Anda di halaman 1dari 6

BAB VI

MATRIKS DAN DETERMINAN

6.1 Konsep Dasar


Matriks adalah susunan bilangan –bilangan atau fungsi-fungsi yang selanjutnya
disebut elemen-elemen (unsur), yang tersusun dalam baris dan kolom yang
membentuk persegi panjang atau bujur sangkar dan dibatasi oleh kurung siku.
Misalnya :

[ ] [] [
−3 4 6

]
8
2 7 −1 , x2 e x
2 , , [a b c d ] . ( 6 .1 )
5 0 3 x e 2x
5
5 −4 1
adalah matrik –matrik. Matriks pertama adalah matrik 4 x 3 yaitu matriks yang
mempunyai empat buah baris dan tiga kolom, matrik kedua adalah matrik 3 x 1 yang
disebut juga vektor kolom (karena hanya mempunyai satu kolom), matriks ketiga 2 x
2 atau disebut matriks bujur sangkar (jumlah baris dan kolom sama) dan yang terakhir
adalah matriks 1x4 dan disebut juga vektor baris (karena hanya mempunyai satu
baris).
Matriks biasanya dilambangkan dengan hurup besar dicetak tebal, misalnya A, B, .....,

atau dengan menuliskan bentuk umum dari unsurnya, seperti [ a jk ] , [ b jk ] ,. . .. indeks “j”
pada unsur menunjukkan baris, sedangkan indeks “k” menunjukkan kolom. Jadi sustu

unsur yang tetulis seperti a14 berarti bahwa unsur tersebut terletak pada baris pertama
dan kolom ke empat. Dari uraian tersebut kita dapat menuliskan :

[ ]
a11 a12 .. . a1n
A= [ a jk ]= a21 a22 .. . a2n . ( 6. 2 )
... .. . .. . .. .
a31 a32 .. . a mn

Jika pada matriks diatas terdapat m=n maka matriks tersebut disebut matriks bujur

sangkar dan unsur-unsur


a11 ,a22 ,a 33 , .. . .. . ,a mn adalah diagonal utama dari matriks A.

17
18

A= [ a jk ] B=[ b jk ] ,
Dua buah matriks , misal : dan dikatakan sama jika dan
hanya jika :
1. mempunyai jumlah baris yang sama
2. mempunyai jumlah kolom yang sama.
3. unsur-unsur yang seletak (posisi yang sama) mempunyai harga yang sama.

Contoh 6.1

A= [ ] [ ]
a b
c d
, B=
2 4
,
3 0 maka A=B jika dan hanya jika:a = 2, b= 4, c=3, d =0

6.2 Penjumlahan Matriks


Dua buah matriks dapat dijumlahkan jika dan hanya jika kedua matriks tesebut
mempunyai orde yang sama. Dengan kata lain, baris dan kolom kedua matriks harus
sama. Proses penjumlahan matriks dilakukan dengan menambahkan masing-masing

unsur yang berhubungan dari kedua matriks. Misal A = [ a jk ] mempunyai orde m x n

dan B = [ b jk ] mempunyai orde r x s, maka A + B ada, jika dan hanya jika r = m dan s
= n. Selanjutnya :

A+B=C= [ c jk ] , dimana :
c jk =a jk +b jk

Contoh 6.2

[ ] [ ]
5 9 8 5 2 2
2 0 7 , B= 8 −4 0
Diketahui A = 1 1 4 6 2 1

[ ][ ]
5+5 9+2 8+2 10 11 10
A +B= 2+8 0−4 7+0 = 10 −4 7
1+6 1+2 4 +1 7 3 5
19

6.3 Perkalian Matriks dengan Skalar


Hasil kali matriks A orde m x n dengan suatu skalar c, ditulis cA atau Ac,
menghasilkan suatu matriks m xn yang diperoleh dengan mengalikan unsur-unsur
pada matriks A dengan c, yaitu :

[ ]
ca11 ca 12 ca 13 . .. ca 13
ca21 ca 22 ca 23 . .. ca 2n
.. . ... . .. . .. . ..
ca m1 ca m2 ca m3 . .. ca mn
cA = Ac =

Contoh 6.3

[ ]
1 −3 0
Diketahui A = 2 2 5
−9 7 4

[ ] [ ]
-2 6 0 0,5 −1,5 0
1
Maka : -2A = -4 -4 -10 , A= 1 1 2,5
2
18 -14 -8 -4,5 3,5 2

