Kompetensi Dasar:
3.3 Menerapkan hukum-hukum fluida statik dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan Pelajaran:
Setelah mengikuti pembelajaran daring dengan aplikasi Google Classroom
1. Melaui studi pustaka dan penugasan siswa mampu menerapkan hukum
Archimedes dalam kehidupan sehari-hari
2. Melaui studi pustaka dan penugasan siswa mampu menerapkan hukum
Archimedes untuk menganalisis kondisi benda dalam fluida (mengapung,
melayang, dan tenggelam)
3. Melaui studi pustaka dan penugasan siswa mampu menerapkan tegangan
permukaan pada persoalan fisika
4. Melaui studi pustaka dan penugasan siswa mampu menerapkan visikositas
pada persoalan fisika
5. Melaui studi pustaka dan penugasan siswa mampu menerapkan kapilaritas
pada persoalan fisika
Materi Pokok
Baik anak-anak pada pertemuan sebelumnya kita telah belajar mengenai
massa jenis, tekanan, tekanan dan hukum utama hidrostatis dan hukum pascal.
Nah pada pertemuan kali ini kita akan belajar mengenai hukum Archimedes,
tekanan permukaan, visikositas fuida dan kapilaritas. Sebelum pembahasan pada
materi kita kali ini pernahkah kalian berpikir “Mengapa batu yang kita lemparkan
kedalam air bisa tenggelam?” mungkin kalian berpikir karena batu itu berat. Nah
bagiamana dengan kapal laut yang lebih berat “Mengapa kapal laut dapat
mengapung dan tidak tenggelam?”. Nah untuk menjawab pertanyaan ini akan kita
bahas pada pertemuan kita kali ini.
A. Hukum Archimedes
Barangkali kalian pernah mengamati bahwa sebuah benda yang
diletakkan di dalam air terasa lebih ringan dibandingkan dengan beratnya
ketika di udara. Gejala ini bisa dipahami berdasarkan persamaan tekanan
hidrostatis. Karena tekanan akan semakin bertambah dengan bertambahnya
kedalamaan, gaya pada bagian bawah benda yang berada yang berada di
dalam air lebih besar daripada gaya yang bekerja pada bagian atas benda.
Akibatnya, ada selisih gaya yang bekerja pada benda yang selanjutnya disebut
sebagai gaya apung (yang arahnya selalu keatas).
Ketika kita membenamkan sebuah benda yang memiliki volume V ke
dalam fluida, maka aka nada fluida yang dipindahkan tempatnya, sebanyak
volume benda yang dibenamkan. Dengan demikian, volume fluida yang
dipindahkan adalah V. Berapa massa fluida yang dipindahkan ini? Kita tahu
bahwa massa jenis dikalikan volumenya. Dengan demikian, massa fluida
adalah
ρbenda <ρ fluida . Jadi, sebuah benda akan terapung dalam suatu
zat cair apabila massa jenis benda tersebut lebih kecil daripada massa
jenis zat cair.
b) Melayang
adalah
ρbenda =ρfluida . Jadi, sebuah benda akan melayang dalam suatu
zat cair apabila massa jenis benda tersebut sama dengan massa jenis zat
cair.
c) Tenggelam
W b >F A atau
ρbenda >ρ fluida . Jadi, sebuah benda akan tenggelam
dalam suatu zat cair apabila massa jenis benda tersebut lebih besar
daripada massa jenis zat cair.
Contoh Soal:
Suatu balok memiliki massa 2 kg di udara. Jika volume balok 2.000 cm 3,
tentukanlah berat balok dalam air yang mempunyai massa jenis 1.000 kg/m3?
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 2 kg
V = 2.000 cm3 = 0,002 m3
ρ = 1.000 kg/m3
Ditanyakan:
Wf = . . . ?
Jawab:
W f =W u −F A
=mb⋅g−ρ f⋅g⋅V bf
=( 2 kg⋅10 m/s 2 ) −( 1000 kg /m3⋅10 m/s 2⋅0 , 002 m3 )
=10 N
Jadi, berat balok tersebut didalam air adalah 10 N.
Penerapan hukum Archimedes pada alat-alat teknik
Hukum Archimedes telah banyak diterapkan untuk kehidupan
manusia. Alat-alat yang berdasarkan hukum tersebut antara lain sebagai
berikut:
a. Balon Udara
Balon udara berisi gas bermassa jenis lebih kecil daripada jenis
udara, misalnya hidrogen. Balon udara juga bekerja atau dasar hukum
Archimedes, yaitu udara mempunyai gaya tekan keatas. Ketika balon
yang sangat besar itu di isi gas ringan, misalnya hidrogen, maka gaya
tekan keatas yang diberikan oleh udara sangat besar dan melebihi
seluruh berat balon (gaya keatas lebih besar daripada gaya berat
balon). Akibatnya, balon naik ke atas. Kegunaan balon udara adalah
membawa muatan ke angkasa dalam rangka penelitian, pengamatan,
maupun penjelajahan.
