Anda di halaman 1dari 17

PROFESIONALISME

Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan J.S.
Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata profesional
sendiri berarti: bersifat profesi, memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan
latihan, beroleh bayaran karena keahliannya itu.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme memiliki dua criteria
pokok, yaitu keahlian dan pendapatan (bayaran). Kedua hal itu merupakan satu kesatuan yang
saling berhubungan. Artinya seseorang dapat dikatakan memiliki profesionalisme manakala
memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu keahlian (kompetensi) yang layak sesuai bidang
tugasnya dan pendapatan yang layak sesuai kebutuhan hidupnya.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi profesionalisme:
# KIKI SYAHNARKI
Profesionalisme merupakan "roh" yang menggerakkan, mendorong, mendinamisasi
dan membentengi TNO dari tendensi penyimpangan serta penyalahgunaannya baik secara
internal maupun eksternal
# DONI KOESOEMA A
Profesionalisme merupakan salah satu cara bagi guru untuk merealisasikan
keberadaan dirinya sebagai pendidik karakter
# ONNY S. PRIJONO
Profesionalisme merupakan kemampuan untuk memasuki ajang kompetisi sebagai
antisipasi menghadapi globalisasi
# PAMUDJI, 1985
Profesionalisme memiliki arti lapangan kerja tertentu yang diduduki oleh orang orang yang memiliki kemampuan tertentu pula
# KORTEN & ALFONSO, 1981

Yang dimaksud dengan profesionalisme adalah kecocokan (fitness) antara


kemampuan yang dimiliki oleh birokrasi (bureaucratic-competence) dengan kebutuhan tugas
(ask - requirement)
# AHMAD BAHAR
Profesionalisme merupakan usaha suatu kelompok masyarakat untuk memperoleh
pengawasan atas sumber daya yang berhubungan dengan suatu bidang pekerjaan
# AHOLIAB WATLOLY
Profesionalisme adalah sikap seorang "profesional" atau "profi"
# ABD. RAHIM ABD. RASHID
Profesionalisme merupakan satu aspek penting dalam meningkatkan integriti sumber
daya manusia
# AHMAN SUTARDI & ENDANG BUDIASIH
Profesionalisme adalah wujud dari upaya optimal yang dilakukan untuk memenuhi
apa-apa yang telah diucapkan, dengan cara yang tidak merugikan pihak-pihak lain, sehingga
tindakannya bisa diterima oleh semua unsur yang terkait
Dapat disimpulkan:
Profesionalisme

merupakan

komitmen

para

anggota

suatu

profesi

untuk

meningkatkan kemampuannya secara terus menerus. Profesionalisme adalah sebutan yang


mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk
senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya. Profesionalisme juga bisa
merupakan perpaduan antara kompetensi dan karakter yang menunjukkan adanya tanggung
jawab moral.
Profesionalisme adalah komitmen para profesional terhadap profesinya. Komitmen
tersebut ditunjukkan dengan kebanggaan dirinya sebagai tenaga profesional, usaha terusmenerus untuk mengembangkan kemampuan profesional, dst.
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan
dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang

bekerja tetap. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga
belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu menguasaan teori sistematis yang mendasar
praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Kita tidak
hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti kedokteran, guru,
militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup pula bidang seperti
menager, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya. Sejalan dengan itu,
menurut DE.GEORGE, timbul kebingungan mengenai pengertian profesi itu sendiri,
hubungan dengan istilah profesi dan profesional. Kebingunan ini timbul karena banyak orang
yang profesional tidak atau belum tentu termasuk dalam pengertian profesi. Berikut ini
pengertian profesi dan profesional menurut DE.GEORGE: PROFESI, adalah pekerjaan yang
dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk mengahasilkan nafkah hidup dan yang
mengandalkan suatu keahlian. PROFESIONAL, adalah orang mempunyai profesi atau
pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerja itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang
tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu
keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian,
sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang,
atau untuk mengisi waktu luang. Yang harus kita ingat dan pahami betul bahwa
PEKERJAAN/PROFESI dan PROFESIONAL terdapat beberapa perbedaan PROFESI:
1)
2)
3)
4)

Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus


Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama
Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam

CIRI-CIRI PROFESIONALISME
Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk
mewujudkan kerja-kerja yang profesional. Kualiti profesionalisme didokong oleh ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati piawai ideal.
Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu berusaha mewujudkan
dirinya sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan. Ia akan mengidentifikasi dirinya
kepada sesorang yang dipandang memiliki piawaian tersebut. Yang dimaksud dengan
piawai ideal ialah suatu perangkat perilaku yang dipandang paling sempurna dan
dijadikan sebagai rujukan.

