Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MATRIKS

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah Aljabar Linier
Dosen Pengampu : Ir. Agus Purwoto, M.Si.

Disusun Oleh :

1. Antonius Parupang

(112111911)
2. Dewi Novita Sari (112111983)
3. Muhammad Rafidzaky Wahyudi (112112220)

Kelas 1D32
Program Studi D-3 Statistika
Politeknik Stastistika STIS
Tahun Ajaran 2021/202

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Kami sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kzmi. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini ias pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Jakarta, Agustus 2021

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………

2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3

1.1 Latar Belakang........................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4

1.3 Tujuan......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

2.1 Pengertian Matriks..................................................................................4

2.2 Jenis-Jenis Matriks..................................................................................5

2.3 Pengoperasian Matriks...........................................................................9

2.4 Perbedaan Eselon Baris dan Eselon Baris Tereduksi........................13

BAB III PENUTUP..............................................................................................15

3.1 Kesimpulan............................................................................................15

3.2 Saran.......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Matematika adalah pengkajian logis mengenai bentuk, susunan,
besaran, dan konsep-konsep yang berkaitan. Matematika sering kali
dikelompokkan ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
Jika mendengar kata “matematika” tentulah kebanyakan orang pasti akan
berpikir tentang ilmu yang penuh dengan angka-angka. Padahal selain angka-
angka banyak juga variabel-variabel lain yang dapat kita jumpai saat belajar
matematika.
Terlepas dari apa itu matematika, hal yang tidak kalah penting adalah
banyaknya materi yang disajikan di dalamnya. Hal itu membuat tidak sedikit
dari kita kesulitan untuk mempelajari ilmu ini, apalagi jika tidak ada
bimbingan dari guru. Rumitnya materi yang disajikan terkadang menjadi
kendala bagi setiap orang. Sehingga diperlukan pemahaman dan penalaran
yang sangat baik untuk dapat mempelajarinya terutama fokus dan niat yang
selalu diasah.
Salah satu dari sekian banyak materi matematika yang telah kita ketahui
akan kami sampaikan disini, yaitu matriks. Mungkin banyak orang yang
masih asing dengan matriks. Kami akan menyajikan penjelasan dan
pemaparan terkait materi matriks untuk memberi pemahaman lebih lanjut atas
materi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu matriks ?
b. Apa saja jenis matriks ?
c. Bagaimana operasi perhitungan matriks ?
d. Apa yang membedakan eselon baris dan eselon baris tereduksi?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian matriks.
b. Mengetahui berbagai macam jenis matriks.

1
c. Dapat melakukan operasi perhitungan matriks.
d. Dapat mengetahui perbedaan eselon baris dan eselon baris tereduksi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Matriks


Matriks adalah kumpulan bilangan, variabel, atau parameter yang
disajikan secara terurut dalam baris dan kolom yang berbentuk empat persegi
panjang dan termuat dalam kurung biasa ( ), atau kurung siku [ ], atau di
antara dua pasang garis tegak rangkap | |. Bilangan, variabel atau parameter di
dalam tanda kurung itu, disebut anggota (elemen/unsur) dari suatu matriks
(Wirawan, 2016). Sedangkan menurut Bramasti (2012), matriks adalah suatu
model penyusunan bilangan-bilangan (yang biasanya disebut unsur atau
elemen) yang disusun dalam bentuk barus dan lajur hingga berberntuk persegi
panjang.
Teori matriks merupakan salah satu cabang ilmu aljabar linier yang
menjadi pembahasan penting dalam ilmu matematika. Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, aplikasi matriks banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam bidang matematika maupun ilmu
terapannya. Menurut Anton dan Chris Rorres (2004), matriks adalah jajaran
empat persegi panjang dari bilangan-bilangan (Aryani & Marzuki, 2018).
Suatu matriks tersusun atas baris (arah horizontal) dan kolom (arah
vertikal), jika matriks tersusun atas m baris dan n kolom maka dikatakan
matriks tersebut berukuran (berordo).

