Pada kesempatan ini, Anda akan mempelajari mengenai matriks dan operasi, sistem
persamaan linear (menggunakan metode eliminasi Gauss), eksistensi dan sifat umum
persamaan linear, determinan dan aturan Cramer. Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa
matriks sering kali dipergunakan?. Apakah matriks itu sebenarnya?. Mengapa pertanyaan
dasar tersebut Anda tanyakan?. Salah satu alasannya adalah mungkin karena Anda kesulitan
dalam memahami dan menerapkan matriks tersebut. Ada pepatah, tak kenal maka tak sayang.
Oleh karena itu, penjelasan dalam bab ini akan dimulai dengan definisi dari matriks.
Matrik dapat pula didefinisikan sebagai seperangkat bilangan atau fungsi dalam kotak
dua dimensi atau susunan persegi. Dalam matriks, ada istilah baris dan kolom. Matriks
dengan susunan ke arah horisontal, disebut baris dan susunan ke arah arah vertikal disebut
kolom. Matriks biasanya ditulis m x n, artinya jumlah baris dalam matriks ini ada sebanyak
m, dan terdapat n kolom. Tiap suku (komponen atau disebut juga elemen) dalam matrik
diberi simbol ij, dimana i menunjukkan baris ke-i dan j menunjukkan kolom ke-j. Sebagai
contoh a23, artinya suku ke-a ini terletak pada baris ke-2 dan kolom ke-3.
Susunan bilangan atau fungsi tersebut diletakkan dalam sebuah tanda kurung ( ), atau
sebuah kurung siku , atau dapat pula dalam sebuah tanda kurung garis ganda . Seperti
yang ditunjukkan pada matriks di bawah ini.
Dalam beberapa buku, Anda mungkin menemukan tampilan matriks seperti pada bagian sisi
sebelah kiri atau tengah.
Orde matriks adalah ukuran matriks yang ditentukan oleh banyaknya baris dan kolom
dari matriks tersebut. Penulisan orde matriks adalah dengan menuliskan perkalian antara
jumlah baris dan jumlah kolom, misalakan m x n. Matriks tidak semuanya berbentuk
bujursangkar. Bentuk bujursangkar ini diperoleh jika jumlah baris (m) sama dengan jumlah
kolom (n), m =n. Jika m n, maka akan dihasilkan bentuk matriks yang berbeda. Jika
matriksnya hanya terdiri dari sebuah kolom (matriks m x 1), maka ini disebut sebagai
matriks kolom atau vektor kolom. Sebaliknya, jika matriks tersebut terdiri sebuah baris
(matriks 1 x n), maka ini disebut matrik baris atau vektor baris.
𝐡𝟏
𝐡𝟐 𝟒 𝟐
𝟔 𝟕 𝟖 𝟎 𝟎 𝐦𝟏𝟏 𝐦𝟏𝟐
−𝟏 𝟑
𝐡𝟑 𝟏 𝟐 𝟑 𝟏 𝟏
𝟎 𝟏
𝐡𝟒
4x1 3 x2 2x3 2x2 1x2
Vektor kolom Matriks bujursangkar Vektor baris
Operasi Matriks
Jika A dan B adalah matriks-matriks dengan orde yang sama (m x n), maka:
Ingat. Anda hanya menambahkan tiap komponen matriks jika orde matriksnya sama.
Sebagai contoh:
1 2 3 7 8
+
4 5 6 3 5
Matriks ini tidak dapat ditambahkan.
3. Pengurangan dari beberapa matriks dapat dilakukan mengurangkan tiap kompenen dalam
matrik yang memiliki indeks baris dan kolom yang sama. Sebagai contoh:
4. Perkalian matriks dengan suatu bilangan skalar merupakan hasil kali antara bilangan
tersebut dengan tiap komponen dalam matriks. Sebagai contoh:
Baris pertama dikalikan dengan kolom pertama. Hasilnya diletakkan pada komponen 11
(dibaca satu satu). Kemudian baris pertama dikalikan dengan kolom kedua. Hasil
kalinya diletakkan pada komponen 12. Dengan cara yang sama. Kalikan baris kedua
dengan kolom pertama, taruh pada komponen 21. Dan terakhir baris kedua dengan kolom
kedua. Hasilnya diletakkan pada komponen 22.