2. Meningkatkan dan memelihara imej profesion


Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu
meningkatkan dan memelihara imej profesion melalui perwujudan perilaku
profesional. Perwujudannya dilakukan melalui berbagai-bagai cara misalnya
penampilan, cara percakapan, penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup
harian, hubungan dengan individu lainnya.
3. Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang
dapat meningkatkan dan meperbaiki kualiti pengetahuan dan keterampiannya.
4. Mengejar kualiti dan cita-cita dalam profesion
Profesionalisme ditandai dengan kualiti darjat rasa bangga akan profesion yang
dipegangnya. Dalam hal ini diharapkan agar seseorang itu memiliki rasa bangga dan
percaya diri akan profesionnya.
Ciri-ciri profesionalisme dibidang TI:
o mempunyai keterampilan yang tinggi dalam bidang IT dalam menggunakan peralatanperalatan dalam melaksanakan tugasnya dibidang IT.
o mempunyai ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam dalam bidang IT dalam
manganalisis suatu masalah dan peka didalam membaca situasi cepat dan tepat serta
cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.
o punya sikap orientasi kedepan sehingga punya kemampuan mengantisipasi
perkembangan lingkungan IT yang terbentang dihadapannya.
o punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka
menyimak dan menghargai pendapat orang lain , namun cermat dalam memilih yang
terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya terutama didalam bidang IT.
Ada empat perspektif dalam mengukur profesionalisme menurut gilley dan enggland :
Pendekatan berorientasi filosofis
pendekatan lambang profesional, pendekatan sikap Individu dan electic.
Pendekatan perkembangan bertahap

individu(dengan minat bersama)berkumpul, kemudian mengidentifikasian dan


mengadopsi ilmu, untuk membentuk organisasi profesi, dan membuat kesepakatan
persyaratan profesi, serta menentukan kode etik untuk merevisi persyaratan.
Pendekatan berorientasi karakteristik
etika sebagai aturan langkah- langkah, pengetahuan yang terorganisasi, keahlian dan
kopentensi khusus, tinggkat pendidikan minimal, setifikasi keahlian.
Pendekatan berorientasi non- tradisional
mampu melihat dan merumuskan karakteristik unik dan kebutuhan sebuah profesi.
Adapun syarat profesionalisme yaitu :
dasar ilmu yang dimiliki kuat dalam bidangnya
penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praktis
pengembangn kemampuan profesional yang berkesinambungan
Hal- hal yang menyebabkan rendahnya profesionalisme diantaranya:
tidak menekuni profesi tersebut
belum adanya konsep yang jelas terhadap etika profesi IT
belum adanya organisasi yang menangani para profesional bidang IT
Dalam hal ini seorang yang profesional, dapat dikatakan profesional apabila memiliki
sertifikat keprofesionalannya, berikut contoh sertifikat tersebut :

setifikasi microsoftword ( MCP microsoft certified professional)


sertifikasi oracle( OCA, OCP, OCM )
sertifikasi CISCO ( CCNA, CCNP, CCIE )

Profesionalisme dalam Bekerja


Untuk mencapai sukses dalam bekerja, seseorang harus mampu bersikap professional.
Seorang profesional tidak akan pernah berhenti menekuni bidang keahlian yang dimiliki.
Selain itu, seorang professional juga harus selalu melakukan inovasi serta mengembangkan
kemampuan yang dimiliki supaya mampu bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik di
bidangnya. Saya tertarik pada 2 (dua) definisi tentang profesional yang dikemukakan oleh
Budy Purnawanto dan Tanri Abeng yaitu :
Profesional merupakan bagian dari proses, fokus kepada output, dan berorientasi ke
customer(Budy Purnawanto)

