2 3 2
= 0.6.2+6.8.3+0.3.2-0.6.3-0.8.2-6.3.2
= 0+144+0-0-0-96
= 48
Maka MINOR unsur a33 adalah minor baris ke-3 kolom ke-2
a11 a13 a14
15
Sedangkan yang dimaksud dengan KOFAKTOR suatu unsur
determinan aij adalah Cij = (-1)i+j Mij.
Contoh :
2 3 4
A= 5 6 7
8 9 1
2 4
Minor a32 =M32 = 5 7 = 2.7-4.5 = 14-20 = -6
n
|A|= aijcij = a1jc1j+a2jc2j+…………..+ anjcnj , dengan j sembarang. Disebut
j=1
uraian kolom ke-i (Ekspansi Kolom).
Contoh :
1 2 3
Hitung determinan matriks A= 2 3 4 dengan minor dan kofaktor
1 5 7
2 3
Minor a21=M21= 5 7
= 2.7-3.5=-1
2 3
Minor a31=M31= 3 4 = 2.4-3.3=-1
16
Mencari kofaktor dengan rumus Cij = (-1)i+j Mij.
Kofaktor a11 = C11 = (-1)1+1 M11 = (-1)2.1 = 1
Kofaktor a21 = C21 = (-1)2+1 M21 = (-1)3.(-1) = 1
Kofaktor a31 = C31 = (-1)3+1 M31 = (-1)4.(-1) =-1
n
Maka |A|= aijcij = a11C11+ a21 C21+ a31 C31 = 1.1+2.1+1.(-1)=1
j=1
Catatan
Dalam pemilihan kolom atau baris mana yang diekspansi , tidak menjadi
persoalan karena hasilnya akan sama saja.
SIFAT-SIFAT DETERMINAN
2 5
AT= 1 7 maka |A|=2.7-5.1=9
3. Pertukaran tempat antara baris dengan baris atau kolom dengan kolom
pada suatu determinan akan mengubah tanda determinan.
1 2
Contoh : A= 3 4 maka |A|=1.4-2.3=-2
17
5. Apabila semua unsur pada sembarang baris atau kolom dikalikan
dengan sebuah faktor (yang bukan 0), maka harga determinannya
dikalikan dengan faktor tersebut.
1 2
Contoh : A= maka |A|=1.4-2.3=-2
3 4
1 2 H12(3) 10 14
A= A1= maka |A1|=-2
3 4 3 4
H1+3.H2
2 1 3
Contoh : A= 0 4 1 maka |A|=2.4.1=8
0 0 1
2 0 0
B= 1 3 0 maka |B|=2.3.2=12
4 1 2
18
SOAL LATIHAN
3
3. Carilah determinan dari matriks-matriks berikut
1 t-5 7
t-2 2
a. b.
-4 t-1 -1 t+3
2 1 1 3 -2 -4 2 -4 1
a. 0 5 -2 b. 2 5 -1 c. 1 -2 3
1 -3 4 0 6 1 5 1 -1
a. 2 3 1 -2
b. 3 0 1 -2
-5 -7 -3 9 1 -1 4 3
1 -2 -1 4 2 2 -1 1
19
BAB 3 : INVERS MATRIKS
Contoh :
2 1
Carilah invers matriks dari A=
4 3
x1 x2
Menurut definisi invers [A][X]=[I]. Misalkan matriks X=
x3 x4
2 1 x1 x2 1 0
Maka [A][X]=[I] menjadi =
4 3 x3 x4 0 1
2\x1+ x3 2 x2 + x4 1 0
=
4x1 + x3 4 x2 +3 x4 0 1
3/2 -1/2
Didapat X= = A-1
-2 1
MATRIKS ADJOIN
Adalah matriks kofaktor dari suatu matriks (misalkan matriks A), maka
transpose dari matriks kofaktor disebut MATRIKS ADJOIN Anxn.
20
diekspansi. Misal ada matriks bujursangkar berorde 3, maka akan ada 9
elemen yang harus dicari kofaktornya.
