Anda di halaman 1dari 50

MATRIKS

Pada pembahasan ini kita akan mempelajari beberapa konsep-konsep mengenai matriks,
seperti pada peta konsep berikut.

Pengertian matriks

Jenis-jenis matriks
Pengertian Notasi dan Ordo
suatu matriks
Kesamaan matriks

Transpose matriks

Penjumlahan matriks

Matriks dan Pengurangan matriks


Determinan
Operasi Aljabar pada matriks
Perkalian matriks
dengan bilangan

Perkalian matriks
dengan matriks

Determinan matriks

Determinan dan invers


matriks

Invers matriks

Penerapan matriks dalam


sistem persamaan linier

1
I. PENGERTIAN, NOTASI DAN ORDO SUATU MATRIKS
Pengertian dan Notasi Matriks
1. Pengertian Matriks
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai informasi yang disajikan
dalam bentuk tabel atau daftar yang berisi angka-angka, disusun menurut baris
dan kolom.
Sebagai contoh adalah harga tiket masuk kebun binatang yang disajikan dalam
tabel berikut ini
Tarif tiket
Dewasa Anak-anak
Hari Biasa 4000 3000
Hari Libur 5000 4500

Kalau informasi tersebut hanya kita tuliskan bilangannya saja maka akan
diperoleh kelompok bilangan sebagai berikut :
4000 3000
5000 4500
jika kita perhatikan kelompok bilangan tersebut memiliki beberapa keteraturan
yaitu disusun dalam bentuk persegi panjang dan disusun dalam baris dan kolom.
Agar tampak ada batas-batasnya, maka bagian tepi dari kelompok bilangan itu
diberi tanda kurang (kurang biasa atau kurang siku), sehingga diperoleh:

4000 3000 baris 1


5000 4500 baris 2

Kolom 1 Kolom 2
Bentuk diatas dinamakan dengan matriks
Dari uraian diatas dapat disimpulkan :
Matriks adalah sekumpulan bilangan yang disusun menjadi suatu jajaran persegi
panjang yang terdiri atas baris atau kolom an terletak diantara dua tanda kurung.

2
Pada matriks di atas, 4.000 adalah elemen / unsur matriks pada baris pertama
dan kolom pertama ditulis a11 = 4.000, elemen-elemen yang lain ditulis a12 =
3.000, a21 = 5.000, dan a22 = 4.500. Sehingga diperoleh bentuk matriks A yang
mempunyai 2 baris dan 2 kolom adalah:
a a 
A =  11 12 
 a21 a22 

2. Notasi matriks
Sebuah matriks dapat diberi nama dan nama itu biasanya dinyatakan dengan
memakai huruf besar (kapital), seperti A, B, C, …. dan seterusnya.
Contoh :
(i) Dengan menandai kurung biasa
2 5   7 8 9
A =   dan B =  
 3  4 11 0 3 
(ii) Dengan menandai kurung siku
2 5   7 8 9
A=   dan B=  
 3  4 11 0 3

3. Pengertian baris, kolom dan elemen suatu matriks


Telah kita ketahui bahwa sebuah matriks terdiri dari sekelompok bilangan yang
disusun dalam bentuk baris-baris dan kolom-kolom. Bilangan-bilangan yang
terdapat dalam matriks dinamakan unsur-unsur atau elemen-elemen.
Contoh :
 4 5 1
C =  
 8 9 6
Susunan mendatar dari bilangan-bilangan pada matriks dinamakan baris
matriks.
4 5 1 adalah baris pertama
8 9 6 adalah baris kedua
Susunan bilangan-bilangan yang tegak pada matriks dinamakan kolom matriks.

3
4 5 1
8 9 6

kolom pertama kolom kedua kolom ketiga

Sedangkan :
4 merupakan elemen matriks baris ke 1 kolom ke 1
8 merupakan elemen matriks baris ke 2 kolom ke 1
5 merupakan elemen matriks baris ke 1 kolom ke 2

4. Pengertian ordo suatu matriks


Suatu matriks A seperti pada pembahasan terdahulu, yang terdiri dari m baris
dan n kolom, maka matriks A berordo m x n dan ditulis dengan lambang Am x n.
Sedangkan banyaknya elemen (unsur) matriks A sama dengan m x n buah.
Dengan demikian matriks A yang berordo m x n dapat disajikan sebagai berikut
:
 a11 a12 a13 ... ... a1n  Baris ke-1
a a2 n 
 21 a22 a23 ... ... Baris ke-2
a a32 a33 ... ... a3n 
Am x n =  31
... ... ... ... ... ... 
 
 ... ... ... ... ... ... 
a amn 
 m1 am 2 am3 ... ... Baris ke-m

Kolom ke-1 Kolom ke-n

Contoh 1.
 2 7
A 2 x 2 =    adalah matriks berordo 2 x 2
 1 5

  3 4 12 
B2 x 3 =    adalah matriks berordo 2 x 3
 6 3 0 

4
Contoh 2.
Diketahui matriks:
2 5 
 
C = 9 7 
 4  3
 
Tentukan:
a. elemen-elemen pada baris ke-1
b. elemen-elemen pada kolom ke-2
c. elemen pada baris 2 kolom 2
d. ordo matriks C
Penyelesaian :
a. elemen-elemen pada baris ke-1 adalah 2 dan 5
b. elemen-elemen pada kolom ke-2 adalah 5, 7, dan -3
c. elemen pada baris ke-2 dan kolom ke-2 adalah a22 = 7
d. C berordo 3 x 2

II. JENIS-JENIS MATRIKS


Jika diperhatikan dari banyaknya baris dan banyaknya kolom serta jenis elemen-
elemennya, maka matriks dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:
1. Matriks Baris
Matriks baris adalah matriks yang hanya terdiri dari satu baris atau matriks yang
berordo (1 x n) dengan n > 1
Contoh : A1 x 3 = (3 5 1)
B1 x 4 = (2 3 7 -6)
2. Matriks Kolom
Matriks kolom adalah matriks yang hanya terdiri dari satu kolaom atau matriks
yang berordo (m x 1) dengan m > 1
Contoh :
 8 
 0   
 7      9
   2 
A3 x 1 =   3  B4 x 1 =   C5 x 1 =  3 
 9  2  
     15 
 1   1 
 

5
3. Matriks persegi
Matriks persegi adalah matriks yang banyaknya baris sama dengan banyaknya
kolom. Matriks Am x n disebut matriks persegi jika m = n, sehingga sering ditulis
Am x n = An.
Pada matriks persegi elemen-elemen
a11, a22, a33, …, ann disebut elemen-elemen diagonal utama
an1, …, a1n disebut elemen-elemen diagonal samping
Hasil penjumlahan dari elemen-elemen pada diagonal utama dari matriks
persergi disebut: trace A
Trace A = a11 + a22 + … + ann
Contoh :
 2 5 7
 
A3x3 = A3 =  6  1 4 
 3 0 8
 
Elemen diagonal utamanya adalah 2, -1, 8
Elemen diagonal samping adaaalah 3, -1, 7
Trace A = (2) + (-1) + (8)
=9
4. Matriks diagonal
Matriks diagonal adalah matriks persegi yang semua elemennya bernilai nol,
kecuali elemen diagonal utama.
Contoh :
 1 0 0  1 0 0
 2 0    
A2 =   B3 =  0 3 0  C3 =  0 1 0 
 0 1  0 0 0  0 0 1
   
5. Matriks segitiga atas
Matriks segitiga atas adalah matriks persegi yang elemen-elemen dibawah
diagonal utamanya adalah nol.
Contoh :
 1  5 4
5 1  
D2 =   E3 =  0 2 8 
 0 2  0 0 3
 

6
6. Matriks segitiga bawah
Matriks segitiga bawah adalah matriks persegi yang elemen-elemen diatas
diagonal utamanya adalah nol.

