Dalam sumbu koordinat ini setiap vektor kecepatan dapat ditentukan dengan
koordinat titik ujung vektornya. Karena itu, untuk membicarakan distribusi kecepatan
molekul cukup diperhitungkan destribusi titik representatif yang merupakan titik ujung
masing-masing vektor kecepatan. Ruang di mana dibuat sumbu X, Y, dan Z disebut ruang
kecepatan, seperti gambar 3.1. Dalam Gambar 3.1 dapat dilihat titik representatif yang
terdapat dalam prisma bervolume dx dy dz akan mempunyai koordinat (vx + dvx), (vy +
dvy), (vz + dvz).
Kemudian harus pula diasumsikan dvx dvy dvz yang merupakan elemen volume,
elemen volume ini harus mengandung titik representatif yang jumlahnya banyak sekali
tetapi cukup kecil bila dibandingkan dengan seluruh titik representatif.
Destribusi kecepatan dianggap merupakan fungsi kontinu meskipun sesungguhnya
bila jumlah titik representatif terbatas fungsi distribusi kecepatan discontinue.
Permasalahan pertama:
Bila jumlah total molekul N atau jumlah titik representatif = N, berapa bagian
molekul memiliki komponen – X dari kecepatan di antara harga sembarang yaitu dari vx
sampai (vx + dvx). Dengan kata lain, berapa banyaknya titik representatif yang terdapat
dalam lembaran (slice) yang tebalnya dvx sejajar dengan bidang (YZ) dan berjarak vx dari
bidang (YZ).
Untuk menjawab pertanyaan ini mula-mula diambil dNvx yang menyatakan
banyaknya titik representatif dalam slice ini.
Bagian ini bila dibandingkan dengan seluruh titik representatif (N) menjadi,
dNVx
N
Bagian ini akan tergantung dari letak slice, jadi merupakan fungsi vx, juga tergantung dari
tebalnya slice (dvx), berarti sebanding dengan dvx.
Karena itu bagian titik representatif dalam slice dapat dinyatakan dengan ,
dN vx
N =f(x)dvx (3.1)
Fraksi jumlah molekul di dalam slice yang tegak lurus dengan sumbu vy dan vz harus
diberikan oleh fungsi vy dan vz yang mempunyai presesi sama dalam bentuk fungsi vx,
yakni:
dN vy
N =f(vy)dvy (3.3)
dN vz
N =f(vz)dvz (3.4)
Pertanyaan selanjutnya yaitu : apakah fraksi molekul dengan komponen kecepatan ke arah
X antara vx dan vx + dvx pada waktu yang sama memiliki komponen kecepatan ke arah Y
antara vy dan vy + dvy? Meskipun sub-kelompok molekul dNvx hanya fraksi kecil jumlah
molekul total, fraksi tersebut masih terdiri dari sejumlah besar molekul. Maxwell
mengasumsikan bahwa jika salah satu sub-kelompok dianggap jumlah molekul total, maka
fraksi jumlah molekul antara vy dan vy + dvy memiliki komponen kecepatan yang cukup
besar.
Dengan asumsi tersebut di atas, maka kita dapatkan fraksi jumlah molekul dengan
komponen kecepatan vx yang memiliki komponen Y antara vy dan vy + dvy sama dengan
fraksi jumlah total yang memiliki komponen Y di dalam rentang yang sama. Misalkan
d2Nvxvy menyatakan jumlah molekul yang memiliki komponen kecepatan arah sumbu X
antara vx dan vx + dvx dan memiliki komponen kecepatan arah sumbu Y antara vy dan vy +
dvy. Fraksi jumlah molekul komponen vx dengan komponen Y antara vy dan vy + dvy adalah:
d 2 Nv x v y
dNv x .
Fraksi dari jumlah total dengan komponen Y antara vy dan vy + dvy , dari persamaan (3.3),
dN vy
N =f(vy)dvy.