Contoh :
2 3 -4
Akan dicari matriks adjoin dari A= 0 -4 2
1 -1 5
-4 2 3 -4 3 -4
C11= + = C21= - = C31= + =
-1 5 -1 5 -4 2
0 2 2 -4 2 -4
C12= - = C22= + = C32= - =
-1 5 -1 5 0 2
0 -4 2 3 2 3
C13= + = C23= - = C33= + =
1 -1 1 -1 0 -4
Adj A
A-1 = , dengan syarat det (A) 0
Det (A)
[A|I]~[I|X]
Catatan :
1. Yang dapat dicari matriksnya adalah matriks-matriks bujursangkar.
2. Merupakan matriks non singular (|A| 0).
3. Untuk pencarian invers dengan adjoin maka bila matriksnya
berorde 2x2 bisa langsung dicari inversnya dengan menggunakan
rumus 1 d -b
A-1 =
-c a
a.d-b.c
21
INVERS MATRIKS DENGAN ADJOIN
Contoh : 1 3 2
1 4 6
Hitung A-1 jika diketahui A=
2 5 7
Terlebih dahulu kita cari kofaktor-kofaktor matriks A diatas.
4 6 3 2 3 2
C11= + = -2 C21= - =-11 C31= + =16
5 7 5 7 4 6
1 6 1 2 1 2
C12= - =+5 C22= + =+3 C32= - =-4
2 7 2 7 1 6
1 4 1 3 1 3
C13= + = -3 C23= - = 1 C33= + =1
2 5 2 5 1 4
|A|=
Adj A
A-1 =
|A|
Contoh : 1 3 2
1 4 6
Hitung A-1 jika diketahui A= dengan transformasi elementer!
2 5 7
Terlebih dahulu dibentuk matriks [ A | I ] ~ [ I | X ]
1 3 2 1 0 0 basis
1 4 6 0 1 0 b( )+b2 b( )+b3
2 5 7 0 0 1 1(-1)+1=0 1(-2)+2=0
3(-1)+4=1 3(-2)+5=-1
2(-1)+6=4 2(-2)+7=3
1(-1)+0=-1 1(-2)+0=-2
0(-1)+1=1 0(-2)+0=0
0(-1)+0=0 0(-2)+1=1
22
Menjadi
1 3 2 1 0 0
0 1 4 -1 1 0
0 -1 3 -2 0 1
Mengubah a33=7 menjadi 1 (dikalikan 1/7) dan mengubah a13 dan a23
menjadi 0. Baris 3 menjadi basis, baris 1 dan 2 dikenai transformasi
elementer.
1 0 6 0 1 0
0 1 4 -1 1 0
0 0 7 -3 1 1 Basis (kali 1/7) menjadi
1 0 -10 4 -3 0
0 1 4 -1 1 0
0 0 1 -3/7 1/7 1/7 Basis b( )+b2 b( )+b1
1(-4)+4=0 1(10)+(-10)=0
-3/7(-4)+(-1)=5/7 -3/7(10)+4=-2/7
1/7(-4)+1=3/7 1/7(10)+(-3)=3/7
1/7(-4)+0=-4/7 1/7(10)+0=-4/7
Menjadi
1 0 0 -2/7 3/7 -4/7 -2/7 3/7 -4/7
~ [ I | X ] maka A-1=x=
0 1 0 -5/7 1 0 -5/7 1 0
0 0 1 -3/7 1/7 1/7 -3/7 1/7 1/7
SOAL LATIHAN
1 1 3 6
1. Carilah matriks adjoin dari A= dan B=
2 1 2 4
23
1 2 3
3. Diketahui matriks A= 2 3 4 Carilah Adj A dan A-1
1 5 7
2 3 1
4. Carilah invers dari A= 3 0 2
1 -3 1
a b
5. Diketahui matriks A= Carilah Adj A dan selidikilah bahwa
Adj(Adj A)=a c d
3 2 5 6
11.Carilah invers matriks A dan B berikut jika A= dan B=
4 3 4 5
24
BAB 4 : SISTEM PERSAMAAN LINIER
x1
Persamaan diatas disebut persamaan linier karena pangkat-pangkat
dari x1 dan x2 paling besar adalah 1, sedangkan persamaan x 12+x2-3=0
bukan persamaan linier.