Seorang profesional harus mampu menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam,


mampu melakukan kerativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya serta harus selalu
berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan integritas profesi (Tanri Abeng :2002)
Dalam Islam, profesionalitas semakna dengan ihsan dan itqon yang sangat dianjurkan
dalam Islam. Syaikh As-Sadi rahimahullah menerangkan bahwa ihsan ada 2 : dalam
beribadah kepada Allah dan dalam hal hak sesama makhluk. Ihsan dalam beribadah kepada
Allah maknanya beribadah kepada Allah seolah-olah melihat- Nya atau merasa diawasi olehNya. Sedangkan ihsan dalam hal hak makhluk adalah dengan menunaikan hak-hak mereka.
Ihsan kepada makhluk terbagi 2 : wajib dan sunnah. Yang wajib misalnya berbakti kepada
orang tua dan bersikap adil dalam bermuamalah. Sedangkan yang sunnah misalnya
memberikan bantuan tenaga atau harta melebihi batas kewajiban. Salah satu bentuk ihsan
yang paling utama adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepada anda, entah
dengan ucapan atau perbuatannya (lihat Bahjat Al-Qulub Al-Abrar, hal. 168-169)

Profesionalisme di Tempat Kerja


Nilai yang kedua dari lima nilai-nilai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) adalah
profesionalisme. Tidak salah bagi Kemenkeu menempatkan profesionalisme sebagai nilai
yang kedua setelah nilai integritas. Sebagai sebuah organisasi yang besar dan mengemban
tugas besar dalam mengelola keuangan Negara maka sudah barang tentu orangorang yang
bekerja di Kemenkeu dituntut untuk bersikap dan bertindak secara professional di tempat
kerjanya. Menurut nilai-nilai Kemenkeu, profesionalisme diartikan sebagai bekerja tuntas dan
akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab dan komitmen yang
tinggi. Selanjutnya diuraikan juga bahwa terdapat dua perilaku utama yang termasuk dalam
nilai profesionalisme ini, yaitu pertama mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas; dan
kedua adalah bekerja dengan hati. Dengan memiliki keahlian dan pengetahuan yang luas
maka seseorang akan memiliki kepercayaan yang tinggi, mampu bekerja efisien dan efektif,
serta mampu untuk bekerja cerdas, cepat, cermat, dan tuntas.

Meningkatkan Profesionalisme Di Bidang Teknologi Informasi


Teknologi informasi merupakan teknologi yang selalu berkembang baik secara
revolusioner (seperti perkembangan dunia perangkat keras) maupun yang lebih bersifat
evolusioner (seperti yang terjadi pada perkembangan perangkat lunak). Hal itu

mengakibatkan bahwa pekerjaan di bidang teknologi informasi menjadi suatu pekerjaan di


mana pelakunya harus terus mengembangkan ilmu yang dimilikinya untuk mengikuti
perkembangan teknologi informasi tersebut. Artinya, seseorang yang sudah sampai pada level
ahli di satu bidang pada saat ini, bisa ketinggalan pada bidang yang sama di masa depan jika
tidak mengikuti perkembangan yang ada.
Peningkatanan Profesionalisme
Dalam menjalakan profesinya, seseorang yang bekerja dalam bidang TI harus
memiliki beberapa persyaratan profesionalisme, seperti :
A.

Dasar ilmu yang kuat dalam bidangnya sebagai bagian dari masyarakat

B.

teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21.


Penguasaan kilat-kilat profesi yang dilakukan berdasarkan riset dan praktis,

C.

bukan hanya merupakan teori atau konsep-konsep belaka.


Pengembangan kemampuan professional berkesinambungan. Profesi di bidang
teknologi informasi, merupakan profesi yang berkembang terus-menerus dan
berkesinambungan sehingga para pemain di dalamnya harus proaktif dan tidak
boleh pasif dalam menyikapi perkembangan tersebut.

Dengan adanya persyaratan profesionalisme tersebut, perlu adanya paradigm baru


untuk melahirkan tenaga-tenaga professional yang dimiliki kepribadian matang dan
berkembang, penguasaan ilmu yang kuat, keterampilan untuk membangkitkan minat serta
peserta

didik

kepada

sains

dan

teknologi

dan

pengembangan

profesi

secara

berkesinambungan. Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan tuh yang tidak dapat
dipisahkan dan ditambah dengan usaha lain yang ikut memengaruhi perkembangan profesi
yang professional.
Beberapa hal yang dapat dikategorikan sebagai penyebab rendahnya profesionalisme
pekerja di bidang TI, antara lain:
A. Masih banyak pekerja di bidang TI yang tidak menekuni profesinya secara total atau
hany sekedar sambilan
B. Belum adanya konsep yang jeas dan diterdefinisi tentang norma dan etika profesi
pekerja di bidang TI.
C. Masih belum ada (menerut pengamatan penulis ) organisasi professional yang
menangani para professional di bidang IT.