Matriks di beri nama dengan huruf besar A, B, P, C, dan lain-lain. Secara


lengkap ditulis matriks A = (aij) artinya suatu matriks A yang elemen-
elemennya aij dimana indeks i menyatakan barik ke-i dan indeks j menyatakan

2
kolom ke-j dari elemen tersebut. Pandang sebuah matriks A = (a ij), i = 1, 2, 3,
…, m dan j = 1, 2, 3,…, n, yang berarti bahwa banyaknya baris adalah m dan
banyaknya kolom adalah n.

Boleh juga ditulis matriks Amxn = (aij). (m x n ) disebut ukuran atau ordo
dari matriks (Syarifuddin et al., 2016).

2.2 Jenis-Jenis Matriks


Berdasarkan susunan elemen-elemennya, terdapat beberapa jenis
matriks, antara lain:
a. Matriks Bujur Sangkar
Matriks bujur sangkar (square matriks) adalah suatu matriks yang
memiliki banyak baris sama dengan banyak kolomnya. Matriks bujur
sangkar yang memiliki m baris dan n kolom (dengan m = n ), disebut
matriks bujur sangkar berorde n saja. Contohnya :

b. Matriks Indentitas
Matriks indentitas atau matriks satuan adalah matriks bujur sangkar
yang elemen -elemennya bernilai 1 (satu) pada diagonal utama (diagonal
dari kiri atas ke kanan bawah) dan nol diluar diagonal utama. Matriks
indentitas yang berorde n biasanya diberi simbol In. Contohnya :

3
c. Matriks diagonal
Matriks diagonal adalah suatu matriks bujur sangkar yang semua
elemen diluar diagonal utama bernilai nol dan paling tidak satu elemen
pada diagonal utama tidak sama dengan nol.

d. Matriks Segitiga Atas


Matriks segitiga atas (upper tringular) adalah matriks bujur
sangkar yang elemen-elemen di bawah diagonal utamanya bernilai nol.
Dengan kata lain, nilai elemen-elemen segitiga atas atau diagonal
utamanya tidak nol, yang lainnya nol. Contohnya :

e. Matriks Segitiga Bawah


Matriks segitiga bawah (lower tringular) adalah matriks bujur
sangkar
yang memiliki elemen-elemen di atas diagonal utamanya bernilai nol.
Dengan kata lain, nilai elemen-elemen segitiga bawahnya tidak nol.
Contohnya :

f. Matriks Nol

4
Matriks nol adalah suatu matriks yang semua elemennya bernilai
nol. Matriks nol umumnya diberi simbol 0. Contohnya :

g. Matriks Baris
Matriks baris adalah suatu matriks yang hanya memiliki satu baris
saja. Matriks baris juga disebut vektor baris. Contohnya :

h. Matriks Kolom
Matriks kolom adalah suatu matriks yang hanya memiliki satu
kolom saja. Matriks kolom juga disebut vektor kolom.

i. Matriks Transpose
Matriks transpose atau matriks putar adalah suatu matriks yang
dibentuk dengan cara memutar baris ke-i suatu matriks, menjadi kolom
ke-i matriks transpose. Misalnya : baris ke-2 matriks semula diputar dan
akan menjadi kolom ke-2 matriks transpose. Transpose dari matriks A
dilambangkan dengan A’ atau AT.

5
j. Matriks Simetris
Matriks simetris atau matriks yang setangkup adalah suatu
matriks yang transposenya sama dengan matriks semula. Contohnya :

Matriks A disebut matriks simetris


k. Matriks Singular dan Tan-Singular
Matriks singular adalah matriks bujur sangkar yang nilai
determinannya nol. Sedangkan matriks bujur sangkar yang nilai
determinannya tidak sama dengan nol disebut matriks yang tan–
singular/nonsingular.
l. Kesamaan Matriks
Matriks A dan B dikatakan sama, ditulis A = B, apabila ordenya
sama dan elemen-elemen yang seletak juga sama.

