Adanya ketidak cocokan dari hukum-hukum atau teori-teori dari fisika klasik jika
diterapkan pada sistem mikroskopik memunculkan teori kuantum. Seperti pada radiasi
benda hitam yang tidak dapat dijelaskan dengan teori fisika klasik, dan untuk mendapatkan
teori yang cocok, orang harus merombak pemikirannya tentang konsep energi, khususnya
energi radiasi.
Para ilmuwan zaman klasik seperti Stefan Boltzman, Wien, Rayleigh dan Jeans menyatakan
energi itu bernilai malar (kontinu). Hal ini sangat kontroversial dengan pernyataan Planck
yang menyatakan sifat cahaya adalah terkuantisasi atau diskret, artinya energi radiasi hanya
dapat ada dalam bentuk-bentuk paket energi tertentu dimana jumlah energi dalam setiap
paket berbanding lurus dengan frekuensi energi radiasi itu.
Hipotesa Planck merupakan hasil dari usahanya untuk menerapkan spektrum cahaya yang
dipancarkan oleh suatu benda hitam sempurna yang memiliki suhu T, di mana pancaran
benda hitam sempurna belum dapat diterangkan secara memuaskan pada abad itu. Ada dua
hukum empirik yang mengkaji radiasi spektral benda hitam sempurna, yaitu:
1. Hukum Stefan yang menyatakan bahwa besarnya radiasi spektral benda hitam sempurna
adalah sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya. Dimana rumusannya adalah
RT T 4 dengan adalah tetapan Stefan-Boltzman = 5,67 x 10-8 watt/m2 K.
2. Hukum pergeseran Wien menyatakan bahwa puncak lengkung radiasi spektral benda
hitam sempurna tergantung pada suhu mutlak T benda tersebut dan puncak itu terjadi
pada pankang gelombang maksimum( maks ) yang letaknya ditentukan oleh persamaan:
maks T =2,90 x 10-3 mK.
Dalam perkembangannya, tetapan Stefan-Boltzman dan Wien tidak lagi bergantung pada
jenis bahan yang digunakan, tetapi bergantung pada tetapan fisika yang universal yang
digunakan oleh Rayleigh-Jeans untuk menentukan energi thermal yang dipancarkan oleh
benda hitam sempurna atau besarnya harga E.
1
Menurut Rayleigh Jeans, teori klasik tentang ekipartisi dapat digunakan untuk
menentuukan harga E. Teori ekipartisi menyatakan bahwa secara rata-rata setiap derajat
kebebasan memiliki energi sebesar ½ KBt dalam hal ini KB adalah tetapan Boltzman = 1,381
x 10-23 J/K dan T adalah suhu mutlaknya. Benda hitam sempurna digambarkan oleh lubang
berongga atau yang disebut osilator. Karena osilator linier bergerak dalam satu dimensi
maka memiliki dua derajat kebebasan sehingga hukum ekipartisi energi menjadi
Ternyata perumusan ini berbeda dengan eksperimennya, artinya untuk radiasi benda
hitam sempurna, rumusan ini hanya cocok pada frekuensi rendah dan tidak cocok untuk
frekuensi tinggi, karena saat frekuensi tinggi dihasilkan energi per satuan volume selang
frekuensi yang besarnya tak hingga (bencana ultra Violet).
a. Osilator-osilator harmonik pada permukaan benda hitam sempurna dapat memiliki energi
tertentu yang harganya deskrit yang memenuhi hubungan ∆E= nh dengan adalah
frekuensi osilasi dan h adalah suatu tetapan universal dan n adalah bilangan sejati (n =
1,2,3……).
b. Penyebaran energi dari osilator meliputi seluruh osilator yang ada menganut distribusi
Boltzman sebagai berikut:
P(E)dE = (1/KBT.exp.(E/KBT) dE.
Dalam ungkapan di atas P(E)dE menggambarkan keboleh jadian bahwa suatu osilator
memiliki energi antara E dan E E .
c. Apabila suatu osilator pada awalnya berada pada tingkat energi E 1 dan kemudian pergi ke
tingkat energi E2 yang lebih rendah maka dalam proses itu, osilator akan kehilangan
energi sebesar:
2
E E1 E 2 hv .
Kehilangan energi itu dipancarkan sebagai radiasi thermal pada benda hitam sempurna.