Samakan fraksi ini, maka diperoleh :
d2Nvxvy = dNvx f(vy)dvy,
3| Pengantar Fisika Statistik oleh Rai Sujanem
Berdasarkan persamaan (3.2), dNVy = N f(vy) dvy, maka diperoleh :
d2Nvxvy = Nf(vx) f(vy) dvy dvy,
Masalah selanjutnya mencari berapa jumlah molekul yang memiliki kecepatan
dengan komponen pada sumbu X adalah vx sampai (vx + dvx) dan pada sumbu Y sebesar dari
vy sampai (vy + dvy).
Jumlah molekul ini akan sama dengan jumlah titik ujung vektor kecepatan yang
terletak pada prisma yang merupakan potongan. Slice yang tegak lurus dengan sumbu X
sejarak vx dari titik pusat sumbu O dengan tebal dvx dengan slice yang tegak lurus dengan
sumbu Y yang berjarak sejauh vy dari titik O dan bertebal dvy. Perhatikan gambar 3.2
vx vy dvy
dvx Y
vx
Vy
dvx
dvy
X
Gambar 3.2
Jumlah molekul atau titik representatif ini dinyatakan dengan d2NVxVy. Besarnya
d2NVxVy akan sebanding dngan vx, vy dan juga pada tebal dvx, dvy.
Mengingat hal ini dapat dituliskan persamaan,
d 2 NV xV y
N = f(vx) f(vy)dvxdvy
atau,
d2NVxVy=Nf(vx) f(vy)dvxdvy
Z dVz
dVy dVx
dVz
a
Vz
Vy
V dVy
Vx
Y
dVx
Gambar 3.3
Kulit II
Kulit I
dV
Gambar 3.4
Sekarang dipikirkan kalau pindah dari elemen volume I ke elemen volume II pada
umumnya berubah. Perubahan yang terjadi karena perubahan vx, vy, vz, yang berubah
masing-masing dengan dvx, dvy, dvz. Secara matematik dapat ditulis sebagai turunan parsial
dari ke dvx, ke dvy dan ke dvz.
dan dapat ditulis,
d dv x dv y dv
vx v y z
+ + vz (3.7)
Untuk f(vx) adalah fungsi dari vx dan f(vx) dan f(vz) tak tergantung dari vx , maka
dapat ditulis,
d
N f (v x )
vx dvx f(vy)f(vz)
= Nf’(vx) f(vy)f(vz)
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan
v y
Nf(vx) f’(vy)f(vz)
6| Pengantar Fisika Statistik oleh Rai Sujanem
dan, vz Nf(vx) f (vy)f’(vz)
Kalau perubahan dvx dvy dvz dalam elemen II masih terletak dalam shell I elemen volume I
dan keadaan isotropik ( = konstan) maka, d = 0, dan dari persamaan (3.7), maka dapat
ditentukan,
d dv x dv y dv
vx v y z
+ + vz
0 = Nf’(vx) f(vy)f(vz)dvx + Nf (vx) f’(vy)f(vz)dvy + Nf(vx) f(vy)f’(vz)dvz
dN v
molekul per satuan rentangan laju dv. Fungsi distribusi laju molekul dv bila
digambarkan terhadap v didapatkan grafik sebagai terlihat pada gambar 3.6.
dN v
mencari harga dv max ini dan untuk v berapa.
(5) Jumlah molekul dengan kecepatan v sampai v + dv dinyatakan dengan luas
daerah yang diarsir.
Jumlah molekul dengan kecepatan lebih kecil dari vo dinyatakan dengan luas daerah
disebelah kiri vo dan jumlah molekul yang memiliki laju lebih besar dari vo dinyatakan
dengan luas daerah di sebelah kanan vo.
Catatan.
Meskipun kerapatan , atau jumlah titik representatif per satuan volume, adalah
maksimum pada titik asal (pusat sumbu koordinat), jumlah molekul maksimum adalah pada
11 | P e n g a n t a r F i s i k a S t a t i s t i k o l e h R a i S u j a n e m
kulit bola yang jari-jarinya vm, terletak pada kurva distribusi laju maksimum. Dari alasan ini
muncul pertentangan bahwa dari titik pusat volume kulit bola secara kontinu bertambah
(lihat persamaan (3.19), sedangkan jumlah titik representatif per satuan volume secara
kontinu berkurang (lihat persamaan (3.18). Volume pada kulit yang paling dalam (bola
kecil dengan jari-jari dv) secara esensial adalah nol, dengan demikian meskipun kerapatan
maksimum untuk kulit ini, jumlah titik di dalam volume ini praktis nol karena volumenya
sangat kecil. Dengan kata lain, tidak ada molekul dalam keadaan diam.
