Anda di halaman 1dari 4

MODUL MATEMATIKA

Pertemuan : ke-1
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Matriks
Sub-Materi : Definisi Matriks, Transpose Matriks, Operasi pada Matriks

DEFINISI MATRIKS
Perhatikan matriks dibawah ini:
Ilustrasi di samping dapat dibaca a11 dibaca baris ke-1 dan kolom
ke-1, a12 dibaca baris ke-1 dan kolom ke-2, a22 dibaca baris ke-2 dan
kolom ke-2, sehingga amn dibaca baris ke-m dan kolom ke-n.
Banyaknya baris dan kolom disebut ordo. Perhatikan matriks di
bawah ini:
2 1 0
𝐴=( ),
7 5 −3
Matriks A seperti yang di tunjukan di atas memiliki ordo 2×3,
karena memiliki dua baris dan tiga kolom. Jadi, yang perlu kalian
ingat untuk menentukan ordo adalah baris kemudian kolom.
Untuk mengetahui matriks dalam matematika lebih dalam, ada beberapa jenis matriks yang perlu kamu ketahui,
antara lain sebagai berikut:
1. Matriks Nol : semua elemennya adalah nol
2. Matriks Baris : hanya memiliki satu baris
3. Matriks Kolom : hanya memiliki satu kolom
4. Matriks Persegi : memiliki jumlah baris dan kolom
yang sama
5. Matriks Identitas : matriks konstanta dengan elemen
diagonal utama adalah 1

TRANSPOSE MATRIKS
Transpose matriks bisa dicari dengan cara membalikan posisi matriks, dari yangtadinya baris menjadi kolom dan
kolom menjadi baris. Misalkan diketahui ada sebuah matriks A, maka transpose matriks tersebut dapat ditulis
menjadi AT/At.
Sebagai contoh, coba perhatikan matriks dibawah ini:
Transpose matriks juga mengakibatkan ordo suatu matriks berubah, Coba
perhatikan matriks disamping. Matriks A memiliki ordo 2×2, karena jumlah dan
kolom nya sama maka ketika matriks A ditransposekan tetap memiliki ordo
2×2, namun dengan posisi setiap elemen matriksnya berubah. Berbeda dengan
matriks B, matriks B memiliki ordo 2×3, sehingga ketika di transposekan
matriks Bt memiliki ordo 3×2.

OPERASI PADA MATRIKS


1. Penjumlahan Matriks
Operasi penjumlahan pada matriks memiliki syarat yang harus dipenuhi
adar dua matriks atau lebih dapat dijumlahkan yaitu kedua matriks atau
lebih yang akan dijumlahkan harus memiliki ordo yang sama. Artinya
matriks dengan ordo 2×3 harus dijumlahkan dengan matriks yang
memiliki ordo 2×3 lagi. Kemudian jika ada matriks ordo 4×3 dijumlahkan
dengan matriks 3×2, apakah bisa dijumlahkan? Jawabannya adalah tidak,
karena tidak memiliki ordo ( jumlah baris dan kolom) yang sama.

Heru Haerul Anwar, S.Pd.