Contoh :
 7 0 0
8 0  
F2 =   G3 =  2 1 0 
1 3   5 8 7
 
7. Matriks identitas
Matriks identitas adalah matriks diagonal yang semua nilai elemen-elemen pada
diagonal utamanya sama dengan satu, sedangkan elemen lainnya nol. Matriks
identitas disebut juga matriks satuan yang dilambangkan dengan “I”.
Contoh :
 1 0 0
1 0  
I2x2 =   I3x3 =  0 1 0 
0 1  0 0 1
 
8. Matriks nol
Matriks nol adalah matriks yang seluruh elemennya bernilai nol. Matriks nol
dinyatakan dengan lambang “O”
Contoh :
 0 0
 0 0 0  0 0  
O2x3 =   O2x2 =   O3x2 =  0 0 
 0 0 0  0 0  0 0
 
9. Lawan Suatu Matriks
Lawan suatu matriks adalah matriks yang elemen-elemennya merupakan lawan
dari elemen-elemen matriks tersebut. Lawan matriks A dinotasikan dengan –A.
Contoh :

 3 5   3  5
Lawan matriks A =   adalah -A =  
  4  1   4 1 

LATIHAN 1

7
1. Diketahui matriks
 4  3  5
 
2 7 6 
A= 
1 2  1
 
 3  1 4 
Tentukan : a. Ordo matriks A
a. Sebutkan elemen-elemen pada baris ketiga
b. Sebutkan elemen-elemen pada baris ketiga
c. Sebutkan elemen pada baris ketiga kolom kedua
d. a23, a42, a31
2. Tentukan banyak elemen dari matriks-matriks berikut:
e. A2x3 b. B1x4 c. C5x2 d. D4x4
3. Berikanlah contoh matriks dengan elemen-elemen bilangan real yang terdiri atas :
f. 2 baris dan 3 kolom c. 4 baris dan 2 kolom
g. 3 baris dan 3 kolom d. 3 baris dan 4 kolom
4. Untuk tiap sistem persamaan linier berikut ini, tentukanlah matriks-matriks
koefisiennya.
a. 2x + 3y = 5 c. 2x – y + 4z = 12
-x + 2y = 4 x + 5y + 6z = 17
x + 2y – 5z = 10
b. 3x +2y = 1 d. 2x + y + z = -4
x – 4y = 5 4y – 3z = 12
3x + 5y = 21
5. Berikan contoh matriks persegi ordo 3 dari matriks berikut!
a. Matriks segitiga atas
b. Matriks segitiga bawah

8
III. KESAMAAN MATRIKS
Dua buah matriks A dan B dikatakan sama dan ditulis A=B apabila keduanya
berordo sama dan semua unsur-unsur yang terkandung didalamnya sama.
Contoh 1:

4 10   12 4 
 2 8 5  8   
A=   B= 2 C=   3 6 
 4 6 1  2
4 6 1   5 1
 
Maka A=B, tetapi AC dan BC
Contoh 2:
x  y 9   5 9
Jika A=   dan B=  
 6 x  y   6 1
Tentukan nilai x dan y apabila A=B!
Jawab :
A=B maka x+y=5
x–y=1+
2x =6
x=3
y=2

IV. TRANSPOSE MATRIKS


Transpose matriks A adalah suatu matriks yang diperoleh dengan cara mengubah
setiap elemen baris matriks A menjadi elemen kolom matriks transposenya, atau
sebaliknya. Transpose matriks A dilambangkan dengan At atau A’.
Contoh :
 1  3  1 5
A =   maka A1 = At =  
5 4    3 4
 4 9
 4 2  5  
B =   maka B1 = Bt =  2 8 
9 8 3    5 3
 

9
LATIHAN 2

1. Diantara matriks-matriks berikut ini, manakah yang sama


 10 
6 5  2 3   6 
A =   B =   C=  2
 4 1  5 1  16 1
 
 10 
 
 4 9  5
D =   E = 10 5 4  1 F=  
 25  1  4
 
 1
2. Tentukan transpose dari matriks-matriks berikut ini:
 3 8 3 5 5 
   
A =   2 5 ; B =  4 2  7
 4 1 1 8 6 
   
3. Tentukan nilai x dan y dari persamaan berikut
  2 x  12   x2 y  16 4 
a.   =   d.  3  = 
 2y   4  y 2   8 2 

 1 
 x 2 y    3 8  x  y 5   6 5
b.  6 = e.  =  
   0 6   4 x  y   4 2
 0 6
4. Tentukan nilai P jika At = B

  4 P  2  4 8 
a. A =   dan B =  1 
 8  4    4
 2 
2 q  P  q 4
b. A =   dan B =  
4 1  4 1 

5. Diketahui matriks
 
 2a a b 
4 2 0 
A =  cb d c  dan B =  
 1   1 5 1
c  d c  2 f 
 2 
a. Tentukan At
b. Carilah nilai-nialai a, b, c, d, dan f jika At = B

10
V. OPERASI ALJABAR MATRIKS
Pada pembahasan di atas, kita telah mempelajari pengertian matriks, notasi,
ordo matriks, jenis-jenis matriks, kesamaan matriks dan transpose matriks, maka
pada sub bahasan ini kita akan membahas operasi (pengerjaan) antar matriks,
diantaranya adalah operasi penjumlahan dan pengurangan, perkalian matriks dengan
bilangan real (scalar) dan perkalian matriks dengan matriks.

A. Penjumlahan dan Pengurangan Matriks


1. Penjumlahan Matriks
Untuk memahami penjumlahan matriks, maka perhatikan tabel di bawah ini.
Bulan 1 Bulan 2 Jumlah
Dewasa Anak-anak Dewasa Anak-anak Dewasa Anak-anak
Hari Biasa 80 75 100 80 180 155
Hari Libur 50 40 100 60 150 100
Tabel di atas menunjukkan daftar pendapatan dari tiket masuk Kebun binatang
pada bulan pertama dan bulan kedua yang terbagi dalam 2 kelompok, yaitu
dewasa dan anak-anak, pada hari biasa dan hari libur. Jika data dia atas disajikan
dalam bentuk matriks, maka diperoleh:
A + B = C
 80 75  100 80  180 155 
       
 50 40  100 60  150 100 
Terlihat bahwa matriks A dan B adalah matriks yang berordo sama, elemen-
elemen matriks dari A dan B yang dijumlahkan adalah yang seletak. Sehingga
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Jika A dan B adalah dua buah matriks yang berordo sama, maka jumlah
matriks A dan matriks B (ditulis A+B) adalah sebuah matriks baru yang
didapat dengan cara menjumlahkan elemen-elemen matriks A dengan
elemen-elemen matriks B yang seletak.