Contoh.
Volume = 1/1000 m3 memiliki molekul 1 buah maka,
1
1000 molekul/ m 3
1 / 1000
Selanjutnya kita tentukan jumlah molekul yang memiliki kecepatan dengan
komponen kecepatan pada sumbu X dari v sampai v + dv. Jumlah molekul ini dinyatakan
dengan dNVx yang besarnya,
dNvx = N f(vx) dvx
Karena f (vx) = exp (-2 vx2)
maka,
dNvx = N exp (-2 vx2)dvx (3.22)
Jumlah molekul per satuan komponen kecepatan pada sumbu X adalah:
dNVx
dvx = N exp (-2 v 2) (3.23)
x
12 | P e n g a n t a r F i s i k a S t a t i s t i k o l e h R a i S u j a n e m
Gambar, dNVx/dvx terhadap vx dapat dilihat pada gambar 3.7 berikut
dNVx
dvx
Luas=dNVx
dNVx
dvx
dvx vxo vx
v exp( 2 v 2 )
2
N= dN v
= 4 N 3 0
dv
Untuk dasar perhitungan selanjutnya di bawah ini diberikan hasil integrasi dari integral
tertentu berikut:
Bentuk integeral
x exp ( ax 2 ) dx f (n)
n
Keterangan:
Jika n genap,
x
ax 2
n
e dx 2 f (n)
0
Jika n ganjil,
x
ax 2
n
e dx 0
13 | P e n g a n t a r F i s i k a S t a t i s t i k o l e h R a i S u j a n e m
Daftar hasil integrasi :
Tabel 3.1 Harga integral tertentu dari integral:
x exp ( ax 2 ) dx f (n)
n
n f(n) n f(n)
0 ½ /a 1 1/2a
2 ¼ /a3 3 1/2a2
N= 0
1
N 4 N 3 . ( )
4 a3
1 2
4 N 3 . ( )
4 3
1 1
4 N 3 .
N 4 3
3 3 / 2 3
1
3 3
3
(3.26)
Dengan demikian harga dNv dapat ditentukan dengan konstanta saja.
Sehingga:
dNv = 4 Nv2 3 exp (-2v2) dv
= 4 N (-3/4 3) v2 exp (-2v2) dv
4
N 3 v 2 exp ( 3 v 2 ) dv
Besarnya harga ditentukan dengan kecepatan rata-rata ( v ).
Persamaan untuk ( v ) adalah,
14 | P e n g a n t a r F i s i k a S t a t i s t i k o l e h R a i S u j a n e m
v dN v
v 0
N
4
v
N 3 v 2 exp ( 3 v 2 ) dv
0
N
4
v 3 v 2 exp ( 2v 2 ) dv
0
4 1
3
2( 2 ) 2
2 1
Jadi,
2 1
v (3.27)
0
1/ 2
3 1
2
2
3 1
.
2
Jadi,
3 1
.
2 vrms (3.27)
15 | P e n g a n t a r F i s i k a S t a t i s t i k o l e h R a i S u j a n e m
Besarnya ditentukan dengan harga vm.
Peluang laju molekul paling banyak vm berkaitan dengan jari-jari kulit bola dalam
ruang kecepatan yang terdiri jumlah titik representatif terbesar. Dengan kata lain, lebih
banyak molekul yang memiliki laju vm daripada laju yang lainnya. Untuk menentukan vm
kita cari nilai v dari fungsi distribusi laju yang maksimum, dengan mengambil turunannya
terhqdap v sama dengan nol.dengan
d 4N 3 2
v exp( 2v 2
dv =0
16 | P e n g a n t a r F i s i k a S t a t i s t i k o l e h R a i S u j a n e m
T1
T2
T3
v
Gambar 3.8 Fungsi distribusi pada tiga temperatur
yang berbeda, T3 > T2 >T1
Pada gambar 3.8, dapat dilihat bahwa jika v = 0, maka dNv/dv = 0 dan bila v = ,
maka dNv/dv = 0. Luas daerah di bawah kurva adalah sama untuk semua kurva, karena luas
menyatakan jumlah molekul total.