Profesionalisasi harus di pandang sebagai proses yang terus-menerus. Dalam proses


ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam jabatan termasuk penataran, pembinaan dari
organisasi profesi, penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatan kualitas pekerja,
imbalan, dan sebagainya, secara bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme
pekerja di bidang teknologi informasi.
Mempersiapkan SDM
Bidang teknologi informasi tergolong bidang baru dibandingkan dengan bidangbidang pekerjaan lainnya. Hal itu menyebabkan terjadinya kelangkaan sumber daya manusia
dan tenagan kerja di bidang ini. Untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja tersebut, perlu
dilakukan langkah-langkah terpadu untuk mempersiapkan sumber daya manusia di bidang
tersebut sejak dini. Apalagi Indonesia yang dikenal sebagai pengirim tenaga kerja terlatih.
Beberapa hal yang telah dilakukan di Indonesia antara lain adalah membuka berbagai
program pendidikan di bidang teknologi informasi seperti misalnya:

Program sekolah 2000


Program sekolah 2000 merupakan sebuah program yang diselenggarakan oleh asosiasi
penyelenggara jasa internet internet Indonesia yang bertujuan untuk menjaring
sekolah-sekolah di seluru Indonesia dengan internet. Dengan program tersebut maka
diharapkan pelajar di Indonesia sudah membuka akses informasi dan pengetahuan
yang tidak terbatas dengan dunia luar.

Program SMK Teknologi Informasi


Sekolah menengah kejuaran merupakan sekolah yang bertujuan mencetak tenagan
kerja yang siap pakai dalam kegiatan operasiona. Adanya SMK TI, diharapkan bahwa
lulusan SMK dapat dikaryakan secara professional di bagian-bagian seperti operator,
technical support, help desk atau web designer.

Program Diploma Teknologi Informasi


Hampir sama dengan SMK, program diploma ini juga diharapkan menjadi tenaga
kerja yang siap digunakan dan terampil di bidangnya. Banyak perusahaan
menginginkan tenaga kerja yang siap pakai, tetapi lebih berpengalaman seperti yang
diharapkan pada level ini.

Program pendidikan sarjana teknologi informasi


Program pendidikan sarjana, menghasilkan lulusan yang tidak hanya terampil, tetapi
dilengkapi dengan kemampuan analisis dan perancangan system yang kuat. Program
sarjana tidak hanya melakukakan seseorang dengan kualitas proframmer, tetapi
diharapkan juga mampu menghasilkan insane-insan software enginer yang baru.
Selain tingkat pendidikan dormal seperti di atas, perlu di lakukan kegiatan-kegiatan

pendidikan non formal seperti misalnya kursus-kursus bidang TI, sampai pada sertifikasi.
Tetapi, pendidikan dalam bentuk training umumnya cukup mahal. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan paket-paket pelatihan yang terjangkau. Dalam hal ini, peran pemerintah sangat
diperlukan dalam rangka membantu proses pendidikan tersebut baik dari sisi penguarangan
biaya pendidikan maupun penambahan fasilitas yang lebih memadai.
Menjadi Profesional dengan sertifikasi
Harus diakui, bahwa profesi di bidang teknologi informasi merupakan profesi yang
tergolong baru di antara profesi-profesi yang lain, seperti kedokteran, guru dan sebagainya.
Tentu banyak tantangan yang akan dihadapi oleh pelaksana profesi tersebut. Sebagai contoh,
tantangan bagi mereka yang terlibat dalam pengembangan situs web adalah membangun situs
yang komunikatif dan user friendly, serta tepat guna. Artinya, pengembang situs web harus
mampu memilah, memilih dan mengimplementasikan keterampilan, seni, teknologi baik
perangkat keras maupun perangkat lunak untuk keberhasilan pengembangan tersebut. Untuk
itu, perlu dilakukan standardisasi dari sebuah profesi agar pelaku profesi tersebut dapat
mempertanggungjawabkan kemampuannya dalam menjalakan pekerjaannya.
Sertifikasi merupakan salah satu cara untuk melakukan standarisasi sebuah profesi.
Atau paling tidak, sertifikasi merupakan lambang dari sebuah profesionalisme. Beberapa
alasan tentang pentingnya sertifikasi untuk professional di bidang teknologi informasi, antara
lain dapat dijelaskan sebagai berikut:

Bahwa untuk menuju pada level yang diharapkan, pekerjaan di bidang TI


membutuhkan expertise atau kepakaran tersebut akan didapatkan jika seorang pelaku
profesi mampu menguasai secara mendalam sampai ke akar-akarnya penguasaan
secara mendalam tersebut dapat dibuktikan melalui sertifikasi karena untuk menuju
sertifikasi ada proses ujian atau tes yang tidak mudah dan memenuhi standar tertentu.