Jadi, jika diketahui :


 a11 a12 a13   b11 b12 b13 
A(2x3) =   dan B(2x3) =  
 a21 a22 a23   b21 b22 b23 

11
a b a12  b12 a13  b13 
Maka : (A + B)(2x3) =  11 11 
 a21  b21 a22  b22 a23  b23 

Contoh :
3 1 4   1 2 6   8  9 1
Jika : A =   ; B =   ; C =  
3 5  2   2 4  3   1 10 7 
Tentukan : a). A + B
b). B + C
Jawab :
3 1 4   1 2 6 
a) A + B =   +  
 3 5  2    2 4  3
 3  (1) (1)  2 4  6   2 1 10 
=   =  
 3  (2) 5  4 (2)  (3)   1 9  5 
 1 2 6   8  9 1
b) B + C =   +  
  2 4  3    1 10 7 
 7  7 7
=  
  3 14 4 
dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat penjumlahan matriks
adalah:
1. Sifat Komutatif : A + B = B + A
2. Sifat Assosiatif : (A + B) + C = A + (B + C)

2. Pengurangan Matriks
Pengurangan matriks dapat dinyatakan dalam penjumlahan matriks, berdasar
pada pemahaman tentang lawan suatu matriks. Jika A dan B adalah dua matriks
yang berordo sama, maka pengurangan matriks A dengan B dapat dinyatakan
sebagai berikut:
A – B = A + (– B)
Jadi jika diketahui :
 a11 a12 a13   b11 b12 b13 
A(2x3) =   dan B(2x3) =  
 a21 a22 a23   b21 b22 b23 

12
a b a12  b12 a13  b13 
Maka : (A-B)(2x3) = A+ (– B) =  11 11 
 a21  b21 a22  b22 a23  b23 

Contoh :
 1 4 3    3 5 1
Jika A =   dan B =  
 3 0  5  2  6 4
Tentukan (A – B)!
Jawab:
 1 4 3    3 5 1
A – B =   -  
 3 0  5  2  6 4 
 (1)  (3) 45 3 1 
=  
 3 2 0  (6) (5)  4 

 2 1 2 
=  
 1 6  9 

13
LATIHAN 3

1. Diketahui :
1 5   2 3   2  2
A =   ; B =   dan C =  
3 4  0 1  3 1 
Tentukan :
a. A + B c. B + C e. A + B + C
b. A – B d. B – C f. A – B – C
2. Diketahui :
 4  1 5 1
 3 2 8    
A =   ; B = 0 3  dan C =  1 0 
 0  1 3 2 2   0 2
   
Tentukan :
a. A + Bt + Ct c. B – At + C
b. B – C + At d. A – Bt + Ct
3. Tentukan nilai x dan y dari ;
 2x 5   6 8  y 3 
a.   =   -  
 7 x   8 3  1 2 y 
  2  6x   3  2 y   5 9   0 0
b.  +  +  = 
 7x 1   5 y  7  13  8   0 0 
4. Tentukan matriks A jika :
 2 5   1 3  6 8 3  7  3 8 
a. A +   =   c. A +   =  
  1 3  7 6   2  1 5  4 9 6
11  2    4 2   0 0 
 4  3  0 5      
b.   - A =   d. A -  8 4  -  6  6  =  0 0 
5 1   2 8 1 0   3
   5   0 0 
5. Tentukan nilai x, y dan z dari persamaan berikut ini!
 4 5   x 3   z 8
a.   +   =  
 z x   2 y   6 3
  2 1   z y   x  y 3
b.   +   =  
 x y  x 5  4 7 

14
B. Perkalian Matriks dengan Bilangan
Jika k adalah bilangan real dan A adalah sebuah matriks maka kA adalah sebuah
matriks baru yang didapat dari hasil perkalian k dengan elemen-elemen matriks A.
Misalnya :
 a11 a12 a13 ... a1n 
 
a a22 a23 ... a2 n 
A =  21 
... ... ...
 
a am3 ... amn 
 m1 am 2

 ka11 ka12 ka13 ... ka1n 


 
 ka21 ka22 ka23 ... ka2 n 
Maka kA =  
... ... ...
 
 ka kam3 ... kamn 
 m1 kam 2
Contoh :
10  3 4   3(10) 3(3) 3(4) 
A =   maka 3A =  
 3 5 1  3(3) 3(5) 3(1) 
 30  9 12 
=  
 9 15 3 

Catatan :
i. Dalam aljabar matriks, bilangan real k sering disebut skalar.
ii. Operasi perkalian bilangan real k dengan matriks A disebut perkalian skalar
iii. Perkalian matriks dengan skalar k berarti melakukan penjumlahan matriks
sejenis sebanyak k kali

Sifat perkalian matriks dengan skalar :


Jika matriks A dan B berordo sama dan k, l  R (bilangan real)
Maka : a. (k + l) A = kA + lA
b. k (A + B) = kA + kB
c. k (lA) = (kl) A
d. 1 x A =Ax1=A
e. (-1) A = A (-1) = – A

15
TUGAS INDIVIDU
Buktikan bahwa jika A dan B matriks berordo sama dan k,l R maka berlaku:
a. . (k + l) A = kA + lA
b. k (A + B) = kA + kB
c. k (lA) = (kl) A
d. 1 x A =Ax1=A
e. (-1) A = A (-1) = – A

Contoh :
Diketahui matriks-matriks :
 6 2 18 5 
A =   dan B =  
 4 8  7 2
Tentukan matriks C berordo 2x2 yang memenuhi persamaan 2C + 2B = 4A
Jawab :
 6 2   24 8 
4A = 4   =  
 4 8   14 32 
18 5   36 10 
2B = 2   =  
 7 2   14 4 
Dari persamaan 2C + 2B = 4A diperoleh
2C = 4A – 2B
 24 8   36 10 
2C =   -  
 14 32   14 4 
  12  2 
=  
 2 28 

1 1   12  2 
Jadi C = (2C) =  
2 2  2 28 

  6  1
=  
 1 14 

16
LATIHAN 4

 5 1
1. Diketahui A =   ; tentukan hasil kali dari:
 2  6
1
a. 3A c. 3At e. A
2
b. –3A d. –3At f. 3 (A + At)
2. Tentukan nilai a, b, c, dan d dari persamaan berikut ini!

6 9 a b   2 3 1  a b 
a.   = 3   c.  1 =  
 12 15   c d   1  2  c d 
2 
 a b   2  1  a b   7 9   1  3
b. 2   =   d. 3   +   =  
 c d   3 0   c d   1  4  4 2 
3. Diketahui matriks-matriks :
 2 9  3 8 7 5
A =   B =  
4 5 3  1 3 1
Tentukanlah :
a. A + B
b. 3A dan 3 B
c. 8B dan 4 (2B)
d. 3 (A + B) kemudian tunjukkan bahwa 3 (A + B) = (3A + 3B)
4. Nyatakan tiap bentuk dibawah ini dalam matriks tunggal.
1 3
  3 2 4 0  3  2 1  1 
a. 5   + 2   c. 3   - 2  2 2
 1 5  2 1  0 2 4 2 5

1

 2 2
 1 5
1  10 4    1 6 9 1  8 10 
b.   + 2  2 2 d.   -  
2  6 8  4

3

3 12 15  2  0  4
 2
5. Jika X adalah matriks (2x2). Tentukan X dari persamaan berikut ini!

 8  12   1
a. 2X =   b.
1
X= 1 
4 6  3  3
4 2

17
C. Perkalian Matriks dengan Matriks
Perhatikan tabel di bawah ini. Data berikut merupakan data mengenai
banyaknya buah jeruk dan duku yang dibeli Ana dan Ani. Sedangkan tabel 3
menunjukkan harga jeruk dan duku.
Jeruk Duku Harga per kg
Ana 2 1 Jeruk Rp 5.000,-
Ani 3 2 Duku Rp 8.000,-

Berapakah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh Ana dan Ani?
Untuk menjawab itu, maka kita melakukan perhitungan sebagai berikut.
 Jumlah uang yang harus dibayarkan Ana adalah 2 x Rp 5.000,00 + 1 x
Rp 8.000,00 = Rp 18.000,00
 Jumlah uang yang harus dibayarkan Ani adalah 3 x Rp 5.000,00 + 2 x
Rp 8.000,00 = Rp 31.000,00
Permasalahan di atas dapat dinyatakan ke dalam bentuk matriks sebagai berikut:
 2 1  5000   2  5000  1 8000   18000 
        
