Anda di halaman 1dari 14

BPK MATEMATIKA TERAPAN: MATRIKS

MATRIKS
Definisi
Matriks adalah sekumpulan bilangan riil (atau elemen) atau kompleks yang disusun menurut
baris dan kolom sehingga membentuk jajaran (array) persegi panjang.
Matriks yang mempunyai m baris dan n kolom disebut matriks m x n (yaitu m kali n ) atau
matriks berorde m x n. Suatu matriks ditunjukan dengan menuliskan jajaranya diantara
 5 7 2
kurung siku, misalnya  
6 3 8
Adalah matriks 2 x 3, yaitu matriks 2 x 3 dengan 5,7,2,6,3,8 adlaah elemen-elemennya.
Perhatikan bahwa dalam menyatakan matriks, yang pertama disebutkan adalah banyaknya
baris dan yang kedua adalah banyaknya kolom.
 5 6 4
 
 2  3 2
7 8 7 Adalah matriks berorde 4 x 3 yaitu matriks dengan 4 baris dan 3 kolom
 
6 7 5
 

 6 4
 
Jadi matriks  0 1  berorde 3 x 2
 2 3
 

 2 5 3 4
Dan matriks   berorde 2 x 4
6 7 4 9

Matriks hanyalah sekedar jajaran sekumpulan bilangan, tidak ada hubungan aritmetis antar
elemen-elemenya. Juga pada umumnya baris dan kolom tidak dapat dipertukarkan seperti
dalam determinan.

Matriks baris (line matriks) Suatu matriks kolom hanya terdiri dari satu kolom saja.

Contoh, 4 3 7 2 adalah matriks baris berorde 1 x 4

Matriks kolom (column matrix). Suatu matriks kolom hanya terdiri dari satu kolom saja.
6
 
Contoh  3  adalah matriks kolom berorde 3 x 1
8
 

Untuk menghemat tempat, matriks kolom seringkali dituliskan dalam satu garis, tetapi diberi
kurung kurawal. Contoh {6 3 8} menyatakan matriks yang sama dengan matriks kolom3x 1.

Untuk menyatakan koordinat x dan y sebuah titik relatif terhadap sumbu x dan y, kita
menggunakan matriks baris sederhana, walupun dalam hal ini biasanya kita menggunakan
kurung biasa.
Sebagai contoh , jika P adalah titik (3,5) maka angka 3 menyatakan koordinat x dan angka 5
menyatakan koordinat y.

1
BPK MATEMATIKA TERAPAN: MATRIKS

Tetapi dalam matriks pada umumnya tanda koma yang memisahkan elemen-elemennya tidak
dicantumkan.

Matriks berelemen tunggal. Sebuah bilangan dapat dipandang sebagai matriks berukuran 1 x 1,
yaitu matriks yang mempunyai 1 baris dan 1 kolom saja.

Notasi dua matriks. Masing-masing elemen suatu matriks mempunyai “alamat” atau tempat yang
dapat ditentukan dengan menggunakan sistem dua – indeks pertama menyatakan baris dan
indeks kedua menyatakan kolom. Dengan demikian

 a11 a12 a13 a14 


 
 a 21 a 22 a 23 a 24 
a a34 
 31 a32 a32

Jadi a 23 menyatakan elemen yang terletak pada baris kedua dan kolom ketiga. Jadi, dalam
matriks

Notasi Matriks
Jika tidak menimbulkan keragu-raguan, keseluruhan matriks dapat dinyatakan dengan sebuag
eleman umum yang dituliskan dalam kurung siku, atau dengan huruf yang dicetak tebal.
Penulisan ini singkat dan rapih, dan juga menhemat banyak huruuf dan tempat. Sebagai contoh,
 a11 a12 a13 a14 
 
 a 21 a 22 a 23 a 24  Dapat dinyatakan dengan (aij) atau (a) atau dengan A saja.
a 
 31 a32 a32 a34 

 x1 
 
Serupa dengan itu  x 2  Dapat dinyatakan dengan (xi) atau (x) ataudenganx saja.
x 
 3

