Anda di halaman 1dari 18

Matriks

Kelompok 10 – Akuntansi 1D
Betari Sekardini Yogiantare 11210820000179
Hana Nafisah 11210820000180
Muhammad Agniya Nurly W. 11210820000191
Pengertian
Matriks adalah bilangan real atau sering disebut elemen-elemen yang disusun
dalam suatu baris (horizontal) dan kolom (vertikal) yang membentuk persegi
panjang. Matriks mxn disebut dengan m atau baris dan n atau kolom.
Ordo matriks adalah banyaknya suatu baris dan kolom dalam matriks yang
menentukan ukuran dari matriks tersebut. Elemen matriks adalah bilangan yang
terdapat dalam matriks. Nama matriks harus menggunakan huruf kapital
𝑎11 𝑎12 … … 𝑎𝑛
𝐴𝑚𝑥𝑛 = 𝑎21 𝑎22 … … 𝑎𝑛
𝑎𝑚 𝑎𝑚 𝑎𝑚𝑎𝑚 𝑎𝑛
Jenis-jenis
 Berdasarkan Ordo.
1. Matriks Baris.
Adalah matriks yang hanya memiliki satu baris. Contoh : 𝐾 = 2 7 9
2. Matriks Kolom

8
Adalah matriks yang hanya memiliki satu kolom. Contoh : 𝐺 =
9
3. Matriks persegi

2 4
Adalah matriks dengan jumlah baris dan kolom yang sama. Contoh : 𝑌 =
6 8
4. Matriks tegak
2 5
Adalah matriks yang mempunyai baris yang lebih banyak daripada kolom. Contoh : 𝑀 = −4 0
2 7
5. Matriks datar
1 4 −2
Adalah matriks yang mempunyai kolom lebih banyak daripada baris. Contoh : 𝐴 =
0 12 4
Jenis-jenis
 Berdasarkan elemen
1. Matriks Nol (0)
Dimana semua elemen dari sebuah matriksnya adalah nil, biasa dinotasikan sebagai O. Contoh : 𝑂 =
0 0 0
0 0 0
2. Matriks Diagonal.
Terdapat elemen nol di bawah dan atas diagonal. Dan sisanya adalah bilangan real, biasa dinotasikan
3 0 0
sebagai D. Contoh : 𝐷 = 0 5 0
0 0 7
3. Matriks skalar
Adalah matriks dengan semua elemennya mempunyai diagonal yang sama.
2 0 0
Contoh : 𝐾 = 0 2 0
0 0 2
4. Matriks indentitas
Matriks identitas adalah matriks yang dimana diagonalnya bernilai 1 dan diluar diagonal bernilai 0.
1 0
Contoh : 𝐼 =
0 1
Jenis-jenis
5. Matriks Simetri.
Adalah matriks yang jika di transpose akan sama dengan matriks yang sebelum di transpose, dan matriks
simetri juga adalah matriks persegi.
6 2
Contoh: 𝐵 =
2 7
6. Matriks Simetri Miring
Elemen dari matriks simetri miring ini saling berlawanan, selain berlawanan elemennya juga diagonal.
0 −3 6
Contoh : 𝐸 = 3 0 5
−6 −5 0
7. Matriks Segitiga Atas.
Elemen-elemen yang di bawah diagonal utama adalah 0.
3 5 7
Contoh: 𝐴 = 0 2 9
0 0 8
Jenis-jenis
8. Matriks Segitiga Bawah.
Elemen-elemen yang di atas diagonal utama adalah 0.
Contoh:
2 0 0
𝐽= 5 9 0
7 8 4

9. Matriks Transpose.
Memindahkan suatu elemen-elemen dari baris menjadi kolom atau sebaliknya. Matriks Transpose dapat
ditulis AT.
Contoh: 1 2

1 3 5 T = 3 4
𝐴= A 5 6
2 4 6
Operasi dalam matriks
Jika sebuah matriks dikatakan sama (A=B) maka jumlah dari kolom dan barisnya harus sama begitu pula dengan elemen
dari kedua matriks harus sama (am = an). Jika matriks tidak sama maka ditulis A ≠ B.

Contoh:
• A=B

1 2 1 2
𝐴= 𝐵=
3 4 3 4

• A ≠ B, karena jumlah kolom tidak sama.

1 2 1 2 3
𝐴= 𝐵=
3 4 4 5 6

• A ≠ B, karena a21 ≠ b21 dan a22 ≠ b22.