Bahwa profesi dibidang teknologi informasi, dapat dikatakan merupakan profesi


menjual jasa, dan bisnis jasa bersifat kepercayaan. Prospek dari profesiini terletak
pada kepercayaan masyarakat zaman ini terhadap orang-orang

yang terlibat di

dalamnya. Kepercayaan tersebut akan semakin kuat jika bukti keahlihan dari
seseorang di bidang teknologi informasi dapat ditunjukan dengan adanya sertifikasi
yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang bertaraf internasional. Sebenarnya
dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, serta kemudahan mendapatkan
pengetahuan lewat internet di satu sisi sangat membantu mereka yang ada di profesiprofesi ini dalam menambah kemampuan untuk berkerja dan berinovasi . Namun,
terkadang orang membutuhkan suatu bukti konkrit yang dapat angsung diketahui
sehingga menambah terhadap pelaku profesi tersebut.
Berikutnya beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan melakukan sertifikasi antara
lain:

Ikut berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih professional


Pengakuan resmi pemerintah tentang tingkat keahlihan individu terhadap sebuah

profesi.
Pengakuan dari organisasi profesi sejenis, baik pada tingkat regional maupun

internasional
Membuka akses lapangan pekerjaan secara nasional, regional maupun internasional
Memperoleh peningkatan karier dan pendapatan sesuai perimbangan dengan pedoman
skala yang diberlakukan
Sertifikasi Berorientasi Produk
1. Sertifikasi Microsoft
Jenis-jenis Sertifikasi Microsoft :
a. Microsoft Certified Desktop Support Technicians ( MCDSTs )
b. Microsoft Certified Systems Administrator ( MCSAs )
c. Microsoft Certified Systems Engineer ( MCSes )
d. Microsoft Certified Database Administrator ( MCDBAs )
e. Microsoft Certified Trainers ( MCTs )
f. Microsoft Certified Application Developers ( MCADs )

g. Microsoft Certified Solution Developers ( MCSDs )


h. Microsoft Office Specialists ( Office Specialist )
2. Sertifikasi Oracle
Jenis-jenis Sertifikasi Oracle :
a. Oracle Certified Associate ( OCA )
b. Oracle Certified Professional ( OCP )
c. Oracle Certified Master ( OCM )
3. Sertifikasi CISCO
Jenis-jenis Sertifikasi CISCO :
a. Cisco Certified Networking Associate ( CCNA )
b. Cisco Certified Networking Professional ( CCNP )
c. Cisco Certified Internetworking Expert ( CCIA )
4. Sertifikasi Novell
Jenis-jenis Sertifikasi Novell :
a. Novell Certified Linux Professional ( Novell CLP )
b. Novell Certified Linux Enginer ( Novell CLE )
c. Suse Certified Linux Professional ( Suse CLP )
d. Master Certified Novell Engineer ( MCNE )
Sertifikasi Berorientasi Profesi
1. Institute for Certification of Computing Professionals
a. Certified Data Processor ( CDP )
b. Certified Computer Programmer ( CCP )
c. Certified Systems Professional ( CSP )
2. Institute for Certification of Computing Professionals
a. Entry Level Computer Serivce

b. Network Support and Administration


c. Computer and Information Security
d. Home Technology Installation
e. IT Project Management
Hambatan Pelaksaan Sertifikasi
1. Biaya yang mahal
2. Kemampuan yang kurang memadai terhadap penguasaan materi sertifikasi
Pengertian profesionalisme dan Kerja apabila keduanya digabungkan menjadi satu
kesatuan, yaitu:
Seorang profesionalisme akan sangat efisien dalam pekerjaanya jika memiliki keahlian
kerja, arti keahlian kerja adalah kemampuan kita dalam menyelesaikan pekerjaan yang kita
tangani, kata kunci disini adalah menyelesaikan. Menyelesaikan berarti pekerjaan yang kita
selesaikan itu sudah membuahkan solusi bagi orang lain yang membutuhkan kemampuan
kita, jujur perlu kita ketahui, bahwa orang lain membayar kita karena solusi yang sanggup
kita berikan kepada mereka.
Seorang