Dari hubungan laju rata-rata ( v ), vrms, vm dengan , dan dari pernyataan dalam
bentuk T, diperoleh :
kT
vm 2
m (3.32)
8 kT kT
2,55
v = m = m (3.33)
kT
3
vrms = m (3.34)
Pada temperatur tertentu perbandingan ke tiga kuantitas tersebut yaitu :
vm : v : vrms = 1 : 1.128 : 1.224,
dan ketiga kuantitas tersebut ditunjukkan pada grafik 3.9.
Pernyataan untuk dNVx telah diberikan pada persamaan (3.22) atau (3.31). Untuk
sederhanya, marilah kita gunakan persamaan (3.22) dan nyatakan kecepatan sebagai fraksi
dari vm atau 1/. Kita definisikan kuantitas x dengan persamaan :
vx
x
vm =v
x,
kemudian
dx = dvx,
dan gunakan persamaan (3.26) , sehingga persamaan (3.22) menjadi :
N
( ) exp ( x 2 ) dx
dNx
dan
x
N
( ) exp ( x 2 ) dx
Nox 0 (3.35)
Integral ini dapat dihitung dengan memperluas exp(-x2) ke dalam bentuk deret dan
mengintegrasinya suku demi suku. Tabel untuk fungsi tersebut telah tersedia, yang dikemas
dalam sebuah fungsi yang dikenal dengan fungsi kesalahan atau error function ditandai
dengan erf(x), dengan :
18 | P e n g a n t a r F i s i k a S t a t i s t i k o l e h R a i S u j a n e m
x
2
( ) exp ( x 2 ) dx
erf(x) 0 (3.36)
Nilai fungsi kesalahan atau error function dapat dilihat pada tabel 3.2 dan grafiknya pada
gambar 3.10.
Tabel 3.2. Nilai fungsi kesalahan
x
2
2
erf ( x) e x dx
0
X Erf (x)
0 0
0,2 0,2227
0,4 0,4284
0,6 0,6039
0,8 0,7421
1,0 0,8427
1,2 0,9103
1,4 0,9523
1,6 0,9763
1,8 0,9891
2,0 0,9953
2,2 0,9981
2,4 0,9993
2,6 0,9998
2,8 0,9999
19 | P e n g a n t a r F i s i k a S t a t i s t i k o l e h R a i S u j a n e m
Kita lihat kembali tabel 3.1, dengan mengambil n = 0 dan a=1, maka :
2
2
erf ( ) e x dx
0 =1,
dengan demikian nilai batas (limit) dari erf(x) sebagai penambahan x adalah satu.
Berdasarkan tabel 3.2, fungsi praktis sama dengan satu untuk x lebih besar daripada 2.
Kembali pada persamaan (3.35), jumlah Nox dapat ditulis :
N N
Nox = 2 erf(x) = 2 erf(x) (3.37)
Untuk harga x lebih besar dari harga di atas erf (x) dihitung dengan,
2
e x 1 1.3 1.3. 5
erf ( x ) 1 (1 )
x 2x 2 2 2
(2 x ) ( 2 x 2 )3
Jumlah molekul dengan komponen kecepatan X positif antara 0 dan sudah jelas N/2.
Jadi, jumlah molekul dengan sembarang lebih besar daripada nilai vx adalah N/2 dikurangi
jumlah molekul antara 0 dan v.
Nx = ½ N –½ N erf (x)
= ½ N 1 – erf (x) (3.38)
dan jumlah dengan komponen kecepatan X positif antara 0 dan v, adalah :
Nox =
erf ( x) 2
xe x
2
(3.39)
Dengan x = v/vm.