 3 2  8000   3  5000  2  8000   31000 
Operasi di atas dinamakan perkalian matriks yaitu dengan mengalikan tiap
elemen pada baris matriks pertama dengan elemen pada kolom matriks kedua
dan hasilnya dijumlahkan. Jadi diperoleh:
Dua buah matriks hanya dapat dikalikan apabila jumlah kolom matriks
yang dikalikan sama dengan jumlah baris dari matriks pengalinya. Hasil
kali dua buah matriks Amxn dengan Bnxp adalah sebuah matriks baru Cmxp.
Amxn x Bnxp = Cmxp
a b p q
Missal A =   ; B =   maka:
 c d  r s
 a b   p q   ap  br aq  bs 
AB =     =  
 c d   r s   cp  dr cq  ds 
Contoh :
Tentukan hasil perkalian matriks berikut ini:
 0 1
 1 5 4   
A =   ; B =   4 2
 3 2  3  2 6
 

18
Jawab :
A(2x3) . B(3x2) = C(2x2)
 0 1
 1 5 4   
A.B =     4 2 
 3 2  3  
 2 6
 (1)(0)  (5)(4)  (4)(2) (1)(1)  (5)(2)  (4)(6) 
=  
 (3)(0)  (2)(4)  (3)(2) (3)(1)  (2)(2)  (3)(6) 
  12 33 
=  
  14  11 

Memo:
Pengertian Pemangkatan Matriks
Dalam pemangkatan bilangan real, untuk an dengan a  R dan n  A
maka: an = a x a x a x a x … x a sebanyak n kali
Missal : a2 = a x a
a2 = a x a2
=axaxa
Bentuk pemangkatan tersebut berlaku pada pemangkatan matriks
persegi.
Jadi kalau A suatu matriks persegi maka :
A . A = A2
A . A . A = A . A2 = A3
A . A . A . A = A . A3 = A4
……………………
A . A . A. …. . A = A . An-1 = An

Contoh:
Diketahui Matriks
 2 5
A =  
  3 1
a) Tentukanlah :
i. A2 ii. A3 iii. A4
b) Tentukanlah A3 – 3A2 + 2A – 4I (dengan I matriks satuan).

19
Jawab :
a) i. A2 = A . A
 2 5   2 5    11 15 
=     =  
  3 1    3 1    9  14 
 2 5    11 15    67  40 
ii. A3 =     =  
  3 1    9  14   24  59 
 2 5    67  40    14 375 
iii. A4 =     =  
  3 1  24  59   224 61 
b) A3 – 3A2 + 2A – 4I
  67  40    11 15   2 5  1 0
=   - 3   + 2   - 4  
 24  59    9  14    3 1 0 1
  67  40   33  45   4 10    4 0 
=   -   +   +  
 24  59   27 42    6 2   0  4 
  34  75 
=  
 45  19 
Contoh:
 1  1  1 2  0 2
Jika : A =   ; B =   dan C =  
2 0    3 1  1 1
Tentukanlah :
a) (AB) C dan A (BC)
b) A (B + C) dan AB + AC
c) (B + C) A dan BA + CA

Jawab :
 1  1 1 2   0 2 
a) (AB) C =     
 2 0   3 1    1 1 
 4 1  0 2   1 9
=     =  
 21 4    1 1    4 8 
 1  1  1 2  0 2 
A (BC) =     
 2 0    3 1   1 1 

20
 1  1   2 4    1 9 
=     =  
 2 0    1  5   4 8 
Tampak bahwa : (AB) C = A (BC)
 1  1  1 2   0 2 
b) A (B + C) =       
 2 0    3 1    1 1 
 1  1  1 4   5 2 
=     =  
 2 0    4 2  2 8
 1  1  1 2   1  1  0 2 
AB + AC =     +    
 2 0    3 1  2 0   1 1
 4 1  1 1  5 2
=   +   =  
 2 4  0 4  2 8
Tampak bahwa : A (B + C) = AB + AC

 1 2   0 2   1  1
c) (B + C) A =       
  3 1    1 1   2 0 
 1 4   1  1  9  1 
=     =  
  4 2  2 0   0  4
 1 2   1  1  0 2   1  1
BA + CA =     +    
  3 1  2 0   1 1  2 0 
 5  1  4 0   9  1 
=   =   =  
 1 3   1 1  0  4
Tampak bahwa : (B + C) A = BA + CA
Contoh:
3 2  1 0
Diketahui matriks A =   ; I =  
1 1 0 1
Tentukan : a. AI b. IA
Jawab:
3 2  1 0 3 2
a. AI =     =  
1 1  0 1 1 1

21
 1 0 3 2 3 2
b. IA =     =  
 0 1 1 1 1 1

Tampak bahwa IA = AI = A
Dari uraian diatas diperoleh sifat-sifat matriks. Untuk setiap matriks A, B dan C
(yang dapat dijumlah/dikalikan) dipenuhi:
1. (AB) C = A (BC) ................................. Sifat Asosiatif
2. A (B + C) = AB + AC ......................... Sifat Distributif Kiri
3. (B + C) A = BA + CA ......................... Sifat Distributif Kanan
4. k (AB) = (kA) B = A (kB) ................... Perkalian Skalar
5. AI = IA = A ......................................... Sifat Identitas
6. A0 = 0A = 0 ......................................... Sifat Matriks Nol
7. AB  BA .............................................. Tidak Berlaku Sifat Kumulatif

22
LATIHAN 5

1. Tentukan hasil perkalian matriks berikut ini:


1  x
   
a. 1 4 3 4  c.  y 4 7 6
 3 z
   
 x
 
b. 2 3 1 y 
z
 
2. Manakah yang bisa dikalikan dan tentukan hasilnya:
 9  5   8  9 3 
a.    c.   
 2  4   3  4 2 
 1 4
 3  2  2   1 2  2  
b.    d.   2 2 
 1 0  1   0 0 2  1 3 
 
 5 2
3. Diketahui matriks A =   tentukan matriks A x A
  2 2
 2 1  p q   4 5 
4. tentukan p, q, r, s, jika      
 3 4  r s  11 10 

5. Selesaikan perkalian matriks berikut ini!


 1 4  0 4  4 2   1 2 3
a.     c.    
 3 2   2 3  1  5  4 5 6
 3 0  0  1
   2  5    2 0  4
b.  5 4    d.  1 5   
 1 1  1 4  3 0   1 3 2 
   
6. Diketahui matriks :
 2 0   3 5 1 2  1
A =   B =   dan C =  
  1 3  0 1  3 4  5

Tentukan :

23
a. AB d. At . C g. Ct . B
b. AC e. Bt .C
c. BC f. Ct . A
7. Diketahui Matriks :
  2  1  0 5  1 3
A =   B =   dan C =  
 3 4    2 2   5 2
Tentukan :
a. A (B + C) c. (B + C) A
b. AB + AC d. BA + CA
8. Diketahui Matriks :
 2  2
  1 1  2
A = 0 1  dan B =  
3 0  3 0  2
 
Tentukan :
1 t 1 t 2
a. 3A + 2Bt b. 2A – 3Bt c. B + A d. A - B
2 3 3
 1 1  1  2 
9. Jika A =   dan B =  
 3  3 1  5 
Tentukan :
a. A2 c. (AB)2 e. A3 g. Apakah (AB)2 = (BA)2 ?
b. B2 d. (BA)2 f. B3
1 2 
10. Diketahui A = =   ; tunjukkan bahwa A2 – 5I = O
 2 1

24
VI. DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS
Pada pembahasan ini kita akan mempelajari cara menentukan determinan dan
invers matriks, khususnya matriks ordo 2x2 dan penggunaannya untuk
menyelesaikan sistem persamaan linier.