Untuk menyatakan matriks (m x n) akan kita gunakan huruf besar tebal, misalnya A. Untuk
matriks baris atau matriks kolom kita gunakan huruf kecol tebal, misalnya x. (dalam tulisan
tangan cetak tebal dapat digantikan dengan bergelombang dibawah huruf yang bersangkutan
misalnya A atau x).
Jadi jika B menyatakan matriks 2 x 3 tuliskanlah elemen-elemen b dalam matriks tersebut
dengan menggunakan notasi dua indeks. Hasilnya

 b11 b12 b13 


B=  
 b21 b22 b23 

Kesamaan matriks.
Menurut definisinya dua matriks dikatakan sama jika semua elemen yang bersesuaian letaknya
sama. Karena itu kedua matriks tersebut harus pula berorde sama.

2
BPK MATEMATIKA TERAPAN: MATRIKS

a a12 a13   4 6 5 
Jadi, jika  11  =  
 a 21 a 22 a 23   2 3 7 
Maka a11 = 4; a 12 =6 ; a13 = 5dan seterusnya.
Dengan demikian jika ( a ij )=( xij ) maka a ij = xij untuk semua harga i dan j
 a b c   5  7 3
   
Sehingga jika  d e f  =  1 2 6 
 g h k  0 4 8
   
Maka d=1; b -7; a-k=-3 dan seterusnya.

Penjumlahan dan pengurangan matriks.


Agar dua natriks dapat dijumlahkan atau dikurangkan, maka orde kedua haruslah sama.
Selanjutnya jumlah atau selisihnya diperoleh dengan menambahkan atau mengurangkan elemen-
lemenya yang bersesuaian.

Contoh Soal:
 4 2 3   1 8 9   4  1 2  8 3  9   5 10 12 
1.         =  
 5 7 6   3 5 4   5  3 7  5 6  4   8 12 10 

 6 5 12   3 7 1   6  3 5  7 12  1  3  2 11
2.         =  
 9 4 8   2 10  5   9  2 4  10 8  5   7  6 13 

 6 5 4 1  1 4 2 3  7 9 6 4 
3.   +   =  
 2 3  7 8   6  1 0 5   8 2  7 13 

8 3 6  1 2 3  7 1 3 
     
4. 5 2 7   4 5 6   1  3 1 
1 0 4   7 8 9    6  8  5
     

Perkalian Matriks
(a) Perkalian dengan skalar.
Mengalikan maatriks dengan sebuah bilangan (yaitu skalar) berarti mengalikan masing-
masing elemnya dengan bilangan tersebut.

 3 2 5   12 8 20 
Contoh: 4 x   =  
 6 1 7   24 4 28 

Yaitu secara umumnya, k(aij)=(kaij)

3
BPK MATEMATIKA TERAPAN: MATRIKS

Kebalikannya juga berlaku, yaitu kita dapat mengeluarkan faktor yang sama dari tiap elemen
bukan hanya dari satu baris atau kolom seperti dalam determinan.

 10 25 45  2 5 9 
Karena itu   dapat dituliskan sebagai 5 x  
 35 15 50   7 3 10 

(b) Perkalian dua buah matriks


Dua buah matriks dapat dikalikan satu terhadap yang lain, hanya jika banyaknya kolom dan
matriks yang pertama sama dengan banyaknya baris dalam matriks yang sama kedua.

 b1 
a a12 a13   
Contoh, jika A = (aij)=  11  dan b = (bi)=  b2 
 a 21 a 22 a 23  b 
 3

 b1 
a a12 a13   
Maka A.b =  11  .  b2 
 a 21 a 22 a 23   
 b3 

 a11.b1  a12 .b2  a13 .b3 


=  
 a 21.b1  a 22 .b2  a 23 .b3 

Yaitu masing-masing elemen matriks A dalam baris yang atas dikalikan dengan elemen yang
bersesuaian dalam kolom pertama amatriks b dan kemudian semua hasil kali-kalinya
dijumlahkan. Serupa dengan itu, baris kedua dari hasil kali kedua matriks diperoleh dengan
mengalikan masing-masing elemen dalam baris kedua matriks A dengan elemen yang
bersesuaian dalam kolom pertama matriks b