C. Visikositas Fluida
Secara umum terdapat dua macam fluida, yaitu fluida ideal dan fluida
sejati. Sifat dari fluida ideal adalah tidak kompresibel, artinya volumenya
tidak bisa dimampatkan. Ketika bergerak tidak mempunyai gesekan dan
alirannya stasioner, artinya pada garis aliran tertentu mempunyai kelajuan
yang sama atau atau disebut juga aliran laminer. Adapun sifat fluida sejati
adalah kompresibel atau dapat dimampatkan, mempunyai visikositas yang
artinya mengalami gesekan ketika mengalir dan alirannya tidak stasioner atau
disebut juga aliran turbulen.
( ρb −ρf ) g⋅V b
v=
6⋅π⋅η⋅r
Keterangan:
3 3
Vb πr
= volume bola (m ) = 4
3
Contoh Soal:
Sebuah bola yang massa jenisnya 6,36 gram/cm³ dan berdiameter 20 mm jatuh
ke dalam cairan pelumas yang massa jenisnya 5,10 gram/cm³. Jika kecepatan
terminal bola mencapai 0,2 m/s, dan g = 10 m/s², tentukan koefisien viskositas
cairan pelumas tersebut.
Diketahui:
ρ bola = 6,36 gram/cm³ = 6360 kg/m³
ρ fluida = 5,10 gram/cm³ = 5100 kg/m³
d bola = 20 mm ⇒ R = 10 mm = 10⁻² m
vt bola = 0,2 m/s
Ditanya: η = …?
Penyelesaian:
Kecepatan terminal vt = [2R²g.(ρb - ρf)] / 9η
Koefisien viskositas η = [2R²g.(ρb - ρf)] / 9.vt
= [2.(10⁻²)².(10).(6360 - 5100)] / [9 x 0,2]
= 140 x 10⁻² Pa.s
∴ Koefisien viskositas sebesar 140 x 10⁻² Pa.s
D. Kapilaritas
Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya permukaan zat cair
pada pipa kapiler, seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah. Pada
gambar tersebut, diameter dalam pipa kapiler dari kiri ke kanan semakin kecil.
Semakin kecil diameter dalam pipa kapiler, kenaikan permukaan air di dalam
pipa kapiler akan semakin tinggi.
Kapilaritas adalah gejala zat cair melalui celah-celah sempit atau pipa
rambut. Celah-celah sempit atau pipa rambut ini sering disebut pipa kapiler.
Gejala kapilaritas disebabkan adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair
dengan dinding celah itu. Akibatnya, bila pembuluh kaca dimasukkan dalam
zat cair, permukannya menjadi tidak sama. Kapilaritas merupakan peristiwa
naik atau turunnya zat cair pada bahan yang terdiri atas beberapa pembuluh
halus akibat gaya adhesi atau kohesi, misal naiknya minyak pada sumur.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi
adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel
karena molekulnya saling tolak menolak. sedangkan adhesi adalah gaya tarik
menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara
zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena
molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena
adhesi antara partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar
partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa
dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh karena
itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar
daripada sudut kontak air dengan dinding kaca. Kenaikan atau penurunan zat
cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan permukaan yang
bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Tinggi kenaikan/penurunan zat cair dalam pipa kapiler dirumuskan:
2 γ⋅cosθ
h=
ρ⋅g⋅r
Keterangan:
h = kenaikan atau penurunan zat cair dalam pipa (m)
γ = tegangan permukaan (N/m)
θ = sudut sentuh (derajat)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
r = jari-jari pipa (m)
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler adalah:
a. Berbanding terbalik dengan massa jenis zat cair (makin kecil massa
jenisnya semakin tinggi kenaikan zat cairnya)
b. Berbanding terbalik dengan jari-jari pipa kapiler (makin kecil luas
penampang kapiler semakin tinggi kenikan zat cairnya).
Contoh Soal:
Pada suatu pipa kapiler mempunyai diameter 0,6 mm lalu dimasukkan secara
tegak lurus ke dalam sebuah bejana yang berisi air raksa (ρ = 13.600 kg/m3).
Sudut kontak raksa dengan dinding pipa yaitu 140o. Apabila tegangan
permukaan raksanya yakni 0,06 N/m. Maka berapa penurunan raksa dalam
pipa kapiler tersebut? ( g = 9,8 m/s2) .
Pembahasan:
Diketahui:
d=0,6 mm = 6×10-4 m
r = 3 x 10-4 m
γ = 0,06 N/m
ρ (raksa) = 13.600 kg/m3
g = 9,8 m/s2
θ = 140o
ditanyakan penurunan permukaan raksa di pipa kapiler (h)
Jawab :
h=2γ.cosθ/ρ.g.r
h = 2. 0,06. cos 140o / (13.600).(9,8.3 x 10-4)
h = -0,092/ 39,384
h = -0,0023 mm