Jika dikaji lebih rinci mengenai hipotesa Planck tersebut dapat dijelasan bahwa:
a. Menurut teori klasik, energi yang dapat dimiliki osilator adalah kontinu artinya dia dapat
memilki semua harga antara E = 0 dan E = . Jadi tidak terbatas pada harga-haraga
energi tertentu saja. Sedangkan Max Planck, untuk dapat menerangkan bentuk lengkung
rapat energi menghipotesakan bahwa energi osilator adalah diskrit. Planck meninggalkan
teori klasik tentang radiasi.
b. Kebolehjadian P E E menyatakan beberapa persen dari osilator itu bearada pada
selang energi tertentu E sampai E E . Tentunya:
E
exp 1
PTotal P( E ) dE K BT E exp E
1
K BT K T
0 0 B 0
Apabila E = 0 maka P(E) = 0. Artinya keboleh jadian bahwa ada osilator dengan enaergi
tak berhingga adalah nol. Jadi tidak menyalahi konsep termodinamika.
c. Energi yang dipancarkan osilator berasal dari transisisi osilator itu dari tingkat energi
yang tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah. Energi yang dipancarkan senantiasa
E hv . Meskipun Planck menghipotesakan bahwa energi osilator itu terkuantisasi, Dia
tidak menganggap bahwa radiasi thermal juga terkuantisasi dalam paket-paket energi.
Dianggapnya bahwa energi itu tetap merambat sebagai gelombang di ruang
bebas.Dengan hipotesanya itu Planck menurunkan rumus untuk pemancaran oleh benda
8 2 h
T ( ) d
hitam sempurna, yaitu : h .
c exp
3
1
K BT
Bentuk matematik ini ternyata berimpit dengan lengkungan yang di dapat secara
eksperimental. Disamping itu, rumus rapat energi di atas dapat menyelesaikan
permasalahan bencana ultraviolet dari Rayleigh-Jeans dan menerangkan hukum Stefan-
Boltzman dan Hukum pergeseran Wien memeberikan indikasi bahwa teori fisika klasik
3
mempunyai batas-batas keberlakuannya. Postulat Planck mengenai kuantisasinya tentang
energi benda hitamm sempurna (osilator) merupakan suatu awal baru bagi penyusunan
konsep-konsep fisika kuantum yang menyangkut atom dan inti dan proses-proses yang
menyangkut zarah-zarah fundamental (electron, foton, neutron, dll).
b. Yang pertama mengemukakan teori radiasi benda hitam adalah Rayleigh-Jeans. Teori ini
menjelaskan dinding rongga berupa konduktor, yang jika dipanaskan elektron-elektron
pada dinding rongga akan tereksitasi secara thermal sehingga berosilasi. Berdasarkan
teori Maxwell, osilasi elektron ini menghasilkan radiasi elektromagnet. Radiasi ini akan
terkungkung di dalam rongga dalam bentuk gelombang-gelombang tegak., maka di
dinding rongga terjadi simpul-simpul gelombang, karena dinding rongga berupa
konduktor
Terdapat tak berhingga banyak ragam gelombang yang ditandai dengan frekuensi atau
panjang gelombangnya di dalam rongga. Tetapi, cacah gelombang yang memiliki
frekuensi dalam rentang dv tentu jumlahnya terbatas. Adapun hasil cacah ragam
gelombang tegak yang memiliki frekuensi v sampai v + dv adalah:
8V 2
N (v) dv v dv
c3 ……………………(1)
N (v )
T (v )dv ( )dv
V
……………………(2)
4
8K B T 2
…
T (v ) dv v dv ……………..(3)
c3
Jadi, menurut Rayleigh dan Jeans energi spectral radiasi benda hitam T (v ) bernilai tak
berhingga besar, sebagaimana yang ditunjukkan oleh grafik berikut.
Teori Rayleigh-Jeans
Rayleigh-Jeans
Kedua teori tersebut ada perpadanannya karena Dalam penentuan/penurunan energi rata-
rata getaran komponen-komponen partikel, dalam teori intensitas radiasi Plack
menganalisis gelombang sebagai partikel atau kuanta energi gelombang elektromagnet
disebut foton yang memiliki energi terkuantisasi sebesar hv, dan mengikuti statistik Bose-
Enstein.
1
f (v )
e hv kT
1
dan dalam teori panas jenis, Plack menganalisis gelombang mekanik sebagai partikel atau
kuanta energi getaran yang disebut foton yang memiliki energi terkuantisasi sebesar hv
dan juga mengikuti statistik Bose-Einstein:
1
f (v )
e hv kT
1
3x
U T D
x 4 e x dx
Cv =
T
9 Nk B
D
e
0
x
1
2 ……………………………(4.1)
3 xD x 4 e x dx
C v = 3R 3 2 ……………………………………….(4.2)
x D 0 (e 1)
x
Kapasitas panas ini dapat ditinjau pada keadaan batas temperatur tinggi dan temperatur
rendah.
