DETERMINAN MATRIKS
DISUSUN OLEH
MURNIATI
09320200143
C5
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Determinan Matriks, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi salah –
satu tugas pada Program Studi Teknik Pertambangan, mata kuliah Matriks dan
Ruang Vektor. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Determinan matriks bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Habibie Anwar,
selaku dosen mata kuliah Matriks dan Ruang Vektor yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii | P a g e
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1|Page
1.2 Rumsan Masalah
2|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a11 a 12 ....a1n
det (A) atau a21 a22 ..a2n atau A.
: : :
an1 an2 ann
3|Page
yang lebih besar mendahului bilangan yang lebih kecil dalam urutan permutasi.
Misalkan dalam suatu permutasi tertulis (2, 1, 3) maka dalam urutan bilangan
tersebut, bilangan yang lebih kecil dari 2 hanya bilangan 1 sehingga nilai
inversnya adalah 1. Sementara itu, setelah bilangan 1 hanya ada bilangan 3, tidak
ada bilangan yang lebih kecil dari 1 sehingga inversnya adalah nol. Jumlah invers
dalam permutasi tersebut adalah 1 + 0 = 1. Selanjutnya, jumlah invers pada suatu
permutasi akan didefinisikan sebagai berikut :
1. Permutasi genap yaitu jumlah invers adalah bilangan genap
2. Permutasi ganjil yaitu jumlah invers adalah bilangan ganjil
Contoh 2.2 :
Jumlah invers pada permutasi dari {1, 2, 3}
(1,2,3) 0 + 0 = 0 permutasi genap
(1,3,2) 0 + 1 = 1 permutasi ganjil
(2,1,3) 1 + 0 = 1 permutasi ganjil
(2,3,1) 1 + 1 = 2 permutasi genap
(3,1,2) 2 + 0 = 2 permutasi genap
(3,2,1) 2 + 1 = 3 permutasi ganjil
Misalkan Anxn, hasil kali elementer matriks A adalah hasil kali n buah
unsur A tanpa ada pengambilan unsur dari baris maupun kolom yang sama.
Selanjutnya hasil kali elementer tersebut diberi tanda positif (+) atau negatif (–),
sehingga dinamakan hasil kali elementer bertanda. Pemberian tanda tersebut
sangat bergantung pada jenis permutasi yang terbentuk (ganjil atau genap), jika
permutasi genap maka tanda yang digunakan adalah positif (+), sedangkan jika
permutasi ganjil maka tanda yang digunakan adalah negatif (–). Sementara itu,
permutasi genap atau ganjil bergantung pada indeks indeks kolom unsur matriks
A, yang akan membentuk suatu himpunan permutasi.
Misalkan, perkalian unsur matriks a12 a21 a33 akan diberi tanda negatif
(–), karena himpunan permutasi yang terbentuk dari indeks kolom adalah {2, 1,
3}. Dari permutasi tersebut jumlah invers yang diperoleh adalah 1 + 0 = 1,
sehingga tanda dari hasil kali elementer unsur tersebut adalah negatif (–), yaitu
–a12 a21 a33. Selanjutnya, determinan suatu matriks Anxn adalah hasil penjumlahan
seluruh hasil kali elementer bertanda matriks A tersebut.
4|Page
Contoh 2.3 :
Misakan A merupakan matriks 3x 3.
a11 a 12 ....a1n
A = a21 a 22 ...a 2n
: : :
an1 an2 ann
a13a22 a31
Contoh 2.4 :
Tentukan determinan matriks
3 2 -1
B= 1 1 0
-2 -2 1
Jawab :
3 1 -1 3 2
Det ( B ) = 1 1 0 1 1
-2 -2 1 -2 -2
5|Page
= 3+0+2–2–0–2
= 1
1 3 0 = 15
4 5
2 det 1 0 0
4 5 0 = 45
7 8 9
3 1 2 3
0 4 5 = 24
0 0 6
Secara sederhana, determinan suatu matriks merupakan hasil kali setiap
unsur diagonal pada suatu matriks segitiga (atas atau bawah). Tetapi dalam
kenyataannya, tak semua matriks berbentuk segitiga, sehingga kita dapat
menentukan tak semudah diatas. Dalam menentukan determinan suatu matriks.
Dengan menggunakan operasi baris elementer (OBE), kita akan mencoba
mengubah suatu matriks bujur sangkar (secara umum) menjadi suatu matriks
segi tiga. Secara sederhana, gambaran proses yang dilakukan adlah sebagai
berikut :
Matriks bujur sangkar ~ OBE ~ matriks segitiga. Alasan inilah yang
mengharuskan kita mengetahui pengaruh operasi baris elementer terhadap
determinan suatu matriks. Berikut ini adalah pengaruh OBE pada nilai
determinan suatu matriks, yaitu :
6|Page
1. Jika matriks B berasal dari matriks A dengan satu kali pertukaran baris
maka :
Det (B) = - Det (A)
Contoh 2.5 :
Diketahui bahwa
Jika A = 2 1 Maka A = 3
-1 1
Sementara itu, misalkan B = -1 1
2 1
Perhatikan bahwa B merupakan matriks yang berasal dari A dengan
menukarkan baris pertama dan baris ke-2.
Jelas bahwa det (B) = –1 – 2 = – 3 = – |A|
2. Jika B berasal dari A dengan perkalian sebuah baris dengan konstanta tak
nol k maka Det (B) = k . Det (A)
Misalkan, A= 1 3 dan B = 2 1
2 -6 -2 2
7|Page
Terlihat bahwa determinan matriks hasil OBE adalah sama dengan
determinan matriks asal sebelum di OBE.
a11 a 12 ....a1n
A= a21 a 22 ... a 2n
: : :
an1 an2 ann
8|Page
3
= 0 + 1 ( - 1 ) 2+3 2 1 + 2 ( - 1 )3+3 2 1
= 0–2+6 0 1 1 2
= 4
Determinan matriks dari :
1 0 1
A= 1 -1 0
0 2 1
1 0 1
= 0 -1 -1
0 2 1
1 0 -1
= 0 -1 -1
0 0 -1
Det (A) = 1 (-1)(-1)
=1
9|Page
Misalkan A merupakan suatu matriks bujur sangkar n x n dan Cij adalah
kofaktor aij, maka matriks :
10 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Semoga makalah yang telah saya buat dapat bermanfaat bagi pembaca
dan khususnya saya sebagai penyusun. Dan diharapkan pembaca dapat
menganalisis lebih jelas lagi mengenai pemecahan masalah rutin dan non rutin
dengan cara mencari leteratur-literatur lain yang dapat menambah wawasan
pembaca dalam menganalisis materi tersebut.
11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Alwi. 2010. Penerapan matriks dan Determinan Dalam Industri Jakarta:
Warna Media.
Maharani, Intan. 200. Panduan Determinan Jakarta: Intermedia.
Syafani, Riska. 2001. Gaya Fashion Terkini. Makassar: Media Baru.