6.4 Perkalian Matrik dengan Matriks


A = [ a jk ] B =[ b jk ]
Misal matrik mempunyai ukuran m x n dan matrik mempunyai
ukuran p x q. Maka hasil kali AB hanya terdefinisi bila p = n, yaitu jumlah baris B =
C=[ c jk ]
jumlah kolom A. Selanjutnya hasil kali AB disebut yang berukuran m x p,
dimana :

n
c jk =∑ a j1 b 1k=a j1 b1k +a j2 b2k + .. .. .+a jn b nk ( 6 .3 )
1=1

Contoh 6.4
Diketahui : A =
[ ] []
2 1
3 5
,B=
9
7
Ditanya AB ?
Penyelesaian : AB = 2 1
3 5[ ][][ ] [ ] 9 = 18+7 = 25
7 27+35 62

6.5 Transposisi Matriks


A = [ a jk ] T
Transposisi matriks yang berukuran m x n, ditulis A , adalah matriks n x m
yang barisnya berasal dari kolom matriks A (yaitu kolom ke k dari matriks A menjadi
T
baris ke k pada A ) dan kolomnya berasal dari baris matriks A (baris ke j dari A
T
menjadi kolom ke j dari A ). Misal :

A= [ac db ] , maka : A =[ab cd ]


T

6.6 Matriks-matriks Spesial


1. Matriks Segitiga
Suatu matrik bujur sangkar mempunyai unsur-unsur yang berada diatas diagonal
utamanya adalah nol disebut matrik segitiga bawah. Sebai contoh matriks :

[ ]
1 0 0 0
A= 2 2 0 0
3 9 3 0
5 5 4 8

Adalah matriks segitiga bawah, karena unsur-unsur yang berada diatas diagonal
utamanya adalah nol. Sebaliknya jika unsur-unsur dibawah diagonal utamanya adalah
nol, maka matriks segitiga atas. Seabagai contoh :

[ ]
4 7 7 2
A= 0 3 7 5
0 0 5 4
0 0 0 1

Adalah matriks segiitiga atas, karena unsur-unsur yang berada dibawah diagonal
utama sama dengan nol.
2. Matriks Diagonal
A = [ a jk ]
Suatu matriks bujur sangkar yang unsur-unsurnya baik yang berada diatas

maupun dibawah diagonal utama sama dengan nol atau


a jk =0 untuk j  k maka
matrik tersebut adalah matrik diagonal.

Sebagai contoh :

[ ]
2 0 0 0
0 5 0 0
A=
0 0 3 0
0 0 0 1

Adalah matrik diagonal, karena semua unsur baik dibawah maupun diatas diagonal
utama sama dengan nol.

3. Matriks Skalar
Matriks skalar adalah matrik disgonal dimana unsur-unsur yang terletak pada diagonal
utamanya sama. Jadi matriks :

[ ]
a 0 0 0
0 a 0 0
A= , dengan a adalah sembarang bilangan .
0 0 a 0
0 0 0 a

Adalah matriks skalar, karena unsur-unsur yang berada diatas diagonal utama maupun
yang berada dibawah diagonal utama sama dengan nol dan unsur-unsur yang terdapat
pada diagonal utama sama.

4. Matriks Satuan
Matriks satuan, biasanya ditulis dengan I adalah matriks skalar dimana unsur-unsur
yang terdapat pada diagonal utamanya sama dengan I. Contohnya adalah :

[ ]
1 0 0
I = 0 1 0 , adalah matriks satuan yang berukuran 3 x 3 .
0 0 1
6.7 Sifat-Sifat Matriks
1. A + B = B + A
2. (U + V) + W = U + (V + W)
3. A + 0 = A
4. A + (-A) = 0
5. c (A + B ) = cA + cB
6. (c + k) A = cA + kA
7. c (kA) = (ck).A
8. 1 A = A

9. ( A + B )T = AT +BT
T T T
10. ( AB ) =B A
T T
11. ( cA ) =cA
12. AB≠BA
13. AB = 0 Tidak secara otomatis menyatakan bahwa A=0 atau B=0 atau BA=0
14. (kA) B = k (AB) = A (kB)
15. A (BC) = (AB) C
16. (A + B) C =AC + BC
17. c (A + B) = CA + CB

Anda mungkin juga menyukai