(1,0) x2
2. Diketahui garis
(0,1)
-x1+x2=1
x1+x2=1
(-1,0) (1,0)
25
3. Misalnya diketahui persamaan 2x+3y+z=5 maka solusi persamaannya
bisa x=0, y=1, dan z=2 karena nilai-nilai tersebut jika disubtitusikan
ke persamaan 2x+3y+z=5 menjadi 2.0+3.1+2=5. Tetapi nilai-nilai
tersebut bukan satu-satunya solusi. Misalnya saja kita ambil x=0, y=0,
dan z=5 sehingga 2.0+3.0+5=5 juga merupakan solusi dari
persamaan 2x+3y+z=5 dan masih ada solusi yang lain. Ini berarti
sistem persamaan tersebut mempunyai tidak terhingga banyak
penyelesaian.
Dari contoh-contoh diatas dapat kita lihat bahwa sistem persamaan linier
dalam dimensi 2 mempunyai beberapa alternatif penyelesaian, yaitu:
1. Mempunyai penyelesaian tunggal.
2. Mempunyai banyak penyelesaian.
3. Tidak mempunyai penyelesaian.
26
Ada 2 yang dapat dijumpai pada persamaan di atas
1. mn (banyaknya variabel dan banyaknya persamaan tidak sama).
2. m=n (banyaknya variabel dan banyaknya persamaan sama).
Pada pembahasan kali ini akan dibicarakan hal yang kedua saja yaitu jika
m=n yaitu persamaan yang berbentuk matriks bujursangkar.
Dimana
|Ak| adalah harga determinan unsur-unsur matriks bujursangkar [A]
dengan kolom ke k diganti unsur-unsurnya oleh unsur-unsur [B] .
|A| adalah harga determinan matriks-matriks bujursangkar [A].
Sehingga
|A1| |A2| |A3|
x 1= x 2= x 3=
|A| |A| |A|
Contoh :
1. Diketahui persamaan 3x+2y=5 dan x+y=2. Carilah nilai x dan y.
27
Penyelesaian
3 5
|A2|= = 3.2-5.1=1
1 2
Terdapat tiga buah operasi yang dapat dilakukan terhadap suatu sistem
persamaan linier tanpa mengubah penyelesaian yang sebenarnya yaitu :
1. Menukar urutan persamaan.
2. Perkalian suatu persamaan dengan bilangan tidak nol
3. Mengganti suatu persamaan dengan menjumlahkan persamaan
tersebut dengan kelipatan persamaan lainnya.
Ketiga operasi tersebut dapat dikenakan pada matriks-matriks lengkap
dan disebut dengan OPERASI BARIS ELEMENTER (OBE).
28
Dengan menggunakan OBE, matriks lengkap diubah menjadi suatu
matriks dari suatu sistem persamaan linier yang mudah dicari
penyelesaiannya. Matriks yang memenuhi sifat demikian dinamakan
MATRIKS ESELON.
Suatu matriks disebut matriks eselon jika memenuhi 2 sifat berikut :
1. Jika terdapat baris yang seluruh elemennya nol, maka baris
tersebut harus diletakkan di bawah baris yang memuat elemen
tidak nol.
2. Pada baris yang memuat elemen tak nol, elemen tak nol pertama
harus terletak pada sebelah kanan elemen tak nol pertama baris
sebelumnya (Elemen tak nol pertama ini disebut dengan ELEMEN
UTAMA).