8
 4 7 6     4.8  7.5  6.9   32  35  54  121
Contoh   .  5  =   =   =  
 2 3 1   9   2.8  3.5  1.9   16  15  9   40 
 

Perkalian matriks (3 x 2) dengan matriks (2 x 4) menghasilkan matriks (3 x 4)


Yaitu orde (3 x 2) x orde (2 x 4) orde (3 x 4)

Secara umum perkalian matrik (l x m) dengan matriks (m x n) akan menghasilkan matriks


berorde (l x n).

Tranpose matriks

4
BPK MATEMATIKA TERAPAN: MATRIKS

Jika baris dan kolom suatu matriks dipertukarkan .maksudnya:


Baris pertama menjadi kolom pertama,
Baris kedua menjadi kolom kedua,
Baris ketiga menjadi kolom ketiga dan seterusnya.
Maka matriks baru terbentuk disebut tranpose dari matriks semula. Jika matriks semula adalah A
maka tranposenya dinyatakan dengan

Kita akan menggunakan notasi yang terakhir,

 4 6
   4 7 2
JikaA=  7 9  ,makaAT=  
 2 5  6 9 5 
 

Karena itu jika diberikan

4 0
 2 7 6  
A=   , dan B=  3 7 
 3 1 5 1 5
 
 8  21  6 0  49  30   35 79 
MakaA.B =   =  
 12  3  5 0  7  25   20 32 
 35 20 
(A.B)T=  
 79 32 

Matriks-matriks khusus:

(a) Matriks bujur sangkar adalah matriks berorde m x n

1 2 5
 
Contoh  6 8 9  merupakan matriks orde 3x3
1 7 4
 

Suatu matriks bujur sangkar adalah matriks simetrik jika (aij)=(aji)


1 2 5
 
Misalnya  2 8 9 
 5 9 4
 

matriks tersebut simetris terhadap diagonal utamanya.

Perhatikan bahwa disini berlaku A=AT

5
BPK MATEMATIKA TERAPAN: MATRIKS

Matriks bujur sangkar (aij) disebut anti simetriks jika aij=-aji

 0 2 5
 
Dalam hal ini   2 0 9 
  5  9 0
 

(b) matriks diagonal adalah matriks bujur sangkar yang semua elemennya sama dengan nol
kecuali pada diagonal utamanya, jadi

5 0 0
 
0 2 0
0 0 7
 

(c) Matriks satuan adalah suatu matriks diagonal yang elemen-elemen pada diagonal utamanya
1 0 0
 
semuanya satu, dengan demikian  0 1 0 
0 0 1
 
Matriks satuan dinyatakan dengan I
 5 2 4 1 0 0  5 2 4
     
Jika A=  1 3 8  dan I =  0 1 0  maka A.I =  1 3 8  yang artinya A.I=A
7 9 6 0 0 1 7 9 6
     

Seruapa dengan itu , jika kita bentuk perkalian I . A kita peroleh

1 0 0  5 2 4  5  0  0 2  0  0 4  0  0  5 2 4
       
I.A=  0 1 0  .  1 3 8  =  0  1  0 0  3  0 0  8  0  =  1 3 8  =A
0 0 1 7 9 6 0  0  7 0  0  9 0  0  6 7 9 6
       

Jika sifat matriks satuan I sangat mirip dengan bilangan satu dalam ilmu hitung dan aljabar
biasa.

(d) Matriks nol Matriks nol adalah matriks yang semua elemenya sama dengan nol.
0 0 0
 
Yaitu  0 0 0  dan dinyatakan dengan 0atau cukup 0 saja.
0 0 0
 

Jika A.B=0,kita tidak dapat menarik kesimpulan bahwa A=0 atau B=0

6
BPK MATEMATIKA TERAPAN: MATRIKS

1 9 
 2 1  3  
Karena jika A=   dan B=  4  6 
 6 3  9 2 4 
 

1 9 
 2 1  3    2  4  6 18  6  12   0 0 
Maka A.B=   .  4  6  =   =  
 6 3  9   2 4   6  12  18 54  18  36   0 0 
 

Jelas bahwa A.B=0 tetapi A≠0 dan B≠0

Determinan matriks bujur sangkar

Deteminan matriks bujur sangkar adalah determinan yang mempunyai elemen-elemen yang sama
dengan matriks tersebut. Sebagai contoh
5 2 1 5 2 1
 
Determinan  0 6 3  adalah 0 6 3
8 4 7
  8 4 7
Dan nilai determinan ini adalah 5(42-12)+2(24-0)+1(0-48)=150+48-48=150

5 0 8
 
Perhatikan bahwa transpos matriks ini ialah  2 6 4  dan determinan transpos ini
1 3 7
 
5 0 8
ialah 2 6 4 Dan harga determinan ini adalah
1 3 7

5(42-12)-0(14-4)+8(6-6)=150-0+0=150

Dengan kata lain determinan matriks bujur sangkar memiliki nilai yang sama seperti nilai
determinan matriks transposnya.

Suatu matriks yang determinannya nol disebut matriks singular.

Kofaktor

Jika A=(aij) adalah matriks bujur sangkar kita dapat membentuk determinan yang elemennya
adalah

a11 a12 a13 ... a1n


a21 a22 a23 ... a2 n
a31 a32 a33 ... a3n
7
   
an1 an 2 an 3 ... ann
BPK MATEMATIKA TERAPAN: MATRIKS

Masing-masing elemen memberikan kofaktor yang tidak lain


daripada minor elemen dalam determinan bersama-sama dengan
tanda tempat –nya yang rinciannya telah dijelaskan dalam
program sebelumnya.

 2 3 5 2 3 5
 
Sebagai contoh determinan matriks A=  4 1 6  det A= A = 4 1 6
 1 4 0
  1 4 0
Yang harganya sama dengan 45

1 6
Minor elemen 2 adalah =0-24=-24
4 0

Tanda tempat + Jadi kofaktor elemen dua adlah +(-24) yaitu –24
4 6
Serupa dengan itu, minor elemen 3 adalah =–(-6)= 6
1 0

Untuk masing-masing elemen, minornya diperoleh dengan menghilangkan baris dan kolom yang
memuat elemenyang bersangkutan dan kemudian dibentuk determinan dari elemen-elemen yang
tersisa. Tanda tempat yang sesuai diberikan oleh

    
    
    

Tanda plus dan minus bergantian, dimulai dengan tempat di sudut kiri atas yang memuat tanda
2 3
+. Jadi dalam contoh diatas, minor elemen 6 adalah yaitu 8-3=5
1 4
tanda tempatnya - , Sehinggakofaktor elemen 6 adalah –5

Adjoint matriks bujur sangkar

 2 3 5 2 3 5
 
Jika kita mulai dengan A=  4 1 6  determinanya adalah det A= A = 4 1 6 dari sini kita
 1 4 0
  1 4 0
dapat membentuk matriks baru C yang elemen-elemennya kofaktor

Matrik Kofaktornya adalah

8
BPK MATEMATIKA TERAPAN: MATRIKS

 A11 A12 A13 


 
C=  A21 A22 A23 
A A33 
 31 A32

Dimana A11 merupakan kofaktor a11 , Aij merupakan kofaktor aij


1 6 4 6 4 1
A11=+ =+(0-24)=-24 A12=- =-(0-6)=6 A13=+ =+(16-1)=15
4 0 1 0 1 4
3 5 2 5 2 3
A21=- =-(0-20)=20 A22=+ =+(0-5)=-5 A23=- =-(8-3)=-5
4 0 1 0 1 4
3 5 2 5 2 3
A31=+ =+(18-5)=13 A32=- =-(12-20)=8 A33=+ =+(2-12)=-10
1 6 4 6 4 1