2
wx = ½ m v x ,
Berdasarkan fungsi distribusi Maxwell untuk kelajuan pada persamaan (3.29) sampai
(3.31), suku eksponensial adalah :
w wx
kT dan kT
20 | P e n g a n t a r F i s i k a S t a t i s t i k o l e h R a i S u j a n e m
yakni, masing-masing adalah negatif dari ratio energi terhadap besaran kT. (Suku kT
menyatakan energi juga).
Berikut ini akan dikaji jumlah molekul dengan energi kinetik translasi dalam rentang
antara w dan w + dw. Karena w = ½ m v2, dw = mvdv,
dw dw
( 2mw) 1 / 2 dw
mv 2w
m
dv = m
dN w
dw
Jika ada lobang yang cukup kecil pada dinding kontainer atau oven, kebocoran melalui
lobang tak memberikan pengaruh terhadap keseimbangan di dalam oven. Persamaan (3.41)
memberikan jumlah molekul dengan laju v yang melewati lobang per satuan luas per satuan
waktu
Kita ingin menghitung vrms molekul yang keluar dari dinding molekul. Untuk
menghitung vrms molekul yang keluar dari lubang dinding oven yaitu :
v
v
2
1 / 4v dnv
4 kT
v rms 0
v
m
1/ 4 v dn v
0 (3.42)
22 | P e n g a n t a r F i s i k a S t a t i s t i k o l e h R a i S u j a n e m
Di mana adalah sudut antara kecepatan v dengan normal lubang atau dinding.
Harga ini akan maximum bila cos = 1 atau arah v tegak lurus pada dinding dan
minimal kalau cos = 0 atau arah v sejajar dengan dinding.
23 | P e n g a n t a r F i s i k a S t a t i s t i k o l e h R a i S u j a n e m
Jika selinder diam, maka semua molekul yang masuk celah S3 akan menumbuk pelat
gelas G pada satu tempat. Tempat ini dapat ditentukan dengan mencuci pelat foto pada
gelas G dan hasilnya yang berupa titik hitam dan dapat diselidiki dengan microphotometer.
Bintik hitam ini akan berkumpul pada satu daerah kecil tergantung dari lebar celah S3.
Jika selinder berputar, maka molekul dapat masuk ke dalam selinder selama celah S3
berhadapan dengan berkas molekul dalam waktu yang sangat singkat. Jika selinder diputar
searah dengan jarum jam, maka pelat G bergerak ke kanan sedangkan molekul bergerak ke
atas melalui sumbu selinder A. Ini mengakibatkan molekul-molekul menumbuk pelat G di
sebelah kiri dari tempat kalau selinder itu diam. Molekul yang masuk celah S3 tentunya
dengan bermacam-macam kecepatan dan berangkat dari celah S3 mulai waktu yang sama.
Jalan yang ditempuh molekul adalah 2R ( di mana R = jari-jari silinder ). Molekul
dengan kecepatan rendah akan memerlukan waktu lebih panjang untuk menumbuk pelat
hingga tempat tumbukannya lebih ke kiri. Dari percobaan ini dapat ditentukan bahwa
molekul-molekul itu memiliki kecepatan yang bermacam-macam (spektrum kecepatan).
Dengan demikian terbukti adanya destribusi kecepatan.
Eksperimen yang lebih teliti, menggunakan molekul jatuh bebas dalam berkas
molekul. Eksperimen ini dilakukan oleh Estermann, Simpson, dan Stern dal tahun 1947.
Digram sederhana dari alat eksperimennya seperti gambar 3.14.
Berkas molekul cessium dipancarkan dari O lewat celah S dan menumbuk kawat
panas dari tungsten di D. Tekanan dalam oven dipergunakan 10-8 mmHg. Kedua celah dan
kawat detektor terletak horisontal.
24 | P e n g a n t a r F i s i k a S t a t i s t i k o l e h R a i S u j a n e m
Cara kerja alat ini:
Berkas molekul keluar dari O. Jika gravitasi diabaikan, maka berkas ini langsung
masuk celah S dan menumbuk kawat pijar. Atom dari cessium ini tereksitasi ketika
menumbuk kawat tungsten dan kemudian ditampung dengan colektor yang bermuatan di D.