Matriks awal
a11 a12 a13 x1 b1
a21 a22 a23 x2
= b2
a31 a32 a33 x3 b3
29
Contoh :
Diketahui sistem persamaan linier sebagai berikut :
x1+x2+x3=6
x1+2x2-x3=2
2x1+x2+2x3=10
Akan dicari solusi untuk x1, x2, dan x3
Penyelesaian
Menjadi
1 1 1 6
0 1 -2 -4
0 -1 0 -2
30
Mendapat jawaban SPL
Maka x3=3
x2=b2’- a23x3 x2 = -4 – 2.(3)=2
x1= b1’-a12x2- a13x3 x1= 6 - 1.2 -1.(3) = 1
Metode ini merupakan perluasan dari metode Gauss, hanya saja matriks
baru dikenai OBE berkali-kali sehingga matriks A menjadi matriks satuan
I. Bentuk umumnya :
a11 a12 a13 b1 1 0 0 b1”
x3= b3”
a21 a22 a23 b2 0 1 0 b2”
Menjadi x2= b2”
a31 a32 a33 b3 0 0 1 b3” x1= b1”
Contoh :
Diketahui sistem persamaan linier sebagai berikut :
x1+x2+x3=6
x1+2x2-x3=2
2x1+x2+2x3=10
Akan dicari solusi untuk x1, x2, dan x3
Penyelesaian
Menjadi
1 1 1 6
0 1 -2 -4
0 -1 0 -2
31
Menjadi
1 0 3 10
0 1 -2 -4
0 0 -2 -6
Menjadi
1 0 3 10
0 1 -2 -4
0 0 1 3
Menjadi
1 0 0 1
0 1 0 2
0 0 1 3
32
Langkah-langkah pemfaktoran A=LU
Contoh :
Penyelesaian
Menjadi
1 3 1
0 1 3
0 -3 -2
33
Mengubah a33=7 menjadi 1 (dikali 1/7). Menjadi
1 3 1
0 1 3
0 0 1
1 3 1 x1 1 x3=2
0 1 3 x2 = 5 x2+3x3=5 x2+3.2=5
0 0 1 x3 2 x2=-1
1x1+3x2+1x3=1
x1+3.(-1)+2=1 x1=2
34
[A][x]=[p], [A][x]=[q] dan [A][x]=[r] maka untuk lebih efisien
penyelesaiannya dengan satu matriks A augmented dan 3 vektor kolom b
atau diselesaikan secara simultan dengan menggunakan eliminasi Gauss-
Jordan.
[A p q r] menjadi [I p’ q’ r’] maka [x]=[p’], [y]=[q’], dan [z]=[r’]
Contoh :
35
36
BAB 5 : VEKTOR
MACAM-MACAM VEKTOR
1. vektor bebas :
vektor yang dapat diubah-ubah ke segala tempat (titik pangkal
dapat diubah)
2. vektor meluncur ;
vektor yang hanya dapat bergerak sepanjang garis kerjanya (garis
yang ditentukan)
. > . > g
a a
3. Vektor terikat :
Vektor yang tidak dapat berubah-ubah tempatnya
4. Vektor nol :
Vektor yang mempunyai besar/panjang vektor adalah nol
ā -ā
37
3. jumlah/ resultan dari vektor ā dan b
Didapat suatu vektor c yang dibentuk dengan menempatkan titik
pangkal vektor b pada titik ujung vektor a dan menghubungkan
titik pangkal vektor ā dengan titik ujung vektor b
Jumlah ditulis sebagai a b atau c a b
ā b
ā ā
b c a b b
c a b c b a
b ā
(ā+ b )+ c = ā+( b + c )
c
ā
b
ā 2ā
sifat-sifat
tunggal : m ā = c vektor sejajar ā dan |c| = |m ā| = m | ā|
komutatif : m ā = ā m
asosiatif : (mn) ā = m (n ā)
38
distributif penjumlahan
(m + n) ā = m ā + n ā
m (ā + b ) = m ā +m b
ā 3ā
2ā mc mb
5ā
c b
ā mā
2ā+3ā=5ā c= ā+ b m c =m ā + m b