2.3 Pengoperasian Matriks


Operasi matriks meliputi penjumlahan dan pengurangan, perkalian
matriks dengan skalar, perkalian antar matriks, dan pemangkatan suatu
matriks.
a. Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Dua buah matriks dapat dijumlahkan atau dikurangkan bila kedua
matriks tersebut berorde sama. Pada operasi penjumlahan dan

6
pengurangan matriks, yang dijumlahkan atau dikurangkan adalah
elemen-elemen yang seletak (posisi sama). Matriks baru, hasil operasi
penjumlahan atau pengurangan, memiliki orde yang sama dengan orde
matriks-matriks yang dijumlahkan/ dikurangkan.

Contoh:

Note : Sifat Penjumlahan Matriks


(1) A + B = B + A
(2) A + B + C = A + (B + C) = (A + B ) + C
b. Hasil Kali Skalar dengan Matriks
Hasil kali matriks A dengan skalar k ditulis kA. Perkalian matriks
A dengan scalar k adalah suatu matriks baru yang elemen-elemennya
diperoleh dengan mengalikan setiap elemen matriks A dengan k. Matriks
baru ini akan memiliki dimensi yang sama dengan matriks A.

7
Perkalian skalar k dengan matriks A berdimensi m x n, secara
umum dapat dinyatakan sebagai berikut.

Contoh:

c. Perkalian Matriks dengan Matriks


Sebuah matriks A dapat dikalikan dengan matriks B bila banyak
kolom matriks A sama dengan banyak baris matriks B. Bila matriks A
berukuran m x n dan matriks B berukuran n x p, maka ukuran matriks
hasil kali keduanya (matriks AB = C) adalah m x p. Untuk memudahkan
mengingat dapat dinyatakan sebagai berikut :

8
Nilai masing-masing elemen matriks C, yaitu cij dapat dihitung
sebagai berikut :
cij = Total hasil kali masing-masing elemen baris ke-i matriks pertama
(matriks A) dengan elemen-elemen kolom ke-k matriks kedua
(matriks B)
c11 = Total hasil kali masing-masing elemen baris pertama (ke-1) matriks
pertama (matriks A) dengan elemen-elemen kolom pertama (ke-1)
matriks kedua (matriks B) = a11b11 + a12b12 + a13b31
c21 = Total hasil kali masing-masing elemen baris kedua (ke-2) matriks
pertama (matriks A) dengan elemen-elemen kolom pertama (ke-1)
matriks kedua (matriks B) = a21b11 + a22b21 + a23b31
c12 = Total hasil kali masing-masing elemen baris pertama (ke-1) matriks
pertama (matriks A) dengan elemen-elemen kolom kedua (ke-2)
matriks kedua (matriks B) = a11b12 + a12b22 + a13b32
c22 = Total hasil kali masing-masing elemen baris kedua (ke-2) matriks
pertama (matriks A) dengan elemen-elemen kolom kedua (ke-2)
matriks kedua (matriks B) = a21b12 + a22b22 + a23b32
Contoh:

9
Note : Sifat-Sifat Perkalian Matriks
(1) ABC = (AB)C = A(BC)
(2) A (B + C) = AB + AC
(3) AB ≠ BA, dalam keadaan khusus bila AB = BA kedua matriks disebut
Commute
d. Mencari Determinan Matriks
Setiap matriks bujur sangkar A selalu dihubungkan dengan suatu
skalar yang disebut determinan dari matriks tersebut. Determinan dari
matriks A ditulis det(A)
Determinan dari Matriks 2 x 2 dan 3 x 3 Misal A 1 adalah matriks 2
x 2 dan A2 adalah matriks 3 x 3 dengan elemen-elemen sebagai berikut :

Untuk mencari det (A1), sebelumnya pada matriks tersebut diberi


anak panah berarah. Sedangkan untuk mencari det (A2), sebelumnya
disalin terlebih dahulu kolom pertama dan kedua di sebelah kanan matriks,
setelah itu diberi anak panah berarah. Perhatikan gambar berikut ini.