A. Determinan Matriks
 3 2
Jika diketahui matriks A =   , maka hasil kali antara 3 dan 5 dikurangi hasil
6 5
kali 6 dan 2 yaitu 15 – 12 = 3 dinamakan determinan.
Penulisan dterminan adalah dengan garis lurus, yaitu:
 a 11 a 12 a 13 ... a 1n 
 
 a 21 a 22 a 23 ... a 2 n 
A=  maka determinan matriks A
.. ... ... ... ... 
 
a ... a mn 
 m1 a m2 a m3

a 11 a 12 a 13 ... a 1n
a 21 a 22 a 23 ... a 2n
det A =A =
... ... ... ... ...
a m1 a m2 a m3 ... a mn

1. Memahami determinan matriks ordo 2x2


Khusus untuk matriks ordo 2x2. Nilai determinannya dapat ditentukan
dengan cara : hasil kali elemen-elemen pada diagonal utama dikurangi hasil kali
elemen-elemen pada diagonal samping.
a b
Jika A =   maka determinan matriks A didefinisikan :
c d
a b
det A = A = = ad – bc
c d

Contoh:
 3 2
1) Diketahui matriks A =  
 2 5

25
Hitunglah determinan matriks A!
Jawab :
3 2
det A = A = = 3.5 – 2.2 = 15 – 4 = 11
2 5

x x 
2) Diketahui matrikls C =   ; jika det C = 0 tentukan nilai x
 - 6  3x 

Jawab :
det C = 0 Memo;.
 Matriks yang
x x determinannya nol (0)
=0
- 6 - 3x disebut matriks
singular dan tidak
(x)(-3x) – (x)(-6) = 0 mempunyai invers
-3x2 + 6x = 0  Matriks yang
determinannya tidak
-x2 + 2x = 0 nol (0) disebut
x (-x + 2) = 0 matriks non singular
dan mempunyai
x1 = 0 atau –x + 2 = 0 invers.
x2 = 2
Jadi x = 0 atau x = 2

2. Memahami determinan matriks ordo 3x3(


Untuk menentukan determinan matriks ordo 3x3, digunakan suatu cara yaitu
dengan meletakkan lagi elemen-elemen kolom pertama dan kedua disebelah
kanan kolom ketiga. Perhatikan berikut ini.
 a 11 a 12 a 13 
 
Jika A =  a 21 a 22 a 23  maka determinan matriks A:
a a 33 
 31 a 32
a 11 a 12 a 13 a 11 a 12 a 13 a 11 a 12
det A = A = a 21 a 22 a 23 = a 21 a 22 a 23 a 21 a 22
a 31 a 32 a 33 a 31 a 32 a 33 a 31 a 32
(-) (-) (-) (+) (+) (+)
A = a11.a22.a33 + a12.a23.a31 + a13.a21.a31 – a13.a22.a31 – a11.a23.a32 –
a12.a21.a33

26
contoh :
 2 1 2
 
Diketahui matriks B =   3 5 1 
 1 4 2 

Hitunglah determinan matriks B!

Jawab :
a 11 a 12 a 13 a 11 a 12
Det B = A= a 21 a 22 a 23 a 21 a 22
a 31 a 32 a 33 a 31 a 32
(-) (-) (-) (+) (+) (+)
= (2)(5)(2) + (-1)(1)(1) + (2)(-3)(4) – (2)(5)(1) – (2)(1)(4) – (-1)(-3)(2)
= 20 – 1 – 24 – 10 – 8 – 6
= 20 – 49
= -29

27
LATIHAN 6

1. Tentukan determinan dari matriks berikut:


 5 3  0 5  3 5
a. A =   b. B =   c. C =  
 4 1  2 1   2 4
x - 2 3 
2. Diketahui matriks A =   , jika det A = 0
  4 x - 1
Hitunglah nilai x!
3. Tentukan nilai x dari persamaan berikut ini!
3 2-x 2x 3
a. =0 c. =x+4
x 1 2 1

2x - 3 2  2x 3
b. =9 d. =6
-2 x -1 5
4. Tentukan nilai p jika persamaannya berikut ini!
p  2 12 3 2p p - 1
a. =1 b. =0
p  1 2p - 3 p -1

 2x 3   x  1
5. Diketahui A =   dan B =  
 3 x  3 10 
Jika det A = det B, tentukan nilai x!
p 5   2 3p - 2 
6. Jika A =   dan B   mempunyai determinan yang sama,
 1 p - 2 p 5 
tentukan nilai p!
7. Hitunglah determinan dari matriks-matriks beriktu ini!
0 0 1  5 1 1 
   
a. P =  2 3 5  c. R =   3 0  5 
 4 1 2  4 2 6 
   
 1 1  1  0  6 1
   
b. Q =  0  2 3  d. S =   2 4 0 
  3 4  5  3  1 3
   
8. Tentukanlah nilai p dari persamaan berikut ini!

28
p 1 3 p 1 5
a. 1 p 2 =0 c. 2 3 2 = 4
1 1 2 1 -1 p

3 4 2 p 1 3
b. 5 p 1 = 0 d. 2 6 p = 50
-1 2 1 3 1 0

B. Invers Matriks
Dalam perkalian bilangan real diketahui bahwa a x 1 = 1 x a = a, a  R.
a b
Dalam hal ini 1 adalah elemen identitas. Selain itu diketahui bahwa x =
b a
a b
1, dengan a,b R. dan dikatakan saling invers.
b a
1. Dua Matriks Saling Invers
Jika A dan B masing-masing merupakan matriks persegi atau bujursangkar
berordo sama dan berlaku AB = BA = I maka B adalah invers A (B = A-1) atau
A adalah invers B (A = B-1). Berarti A dan B saling invers.
Contoh :
5 7  3  7
Jika diketahui A =   dan B =  
 2 3    2 5 
Apakah A merupakan invers dari B?
Jawab :
 5 7   3  7  15  14  35  35   1 0 
AB =     =   =   = I
 2 3    2 5   6  6  14  15   0 1 
 3  7   5 7   15  14 21  21   1 0 
BA =     =   =   = I
  2 5   2 3    10  10  14  15   0 1 
Jadi AB = BA = I, sehingga A merupakan invers B atau B merupakan invers
dari A.

29
2. Menentukan invers matriks persegi ordo 2x2
Misalkan matriks persegi berordo 2 yang akan kita cari inversnya adalah.
a b p q
A =   dan inversnya A-1 =   maka:
 c d  r s
A.A-1 = I
a b  p q 1 0
    =  
c d  r s  0 1
 ap  br aq  bs   1 0 
  =  
 cr  dr cq  ds   0 1 
didapat sistem persamaan linier dan variabel
ap  br  1 d
(i)  diperoleh p =
cp  dr  0 ad - bc
-c
r=
ad - bc
aq  bs  0 a
(ii)  diperoleh q =
cq  ds  1 ad - bc
-b
s=
ad - bc
Sehingga :
p q
A-1 = r =  
r s
 d -b 
 
=  ad - bc ad - bc 
 - c a 

 ad - bc ad - bc 
1  d - b
=  
ad - bc - c a 
Dengan demikian diperoleh :
a b 1  d - b
Jika A =   maka A-1 =  
c d ad - bc - c a 

30
1  d - b
A-1 =  
det A - c a 
dengan : ad – bc  0

Contoh :
 2 - 3
Tentukan invers dari matriks A =  
1 1 
Jawab :
1  4 3
A-1 =  
(2)(4)  (3)(1)  -1 2
1  4 3
=  
11  - 1 2 

4 3
 
A-1 =  11 11 
 -1 2 
 
 4 11 
Contoh:
Jika X matriks ordo 2x2, tentukanlah X dari persamaan berikut ini!
 2 - 3  0 3
X   =  
 1 4   - 2 1