VEKTOR DI RUANG 2
jika V-vektor pada bidang, titik awal adalah titik asal koordinat
V=(v1,v2) W=(w1,w2)
v1,v2-komponen-komponen V
VEKTOR DI RUANG 3
39
NORMA VEKTOR; ILMU HITUNG VEKTOR
v v1 v2 v3
2 2 2
Jika P1 (x1, y1, z1) dan P2 (x2, y2, z3) adalah dua titik di ruang 3, maka
jarak d diantara kedua titik tersebut adalah norma vektor P 1 P2
contoh:
40
Misalkan u dan v adalah vektor di ruang-2 atau di ruang-3
2
(a) v.v = v , i.e., v = (v.v)1/2
(b) Jika u ≠ 0 dan v ≠ 0, θ sudut antara kedua vektor tersebut, maka
θ lancip jika dan hanya jika u.v > 0
θ tumpul jika dan hanya jika u.v < 0
θ = π/2 jika dan hanya jika u.v = 0
Bukti :
(a) karena sudut θ diantara v dan v adalah 0, maka dapat diperoleh :
2 2
v.v = v v cos θ = v cos 0 = v
(b) karena u > 0 , v > 0 dan u.v = u v cos θ
berarti u.v < 0 cos θ < 0 θ tumpul
u.v > 0 cos θ > 0 θ lancip
u.v = 0 cos θ = 0 θ = π/2
Jika u v maka u dan v dikatakan orthogonal
TEOREMA :
Jika u,v dan w adalah vektor-vektor di ruang-2 atau ruang-3 dan k
adalah skalar, maka
(a) u.v = v.u
(b) u.(v+w) = u.v + u.w
(c) k (u.v) = (ku).v = u.(kv)
(d) v.v > 0 jika v ≠ 0 dan
v.v = 0 jika v = 0
PROYEKSI
PROYEKSI
TEOREMA
Jika u dan a adalah vektor-vektor di ruang-2 atau di ruang-3, dan jika a≠
0, maka
u. a
(w1 = ) Proya u = 2
a (komponen vektor u sepanjang a)
a
41
u. a
(w2 = ) u- Proya u = u - 2
a (komponen vektor u yang orthogonal
a
dengan a )
Contoh:
1. Tentukan sudut θ diantara u dan v, u = (2, -1, 1) dan v = (1, 1, 2)
Jawab:
u.v = (2) (1) + (-1)(1) + (1) (2) = 3
u = (2) 2 (1) 2 (1) 2 = 6
v = (1) 2 (1) 2 (2) 2 = 6
u. v 3 1
cos θ = 60o
u v 6 6 2
2. Carilah sudut diantara diagonal kubus dan salah satu sisinya
Jawab
z
z=(0,0,a)
u=(a,a,a)
Θ y
(0,a,0)
v=(a,0,0)
x
u. v a2 1
cos θ = 54o ,44
u v a a 3 3
42
HASIL KALI SILANG (CROSS PRODUCT)
Jika u = (u1, u2, u3) dan v = (v1, v2, v3) adalah vektor di ruang 3, maka
hasil kali silang u x v adalah vektor yang didefinisikan oleh
i j k
u1 u2 u3
v v v u1 u2 u3
1 2 3 v1 v2 v3
u u u1 u3 u u u u u1 u3 u u
u x v 2 3 , , 1 2 = i 2 3 , j , k 1 2
v2 v3 v1 v3 v1 v2 v2 v3 v1 v3 v1 v2
TEOREMA
Jika u dan v adalah vektor di ruang-3 maka
(a) u.(u x v) = 0 (u x v ortogonal ke u)
(b) v.(u x v) = 0 (u x v ortogonal ke v)
uxv u v (u.v) 2 = (Identitas Lagrange)
2 2 2
(c)
VEKTOR SATUAN
Tinjaulah vektor-vektor
i= (1,0,0) j=(0,1,0) k=(0,0,1)
masing-masing vektor ini mempunyai panjang 1 dan terletak sepanjang
sumbu koordinat. Vektor tersebut dinamakan vektor satuan di ruang 3.