Atau dapat pula Anda gunakan aturan umum, yaitu komponen pada baris i dan kolom j
yang dihasilkan dari perkalian dua buah matriks AB adalah sebanding dengan baris i
dari matriks A dikalikan dengan kolom j dari matriks B. Notasi dari perkalian matriks
tersebut dapat dituliskan sebagai:
𝐀𝐁 𝐢𝐣 = 𝐀𝐢𝐤 𝐁𝐤𝐣
𝐤
Hati-hati, pada umumnya perkalian matriks tidak bersifat komutatif, artinya matriks AB
tidak sama dengan BA (AB BA).
Terdapat istilah komutator untuk mendefinisikan perkalian antara AB dan BA. Penerapan
komutator ini biasanya akan Anda temukan pada kuliah mekanika kuantum. Komutator
dari suatu besaran disimbolkan dengan tanda kurung A,B dengan
𝐀, 𝐁 = 𝐀𝐁 − 𝐁𝐀
Suatu perkalian matriks dikatakan komut jika AB = BA. Atau dapat pula bersifat anti
komut jika AB = - BA. Selain itu, ada yang harus diperhatikan dalam perkalian matriks,
yaitu kesesuaian (conformable) yaitu matriks-matriks yang hasil kalinya terdefinisi.
Sebagai contoh, jika Anda memiliki matriks
𝟒 𝟐 𝟏 𝟓 𝟑
𝐀= dan 𝐁 =
−𝟑 𝟏 𝟐 𝟕 −𝟒
Hitunglah AB dan BA.
𝟒 𝟐 𝟏 𝟓 𝟑 𝟖 𝟑𝟒 𝟒
𝐀𝐁 = =
−𝟑 𝟏 𝟐 𝟕 −𝟒 −𝟏 −𝟖 −𝟏𝟑
𝟏 𝟓 𝟑 𝟒 𝟐
𝐁𝐀 = tak terdefinisi
𝟐 𝟕 −𝟒 −𝟑 𝟏
Contoh soal.
1. Pengukuran posisi dan momentum dari suatu partikel tidak dapat dilakukan secara
serempak. Artinya px(xf) x (pxf). Jika didefiniskan bahwa:
𝛛 𝛛𝐟
𝐩 𝐱 𝐱𝐟 = −𝐢ħ 𝐱𝐟 = −𝐢ħ 𝐟 + 𝐱
𝛛𝐱 𝛛𝐱
𝛛𝐟 𝛛𝐟
𝐱 𝐩𝐱 𝐟 = 𝐱 −𝐢ħ = −𝐢ħ𝐱
𝛛𝐱 𝛛𝐱
Carilah nilai 𝐩𝐱 , 𝐱𝐟 .
Jawaban.
𝐩𝐱 , 𝐱𝐟 = 𝐩𝐱 𝐱𝐟 − 𝐱𝐟 𝐩𝐱
𝛛𝐟 𝛛𝐟
𝐩𝐱 , 𝐱𝐟 = −𝐢ħ 𝐟 + 𝐱 − − − 𝐢ħ𝐱
𝛛𝐱 𝛛𝐱
𝛛𝐟 𝛛𝐟
𝐩𝐱 , 𝐱𝐟 = −𝐢ħ 𝐟 + 𝐱 + 𝐢ħ𝐱 = −𝐢ħ 𝐟
𝛛𝐱 𝛛𝐱
ħ
∆𝐩 ∆𝐱 ≥
𝟐
2. Jika diketahui tiga buah matriks spin Pauli yang didefinisikan sebagai:
0 1 0 −i 1 0
σ1 = , σ2 = , dan σ3 =
1 0 i 0 0 −1
Jawaban.
𝛔𝟏 , 𝛔𝟐 = 𝛔𝟏 𝛔𝟐 − 𝛔𝟐 𝛔𝟏
0 1 0 −i i 0
𝛔𝟏 𝛔𝟐 = =
1 0 i 0 0 −i
0 −i 0 1 −i 0
𝛔𝟐 𝛔𝟏 = =
i 0 1 0 0 i
i 0 −i 0 1 0
𝛔𝟏 , 𝛔𝟐 = 𝛔𝟏 𝛔𝟐 − 𝛔𝟐 𝛔𝟏 = − = 2i = 2i𝛔𝟑
0 −i 0 i 0 −1
3. Diketahui spin partikel seperti pada nomor 2. Buktikan bahwa matriks 1 dan 2 adalah
anti komut (12 = - 21).
Latihan Soal.