Jawab :
 2 - 1
Untuk mencari X, kedua ruas dikalikan dengan invers   disebelah
4 3 
kanan.
Sehingga :
 2 - 3  0 3
X   =  
 1 4   - 2 1
 2 - 3 1  4 3   0 3 1  4 3 
X   .   =   .  
 1 4  11  - 1 2   - 2 1  11  - 1 2 

31
 2 - 3   0 3   114 3

X   =    1 11

 1 4   - 2 1    11
2
11 
8  3 6
 116   0  113 0  116 
X  114 114 11
=  8 1 
 11  11
3
11  118  2 
  11  11  11  11 
6

 1 0    113 116 
X   =  9 
4 
 0 1    11  11 
  113 116 
X =  9 
4 

 11  11 

C. Minor, Kofaktor dan Adjoin


Pengertian Minor
Untuk menentukan invers ordo 3 maka diperlukan pemahaman mengenai minor,
kofakor dan adjoin.
 a 11 a 12 a 13 
 
Misalkan matriks = A =  a 21 a 22 a 23 
a a 33 
 31 a 32
Kalau elemen-elemen pada baris ke i, kolom ke j dari matriks A dihapus maka
akan diperoleh matriks persegi berordo 2.
Determinan dari matriks persegi ordo 2 itu adalah merupakan minor matriks A
dan ditulis dengan lambang Mijdisebut minor aij.
Untuk matriks ordo 3 , memiliki minor sebanyak 9 buah.
i. Jika baris pertama dan kolom pertama dihapus, maka
 a 11 a 12 a 13 
   a 22 a 23 
 a 21 a 22 a 23  di dapat  
a  a 32 a 33 
 31 a 32 a 33 

a 22 a 23
Sehingga minor a11 adalah M11 =
a 32 a 33

ii. Jika baris pertama kolom kedua dihapus, maka:

32
 a 11 a 12 a 13 
   a 21 a 23 
 a 21 a 22 a 23  di dapat  
a  a 31 a 33 
 31 a 32 a 33 

a 21 a 23
Sehingga minor a12 adalah M12 =
a 31 a 33

iii. Jika baris pertama kolom ketiga dihapus, maka:


 a 11 a 12 a 13 
   a 21 a 22 
 a 21 a 22 a 23  di dapat  
a  a 31 a 32 
 31 a 32 a 33 

a 21 a 22
Sehingga minor a13 adalah M13 =
a 31 a 32

Demikian dan seterusnya sampai ke-9 atau M33

Pengertian Kofaktor:
Jika Mij adalah minor aij dari matriks A maka bentuk (-1)i+j Mijdisebut
kofaktor dari aij, sehingga:
Kofaktor a11 adalah C11 = (-1)1+1 M11 = + M11
Kofaktor a12 adalah C12 = (-1)1+2 M12 = - M12
Kofaktor a13 adalah C13 = (-1)1+3 M13 = + M13
Kofaktor a21 adalah C21 = (-1)2+1 M21 = - M21
Kofaktor a22 adalah C22 = (-1)2+2 M22 = + M22
Kofaktor a23 adalah C23 = (-1)2+3 M23 = - M23
Kofaktor a31 adalah C31 = (-1)3+1 M31 = + M31
Kofaktor a32 adalah C32 = (-1)3+2 M32 = - M32
Kofaktor a33 adalah C33 = (-1)3+3 M33 = + M33
Jadi kofaktor dari matriks A

33
 a 22 a 23 a 21 a 23 a 21 a 22 
 -  
a 13   
a 32 a 33 a 31 a 33 a 31 a 32
 a 11 a 12 
  a a 13 a a 12 a a 12
 a 21 a 22 a 23  =  - 12  11 - 11 
a  a a 33 a 31 a 33 a 31 a 32 
 31 a 32 a 33   32 
a a 13 a a 13 a a 12
  12 - 11  13 
 a a 23 a 21 a 23 a 21 a 22 
 22 
Pengertian Adjoin:
Jika Cij adalah kofaktor dari aij pada matriks A, maka Adjoin matriks A
(disingkat Adj A) ditentukan oleh:
 c11 c 21 c 31 
  memo:
Adj A =  c12 c 22 c 32  Adjoin adalah
c c 33 
 13 c 23 merupakan transpose
dari kofaktor
Atau
 a 22 a 23 a 12 a 13 a 12 a 13 
 -  
 a 32 a 33 a 32 a 33 a 22 a 23 
 a a 23 a a 12 a a 13 
Adj A =  - 21  11 - 11 
 a 31 a 33 a 31 a 33 a 21 a 23 
 a a 22 a a 12 a a 12 
  21 - 11  13 
 a a 32 a 31 a 32 a 21 a 22 
 31 
Contoh :
 1 1 0
 
Tentukan minor, kofaktor dan adjoin dari matriks A =   3 0  5 
 4 2 6 
 
Jawab :
1. Minor :
0 5
Minor a11 = M11 = = (0)(6) – (-5)(-2) = 0 – 10 = -10
2 6

3 5
Minor a12 = M12 = = -18 + 20 = 2
4 6

3 0
Minor a13 = M13 = =6–0=6
4 2

34
1 0
Minor a21 = M21 = =6–0=6
2 6

1 0
Minor a22 = M22 = =6–0=6
4 6

1 1
Minor a23 = M23 = = -2 – 4 = -6
4 2

1 0
Minor a31 = M31 = = -5 – 0 = -5
0 5

1 0
Minor a32 = M32 = = -5 – 0 = -5
3 5

1 1
Minor a33 = M33 = = 0 +3 = 3
3 0
2. Kofaktor
Kofaktor a11 adalah C11 = (-1)1+1 M11 = + (-10) = -10
C12 = (-1)1+2 M12 = - (2) = -2
C13 = M13 = (6) = 6
C21 = - M21 = - (6) = -6
C22 = M22 = (12) = 6
C23 = - M23 = - (6) = -6
C31 = M31 = (-5) = -5
C32 = - M32 = - (-5) = 5
C33 = M33 = (3) = 3
3. Adjoin
 c11 c 21 c13    10  2 6 
   
Adj A =  c12 c 22 c 32  =   6 6 6 
c c 33    5 5 3 
 13 c 23

35
c.Invers matriks ordo 3x3
 a 11 a 12 a 13 
 
Jika : A =  a 21 a 22 a 23  dan det A  0 maka
a a 33 
 31 a 32
Invers A adalah
1 Adj A
A-1 = . Adj A atau A-1 =
det (A) det (A)
Contoh :
 1 1 0
 
Carilah invers dari A =   3 0  5 
 4 2 6 
 
Jawab :
1 1 0 1 1
det (A) =  3 0  5  3 0
4 2 6 4 2
= (1.0.6) + (1.-5.4) + (0.-3.-2) – (0.0.4) – (1.-5.-2) – (1.-3.6)
= 0 – 20 + 0 – 0 – 10 + 18
= -12
1
A-1 = . Adj A
det (A)

  10  2 6 
1  
=-   6 6 6
12  
  5 5 3
 1210 1

1
 6

2
=  12 1
2
  1
2
 5  5
 1
 12 12 4

36
LATIHAN 7

1. Tentukan invers dari matriks dibawah ini!


 3  4   3  1  1  5
a. A =   b. B =   c. C =  
4 1   1 5  4 3 
2. Jika X adalah matriks ordo 2x2, tentukanlah matriks X berikut ini.
 0 2  6  6  1 2   7 17 
a.   X =   d. X   =  
 3 1   3  6  1 3  4 3 
1 2  4 3 8 6  4 4
b.   X =   e. X   =  
3 4  2 1  6 4  2 6
2 5   2 3
3. Diketahui matriks A =   dan B =  
 1  2  1 2
Tentukan berikut ini!
a. AB c. A-1 e. A-1B-1 g. (AB)-1
b. BA d. B-1 f. B-1A-1 h (BA)-1
3 0 1 
 
