MATRIKS
PENGGUNAAAN ALAT PERAGA DALAM MATEMATIKA
“TRANSPOSE MATRIKS”
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3
Inayatul Hidayah
Nur Anisyah
Herianto Syawal
Muhammad Teguh
KATA PENGANTAR
Kami mengucapan terimakasih kepada Ibu Inda sari S.Pd selaku guru dalam
Pembelajaran Matematikayang telahmembimbing kami dalam menyelesaikan tugas
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran,dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa kritik dan saran yang membangun.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1
1.2. RUMUSAN MASALAH 2
1.3. TUJUAN PENULISAN.............................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2
3.3. CARA PEMBUATAN.......................................................................................................................... 3
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN
B. Masalah
1. Apa pengertian Matriks atau pengertian matrik?
2. Apa jenis-jenis matrik?
3. Bagaiman menghitung oprasi hitung penjumlahan dan pengurangan matriks?
4. Apa itu transpose matrik dan kesamaan matriks?
5. Bagaiman menyelesaikan soal-soal hitung matrik?
C. Tujuan masalah
1. Mengtiatahui pengertian matriks
2. Mengetahui jenis-jenis matriks
3. Dapat menghitung oprasi penjumlahan dan pengurangan pada matriks
3
4. Mengetahi matriks tanspose dan kesaman matriks
5. Dapat menyelesaikan soal-soal menhitung matriks.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Matriks
matriks adalah susunan bilangan-bilangan berbentuk persegi panjang yang diatur dalam
baris atau kolom dengan dibatasi kurung. Bilangan yang tersusun dalam matriks disebut
elemen/unsur matriks. Baris adalah susunan bilangan-bilangan yang mendatar (horizontal),
sedangkan kolom adalah susunan bilangan-bilangan yang tegak (vertikal). Ordo matriks adalah
banyaknya elemen baris dan banyaknya elemen kolom dari suatu matriks. Jika sebuah matriks
memiliki i baris dan j kolom, maka matriks tersebut berordo i x j, dapat dituliskan Ai.j.
Contoh 1
4
Notasi Matriks Pada umumnya notasi matriks ditulis dalam huruf kapital, seperti A, B,
C, dan sebagainya. Notasi pada contoh matriks di atas adalah ditulis dengan notasi A.
Elemen Matriks Elemen matriks merupakan angka-angka atau entri dari suatu
matriks. Elemen matriks pada matriks di atas terdiri dari a11, a12, a13, a21, a22, a23,
a31, a32, dan a33.
Baris dan Kolom Matriks Susunan matriks terdiri dari baris dan kolom. Baris pada
matriks merupakan susunan elemen-elemen secara horizontal Kolom pada matriks
merupakan susunan elemen-elemen secara vertikal. Sehingga dapat didefinisikan
seperti berikut:
5
Ordo Matriks Ordo matriks merupakan banyaknya baris dan kolom yang terdapat
pada suatu matriks. Bentuk umumnya adalah sebagai berikut.
C. Jenis-jenis Matriks
6
nol.
7. Matriks segitiga bawah, matriks persegi yang semua elemen di atas diagonal utamanya adalah
nol.
8. Matriks identitas, matriks persegi yang elemen pada diagonal utamanya adalah satu,
sedangkan elemen lainnya adalah nol.
Dua matriks dikatakan sama (A=B) apabila mempunyai ordo yang sama dan elemen-elemen yang
letaknya sama (bersesuaian) besarnya sama.
D. Kesamaan Matriks
Sedangkan jika ada dua atau lebih matriks maka akan dinyatakan sama apabila memiliki ordo atau
jumlah kolom dan barisnya sama. Selain itu komponennya juga sama pada setiap selnya.
Lewat persamaan ini matriks tersebut dianggap matriks yang spesial meski tidak memiliki perbedaan
atau disebut dengan nama yang berbeda dengan matriks yang biasanya.