Matematika Kelas XI
Agar lebih memahami konsep penjumlahan matriks, coba perhatikan ilustrasi di bawah ini:
Diketahui dua matriks yang masing-masing memiliki ordo 3×3
seperti matriks disamping. Cara menjumlahkan dua matriks
tersebut adalah dengan menambahkan setiap pasang elemen-
elemen matriks tersebut yang seletak, misalnya elemen a
seletak dengan elemen j, maka a+j, kemudian elemen f seletak
dengan elemen o, maka f+o, dan begitupun seterusnya.
Hasil dari penjumlahan kedua matriks disamping akan memiliki
ordo 3×3 lagi.
Perhatikan contoh soal dibawah ini:
Diketahui matriks 𝐴 = ( 2 4 0 ) dan matriks 𝐴 = ( 5 −1 3) . Maka tentukanlah A+B!
−1 5 −3 −4 0 2
Penyelesaian:
2 4 0 5 −1 3 2+5 4 + (−1) 0+3 𝟕 𝟑 𝟑
( )+( )=( )=( )
−1 5 −3 −4 0 2 (−1) + (−4) 5+0 (−3) + 2 −𝟓 𝟓 −𝟏
2. Pengurangan Matriks
Operasi pengurangan pada matriks memiliki syarat yang harus dipenuhi adar dua matriks atau lebih dapat
dikurangkan yaitu kedua matriks atau lebih yang akan dikurangkan harus memiliki ordo yang sama. Artinya
matriks dengan ordo 2×3 harus dikurangkankan dengan matriks yang memiliki ordo 2×3 lagi. Kemudian jika
ada matriks ordo 4×3 dikurangkankan dengan matriks 3×2, apakah bisa dikurangkankan? Jawabannya
adalah tidak, karena tidak memiliki ordo ( jumlah baris dan kolom) yang sama.
Agar lebih memahami konsep penjumlahan matriks, coba perhatikan ilustrasi di bawah ini:
Diketahui dua matriks yang masing-masing memiliki ordo 3×3
seperti matriks disamping. Cara mengurangkan dua matriks
tersebut adalah dengan mengurangkan setiap pasang elemen-
elemen matriks tersebut yang seletak, misalnya elemen a
seletak dengan elemen j, maka a-j, kemudian elemen e seletak
dengan elemen n, maka e-n, dan begitupun seterusnya.
Hasil dari pengurangan kedua matriks disamping akan memiliki
ordo 3×3 lagi.
Perhatikan contoh di bawah ini:
Diketahui matriks 𝑃 = (7 2 −3) dan matriks 𝑄 = (−2 4 6) . Maka tentukanlah P-Q!
4 −1 5 −1 −2 3
Penyelesaian:
7 2 −3 −2 4 6 7 − (−2) 2−4 (−3) − 6 𝟗 −𝟐 −𝟗
( )−( )=( )=( )
4 −1 5 −1 −2 3 4 − (−1) (−1) − (−2) 5−3 𝟓 𝟏 𝟐
3. Perkalian Matriks
a. Perkalian Skalar dan Matriks
Cara melakukan operasi skalar pada matriks adalah dengan
mengalikan semua elemen-elemen matriks dengan skalarnya.
Jika k adalah suatu konstanta (skalar) dan A adalah matriks,
maka cara melakukan operasi perkalian skalar dengan matriks
dapat dilihat melalui cara di samping:
Agar dapat lebih memahaminya lagi, coba perhatikan contoh di bawah ini:
4 −3
Diketahui suatu skalar 𝑘 = 3 dan matriks 𝐶 = ( 1 9 ), maka tentukanlah 𝑘. 𝐶!
−5 2
Penyelesaian:
4 −3 3.4 3. (−3) 𝟏𝟐 −𝟗
3. ( 1 9 ) = ( 3.1 3.9 ) = ( 𝟑 𝟐𝟕 )
−5 2 3. (−5) 3.2 −𝟏𝟓 𝟔

Heru Haerul Anwar, S.Pd.


Matematika Kelas XI
b. Perkalian Dua Buah Matriks
Dua buah matriks dapat dikalikan jika memiliki jumlah kolom pada matriks pertama yang sama dengan
jumlah baris pada matriks kedua. Ordo matriks hasil dari perkalian dua matriks adalah jumlah baris
pertama dikali jumlah kolom kedua.
Matriks A memiliki jumlah kolom sebanyak m dan jumlah baris r, kemudian
matriks B memiliki jumlah baris r dan jumlah kolom n, sehingga hasil perkalian
matriks A dan B adalah matriks C dengan jumlah kolom m dan jumlah baris n.