0 1 4 8
𝐴= 𝐵=
2 3 5 6
Hukum asosiatif, distributif, dan komutatif
• Hukum Asosiatif
Di hukum asosiatif bebas untuk memilih setiap pasangan suku untuk dijumlahkan atau dikurangkan ketimbang
mengikuti urutan yang dimana suku ke-n disusun (a+b) + c = a + (b+c)
5 1 4 2 8 2
Contoh : 𝐴 = 𝐵= 𝐶=
3 2 2 3 3 1
5 1 4 2 8 2 5+4 1+2 8 2 17 5
(a+b) + c = + + = + =
3 2 2 3 3 1 3+2 2+3 3 1 8 6
5 1 4 2 8 2 5 1 12 4 17 5
a + (b+c) = + + = + =
3 2 2 3 3 1 3 2 5 4 8 6

• Hukum Distributif
Persyaratan dari kesesuaian dalam suatu penjumlahan ataupun perkalian yang harus dipenuhi.
A (B+C) = AB+AC
Hukum Asosiatif, distributif, dan komutatif
2 1 1 3 5 2 2 1 6 5 23 13
A (B+C) = + = =
3 4 5 2 6 1 3 4 11 3 62 27
2 1 1 3 2 1 5 2
AB+AC = +
3 4 5 2 3 4 6 1
7 8 16 5 23 13
+ =
23 17 39 10 62 27

• Hukum Komutatif.
Dalam Penjumlahan: a+b = b+a
2 1 3 4
Contoh : 𝐴 = 𝐵=
3 4 5 2

2 1 3 4 5 5
a+b = + =
3 4 5 2 8 6

3 4 2 1 5 5
b+a = + =
5 2 3 4 8 6
Dua matriks yang sama dan dua matriks agar
bisa dijumlah
 Dua matriks yang sama.
Syarat agar dua buah matriks yang sama (a=b) apabila mempunyai sebuah ordo dan elemen-
elemen yang sama dan letaknya juga sama atau bersesuaian besarnya yang sama.
 Dua matriks agar bisa dijumlah
Syarat dua matriks agar bisa dijumlah adalah apabila matriks A dan matriks B yang memiliki
suatu jumlah dari baris dan kolom yang sama atau ordo yang sama, maka jumlah dari A juga B
adalah A+B.
Operasi Matriks
• Penjumlahan
Matriks A dan Matriks B bisa dijumlahkan apabila kedua matriks tersebut memiliki ordo yang
sama. Sifat-sifat penjumlahan matriks:
A+B = B+A A+(B+C) = (A+B)+C A+O = O+A = A (A+B)T = AT+BT

• Pengurangan
4 5 3 3
𝐻= 𝐴=
6 9 2 4
4 5 3 3 1 2
𝐻−𝐴= − =
6 9 3 5 3 4

• Perkalian
Perkalian terbagi menjadi dua yaitu, perkalian dua matriks dan perkalian matriks pada
bilangan real (skalar)
Operasi matriks
1. Perkalian dua matriks.
Perkalian dua matriks bisa dilakukan apabila jumlah kolom A dan jumlah baris B sama.
3
Contoh : 𝐴 = 1 2 3 𝐵 = 2
1
𝐴𝑥𝐵 = 1𝑥3 + 2𝑥2 + (3𝑥1) = 3 + 4 + 3 = 10

2. Perkalian matriks pada bilangan real (skalar).


2 4
Contoh: 𝐻 = Maka 2H?
5 1
2 4 4 8
2 =
5 1 10 2

Sifat-sifat matriks skalar:


• A (B+C) = AB+AC
• A (B-C) = AB-AC
• (A+B)C = AC+BC
• (A-B) C = AC-BC
• (AB) C = A (BC)
• (AB)T = ABT
Determinan
Determinan adalah hasil dari semua perkalian elemen A lalu dinyatakan dengan det(A).

‒ Determinan matriks ordo 2x2.


𝑎 𝑏 𝑎 𝑏
Jika suatu matriks A = , maka untuk det(A) adalah = ad-bc
𝑐 𝑑 𝑐 𝑑
Contoh:
1 3
𝐻= , det(H) = (1x4) - (3x2) = 4-6 = -2
2 4

‒ Determinan matriks 3x3.


Terdapat 2 metode untuk mencari determinan 3x3.

1. Metode Sarrus.
1 2 3 1 2 3 1 2
3 2 1 3 2 1 3 2
𝐴 = , det(A) =
2 3 1 2 3 1 2 3

det(A) = (1x2x1) + (2x1x2) + (3x3x3) – (3x2x2) – (1x1x3) – (2x3x1)


det(A) = 2 + 4 + 27 – 12 – 3 – 6
det(A) = 12.
Determinan
2. Metode Kofaktor.
Minor dari elemen dalam determinan beserta ‘tanda tempatnya’ disebut Kofaktor.