𝟎 𝟏 𝟎 𝟎 −𝐢 𝟎
𝟏 𝟏
𝐌𝐱 = 𝟏 𝟎 𝟏 , 𝐌𝐲 = 𝐢 𝟎 −𝐢 , dan
𝟐 𝟐
𝟎 𝟏 𝟎 𝟎 𝐢 𝟎
𝟏 𝟎 𝟎
𝟏
𝐌𝐳 = 𝟎 𝟎 𝟏 ,
𝟐
𝟎 𝟏 −𝟏
Buktikan bahwa Mx, My= iMz. Gunakan simbol Levi-Civita yaitu:
𝐌 𝐢 , 𝐌𝐤 = 𝐢 𝛆𝐢𝐣 𝐌𝐤
𝐤
0 0 0 0 0
0 0
0 0 0 , , 0 0 , 0 0 0
0 0
0 0 0 0 0
7. Matriks identitas (atau matriks satuan) adalah matriks yang komponen penyusun pada
arah diagonal utama terdiri dari angka 1. Biasanya matriks ini disimbolkan dengan huruf
kapital I.
1 0 0
1 0
atau 0 1 0
0 1
0 0 1
8. Matriks transpose adalah matriks yang ditranspose (ditukar), dimana komponen yang ada
di baris menjadi komponen kolom. Disimbolkan dengan huruf kapital T yang diletakkan
di kanan atas dari indeks matriks, sebagai contoh AT. Perhatikan contoh berikut ini.
5
A = 5 10 15 → AT = 10 ,
15
−2
B= −6 → BT = −2 −6 −9
−9
5 4 5 3
C = → CT = ,
3 2 4 2
1 6
1 2 −3
D= → DT = 2 −7
6 −7 8
−3 8
9. Determinan dari sebuah matriks orde ke-n (n x n) adalah susunan komponen matriks yang
ditulis dengan menggunakan kurung garis A atau dapat ditulis secara singkat sebagai
det.A. Hati-hati tanda kurung ini berbeda dengan cara menuliskan matriks.Sebagai
contoh:
𝟒 𝟐 𝟒 𝟐
𝐀= 𝐝𝐞𝐭. 𝐀 =
−𝟑 𝟏 −𝟑 𝟏
Jika matriksnya orde 2x2, maka hasil determinan diperoleh dari pengurangan hasil kali
dari komponen diagonal utama ke arah kanan dan kiri. Sebagai contoh:
4 2
det. A = = 4.1 − 2. −3 = 4 − −6 = 10
−3 1
Jika matriksnya orde n (nxn), misalnya 3x3, maka Anda dapat mencari nilai
determinannya dengan cara mengalikan komponen dalam baris pertama atau kolom
ketiga dengan kofaktor dan menambahkannya. Perhatikan komponen dalam determinan
di bawah ini.
Contoh Soal.
1 −5 2
1. Hitunglah determinan dari matriks 7 3 4 .
2 1 5
Jawaban.
Perkalian dengan komponen baris pertama dengan kofaktor.
1 −5 2
3 4 7 4 7 3
7 3 4 = 𝟏 − −𝟓 + 𝟐 = 148
1 5 2 5 2 1
2 1 5
Coba Anda lakukan perkalian dengan komponen kolom ketiga dengan kofaktornya.
1 −5 2 a21 a22 a11 a12 a11 a12
7 3 4 = 𝐚𝟏𝟑 a a32 − 𝐚 𝟐𝟑 a31 a32 + 𝐚𝟑𝟑 a21 a22
31
2 1 5
1 −5 2
7 3 1 −5 1 −5
7 3 4 = 𝟐 −𝟒 + 𝟓 = 148
2 1 2 1 7 3
2 1 5
Penjelasan lebih lanjut mengenai determinan ini akan disajikan pada bagian terakhir pada
bab ini.
𝐀 𝐀−𝟏 = 𝐈
Syarat perlu dan cukup agar matriks invers (A-1) berharga atau ada adalah nilai dari
determinan A tidak sama dengan nol (det.A 0). Jika det.A = 0, maka matriks A disebut
singular. Dengan kata lain, sebuah matriks dikatakan tidak memiliki invers jika nilai
determinannya sama dengan nol, matriks itu disebut singular. Penjelasan lebih rinci
mengenai matriks invers ini akan dibahas setelah materi aturan Cramer pada determinan
yang ada dalam akhir bab ini.