Sebelum mengulas cara melakukan operasi


perkalian dua buah matriks, sebaiknya kita
perlajari dahulu sidat-sifat operasi perkalian
dua matriks.
Sifat-sifat operasi perkalian matriks meliputi
sifat asosiatif, distributif, dan memiliki matriks
identitas I.
Sifat-sifat matriks di atas dapat digunakan
untuk memudahkan perhitungan dalam
melakukan operasi hitung matriks

Agar lebih memahaminya perhatikan ilustrasi di bawah ini:


Konsep dari perkalian dua matriks adalah baris matriks A
dikali kolom matriks B. Elemen dari baris matriks A adalah
a dan b sementara elemen dari kolom matriks B adalah k
dan m. Untuk menentukan hasil kalinya dapat dilakukan
dengan cara mengkalikan a dengan k kemudian ditambah
dengan hasil kali b dengan m. Begitupun seterusnya.
Perhatikan contoh dibawah ini:
−2 5 1 4 −1 0
1. Diketahui matriks 𝐴 = ( 3 0 4 ) dan 𝐵 = (−3 2 6), maka tentukanlah A.B !
−1 2 −3 2 1 2

Penyelesaian:
−2 5 1 4 −1 0
𝐴. 𝐵 = ( 3 0 4 ) . (−3 2 6)
−1 2 −3 2 1 2
(−2). 4 + 5. (−3) + 1.2 (−2). (−1) + 5.2 + 1.1 (−2). 0 + 5.6 + 1.2
=( 3.4 + 0. (−3) + 4.2 3. (−1) + 0.2 + 4.1 3.0 + 0.6 + 4.2 )
(−1). 4 + 2. (−3) + (−3). 2 (−1). (−1) + 2.2 + (−3). 1 (−1). 0 + 2.6 + (−3). 2
(−8) + (−15) + 2 2 + 10 + 1 0 + 30 + 2 −𝟐𝟏 𝟏𝟑 𝟑𝟐
=( 12 + 0 + 8 (−3) + 0 + 4 0 + 0 + 8 ) = ( 𝟐𝟎 𝟏 𝟖)
(−4) + (−6) + (−6) 1 + 4 + (−3) 0 + 12 + (−6) −𝟏𝟔 𝟐 𝟔
1 5
2. Diketahui matriks 𝑀 = (−2 5 1 ) dan 𝑁 = (−2 4 ), tentukan M.N !
7 3 −4
3 −1
Penyelesaian: matriks M berordo 2×3 dan matriks N berordo 3×2, sehinggan hasilnya akan berordo
2×2
1 5 (−2). 1 + 5. (−2) + 1.3 (−2). 5 + 5.4 + 1. (−1)
−2 5 1 (
𝑀. 𝑁 = ( ) . −2 4 ) = ( )
7 3 −4 7.1 + 3. (−2) + (−4). 3 7.5 + 3.4 + (−4). (−1)
3 −1

Heru Haerul Anwar, S.Pd.


Matematika Kelas XI
(−2) + (−10) + 3 (−10) + 20 + (−1) −𝟏𝟗 𝟗
=( )=( )
7 + (−6) + (−12) 35 + 12 + 4 −𝟏𝟏 𝟓𝟏
3. Diketahui matriks 𝑃 = (−1 0 7
) dan 𝑄 = (
5 4
), tentukan M.N !
2 −3 4 1 3
Penyelesaian: Matriks P memiliki ordo 2×3 sedangkan matriks Q memiliki ordo 2×2. Seperti yang
disebutkan pada definisi, kedua matriks dapat dikalikan jika jumlah kolom pada matriks pertama
sama dengan jumlah baris pada matriks kedua, Jumlah kolom matriks P adalah 3 sedangkan jumlah
baris pada matriks Q adalah 2, sehingga kedua matriks tersebut tidak dapat dikalikan.

LATIHAN
Kerjakanlah soal di bawah ini dengan tepat!

2 7 −3
1. Diketahui matriks 𝐷 = ( 5 −2 3
) dan matriks 𝐸 = ( ), maka tentukanlah:
−4 1 0 0 −2 4
a. Dt dan Et
b. D + E
c. E - D
2 −3 0 0 −2 1
2. Diketahui matriks 𝑃 = ( 1 −2 4) dan 𝑄 = (−5 1 3 ), maka tentukanlah:
−5 2 1 2 1 −4
a. 3.P
b. P.Q

Heru Haerul Anwar, S.Pd.


Matematika Kelas XI

Anda mungkin juga menyukai