Untuk prinsipnya sendiri matriks ini digunakan untuk memiliki komponen yang terletak pada sel
tertentu. Atau pun untuk memiliki variabel yang ada di dalam komponen penyusun matriks tersebut.
Selain itu prinsip kesamaan matriks secara umum akan dihunungkan bersama dengan persamaan
matematika yang lainnya. Persamaan ini menyerupai linear dua variabel, logaritma, eksponensial,
persamaan kuadrat mau pun trigonometri.
Jika terdapat dua matriks ditetapkan sama maka akan berlaku konsep persamaan seperti di bawah ini :
7
a = p; b = q; c = r
d = s; e = t; f = u
g = v; h = w; l = x
E. Transpose Matriks
Transpose matriks adalah suatu matriks yang diperoleh dari hasil pertukaran antara elemen
baris dan kolomnya. Jadi, elemen-elemen pada baris akan kita tukar menjadi elemen-elemen pada
kolom, atau sebaliknya.
Transpose matriks memiliki beberapa sifat yang menjadi dasar di dalam operasi perhitungan matriks,
yaitu :
(A + B)T = AT + BT
(AT)T = A
λ(AT) = (λAT), bila λ suatu scalar
(AB)T = BT AT
8
Matriks AT yaitu Baris menjadi kolom atau kolom menjadi baris dan tetap menghasil matriks
berordo 2 x 2.
Contoh soal transpose matriks diatas juga merupakan pembuktian dari sifat matriks transpose
(AT) = A . Jika ditukar posisinya hasil dari Matriks AT sama dengan Matriks A.
Transpose Matriks Berordo 2 x 3
Contoh Transpose Matriks berordo 2 x 3 yaitu :
Tentukanlah transpose dari Matriks B dibawah ini :
9
Matriks bujur sangkar biasanya terdapat jumlah baris dan jumlah kolomnya sama. Pada transpose
matriks bujur sangkar tidak melakukan pertukaran secara baris dan kolom, tetapi menggunakan sisi
diagonal. Contohnya :
Sisi diagonal ditandai dengan garis putus-putus merupakan elemen yang tidak ditukar posisikan.
Elemen yang ditukarkan yaitu ditandai dengan garis berwarna hitam dan sejajar. Hasilnya sama
dengan matriks berordo 3 x 3.
F. Operasi Matriks
Sobat Pintar tahu kan, kalau dua matriks dapat dioperasikan? Nah, Operasi matriks dapat dilakukan
hanya jika memenuhi syarat dan ketentuannya. Operasi matriks sendiri meliputi : penjumlahan dan
pengurangan dua matriks, perkalian matriks dengan bilangan skalar, perkalian dua matriks, dan
transpose matriks.
Syarat penjumlahan dan pengurangan matriks yaitu : jika terdapat dua matriks, misal matriks A dan
B, yang memiliki ordo sama, maka elemen-elemen yang seletak dapat dijumlahkan atau
dikurangkan. Jumlah matriks A dan matriks B dapat dinyatakan dengan A+B, sedangkan selisih
matriks A dan matriks B dapat dinyatakan dengan A – B.
Contoh :
10
Perkalian Skalar pada Matriks
Pada operasi perkalian skalar, sebuah matriks dikalikan dengan bilangan skalar. Jika diketahui A
merupakan suatu matriks dan K merupakan bilangan real, maka hasil perkalian K dengan matriks A
adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan setiap elemen A dengan K.
Contoh :
Berbeda dengan perkalian skalar yang hanya mengalikan setiap elemen matriks dengan bilangan
skalar, perkalian dua matriks memiliki aturan tersendiri. Syarat dua buah matriks, misal matriks A
dan matriks B, dapat dikalikan adalah jika banyaknya kolom matriks A sama dengan banyaknya baris
matriks B.
Untuk mencari hasil kali matriks A dengan matriks B ialah dengan mengalikan elemen pada baris-
baris matriks A dengan elemen pada kolom-kolom matriks B, kemudian jumlahkan hasil perkalian
antara baris dan kolom tersebut.