profesionalisme

dijaman

sekarang

diharuskan

mengerti

tentang

perkembangan teknologi masa kini, teknologi yang sangat cepat kemajuannya mendorong
seorang profesional untuk mengambil pendidikan khusus tentang Teknologi informatika yang
mumpuni untuk menunjang kemajuan karirnya, seorang profesional mengerti betul
kemudahan yang diberikan ketika kemampuannya dipadukan dengan kemampuan akan
teknologi informatika, profesional yang sadar tentang kebutuhan ini akan mengambil
langkah-langkah dalam meningkatkan skil informatikanya, baik dengan kursus disebuah
lembaga atau dengan kuliah lanjutan.
Peran IT Dalam Profesionalisme kerja
Seorang profesionalisme yang mengerti tentang apa yang dikuasai akan semakin
mempermudah pekerjaannya jika ditunjang dengan aspek teknologi, di pembahasan peran IT
dalam profesionalisme kerja ini kita akan mengklasifikasikan menjadi dua pengertian yang
berbeda tapi saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
a. Profesionalisme

Seorang profesional adalah orang yang menyadari betul arah kemana ia menjurus,
mengapa ia menempuh jalan itu, dan bagaimana caranya ia harus menuju
sasarannya.Ia menyenangi pekerjanaanya karena ia bisa mengerjakannya dengan baik.
Ia mengerjakannya dengan baik oleh karena ia menyenangi pekerjaan itu. Seorang
profesional adalah seorang yang senantiasa siap siaga dengan gagasan bila diperlukan,
ditambah dengan selusin gagasan lainnya sekalipun tidak ada orang yang meminta
dari padanya. Ia adalah seorang yang mau bekerja keras itu untuk mencapai
tujuannya, dan tetap juga tidak kehilangan semangat kerja keras itu dalam tugasnya.
Seorang profesional adalah yang gairah kerjanya sangat mengagumkan. Ia adalah
seorang yang realistis, yang menyadari kemungkinannya membuat kesalahan. Akan
tetapi ia cukup bijaksana pula untuk tidak membuat kesalahan yang sama sampai dua
kali. Seorang profesional adalah orang yang cukup jujur mengakui kegagalannya,
tetapi juga mampu mengatasi rasa putus asanya, dan cukup tabah untuk mencoba lagi
usahanya sampai berulangkali. Ia memiliki kemampuan untuk membedakan mana
yang penting dan mana yang tidak penting. Akan tetapi cukup bijaksana untuk
menanggulangi segala kesulitan yang timbul. Seorang profesional adalah seorang
tukang khayal. Sekalipun angan-angannya melambung tinggi, tetapi kakinya harus
tetap berpijak di atas tanah. Ia memperhatikan sampai soal-soal yang kecil, akan
tetapi menolak soal-soal kecil itu mempengaruhi pikirannya sehingga menjadi cemas.
Ia tahu caranya memimpin tanpa bertindak sebagai diktator, tetapi tahu pula
mengikuti

tanpa

kehilangan

kewibaannya.

Pada

saat

ia

memimpin,

ia

memperkembangkan bibit-bibit kepemimpinan kepada tetapi bagi bawahannya. Ia


tidak menunggu sampai ada orang lain mendorong dia melakukan sesuatu, sebab ia
tahu mengambil prakarsa sendiri. Seorang profesional itu penuh daya cipta, tetapi
tidak eksentrik. Ia berani mencoba sesuatu, tetapi tidak pula sembrono. Ia
mengabdikan diri penuh, tetapi tidak pula fanatik, seorang profesional adalah seorang
yang senantiasa merampungkan pekerjanaanya sampai berhasil.
b. IT (Technology Informatika)
Teknologi Informatika adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data
dalam berbagai cara untuk menghasilakan informasi yang berkualitas, yaitu informasi
yang releven, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis,
dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk mengambil