4. Hitunglah minor dan kofaktor dari matriks:  2 5 1 
 1 0  2
 
a. M12 c. M32 e. C22 g. C21
b. M22 d. C12 f. C32 h. C33
5. Tentukanlah adjoin dan invers dari matriks-matriks berikut.
 2 0 1  1 4 0
   
a. A =  1 1 2  b. B =  3 2 3 
 3 1 1  4  6 1
   

37
VII. PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER
Telah kita ketahui bahwa untuk menyelesaikan system persamaan linier sering
kita gunakan metode grafik, metode eliminasi, metode substitusi mmaupun
campuran. Pada sub bab ini akan kita pelajari cara lain untuk menyelesaikan system
persamaan linier dua variabel.
Bentuk umum system persamaan linier dua perubah.
a1x + b1y = c1 bentuk ini dapat dirubah dalam matriks
a2x + b2y = c2
 a1 b1   x   c1 
    =  
 a 2 b2   y   c2 
 Menyelesaikan sistem persamaan linier dua peubah dengan invers matriks.
 a1 b1   x   c1 
    =  
 a 2 b2   y   c2 
a b1 
, jika A =  1  maka
a2 b2 

A x
y = 
c1
c2

x c 
A-1.A   = A-1  1  dikalikan A-1 dari kiri
 y  c2 

x c 
I   = A-1  1 
 y  c2 
Jadi diperoleh:
x c 
  = A-1  1 
 y  c2 
Contoh :
Dengan menggunakan invers matriks, carilah himpunan penyelesaian dari :
5x + 3y = 14
2x + y = 5
jawab :
persamaan matriks :

38
   =  
5 3
21
x
y
14
5

Misal A =   maka5 3
21

1  1 3 
A-1 =  
5.1  3.2   2 5 
1  1 3 
=  
 1  2 5 

 1 3 
= 
 2 5 
Sehingga :

 1 3   5 3  x   1 3   14 
     =   
 2 5   2 1  y   2  5   5 
x 1
  
 y 3
Jadi penyelesaiannya adalah x = 1 dan y = 3

Memo:
 a1 b1   x   c1 
Bentuk     =   dapat diselesaikan dengan determinan,
 a 2 b2   y   c2 

Dx D c b1 a c1
dimana x = , y = y dengan Dx = 1 ; Dy = 1 ;
D D c2 b2 a 2 c2

a1 b1
D=
a2 b2

39
LATIHAN 8
1. Dengan menggunakan metode matriks (invers matriks), tentukan penyelesaian dari
sistem persamaan berikut ini.
a. 2x + y = 5 b. 5x – y = 9 c. x–y=9
x + 2y = 4 7x – 6y = 9 3x + 2y = 2
2. Dengan cara determinan, tentukan penyelesaian dari sistem persamaan berikut ini!
a. x - 3y = 4 b. 7x = 4y + 1 c. 2x – y + 7 = 0
3x +6y = 7 6x = -5y + 43 5x – 6y + 18 = 0
3. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut!
a. 1
4
x+ 2
5
y = -1 b. 1
2
(x +2) – 1
3
(3y – 6) = 1
3
2
x + 53 y = 9 1
3
(3x – 3) + 1
2
(2y – 2) = 4

4. Dengan menggunakan invers matriks, tentukan penyelesaian sistem persamaan


berikut!
a. x+y–z=4 b. 2x + y + 3z = -2
x-y+z=6 x + 5y = 7
x+y+z=2 3y – 4z = -5
5. Dengan menggunakan determinan, tentukan himpunan penyelesaian dari sistem
persamaan berikut ini!
a. 2x + 5y – 2z = 3 b. 5x – y + 4z = 8 c. 7x + 5y – 3z = 26
x+y+z+4 7x – 2 y + 6 z = 11 3x + 3y – 2z = 13
x + 7y – 7 z = 5 2x + 3y + 5z = 10 6x + 2y – 5z = 13

40
RANGKUMAN
a b  a c
1. Jika A =   , maka transpose matriks A adalah A’ =  
c d  a d
2. Dua buah matriks dikatakan sama jika ordo kedua matriks sama dan elemen-
elemen yang bersesuaian nilainya sama.
3. Dua buah matriks dapat dijumlahkan dan dikurangkan jika ordo kedua matriks
tersebut sama. Cara menjumlahkan adalah dengan menjumlahkan elemen-
elemen yang seletak.
4. Perkalian matriks dengan bilangan adalah dengan cara mengalikan bilangan
tersebut dengan elemen-elemen matriks.
5. Dua buah matriks dapat dikalikan jika banyaknya kolom matriks pertama sama
dengan banyaknya baris matriks kedua. Misalnya:
 a b   p q   ap  br aq  bs 
    =  
 c d   r s   cp  dr cq  ds 
a b
6. Determinan ordo 2; det A = A = = ad – bc
c d

1  d - b
7 invers matriks ordo 2, A-1 =  
ad - bc - c a 

41
UJI KOMPETENSI
Kerjakan dengan benar.!
 4  5    1 d   2  1  2c 1 
1. Jika :   +   =    
  3 b    b 3    4 3   c a 1
Maka Tentukan nilai a!
 4 x - 2    6 - 8  3 1   0 3
2. Jika :   +   = 2    
3 2    11 - 6    2 4  -1 1
Tentukan nilai x!
 3 1  7 2  25 19 
3. Diketahui matriks A =   , B =   dan C =   .
 -1 p  4 3  13 13 
Jika A x B = C, maka nilai p = …
a. 5 c. 9 e. 20
b. 8 d. 16
1 - 2 5 0  11 4 
4. Diketahui matriks A =   , B =   dan C =  
3 2   2 - 1  -1 0
Tentukan:
a. A+ 3 BC c. 3A’ + 2(BC)’
b. 2B’- AC d. (AC- 4 B)’
1 2 0 1
5. Jika diketahui :   .X =   maka tentukan matriks X!
3 4 1 0
1 5  a   - 3
6. Jika     =   maka tentukan nilai a dan b!…
 4 - 6  b   24 
 4 - 3
7. Diketahui matriks A =  
 - 3 - 2
Tentukan matriks B yang memenuhi AB = I dengan I matriks satuan.
8. Diketahui matriks
a 4  2c - 3b 2a  1
A =   dan B =  
 2b 3c   a b  7 
Apabila A = 2 Bt maka tentukan nilai a+b!

42
9. Diketahui matriks :
 2p 2 - 3q   p - 7 q  2 - 5 6 
     
A =  4 -1 - 4  , B =  - 5 5 r  dan C =  -1 4 - 2
 r q -2   - 5 4 7  -3 1 5 
     
Jika A + B = C, maka tentukan nilai p, q dan r!
 4 2
10. Tentukan invers dari matriks B =   !
3 1
 x 10 
11. Jika matriks A =   adalah matriks singuar, maka tentukan nilai x
 3 - 15 
 2 1
12. Diketahui A =   . Tentukan nilai k yang memenuhi k. det (At) = det A-1
 4 3
x 5   2 3x - 2 
13. Diketahui matriks : A =   dan B =  
 1 x - 2 x 5 
Apabila det (A) = det (B), maka tentukan nilai x !
14. Tentukan penyelesaian dari sistem persamaan linear berikut.
4x – 2y – 5 = 0
2x + 6y + 1 = 0
a. Dengan invers matriks
b. Dengan determinan matriks
 1 1 - 1  x   6 
    
15. Diketahui :  3 - 4 2   y  =   2  maka tentukan nilai x, y dan z!
2 5 1   z   0 
    

***** 000 *****

43
Glosarium.
Matriks: sekumpulan bilangan yang disusun dalam bentuk persegi panjang yang terdiri
dari baris dan kolom
Ordo matriks : ukuran matriks yang menyatakan banyaknya baris dan banyaknya
kolom.
Matriks identitas : matriks satuan, merupakan matriks persegi yang semua elemen-
elemen diagonal utamanya satu dan selain itu sama dengan nol.
Matriks nol(O) : matriks yang semua elemennya nol.
Determinan matriks: Nilai tunggal yang diperoleh dari mengalikan elemen pada
diagonal utama dikurangi hasil perkalian elemen-elemen diagonal kedua.