Jika gravitasi diperhitungkan, maka yang bisa masuk ke celah S adalah atom-atom yang
bergerak dengan lintasan putus-putus dan titik-titik yang tergantung pada besarnya
kecepatan. Atom yang jatuh di D’ kecepatannya lebih besar dibandingkan dengan yang
jatuh di D”.
Jika arus kolektor (jumlah ionisasi terjadi) diplot terhadap S (jarak D dengan D’ atau
D” dan seterusnya), maka didapatkan gambar 3.15. Gambar ini sesuai dengan gambar
distribusi kecepatan dari Maxwell.
Gambar 3.15.
v12 , v22 , v32 , dan seterusnya menyatakan laju kuadrat rata-rata. Persamaan masing-masing
v
2
x dv x kT
v x2 = N = m
Energi kinetik rata-rata molekul untuk komponen kecepatan arah sumbu X adalah :
1 2 1
wx 2 m vx = 2 kT
Untuk komponen kecepatan arah sumbu Y dan Z berturut-turut :
1 2 1 1 2 1
wy 2
m vy = 2 kT, dan wz 2 m vz = 2 kT
Energi kinetik total rata-rata adalah :
3
w wx w y wz 2 kT
Jadi, energi total terbagi rata searah sumbu X, Y, dan Z, ini disebut pula prinsip equipartisi
energi.
Secara umum dapat ditulis,
f
w kT
2 (3.47)
Energi total untuk N molekul adalah :
26 | P e n g a n t a r F i s i k a S t a t i s t i k o l e h R a i S u j a n e m
f
Nw N kT
2
f N f
No kT nRT
2 No 2
dengan f disebut derajat kebebasan, n adalah jumlah mol dan R konstanta gas umum.
Harga untuk f adalah sebagai berikut.
a. Untuk gerak translasi f = 3 molekul bergerak bebas ke arah 3 sumbu X, Y, dan Z.
b. Untuk rotasi f bisa berharga 2, 3 atau 0.
c. Untuk gerak vibrasi setiap dua atom memiliki 2 derajat kebebasan.
d f f
cv RT R
dT 2 2 (3.50)
Dari thermodinamika telah diketahui bahwa :
cp = cv + R,
Jadi,
27 | P e n g a n t a r F i s i k a S t a t i s t i k o l e h R a i S u j a n e m
f f 2
R R R
cp 2 2 (3.51)
dan
f 2
2
cp f f 2
cv 2 f (3.52)
Contoh perhitungan f.
(1) Untuk mono atomik
Hanya memiliki gerakan translasi meskipun panasnya dinaikan, derajat
kebebasannya f selalu sama dengan 3.
(2) Untuk diatomik temperatur tinggi.
f translasi = 3
f rotasi =2
f vibrasi = 2
jumlah f = 7
(3) Untuk diatomik temperatur sedang.
f rotasi =2
f vibrasi = 0
f translasi = 3
Jumlah f = 5
(4) Untuk diatomik temperatur rendah.
f translasi = 3
f rotasi =0
f vibrasi = 0
jumlah f = 3
(5) Untuk triatomik untuk temperatur rendah hanya memiliki f translasi dimana f = 3.
(6) Untuk triatomik temperatur sedang memiliki
f translasi = 3
f rotasi =3
jumlah f = 6
(7) Untuk triatomik temperatur tinggi,
28 | P e n g a n t a r F i s i k a S t a t i s t i k o l e h R a i S u j a n e m
f translasi = 3
f rotasi =3
f vibrasi = 6
jumlah f = 12
U
u 3 RT
n
Dengan demikian,
U d
cv (3 RT )
T dT
3R
Harga ini cocok dengan hasil percobaan, ditemukan oleh Dulong dan Petit yaitu cv = 3R,
untuk temperatur yang tak terlalu rendah.
29 | P e n g a n t a r F i s i k a S t a t i s t i k o l e h R a i S u j a n e m