keputusan, atau secara mudahnya teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia
terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga
pengiriman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama
penyimpanannya.Kebutuhan manusia tentang informasi semakin bertambah dengan
berkembangnya era industri dan globalisasi informasi. Dalam era tersebut, informasi
semakin berharga dan penggunaan komputer untuk mendukung bidang yang lain
semakin banyak. Hal ini mengakibatkan informasi semakin berkembang pula setiap
hari. Jadi informatika merupakan ilmu yang relatif baru, dan berkembang sejalan
dengan berkembangannya era industri dan globalisasi informasi tersebut. Informatika
yang berkembang sebagai ilmu maupun sebagai cakupan dalam membantu bidang
lain, menyebabkan perkembangan kebutuhan akan spesialisasi yang akhirnya
melahirkan kebutuhan akan tenaga profesional untuk tingkat tertentu dalam bidang
informatika.
Teknologi informatika telah memicu kecenderungan pergeseran bukan hanya dari
profesionalisme kerja melainkan dalam dunia pendidikan, dari pendidikan tatap muka
yang konvensional kearah pendidikan yang lebih terbuka.

HUBUNGAN TI DENGAN ETIKA & PROFESIONALISME


Secara Etimologi Etika berasal dari bahasa Yunani Ethos yang berarti sikap, cara
berfikir, watak kesesuaian atau adat. Etika adalah ajaran atau ilmu tentang adat kebiasaan
yang berkenaan dengan kebiasaan baik atau buruk dari sikap seseorang. Sedangkan
Profesionalisme adalah berasal dari kata profesi yaitu suatu jabatan atau ke ahlian seseorang
dari bidang tertentu.
Pentingnya etika bagi profesional bidang IT akan mendapat kepercayaan dari
masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional TI tersebut ada kesadaran kuat untuk
mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada
masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semua dikenal sebagai
sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan
tidak-adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite
profesional ini. Etika dan profesionalisme dibidang TI ini salah satunya adalah memajukan
perkembangan TI dengan baik, tidak merusak seperti melakukan hacker ataupun membuat

virus yang dapat merugikan TI itu sendiri. Dan selalu menaati dan patuh pada perundangundangan TI yang ada di Negara ini.
Untuk itu cara menjaga profesionalisme dalam bekerja adalah:

SETIA KEPADA PROFESI


Setia kepada perusahaan itu bagus. Tapi, Anda bisa kecewa jika suatu saat nanti
perusahaan tidak memberikan apa yang Anda inginkan. Akhirnya Anda pun kerja
malas-malasan. Coba kita ubah kesetiaan kita kepada profesi kita sendiri; maka
kinerja kita tidak akan pernah terpengaruh oleh situasi apapun yang kurang
menyenangkan kita. Ketika memiliki kesetiaan kepada profesi, kita tidak tertarik
untuk membuat profesi itu menjadi buruk. Sebaliknya kita akan berusaha melakukan
tindakan-tindakan yang baik. Sori, kita setia pada uang; bukan pada profesi, ada
juga yang berpikir begitu. Silakan saja. Tapi jika kesetiaan kita kepada profesi itu
dipupuk dan dilakoni dengan baik, maka kita akan bisa membangun karir yang lebih
baik. Sedangkan uang, merupakan kosekuensi logis seiring kenaikan jenjang karir
yang berhasil kita raih. Makanya, setialah kepada profesi; sehingga kita tetap

bergairah untuk melakukan yang terbaik. Meskipun tidak selalu diawasi.


SEKALI UNTUK SELAMANYA
Tidak ada yang meragukan pentingnya nama baik. Sekali tercoreng, sulit untuk
dipulihkan. Salah satu kejadian menarik adalah ketika ada seorang eksekutif yang
dikenal sangat jujur serta penuh dedikasi. Semua orang tahu persis soal kualitas
dirinya yang sangat tinggi. Namun, suatu ketika eksekutif itu tergelincir. Hanya
sekali itu. Tidak pernah terjadi sebelumnya. Tapi, karena kejadian yang hanya sekali
itu, beliau kehilangan segalanya. Tidak ada gunanya penjelasan ataupun pembelaan
yang menyatakan bahwa kejadian itu baru sekali itu. Tidak pula ada artinya janji
untuk tidak mengulangi. Pokoknya, sejak kejadian itu orang tidak lagi menaruh
respek yang sama seperti sebelumnya. Jika selalu ingat atas pentingnya menjaga nama
baik, kita tidak akan tertarik untuk melakukan tindakan yang bisa merusaknya.
Sekalipun ada kesempatan. Meskipun tidak bakal ketahuan. Kita akan tetap

menjaganya tanpa perlu diawasi orang lain.


MENJAGA INTEGRITAS PRIBADI
Di kantor, kadang tidak ada bedanya perlakuan terhadap karyawan yang baik dan
yang buruk. Contoh sederhananya, jika Anda datang tepat waktu ke kantor mungkin
Anda tidak mendapatkan penghargaan apapun. Sedangkan teman-teman Anda yang
biasa terlambat juga tidak mendapatkan teguran apapun. Padahal, aturannya sudah

jelas; tidak boleh terlambat masuk kerja. Makanya, banyak orang merasa tidak ada
gunanya berdisiplin tinggi, atau bekerja dengan baik. Soalnya, hasilnya sama saja.
Baik atau buruk tidak ada pengaruhnya. Lalu banyak yang cenderung ikut menjadi
buruk. Ini kejadian di suatu organisasi. Suatu ketika, datang boss baru. Saat
memeriksa kondisi kantornya, beliau memutuskan untuk melakukan pembersihan.
Kedatangannya menjadi berkah bagi orang-orang yang menjaga integritas pribadinya.
Yaitu orang yang tetap konsisten dengan perilaku baiknya, meskipun atasannya tidak

selalu memonitor tindak tanduknya.


MEMBERI HADIAH PADA DIRI SENDIRI
Ada indikasi kuat jika di banyak kantor terdapat lebih banyak punishment, daripada
reward. Misalnya, jika karyawan melakukan tindakan yang baik itu dianggap biasa
saja. Tapi jika melakukan kesalahan, langsung ditegur bahkan dihukum. Makanya
kadang ada juga orang yang bilang begini;Kalau gue kerja bagus, nggak ada tuch
yang muji. Eh, sekalinya gue melakukan kesalahan langsung didamprat habishabisan. Tidak usah heran, karena mungkin masih banyak perusahaan yang begitu.
Anda lari kemana pun juga mungkin masih seperti itu. Jadi solusinya bukan pindah.
Melainkan belajar untuk memberi hadiah kepada diri sendiri, atas setiap kebaikan
yang Anda lakukan. Sekedar tepukan di bahu sendiri. Anda juga boleh pergi ke toilet,
lalu didepan cermin Anda katakan; Welldone buddy. Hari ini kamu bekerja baik
sekali! Maka jiwa Anda akan dipenuhi dengan aura kebaikan sekalipun tidak ada

orang yang peduli atas kebaikan-kebaikan yang Anda lakukan dikantor pada hari itu.
MENCARI BUKAN HANYA SEKEDAR UANG
Kalau tidak digaji, masak sih Anda mau bekerja di kantor itu. Sah. Memang begitulah
seharusnya. Namun, coba renungkan kembali; apakah pendapatan Anda sebanding
dengan pengorbanan dan resiko yang Anda hadapi dalam pekerjaan? Kemungkinan
besar Anda merasa berhak mendapatkan lebih, kan? Makanya, gampang sekali untuk
tergoda mencari yang lebihnya itu. Beda sekali kalau yang kita cari itu bukan
sekedar uang. Misalnya persahabatan. Maka Anda akan terus membangun
persahabatan dengan kolega yang saling menghargai dan perhatian. Apa lagi jika
Anda ingat bahwa bekerja adalah bagian dari perintah Tuhan. Bekerja itu termasuk
ibadah. Maka, tidak mungkin kita melakukan tindakan buruk selama menjalankan
pekerjaan itu. Karena dalam beribadah, kita tidak melakukan keburukan.
Ada cukup banyak contoh orang yang hanya bisa bekerja dan bertindak dengan baik

di tempat kerja jika dan hanya jika diawasi saja. Tapi banyak juga kok contoh orang yang

tetap konsisten menjaga kepercayaan itu. Memang, atasan kita punya keterbatasan dalam
mengawasi. Tapi kalau selalu ingat bahwa tidak ada tindakan tanpa konsekuensi, maka kita
pun senantiasa sadar jika setiap perbuatan akan diperhitungkan. Mungkin bukan oleh
perusahaan. Tapi pasti, oleh Dia yang menginginkan kita untuk menjadi pribadi yang amanah.
Yaitu pribadi yang bisa menjaga kepercayaan yang telah diberikan. Dengan begitu, kita bisa
bekerja sebaik mungkin. Bukan dengan takaran jumlah uang yang kita dapatkan. Melainkan
dengan ukuran daya diri dan kemampuan yang sudah Tuhan anugerahkan.

Anda mungkin juga menyukai