  24 6 15 
 
Jadi matriks kofaktor adalah C=  20  5  5 
 13 8  10 

  24 20 13 
 
T
Dan tranpose dari C yaitu C =  6 5 8 
 15  5  10 
 

Matriks ini disebut matriks adjoin dari matriks A semula dan dituliskan adj A.
Jadi untuk memperoleh adjoin suatu matriks bujur sangkar A kita harus
a) membentuk matriks cofaktor C
b) menuliskan tranpose C, yaitu CT

Invers matriks bujur sangkar


Adjoin suatu matriks bujur sangkar sangatlah penting, karena matriks ini memungkinkan kita
untuk membentuk invers matriks yang bersangkutan. Jika masing-masing elemen dari matriks
adjoin A dibagi dengan harga determinan A, yaitu : A asal saja A ≠ 0 maka diperoleh
-1
matriks baru yang disebut invers dari matriks A dan dituliskan sebagai A

 2 3 5
 
Untuk matrik yang kita gunakan dalam bingkai yang lalu, yaituA=  4 1 6 
 1 4 0
 

9
BPK MATEMATIKA TERAPAN: MATRIKS

2 3 5
det A= A = 4 1 6 =2(0-24)-3(0-6)+5(16-1)=-48+18+75=45
1 4 0

  24 6 15    24 20 13 
  T  
matriks kofaktor C=  20  5  5  dan adjoin A, yaitu C =  6 5 8 
 13 8  10   15  5  10 
 
  24 20 13 
 
 45 45 45    24 20 13 
  
maka invers A diberikan adalah A-1=  
6 5 8 1
 6 5 8 
 45 45 45  45 
 15  5  10   15  5  10 
 
 45 45 45 

Jadi, untuk membentuk invers dari matrik bujur sangkart A:


(a) Hitung determinan A, yakni A
(b) Bentuk matrik C yang elemen-elemennya adalah kofaktor elemen A
(c) Tuliskan transpose matriks C untuk memperoleh adjoin
(d) Bagilah masing-masing elemen CT dengan A
(e) Matrik terakhir yang diperoleh adalah matriks invers dari A semula
Penggunaan Invers
Perkalian matriks bujur sangkar dengan inversnya

1 2 3
 
Dari contoh sebelumnya telah kita lihat bahwa A=  4 1 5 
 6 0 2
 
1 2 3
Determinan A adalah A = 4 1 5 =1(2-0)-2(8-30)+3(0-6)=2+44-18=28
6 0 2

Bentuklah matriks cofaktor C


1 5 4 5 4 1
A11=+ =+(2-0)=2 A12=- =-(8-30)=22 A13=+ =+(0-6)=-6
0 2 6 2 6 0
2 3 1 3 1 2
A21=- =-(4-0)=-4 A22=+ =+(2-18)=-16 A23=- =-(0-12)=12
0 2 6 2 6 0
2 3 1 3 1 2
A31=+ =+(10-3)=7 A32=- =-(5-12)=7 A33=+ =+(1-8)=-7
1 5 4 5 4 1

10
BPK MATEMATIKA TERAPAN: MATRIKS

 2 22  6 
 
Jadi matriks kofaktor adalah C=   4  16 12 
 7  7 
 7

 2 4 7 
 
Adjoin A= C =  22  16 7 
T

  6 12  7 
 

 2 4 7 
 
 28 28 28   2 4 7 
-1  22  16 7  1  
maka invers A diberikan adalah A =   22  16 7 
 28 28 28  28  
6 12 7   6 12  7 
 
 28 28 28 

Sehingga A-1.A=
1
 2  4 7  1 2 3

.
 