Contoh matriks :
G. Determinan Matriks
Determinan matriks merupakan selisih antara perkalian elemen-elemen pada diagonal utama dengan
perkalian elemen-elemen pada diagonal sekunder. Determinan matriks hanya dapat dicari dengan
matriks persegi. Determinan dari matriks A dapat ditulis det(A) atau |A|.
Determinan matriks dapat ditemukan dalam matriks persegi ordo 2x2 dan 3x3.
11
Jenis determinan matriks dan contoh soal
Hasil kali elemen-elemen diagonal utama dikurangi hasil kali elemen-elemen diagonal samping
disebut determinan matriks A. Atau dapat dituliskan degan det A = ad – bc
Contoh soal determinan matriks dengan ordo 2x2 adalah sebagai berikut
Determinan A
12
|A|=(a11.a22.a33)+(a12.a23.a31)+(a13.a21.a32)-(a13.a22.a31)-(a11.a23.a32 )-(a12.a21.a33)
Contoh soal mencari determinan matriks persegi dengan ordo 3x3 adalah sebagai berikut
Cara menentukan det A dari matriks ordo 3x3 adalah sebagai berikut
H. Invers Matriks
Invers matriks adalah sebuah kebalikan (invers) dari kedua matriks. Apabila matriks tersebut
dikalikan akan menghasilkan matriks persegi (AB = BA = |). Simbol dari invers matriks
adalah pangkat -1 dan terletak di atas hurufnya. Sebagai contoh, matriks B adalah invers
matriks A sehingga ditulis B = A–1 dan matriks A adalah invers dari matriks B ditulis A = B-
1. Matriks A dan B merupakan dua matriks yang saling invers (berkebalikan). Invers matriks
terdiri dari dua jenis, yaitu matriks persegi (2×2) dan matriks 3×3.
13
Invers matriks 2 x 2 bisa diperoleh langsung caranya dengan menukar elemen pada diagonal utama,
berikan tanda negatif pada elemen lain, kemudian bagi setiap elemen matriks dengan determinan.
Sementara itu, invers matriks ordo 3 x 3 diperoleh dengan dua cara, yaitu adjoin dan transformasi
baris elementer.
Misal matriks A dan B berordo n x n dengan n ∈ N dan determinan A dan B tidak sama dengan nol,
jika A -1 dan B-1 adalah invers dari matriks A dan B maka (AB)-1= B-1 A-1
14
Selain dengan persamaan matriks, teknik menyelesaikan sistem persamaan linier juga dapat
dilakukan dengan determinan matriks. Aturan dengan cara ini adalah :
Jawab
15
(b) Dengan metoda determinan matriks diperoleh
Sepeti halnya pada sistem persamaan linier dua variabel, menyelesaikan sistem persamaan linier tiga
variabel dengan matriks juga terdiri dari dua cara, yakni dengan menggunakan determinan matriks
dan dengan menggunakan aturan invers perkalian matriks. Berikut ini akan diuraikan masing masing
cara tersebut.
Aturan menyelesaikan sistem persamaan linier menggunakan determinan matriks adalah dengan
menentukan terlebih dahulu matriks koefisien dari sistem persamaan itu.