44
Kooperatif
1. Diketahui matriks:
2 5   5 1 
A =   dan B =  
 0 1  3  2
Tentukan :
a. At dan Bt d. At . Bt g. Apakah (AB)t = Bt . At ?
b. (AB)2 e. Bt . At
c. (BA)t f. Apakah (AB)t = Bt . At ?
0 1  4 1
2. Jika P =   dan Q =  
 3 4   2 0
Tentukan :
a. P + Q c. (P + Q) (P – Q) e. Apakah (P + Q) (P – Q) = P2 - Q2?
b. P – Q d. P2 – Q2
3. Diketahui matriks :
 4 1 1 2 
A =   dan B =  
 1 2  3 1
Tentukan :
a. (A + B)2 d. 2 AB g. Apakah (A + B)2 = A2 + 2 AB + B2?
b. (A – B)2 e. A2 + 2 AB + B2 h. Apakah (A – B)2 = A2 - 2 AB + B2?
c. AB f. A2 - 2 AB + B2?
4. Diketahui fungsi f (x) = x2 + 4x – 3I
 0  1
Tentukan f (A) jika A =  
3 2 
5. Diketahui f (x,y) = x2 + 2xy + y2
1 1 5 8 
Jika : A =   dan B  
 0 2  0 1
Tentukan :
d. f (A,B)
e. f (B,A)
f. Apakah f (A,B) = f (B,A)?

45
6. Diketahui matriks:
2 5   5 1 
A =   dan B =  
 0 1  3  2
Tentukan :
g. At dan Bt d. At . Bt g. Apakah (AB)t = Bt . At ?
h. (AB)2 e. Bt . At
i. (BA)t f. Apakah (AB)t = Bt . At ?
0 1  4 1
7. Jika P =   dan Q =  
 3 4   2 0
Tentukan :
j. P + Q c. (P + Q) (P – Q) e. Apakah (P + Q) (P – Q) = P2 - Q2?
k. P – Q d. P2 – Q2
8. Diketahui matriks :
 4 1 1 2 
A =   dan B =  
 1 2  3 1
Tentukan :
l. (A + B)2 d. 2 AB g. Apakah (A + B)2 = A2 + 2 AB + B2?
m. (A – B)2 e. A2 + 2 AB + B2 h. Apakah (A – B)2 = A2 - 2 AB + B2?
n. AB f. A2 - 2 AB + B2?
9. Diketahui fungsi f (x) = x2 + 4x – 3I
 0  1
Tentukan f (A) jika A =  
3 2 
10. Diketahui f (x,y) = x2 + 2xy + y2
1 1 5 8 
Jika : A =   dan B  
 0 2  0 1
Tentukan :
o. f (A,B)
p. f (B,A)
q. Apakah f (A,B) = f (B,A)?
r.

46
LATIHAN 3
 2 4  1
 
2. Diketahui matriks  1 9 5
5  6 7 
 
a. Berapa banyak elemennya?
b. Elemen-elemen pada baris
pertama adalah …
c. Elemen-elemen pada baris
kedua adalah …
d. Elemen-elemen pada kolom
kedua adalah …
e. Elemen-elemen pada kolom
ketiga adalah …
f. Elemen baris pertama
kolom kedua adalah … , a12 = …
g. Elemen baris pertama
kolom ketiga adalah … , a13 = …
h. Elemen baris kedua kolom
pertama adalah … , ditulis a21 = …

3. Tulislah contoh matriks berordo:


a. 3 × 3 d. 1 × 4
b. 2 × 2 e. 3 × 1
c. 5 × 3 f. 4 × 2
4. Matriks-matriks berikut ini
manakah yang sama?
 4 1 2
A = 2 1 2 F =  
8 2 5
 4 1 2  7 3
B =   G =  
 8 2 5   3 7 

47
 3 7
C =   H = 1 2 1
 7 3
D = 2 1 2 I =  2  1  2

 7 3
E =   J = 1 2 1
 3 7
5. Tulislah transpos dari masing-
masing matriks berikut ini kemudian tulis ordonya!
3 5  2  3 3 2
a. A2 × 2 =   d. D....×... =  
 8 2   1 3  3 1 
 3
b. B....×... = 5 4 3 e. E....×... =  
9
 4 1 8
 
c. C....×... =  6  7 9 
 7 1 5
 
1. Pengertian “dikalikan dari kiri” dan “dikalikan dari kanan”.
Dua buah matriks A dan B dapat dikalikan jika banyaknya kolom pada matriks
yang pertama sama dengan banyaknya baris pada matriks yang kedua.
Contoh 1:
 1 3   2 5
A =   dan B =  
  2 0  4 6
Tentukan :
a) Matriks A dikalikan dari kiri oleh matriks B
b) Matriks A dikalikan dari kanan oleh matriks B
Jawab :
a) A dikalikan dari kiri oleh B = B.A
  2 5  1 3
B.A =    
 4 6   2 0
  12 6 
=  
  8 12 
b) A dikalikan dari kanan oleh B = AB

48
 1 3   2 5
A.B =    
  2 0  4 6
10 23 
=  
 4 10 
Dari hasil pengoperasian di atas tampak bahwa ABBA (tidak berkalu sifat
kumulatif).
Contoh 2:

 2 5  1 0
Diketahui: A =   dan B =  
  3 1 0 1
a) Tentukan AB dan BA
b) Apakah AB = BA =A?
Jawab :
 2 5  1 0  2  0 0  5  2 5
a) AB =     =   =  
  3 1  0 1   3  0 0  1   3 1
 1 0  2 5  2  0 5  0  2 5
BA =     =   =  
 0 1    3 1  0  3 0  1   3 1
b) Dari jawaban a) terlihat bahwa AB = BA = A
 1 0
Matriks B =   dinamakan matriks satuan berordo 2. Matrik satuan
0 1
dilambangkan dengan I (Identitas) dan untuk setiap matriks A berlaku
hubungan :

A.I = I.A = A
Contoh :
 4 6 1
 
Diketahui matriks A =   2 4 0 
 3  1 3
 
Tentukanlah :
a. det (A) b. Adj A c. Invers A (A-1)

49
Jawab :
4 6 1 4 6
a. det (A) =  2 4 0  2 4
3 1 3 3 1
= (4.4.3) + (-6.0.3) + (1.-2.-1) – (1.4.3) – (4.0.1) – 9-6.-2.3)
= 48 = 0 = 2 – 12 – 0 – 36
=2
b. Adjoin A
 4 0 -6 1 -6 1 
 -  
 -1 3 -1 3 4 0 
 -2 1 4 1 4 1 
Adj =  -  - 
 3 3 3 3 -2 0 
 -2 4 4 -6 4 -6 
  -  
 3 -1 3 -1 -2 4 

 12 17  4 
 
= 9 9 -2
  10 - 14 4 
 
 12 17  4 
-1 1  
c. A = . 9 9 -2
det (A)  
  10 - 14 4 
 12 17  4 
1  
= . 9 9 -2
2  
  10 - 14 4 
 6 8 12  2 
 
=  4 12 4 12 - 1 
 5 - 7 4 
 
 2 1  0 2  5  2  15 6 
b.   X =   f. X   =  
 4 3 1 3   1 3   11  7 

50

Anda mungkin juga menyukai