Rumus det(A1) dan det(A2) diperoleh dengan mengalikan elemen-


elemen dengan arah panah ke kanan dan mengurangkannya dengan hasil

10
perkalian dari elemen-elemen dengan arah panah ke kiri. Dengan
demikian, diperoleh
(1) det (A1) = ad – bc
(2) det (A2) = aei + bfg + cdh – ceg -afh - bdi
Khusus untuk matriks 3 x 3, cara seperti ini dinamakan Sorrus.

2.4 Perbedaan Eselon Baris dan Eselon Baris Tereduksi


Suatu matriks dikatakan memiliki bentuk eselon baris jika
i. Jika sebuah baris tidak terdiri dari selurunya nol, maka bilangan
tidak nol pertama di dalam baris tersebut adalah 1 (disebut 1
utama)
ii. Jika ada baris yang seluruhnya nol, maka semua baris itu
dikumpulkan pada bagian bawah matriks.
iii. Di dalam dua baris berturutan yang tidak seluruhnya nol, maka 1
utama pada baris yang lebih rendah terdapat lebih jauh ke kanan
daripada 1 utama pada baris yang lebih tinggi.

Contoh matriks yang memiliki bentuk eselon baris

Contoh matriks yang tidak memiliki bentuk eselon baris

Matriks pertama tidak memenuhi syarat (i), matriks kedua gagal


memenuhi syarat (ii), sedangkan matriks ketiga tidak memenuhi syarat (iii).
Untuk mengubah suatu matriks menjadi sebuah matriks yang memiliki
bentuk eselon baris maka digunakan metode eliminasi Gauss. Sedangkan
suatu matriks dikatakan memiliki bentuk eselon baris tereduksi jika
i. Matriks memiliki bentuk eselon baris, dalam kata lain matriks tersebut
memenuhi ketiga syarat matriks eselon baris
ii. Entri/Elemen bukan nol pertama dalam setiap baris adalah satu-satunya
entri bukan nol dalam kolom yang bersangkutan

11
Contoh Matriks yang memiliki bentuk eselon baris tereduksi :

Proses yang digunakan untuk mengubah suatu matriks menjadi matriks yang
memiliki bentuk eselon baris tereduksi adalah reduksi Gauss-Jordan (Leon,
2001).

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa pada
dasarnya dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan
persoalan yang apabila kita telusuri ternyata merupakan masalah matematika.
Dengan kata lain, kita selalu bersentuhan dengan persoalan-persoalan yang
berkaitan dengan matematika entah itu kita sadari ataupun tidak. Agar mudah
dipahami maka persoalan tersebut diubah kedalam bahasa atau persamaan
matematika supaya persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan. Tetapi
terkadang, suatu persoalan sering kali memuat lebih dari dua persamaan dan
beberapa variabel, sehingga kita mengalami kesulitan untuk mencari
hubungan antara variabel-variabelnya. Adapun matriks sendiri merupakan
susunan elemen-elemen yang berbentuk persegi panjang yang di atur dalam
baris dan kolom dan di batasi sebuah tanda kurung di sebut matriks.

3.2 Saran
Semoga penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami
materi matriks ini terutama pengaplikasiannya di bidang sosial ekonomi
pertanian. Jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini penulis
mengharapkan kritikan atau saran dari pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, F., & Marzuki, C. C. 2018. Determinan Matriks Toeplitz Bentuk Khusus
Menggunakan Ekspansi Kofaktor. Jurnal Sains Matematika dan
Statistika, 4(2), 82-88.

Bramasti, Rully. 2012. Kamus Matematika. Surakarta, Aksarra Sinergi Media.

Leon, Steven J. 2001. Aljabar Linear dan Aplikasinya Edisi Kelima. Jakarta,
Erlangga.

Syarifuddin, Mikreyanti, & Muslim. 2016. Aljabar Linear. Mataram, Lembaga


Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala.

Wirawan, Nata. 2016. Cara Mudah Memahami Matematika Ekonomi Lanjutan.


Denpasar, Universitas Udayana.

14

Anda mungkin juga menyukai