16
Untuk lebih jelasnya, ikutilah contoh soal berikut ini:
01. Tentukanlah himpunan penyelesaian sistem persamaan linier dibawah ini dengan menggunakan
metoda determinan
2x – 3y + 2z = –3
x + 2y + z = 2
2x – y + 3z = 1
Jawab
17
Dz = (2)(2)(1) + (–3)(2)(2) + (–3)(1)(–1) – (–3)(2)(2) – (2)(2)(–1) – (–3)(1)(1)
Dz = 4 – 12 + 3 + 12 + 4 + 3
Dz = 14
18
BAB III
PEMBAHASAN
Alat: gunting
o Lakban
o Double tape
Bahan:Styrofoam
o Kardus
o Kertas origami
o Paku Mading
o Lem kertas
o Spidol
o Kertas kado
2.Cara Pembuatan
Pertama Gunting Kardus Berbentuk persegi Panjang kecil sebanyak 24 buah kardus
Kedua Gunting Kertas Origami Membentuk seperti kardus yg sudah digunting tadi
ketiga tempelkan kertas origami pada depan kardus menggunkan double tip
Keempat Gunting Kertas origami membentuk kurung sebanyak 8 buah
Kelima Gunting lagi kertas origami untuk membuat batas antara elemen A dan B
Keenam tuliskan Notasi yaitu A,B,At dan Bt
Ketujuh tempelkan kardus tadi kestyrofoam menggunakan paku madding susun menjadi
A=Ordo 3*2,B=ordo 2*3,At=ordo 2*3,Bt=ordo 3*2
Kedelapan tempelkan garis pembatas ditengah tengah Styrofoam atau tanda “[]”
Lanjutkan dengan menghias alat peraga
Cocokan hingga semua menjadi rapi
Lalu alat peraga siap di gunakan
3.Cara Penggunaan
Tulislah di kotak kecil yang terbuat dari kertas origami kedalam elemen matriks yang berupa
kotak dengan jumlah yang diinginkan.
Mulailah atau lakukan pertukaran tempat baris dan kolom yang terdapat pada matriks awal.
Contohnya pada gambar berikut:
19
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Matriks adalah susunan kumpulan bilangan yang di atur dalam baris dan kolom berbentuk
persegi panjang. Matrik di cirikan dengan elemen-elemen penyusun yang diapit oleh tanda kurung
siku [ ] atau tanda kurung biasa ( ). Ukuran sebuah matrik dinyatakan dalam satuan ordo, yaitu
banyaknya baris dan kolom dalam matriks tersebut.
Transpose dari suatu matriks Amxn dapat dibentuk dengan cara menukarkan baris matriks A
menjadi kolom matriks baru dan kolom matriks A menjadi matriks baru.
Dua buah matriks A dan B dikatakan sama (ditulis A=B), jika dan hanya jika kedua mempunyai
ordo yang sama dan elemen-elemen yang seletaknya sama.
Penjumlahan Matriks Jika A dan B dua buah matriks berordo sama maka jumlah matriks A dan
B ditulis A+B adalah sebuah matriks baru C yang diperoleh dengan menjumlahkan elemen-elemen
matriks A dengan elemen-elemen B yang seletak.
Pengurangan Matriks Pengurangan matriks A dengan matriks B adalah suatu matriks yang
elemen-elemenya diperoleh dengan cara mengurangkan elemen matriks A dengan elemen matriks B
yang besesuaian (seetak), atau dapat pula diartikan sebagai menjumlahkan matriks A dengan lawan
negative dari B, dituliskan: A-B = A+(-B).
21
DAFTAR PUSTAKA
Bintang Kalangu, Josep. 2005.
Matematika ekonomi untuk bisnis
. Edisi ke-1.Jakarta: Penerbit Salemba Empat. C.Chiang. alpha dan Kevin Wainwright. 2006.
Dasar-Dasar Matematika
Ekonomi
.edisi ke-4 jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga. Gazali,Wikaria. 2005.
Matriks dan transpormasi linear
. edisi ke-1. Yogyakarta:Penerbit Graha Ilmu.
Mairy,Du. 2007.
Matematika Terapan untuk Bisnis dan
Ekonomi
. Yogyakarta:BPFE-YOGYAKARTA.
Ruminta. 2009.
Matriks persamaan linear dan pemrograman linear
. edisi ke-1.Bandung. Penerbit Rekayasa Sains.
Sarjono,Haryadi dan Sanny,Lim. 2012.
Aplikasi Matematika untuk Bisnis dan
Manajemen
. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
22