Untuk temperatur tinggi, T>> D atau x D <<1, maka fungsi integral dari persamaan (4.2)
menjadi
x 4e x x4
e x
1 2
e x 1 1 e x
x4
..........................................................................( 4.3)
x2 x4
2
2! ....
4!
6
Untuk daerah integrasi 0 x x D , dimana x D 1 maka persamaan (4.3) akan
mendekati x2, sehingga persamaan (4.2) menjadi:
3 xD x 2
CV 3R 3 dx 3R ……………………………………….(4.4)
xD 0 1
Menurut Debye pada temperature tinggi kapasitas panas zat padat ( C v ) cenderung
bersifat konstan
Untuk temperatur rendah, T << D dimana x D >> 1, dalam keadaan ini fungsi integral
dari persamaan (4.2) menjadi
x 4 e x dx 4 4
e
0
x
1
2
15
………………………………………………….(4.5)
12 4 R T 3
Cv ………………………………………………(4.6)
5 D
Pada temperatur rendah kapasitas panas zat padat ( C v ) sebanding dengan T3.
Jadi, menurut Debye pada temperature tinggi kapasitas panas zat padat ( C v ) cenderung
bersifat konstan dan pada temperatur rendah kapasitas panas zat padat ( C v ) sebanding
dengan T3 dan dapat dilukiskan dalam bentuk grafik :
3R
2R
Cv
Cv sebanding T3
R
7
0 0,5 1,0 1,5 2,0 T/θ
Panas jenis Cv sebagai fungsi suhu. Kurve garis tebal menunjukkan funsi Debye
Percobaan yang membuktikan teori Einstein ini adalah gumpalan energy yang dinamakan
foton. Dengan anggapan bahwa:
Pada saat meninggalkan permukaan dinding rongga tidak meluas dalam ruang seperti
gelombang, melainkan tetap berpusat (terkonsentrasi, terbatas) dalam suatu bagian
ruang yang sangat kecil.
Dalam perambatan dengan kecepatan c, energi gumpalan tetap terbatas dalam volume
yang sangat kecil.
Bahwa energi gumpalan itu, , berkait dengan frekwensinya , sesuai dengan
hubungan:
h
Bahwa dalam proses foto-listrik, sebuah gumpalan secara sepenuhnya sebagai suatu
keseluruhan diserap oleh elektron yang ada dipermukaan logam.
Percobaan yang membuktikan bahwa foton berperilaku sebagai partikel adalah percobaan
de Broglie. Analisisnya adalah karena berdasarkan penemuan yang ditemukan pada tahun
1923 oleh de Broglie dimana penemuan ini memostulatkan ide dualism gelombang
partikel dan ide ini menyatakan bahwa gelombang dapat berperilaku sebagai partikel dan
partikel pun dapat berperilaku sebagai gelombang. Semua sifat gelombang dimiliki
partikel dan begitu juga sebaliknya.
8
d. Berdasarkan hipotesis de Broglie dapat diketahui bahwa hanya partikel yang bergerak
yang memiliki sifat gelombang. Selain itu, dari hubungan matematis tersebut, dapat
diketahui bahwa panjang gelombang ( ) berbanding terbalik dengan momentum. Yang
membuktikan hipotesa tersebut adalah Louis De Broglie. Cara membuktikan hipotesa
tersebut yaitu dengan mengetahui apakah partikel yang diam dapat berwatak sebagai
gelombang?
2. a. Teori kuantum harus dinyatakan dengan fungsi gelombang karena posisi partikel yang
miskroskopis tidak dapat diketahui secara pasti (indeterministik). Yang bisa dinyatakan hanya
kebolehjadian fungsi gelombang untuk menyatakan kebolehjadian terbesar dimana partikel
r,t
2
tersebut berada yang dapat dinyatakan dengan amplitudo terbesar, yaitu .
2 2 3 1 2
V x, t 3 i i
2m x 2
t t
1 2
i
t
3
i
t
9
3 pada persamaan diatas benar-benar merupakan penyelesaian persamaan
Schrödinger.
r,t adalah rapat kebolehjadian atau amplitudo dan dV dxdydz
2
dimana
2 d t
t 2 r V r , t t r i r pers.i
2m dt
Jika kedua ruas dibagi r , t t diperoleh,
2 1 1 d t
r V r , t i
2
pers.ii
2m r t dt
Pada ruas kanan pers.ii merupakan fungsi t, sedangkan ruas kiri merupakan fungsi x dan
t. Satu-satunya suku yang memuat x dan t adalah V(r,t). Ini berarti bahwa pemisahan
variabel hanya akan berhasil jika V hanya bergantung pada x saja atau hanya bergantung
pada t saja.