Materi matriks, persamaan linear dan determinan ini terkadang bukanlah materi yang
menyenangkan bagi Anda. Mengapa demikian?. Pertanyaan ini harus Anda jawab sendiri,
karena Anda yang tahu dan merasakan kesulitan dari materi ini. Alasan yang mungkin adalah
Anda merasa tidak yakin, apakah jawaban yang Anda peroleh benar atau tidak. Sama seperti
materi deret tak hingga, Anda dapat memanfaatkan fasilitas perhitungan (kalkulator) yang
ada di beberapa website. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. salah satu
alamat website yang dapat Anda kunjungi adalah https://matrixcalc.org/en/. Contoh di bawah
adalah penyelesaian dari hasil kali matriks A dan B, yang disajikan pada halaman 98.
Persamaan linear adalah persamaan yang pangkat tertingginya adalah satu. Suatu
persamaan linear dalam dua variabel (misalnya x dan y) dapat dituliskan sebagai
𝐚𝟏 𝐱 + 𝐚𝟐 𝐲 = 𝐛
Suatu persamaan linear dalam n variabel (peubah) x1, x2, x3...xn dapat disajikan dalam bentuk
𝐚𝟏 𝐱 𝟏 + 𝐚𝟐 𝐱 𝟐 + … + 𝐚𝐧 𝐱 𝐧 = 𝐛
dengan a1, a2, ..., an dan b adalah konstanta.
Berikut ini akan ditampilkan dalam tabel beberapa contoh persamaan linear dan
bukan persamaan linear. Dari contoh-contoh tersebut diharapkan Anda dapat menyimpulkan
definisi dari persamaan linear.
1 𝑦 − cos 𝑥 = 1
2. 𝑦= 𝑥 + 2𝑧 + 5
3
4. 𝑥1 − 𝑥2 + 𝑥3 − 𝑥4 + … + 𝑥𝑛 = 1 𝑥+ 𝑦+𝑧 =
Tuliskan definisi dari persamaan linier berdasarkan contoh-contoh yang ditampilkan di atas.
⋮ ⋮
2x –z = 2
6x + 5y + 3z = 7
2x – y = 4
Mungkin Anda bertanya-tanya, mengapa contoh di atas terdiri dari tiga variabel,
sedangkan pada persamaan (1) dan (3) hanya terdiri dari 2 variabel. Ingat ini adalah suatu
sistem. Yang Anda lihat adalah kumpulan dari persamaan linear. Pada persamaan kedua (2)
terdapat 3 variabel, sehingga sistem tersebut terdiri dari tiga variabel.
Agar Anda tidak bingung, contoh lain dari sistem persamaan linear yang terdiri dari 3
persamaan dan 3 variabel adalah sebagai berikut:
3x + 2y + z = 11
2x + 3y + z = 13
x + y+ 4z = 12
sistem ini jika dituliskan ke dalam bentuk matriks adalah sebagai berikut:
3 2 1 11 3 2 1 x 11
2 3 1 13 atau 2 3 1 y = 13
1 1 4 12 1 1 4 z 12
Masukkan konstanta yang mengandung variabel x dari setiap persamaan dalam kolom.
Begitu pula untuk kolom 2 dan 3 masukkan konstanta yang mengandung variabel y dan z.
Jika dalam persamaan tidak ada salah satu variabel, maka konstantanya ditulis 0, dan kolom 4
Dalam sistem persamaan linear dikenal dua jenis sistem persamaan linear homogen
dan tidak homogen. Apa perbedaan keduanya?. Perbedaannya adalah dalam sistem
persamaan linear homogen, seluruh penyelesaian persamaan linear berharga nol. Sedangkan
pada sistem linear tidak homogen, seluruh persamaannya memiliki penyelesaian (konstata b).
untuk memberikan gambaran ke Anda, perhatikan tabel di bawah ini.
x = 2 – 12z
5x -2y +6z = 0
2. Banyak penyelesaian y = 5 -27z
-2x + y + 3z = 1
z=z
3x +2y -5z = 4
Tidak memiliki
3. x + y - 2z = 1
penyelesaian
5x + 3y -8z =6
http://www.maths.nuigalway.ie/~rquinlan/MA203/section1-5.pdf
Eliminasi Gaussian
Boas, M. L. (2006). Mathematical Methods In The Physics Sciences (3rd Edition ed.). New York: Wiley.
Spiegel, M. R. (1959). Vector Analysis and An introduction To Tensor Analysis. New York: McGraw-
Hill.