Setiap vektor v = (v1, v2, v3) di ruang 3 dapat diungkapkan dengan i, j, k
dituliskan
v = (v1, v2, v3) = v1(1,0,0) + v2(0,1,0) + v3(0,0,1) = v1i+v2j+v3k
ixi=jxj=kxk=0
i x j = k, j x k = i , k x i = j
j x i = -k, k x j = -i, i x k = -j
43
GARIS DAN BIDANG DI RUANG 3
P(x,y,z) n
P0(x0,y0,z0)
y
ax + by + cz + d = 0
Contoh:
1. Carilah persamaan bidang yang melalui titik (3, -1 7) dan tegak lurus
ke vektor (4, 2, -5)
Jawab:
4(x-3) + 2(y+1) – 5(z-7) = 0
4x + 2y - 5z + 25= 0
1 2 1 1 1 2 1 1 1 0 5 1
2 3 1 1 0 1 3 1 0 1 3 1
3 1 2 1 0 7 5 2 0 0 16 5
44
9
1 0 0 16
1 0 5 1
1
0 1 3 1 0 1 0
5 16
0 0 1 5
16 0 0 1
16
9 1 5
a=- t b= - t c= t d=t
16 16 16
misal t=16 maka akan menghasilkan persamaan 9x + y – 5z – 16 = 0
ALTERNATIF PEMECAHAN
z P(x, y, z)
l v(a,b,c)
x
Misal l garis melalui P0 (x0, y0, z0) dan sejajar dengan v(a,b,c) maka
P0P = t . v t = skalar
(x-x0 , y-y0 , z-z0) = (ta, tb, tc)
x = x0 + ta
y = y0 + tb -∞ < t <+∞
z = z0 + tc
Persamaan-persamaan ini dinamakan persamaan parametrik untuk l
yang melalui P0 dengan arah v.
45
Contoh:
1. Carilah persamaan garis yang melalui titik (1,2,-3) dan sejajar dengan
vektor (4,5,-7)
Jawab:
P0=(1,2,-3) v=(4,5,-7)
Persamaan parametriknya x=1+4t
y=2+5t -∞ < t <+∞
z=-3-7t
2 4 16 26
3 2 4 6 1 2 1 0
3 3 11 11
1 3 2 4
6
0 11 2 2 0 1 2
3 3 11 11
26 16 6 16
x t y t z t -∞ < t <+∞
11 11 11 11
46
x 3 y4 z 1
2 7 3
maka garis ini adalah perpotongan bidang-bidang
x 3 y4 y4 z 1
dan
2 7 7 3
7x – 2y -29 = 0 dan 3y – 7z +19 = 0
Pemecahan lain dapat diperoleh dengan memilih pasangan-pasangan
persamaan yang berbeda.
Carilah
a. p+q+r+s e. 2u-3p+1/2t
b. p-q+s-r f. –p+3u-r
c. u-p+q-r g. 3(p+q-r)-s+u-t
d. s+t+p-r h. p+q+r+s+t+u
3. Carilah x, y, dan z untuk soal berikut.
a. [4, y]=x[2,3]
b. [x, x+y]=[y-2, 3]
c. x[1, 2]=-4[y, 3]
d. [3, -1, 3]=x[1, 1, 1]+y[1, -1, 0]+z[1, 0, 0]
e. [-1, 3, 3]=x[1, 0, 0]+y[0, 0, -1]+z[0, 1, 1]
4. Tentukan
a. a*b jika a=[2, -3, 6] dan b=[8, 2, -3]
b. Jarak A(2, 4, 0) dengan B(-1, -2, 1)
c. Jarak vektor a=[1, 7] dan b=[6, -5]
5. Tentukan
a. k supaya a=[1, k, -2, 5] mempunyai panajng 39
b. Besar sudut antara a=[1, 2, 3, 4] dan b=[0, 0, 1, 1]
6. Diketahui u=[1, -2, 5] dan v=[3, 1, 2]
a. u+v g. d(u,v)
b. -6u h. Proyeksi u sepanjang v
c. uv
d. 2u-5v
e. |u||v|
f. Sudut antara u dan v
47
48