10
Jika V hanya bergantung pada x maka pers.ii dapat dinyatakan sebagai,
2 1 1 d t
r V r i
2
pers.iii
2m r t dt
i t
E
t t
1
Edt i t d t
Et i ln t
Et
t e i
Jika keadaan sistem secara eksplisit tidak bergantung pada waktu, maka bagian ruang dan
waktu penyelesaian persamaan Schrödinger memiliki bentuk,
n r,t n r t
iE t
n r , t n r e n
( r , t ) | n (r , t ) | 2 | n (r ) | 2
Yang ternyata tidak tergantung pada waktu. Oleh karena itu, fungsi gelombang seperti
yang dinyatakan n r , t n r e
iEn t
disebut sebagai fungsi gelombang stasioner atau
11
Berdasarkan metode pemisahan variabel didapatkan,
2 1 1 d t
r V r i
2
2m r t dt
maka untuk mendapatkan persamaan Schrodinger bebas waktu maka ruas kiri dari
persamaan tersebut diselesaikan.
Ruas kiri persamaan ini merupakan fungsi x saja sedangkan ruas kanannya merupakan
fungsi t saja. Sehingga persamaan tersebut menyatakan kesamaan antara suatu fungsi
yang hanya bergantung pada x dengan fungsi lain yang hanya bergantung pada t.
Suku kedua diruas kiri adalah energi potensial maka suku-suku lainnya baik diruas kiri
maupun diruas kanan harus berdimensikan energi. Karena ruas kiri tersebut menyatakan
jumlah energi kinetik ditambah energi potensial maka tetapan yang digunakan memiliki
arti fisik sebagai energi total atau hamiltonan sistem yang dilambangkan dengan E.
2 1
r V r E pers.iv
2
2m r
Jika pers.iv dikalikan dengan r didapatkan,
2 2
r V r r E r
2m
Persamaan ini identik dengan persamaan Schrodinger, bedanya hanya persamaan itu
tidak tergantung pada t. Oleh karena itu, persamaan tersebut sering disebut sebagai
persamaan Schrödinger bebas waktu.
3. Mencari x :
12
x * xdx
0 L
x * xdx * xdx * xdx
0 L
n 2 n
L
2
x 0 sin x x sin x dx 0
0
L L L L
n
L
2
x 0
L0 x sin 2 x dx
L
2 L2
x
L 4
L
x
2
Mencari x2 :
0 L
x 2
x dx x dx x dx * x 2dx
* 2 * 2 * 2
0 L
n 2 n
L
2 2
x2 0 sin x x sin x dx 0
0
L L L L
n
L
2
x2 Lx
2
sin 2 x dx
0 L
2 L3 1 1
x2
L 2 3 2n 2 2
Mencari p :
13
p * pdx
d
p * i dx dx
0 L
d d d
p dx
* i dx 0 dx
* i dx L * i dx dx
L
d
p 0 * i dx 0
0 dx
n n
L
2 d 2
p
0
L
sin x i
L
dx L
sin x dx
L
n
L
2 d
p
L0 sin 2 x i
L
dx
dx
2 n
L
2 d
p i sin x dx
L 0 dx L
2 in n
L
p sin
2
x dx
L L 0 L
2 in
p 0
L L
p 0
Mencari p2 :
14
p 2
* p 2dx
d2
p 2 * 2 dx
dx 2
0
d2
L
2 d
2
2 d
2
p 2 * 2 dx 0
*
dx L
* dx
dx 2 dx 2 dx 2
L
d2
p 2 0 * 2 dx 0
0 dx 2
n d2 2 n
L
2
p2 sin x 2
2
sin x dx
0
L L dx L L
2 2 n 2 2 n
L
2
p sin 2 x dx
L L2 0 L
2 2 n 2 2 L
p2
L L2 2
n
2 2 2
p2
L2
2
x x2 x
2
2 L3 1 1 L
x
L 2 3 2n 2 2 2
1 1 L2
x L2 2
3 2n
2
4
L2 L2 L2
x
3 2n 2 2 4
1 1 1
x L
3 2n
2 2
4
1 1
x L
12 2n 2 2
15
2
p p2 p
2 n 2 2 2
p 0
L2
n
p
L
1 1 n
xp L 2 2
12 2 n L
1 1 n
xp L
12 2n 2 2 L
2 n 2 2 2 n 2 2
xp
12 2 n 2 2
2 n 2 2 2
xp
12 2
n 2 2 1
xp
12 2
16