 22  16 7   4 1 5 
28   
  6 12  7   6 0 2 

 2  16  42 440 6  20  14 
1  
=  22  64  42 44  16  0 66  80  14 
28  
  6  48  42  12  12  0  18  60  14 
 28 0 0   1 0 0 
1    
=  0 28 0  =  0 1 0  = I
28    
 0 0 28   0 0 1 

Jadi A-1.A= I

Hasil ini memperlihatkan bahwa perkalian suatumatriks bujur sangkar dengan inversnya dalam
urutan bagaimanapun akan menghasilkan matriks satuan dalam orde yang sama.

Pemecahan sistem persamaan linier

Tinjaulah suatu sistem persamaan linier

11
BPK MATEMATIKA TERAPAN: MATRIKS

a11 x1  a12 x 2  a13 x3   a1n x n  b1


a 21 x1  a 22 x 2  a 23 x3   a 2 n x n  b2
   
a n1 x1  a n 2 x 2  a n 3 x n   a nn x n  bn

Dari bekalpemahaman kita tentang perkalian matrik, sistem persamaan diatas dapat dituliskan
dalam bentuk matriks

 a11 a12 a13  a1n   x1   b1 


     
 a 21 a 22 a 23  a 2 n   x 2   b2 
. =
         
     
a a n 3  a nn   x n   bn 
 n1 a n 2

 a11 a12 a13  a1n   x1   b1 


     
a a 22 a 23  a 2 n   x2  b 
Yaitu A.x=b dimana A=  21  ; x=   ; b=  2 
     
     
a 
a n 3  a nn     
 n1 a n 2  xn   bn 

Jika kedua ruas persamaan matrikstersebut kita kalikan dengan invers matriks A, kita peroleh

A-1.A.x=A-1.b tetapi A-1.A=I Jadi I.x=A-1.b, yakni x=A-1.b

Contoh Pecahkan sistem persamaan

x1  2 x 2  x3  4
3x1  4 x 2  2 x3  2
5 x1  3x 2  5 x3  1

Tulis set persamaan dalam bentuk matriks, ayng menghasilkan


1 2 1   x1   4 
     
 3  4  2 .   x 2    2 
5 3 5   x3    1

Langkah selanjutnya adalah mencari invers matriks A dengan A adalah matriks koefisien x. Kita
telah mengetahui bagaimana menentukan invers suatu matriks jadi dalam hal ini

12
BPK MATEMATIKA TERAPAN: MATRIKS

  14  7 0 
1  
A =   25 0
-1
5 .
35  29
 7  10 
Karena

1 2 1
A  3  4  2 =-14-50+29=29-64=-35
5 3 5

Kofaktor

A11=+(-20+6)=-14 A12=-(15+10)=-25 A13=+(9+20)=29

A21=-(10-3)=-7 A22=+(5-5)=0 A23=-(3-10)=7

A31=+(-4+4)=0 A32=-(-2-3)=5 A33=+(-4-6)=-10

  14  25 29 
 
Jadi matriks kofaktor adalah C=   7 0 7 
 0  10 
 5

  14  7 0 
 
Adjoin A= C =   25 0
T
5 
 29 7  10 

  14  7 0 
adjA 1  
=   25 0
-1
Sekarang A =-35 jadi A = 5 
A 35 
 29 7  10 
  14  7 0  4
1    
Jadi x=A .b=    25 0 5  2 
-1
35 
 29 7  10    1

  70   2 
1    
x=    105    3 
35  140    4 
   

13
BPK MATEMATIKA TERAPAN: MATRIKS

 x1   2 
   
sehingga didapat x=  x 2    3  hasilnya x1=2 ; x2=3 ;x3=-4
 x    4
 3  

SOAL-SOAL LATIHAN
1. Jika A = dan B = tentukanlah:
(a). A + B dan (b). A – B

2. Diketahui bahwa A = dan B = tentukanlah:

(a). 3A (b). A.B (c). B.A

3. Jika A = , bentuklah transpose AT dan tentukanlah hasil kali matriks AT.I

4. Perlihatkan bahwa matriks bujur sangkar A= merupakan suatu matriks

singular

5. Jika A = , tentukanlah (a). dan (b). adj. A

14

Anda mungkin juga menyukai