1 3 −1
Contoh: 𝑇 = 3 4 −2
0 1 1
𝑇 = 1(4x1 – (-2x1)) – 3(3x1 – (-2x0)) + (-1)(3x1 – 4x0)
𝑇 =1 (6) – 3 (3) – 3
𝑇 =6–9–3
𝑇 = -6
3. Adjoin Matriks.
Transpose dari kofaktor-kofaktor matriks disebut adjoin matriks A.
Transpose dari suatu matriks kofaktor A disebut adj(A).
Contoh:
1 −2 4 1 5 −2
Hasil dari kofaktor B3x3 = 5 2 0 Maka untuk Adjoinnya adalah : adj(B) = −2 2 3
−2 3 7 4 0 7
Sifat determinan
Sifat-sifat determinan matriks.
 Apabila matriks A berordo nxn dengan determinanya 𝐴 .
a. 𝐴𝐵 = 𝐴 𝐵
b. 𝐴 T = 𝐴 (karena, AT adalah transpose dari matriks A)
 Apabila semua elemen dari matriks A jika salah satu baris atau kolom sama dengan 0, maka 𝐴 = 0.
Contoh:
5 7
 𝐴= , maka 𝐴 = 0.
0 0
Invers matriks
 Matriks 2x2. • Matriks 3x3 1 −1 −5
1 1 kof (A) = 7 −5 1
1
A-1 = 𝑎𝑑−𝑏𝑐
𝑑 −𝑏 1
= det(𝐴)
𝑑 −𝑏 A-1 = 𝑎𝑑𝑗(𝐴) 𝑎𝑑𝑗(𝐴)
−𝑐 𝑎 −𝑐 𝑎
𝑎𝑑−𝑏𝑐 det 𝐴 4 8 4
3 11
Contoh : 𝐴 = Contoh:
1 4 1 2 3 1 −1 −5
Cari invers matriks : 3 2 1 𝑎𝑑𝑗 𝐴 = (𝑘𝑜𝑓 𝐴 )T = 7 −5 1
𝐴 =
1 4 −11 2 3 1 4 8 4
A-1 = 3𝑥4 – 11𝑥1
−1 3
1 2 3 1 2 Jadi,
1 4 −11 3 2 1 3
1 −1 −5
A-1 = 12−11 det(A) =
2
1 1
−1 3 2 3 1 2 3 𝑎𝑑𝑗(𝐴) = 12 7 −5 1
det 𝐴
4 8 4
4 −11
A-1 =
−1 3 det(A) = (1x2x1) + (2x1x2) + (3x3x3) – 1 −1 −5

(3x2x2) – (1x1x3) – (2x3x1) 1


12
7
12
−5
12
1
𝑎𝑑𝑗 𝐴 =
det(A) = 2 + 4 + 27 – 12 – 3 – 6 det 𝐴 12
1
12
8
12
1
det(A) = 12. 3 12 3
Determinan matriks kuadrat
• Dalam suatu determinan, hanya matriks persegi saja yang mempunyai suatu determinan. Matriks
2 1
2x2 adalah matriks yang dimana determinan yang paling mudah dicari. Sebagai contoh : 𝐴 =
4 2
Maka cara mencarinya adalah dengan kali silang dan hasilnya dikurang.
det(A) = (2x2) – (1x4)
det(A) = 4 – 4
det(A) = 0
• Determinan dua persamaan
Menggunakan subtitusi :
8 3 𝑋1 9
= 2x1 + 4x2 = 6
4 3 𝑋2 1
Rumusnya : Xj =
det(𝐴𝑗) 2x1 + x2 = 3 –
det(𝐴) 3x2 = 3
8 3
det(Aj) = = 8𝑥3 − 3𝑥4 = 24 − 12 = 12 x2 = 1
4 3
A1 = 9 3 = 𝐴1 = 9𝑥3 − 3𝑥1 = 27 − 3 = 24
1 3
Substitusi 2x1 + 4x2 = 6
A2 = 8 9 = 𝐴2 = 8𝑥1 − 9𝑥4 = 8 − 36 = 28 = 2x1 + 4(1) = 6
24
𝑋1 = 4 1= 2 2x1 = 6 – 4
12
28 2x1 = 2
𝑋2 = = 2,3
12 x1 = 1
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai