Oleh :
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan utama untuk memenuhi tugas mata
kuliah Matematika 3, yang diberikan Bapak Dr. Edi Sukirman. Dan tujuan
berikutnya adalah sebagai sumber informasi yang diharapkan bermanfaat dan
dapat menambah wawasan para pembaca makalah ini.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 MATRIKS
2.1.1 Definisi Matriks
Matriks adalah kumpulan bilangan-bilangan yang diatur dalam baris-
baris dan kolom-kolom berbentuk persegi panjang serta termuat diantara
sepasang tanda kurung.
Matriks dapat dinyatakan sebagai: Am x n = |aij| m x n
dimana:
aij : elemen atau unsur matriks
I = 1,2,3,… m, indeks baris
J = 1,2,3,.. n, indeks kolom
Matriks dinyatakan dalam huruf besar A,B,P, atau huruf yang lain. unsur
matriks:
Jumlah baris = M
Jumlah kolom = N
Ordo atau ukuran matriks = m x n
Elemen-elemen diagonal = a11, a22,… amn
Matriks dapat didefinisikan juga sebagai kumpulan beberapa vector kolom atau
vector baris.
3 9
Contoh : A =
2 0
3
2. Matriks Nol
Matriks nol ( null matrix) adalah matriks dimana semua elemennya
mempunyai nilai nol (0).
0 0
Contoh : B =
0 0
3. Matriks diagonal
Matriks diagonal (diagonal matrix) adalah matriks dimana semua elemen
diluar diagonal utamanya adalah nol (0) dan minimal ada 1 elemen pada
diagonal utamanya bukan nol.
5 0 0
Contoh : A 3x3 = 0 2 1
0 0 3
4. Matriks kesatuan/identitas
Matriks ini ditulis dengan l. jenis matriks bujur sangkar yang semua
elemen diagonalnya sama dengan 1.
1 0
Contoh : I2x2 =
0 1
5. Matriks skalar
Matriks scalar (scalar matrix) adalah matriks diagonal dimana elemen
pada diagonal utamanya bernilai sama tetapi bukan 1 atau nol.
4 0
Contoh : A =
0 4
6. Matiks tridiagonal
Matriks tridoagonal (tridiagonal matrix) adalah diagonal dimana elemen
sebelah kiri dan kanan diagonal utamanya bernilai tidak sama dengan nol (0).
5 2 0
Contoh : A = 2 5 0
1 2 5
7. Matriks segitiga bawah
Matriks segitiga bawah (lower triangular matrix, L ) adalah matriks
diagonal dimana elemen disebelah kiri (bawah) diagonal utama ada yang
bernilai tidak sama dengan nol.
4
1 0
Contoh : L =
2 1
1 2
Contoh : U =
0 3
9. Matriks simetris
Matriks simetris (symmetric matrix) adalah matriks bujur sangkar
dimana diagonal utamanya berfungsi sebagai cermin atau refleksi ( A’ = A )
4 1 6 4 1 6
Contoh : A 1 7
4 A 1
T
7 4
6 4 5
6 4 5
10. Matriks miring
Matriks miring ( skew matrix) adalah matriks bujur sangkar dimana
elemen diagonal ke aij dengan -aij atau (aij = -aij) untuk semua I dan j tetapi
elemen diagonal utama tidak semua nya bernilai nol.
7 5 6
Contoh : M = - 5 0 4
- 6 -4 2
11. Matriks miring simetris
Matriks miring simetris (skew-symmetric matrix) adalah matriks bujur
sangkar dimana elemen ke a ij sama dengan -aij atau (aij = aij ) untuk semua I
dan j dan semua elemen diagonal utama bernilai nol.
0 5 6
Contoh : M = - 5 0 4
berlaku MT = -M
- 6 -4 0
12. Matriks singular
Matriks singular (singular matrix) adalah matriks yang determinannya
bernilai nol.
5
2 4
Contoh : A =
2 4
4 5
Contoh : A =
1 2
K ij (-1)i j . M ij
(-1)i j . det(M ij ) Minor suatu matriks dilambangkan
dengan j adalah matriks bagian dari yang diperoleh dengan cara
menghilangkan elemen – elemennya pada baris ke- dan elemen elemen
pada kolom ke- .
Dengan sifat adjoint yaitu:
6
A Adj A Adj A A AI
Untuk A 0, maka:
Adj A Adj A
A A I
A A
-1 -1
Menurut definisi invers matriks AA A A I , menjadi:
Adj A
A -1 dengan A 0
A
Contoh:
1 5 4
7
I A = P-1
A = P-1
Ini menunjukkan bahwa A -1 = P. Dengan demikian hasil penggandaan
matriks elementer (baris) ini pada hakekatnya adalah invers dari matriks
A.
Dapat disimpulkan pencarian invers dengan operasi baris elementer
sebagai berikut:
(A | I) ~ (I | A -1)
Untuk menggunakan metode operasi baris elementer pada matriks A,
dapat dilakukan operasi-operasi berikut:
a. Mengalikan suatu baris dengan bilangan tak nol.
b. Menambahkan kelipatan suatu baris pada baris lain.
c. Menukarkan sembarang dua buah baris.
Ketiga operasi tersebut atau hanya salah satunya saja dapat digunakan
dalam operasi baris elementer.
Contoh:
1 2 3
1 2 3 1 0 0 1 2 3 1 0 0
B 32(2) 0 1 - 3 - 2 1 0 B 3(-1) 0 1 - 3 - 2 1 0
0 0 - 1 - 5 2 1 0 0 1 5 - 2 - 1
1 0 9 5 - 2 0 1 0 0 - 40 16 9
B13(-9) -1
B12(-2) 0 1 - 3 - 2 1 0 B 0 1 0 13 - 5 - 3 = (I | A )
0 0 1 5 - 2 - 1 23(3) 0 0 1 5 - 2 - 1
- 40 16 9
Jadi A-1 = 13 -5 -3
5 -2 - 1
8
3. Metode Operasi Kolom Elementer (OKE)
Jika A matriks persegi non singular, dengan operasi kolom elementer
(OKE) terhadap A dapat direduksi menjadi bentuk normal I sedemikian
hingga: A Q I dengan Q hasil penggandaan matriks elementer (kolom).
A I
~ -1
I A
Untuk menggunakan metode operasi kolom elementer pada matriks A,
dapat dilakukan operasi-operasi berikut:
a. Mengalikan suatu kolom dengan bilangan tak nol.
b. Menambahkan kelipatan suatu kolom pada kolom lain.
c. Menukarkan sembarang dua buah kolom.
Ketiga operasi tersebut atau hanya salah satunya saja dapat digunakan
dalam operasi kolom elementer.
Contoh:
2 4 4
Tentukan invers dari matriks C = 1 3
2 dengan metode OKE!
- 1 -2 - 3
2 4 4 2 0 0 2 0 0
1 3 2
1 1 0 0 1 0
C 1 2 3 K 21(-2) 1 0 1 1 0 1
1 2 2 K 12(-1)
I 1 0 0 K 31(-2) 3 2 2
0 1 0 0 1 0 1 1 0
0 0 1 0 0 1 0 0 1
9
2 0 0 1 0 0 1 0 0
0 1 0
0 1 0 0 1 0
0 0 1 0 0 1 0 0 1 I
K 13(-1)
2
K
2 1(1/2) 5 K 3(-1) 5 -1
5
2 2 2 2 2 2 C
1 1 0 1 1 0 1 1 0
2 2
1 0 1
1 0 1 1 0 1
2 2
10
-1 1
det (A ) =
det (A)
-1
ini berarti bahwa det (A ) adalah tidak nol dan kebalikan dari det (A).
5. Jika matriks persegi A berdimensi n dan non singular, maka berlaku (A T)-
1
= (A-1)T
T T -1
Menurut sifat determinan : A = A 0, oleh sebab itu (A ) ada,
dan haruslah:
T -1 T T T -1
(A ) A = A (A ) =I (*)
Di sisi lain menurut sifat transpose matriks:
-1 T -1 T T
(A A ) = (A ) A
T -1 T T
I = (A ) A
-1 T T -1 T
(A ) A = I, hubungan ini berarti bahwa (A ) adalah juga invers dari
T
A .
11
2.3 PENGAPLIKASIAN INVERS MATRIKS
Terdapat beberapa cara pengaplikasian invers matriks diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Analisis struktur menggunakan matriks pada kekakuan global struktur
[ Ks ] = [ K1 ] + [ K2 ]
0 0 − q L2 q L2
1 2
12 qL
Ps 1
qL2
12
Menghitung invers matriks kekakuan global [ Ks ] -1
8EI 2EI
Ks L L
2EI 4EI
L L
1 4 2
L L 4 2
Ks
1
8.4 2.2 EI 2 4 28EI 2 4
Jadi: { Us } = [ Ks ] -1 { Ps }
12
13
14
15
2. Memudahkan dalam membuat suatu analisis mengenai masalah ekonomi
tertentu yang mengandung bermacam-macam variabel bebas.
3. Invers matriks digunakan pada sistem software SAP 2000, software ini
memanfaatkan metode matriks dalam menyelesaikan matematis
kontruksi.
16
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Matriks adalah matriks adalah kumpulan bilangan, simbol, atau ekspresi,
berbentuk persegi panjang yang disusun menurut baris dan kolom. Penggunakan
matriks dapat mempermudah dalam membuat analisa-analisa yang mencakup
hubungan variabel-variabel dari suatu persoalan.
Suatu matriks dapat dibalik jika dan hanya jika matriks tersebut adalah
matriks persegi (matriks berukuran nxn) dan matriks tersebut non singular. Tidak
semua matriks memiliki invers. Definisi invers matrik adalah jika A merupakan
suatu matriks kuadrat, dan jika kita dapat mencari matriks B sehingga AB = BA =
I, maka A dikatakan dapat dibalik (irrevertible) dan B dinamakan invers dari A.
Pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan
dengan persoalan yang apabila kita telusuri ternyata masalah matematika. Dengan
kata lain, banyak sekali pengaplikasian matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Pada invers matriks pengaplikasiannya digunakan dalam analisis struktur suatu
bangunan, analisis variabel-variabel ekonomi, dimanfaatkan dalam sistem SAP
2000, hingga digunakan untuk pemecahan sandi pada kriptografi.
3.2 SARAN
Matematika merupakan salah satu mata kuliah yang kurang disukai oleh
sekelompok kalangan mahasiswa. Padahal matematika ini mempunyai banyak
pengaplikasian yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu
penulis memberikan saran yaitu:
1. Pengajaran untuk mata kuliah matematika dilakukan dengan cara yang
lebih menarik.
2. Mahasiswa seharusnya lebih memperdalam matematika agar dapat
mengerti dan menyukai mata kuliah ini.
3. Mahasiswa juga harus mulai mengaplikasikan materi-materi matematika
yang telah diperoleh, pada kehidupan sehari-hari.
17
DAFTAR PUSTAKA
iv