Anda di halaman 1dari 32

DIKTAT PELAJARAN

MATEMATIKA
UNTUK KELAS XI SEMESTER 1 SMK NEGERI 1 KANDEMAN
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

DISUSUN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 UNTUK KONDISI KHUSUS


(PEMBELAJARAN PADA MASA PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19)

DISUSUN OLEH:

NAMA : KUSNANDAR, S.Pd


NIP : 19840212 20003 1 002

SMK NEGERI 1 KANDEMAN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROVINSI JAWA TENGAH
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. ii


TUJUAN DIKTAT ..................................................................................................................................... iii
BAB 2 MATRIKS ...................................................................................................................................... 1
Tujuan Pembelajaran ............................................................................................................................ 1
Topik Pelajaran ..................................................................................................................................... 1
Penjelasan Materi Pelajaran ................................................................................................................. 2
A. Konsep Matriks ........................................................................................................................... 2
B. Jenis-jenis Matriks ...................................................................................................................... 4
C. Kesamaan Dua Matriks .............................................................................................................. 6
D. Transpose Matriks ...................................................................................................................... 7
E. Operasi pada Matriks ................................................................................................................. 8
F. Determinan Matriks .................................................................................................................. 16
G. Invers Matriks ........................................................................................................................... 20
H. Penyelesaian Masalah Menggunakan Matriks ........................................................................ 23
Latihan 2.............................................................................................................................................. 25
Daftar Pustaka ........................................................................................................................................ 28

ii
TUJUAN DIKTAT

Tujuan pembuatan diktat pelajaran matematika kelas XI semester gasal ini sebagai berikut:
1. menyediakan alternatif sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum dengan mempertimbangkan
kebutuhan belajar peserta didik dan kondisi lingkungan pembelajaran;
2. membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif sumber belajar;
3. memfasilitasi guru untuk mengefektifkan pembelajaran.

iii
BAB 2 MATRIKS

Kompetensi Dasar
3.4 Menerapkan operasi matriks dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan matriks
4.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan matriks
3.5 Menentukan nilai determinan, invers, dan transpose pada ordo 2 x 2, serta nilai determinan
dan transpose pada ordo 3 x 3
4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan determinan, invers, dan transpose pada
ordo 2 x 2, serta nilai determinan dan transpose pada ordo 3 x 3

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi matriks ini, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menerapkan operasi matriks dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan matriks
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan matriks
3. Menentukan nilai determinan, invers, dan transpose pada ordo 2 x 2, serta nilai determinan dan
transpose pada ordo 3 x 3
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan determinan, invers, dan transpose pada ordo 2 x
2, serta nilai determinan dan transpose pada ordo 3 x 3

Topik Pelajaran
Pada bab ini akan dibahas materi matriks yang mencakup topik jenis matriks, relasi (kesamaan)
matriks, operasi (penjumlahan, pengurangan, perkalian, transpose) pada matriks, serta determinan dan
invers matriks. Berikut adalah peta konsep pembelajaran pada materi matriks ini.

Masalah Materi Prayarat


Matriks
Kontekstual

Jenis Relasi Operasi Matriks Unsur


Matriks Matriks pada Matriks Adjoint Matriks

Penjumlahan
Kesamaan Pengurangan Invers
Matriks Perkalian Matriks
Transpose

1
Penjelasan Materi Pelajaran
A. Konsep Matriks
Coba perhatikan susunan benda-benda di sekitar kita! Sebagai contoh: susunan buku di meja,
susunan buku di lemari, posisi siswa berbaris di lapangan, susunan keramik lantai.

Gambar susunan keramik di lantai

Kita dapat melihat susunan tersebut berupa pola baris dan kolam, bukan? Sebagai contoh lainnya
adalah susunan angka dalam bentuk tabel. Pada tabel terdapat baris dan kolom, dengan banyak
baris atau kolom bergantung pada ukuran tabel tersebut. Contoh-contoh tersebut merupakan
gambaran sebuah matriks.

Contoh lainnya dapat dinyatakan dalam uraian berikut. Misalkan harga tiket masuk suatu tempat
wisata sebagai berikut.

Hari Minggu/Libur (Rp) Hari Biasa (Rp)


Anak-anak 5.000 3.000
Dewasa 15.000 10.000

Data tersebut dapat disajikan kembali tanpa harus dalam bentuk tabel, berupa angka/harganya
saja seperti berikut:
5.000 3.000 5.000 3.000
[ ] atau ( )
15.000 10.000 15.000 10.000
Data tersebut memuat 2 baris dan 2 kolom.

Contoh 1
Seorang wisatawan lokal hendak berlibur ke beberapa tempat wisata yang ada di Pulau Jawa.
Untuk memaksimalkan waktu liburan, dia mencatat jarak antara kota-kota tersebut sebagai berikut.
Bandung – Semarang 367 km
Semarang – Yogyakarta 115 km
Bandung – Yogyakarta 428 km
Tentukan susunan jarak antarkota tujuan wisata tersebut jika wisatawan tersebut memulai
perjalanannya dari Bandung!
Alternatif penyelesaian:
Wisatawan akan memulai perjalanannya dari Bandung ke kota-kota wisata di Pulau Jawa. Jarak
(dalam km) antarkota tujuan wisata dapat dinyatakan dalam tabel berikut.

2
Bandung Semarang Yogyakarta
Bandung 0 367 428
Semarang 367 0 115
Yogyakarta 428 115 0
Jarak tersebut dapat dinyatakan dalam susunan berikut.
0 367 428
[367 0 115]
428 115 0

Dari contoh tersebut dapat ditentukan definisi matriks. Matriks adalah susunan bilangan yang diatur
menurut aturan baris dan kolom dalam suatu jajaran berbentuk persegi panjang. Susunan bilangan
tersebut diletakkan di dalam kurung biasa “( )” atau kurung siku “[ ]”.

Matriks diberi nama dengan menggunakan huruf kapital, seperti A, B, C, dan lain-lain. Selain
memiliki baris dan kolom, matriks juga memiliki entry atau elemen yaitu setiap anggota dalam
matriks tersebut. Elemen suatu matriks dinotasikan dengan huruf kecil seperti a, b, c, dan lain-lain,
yang biasanya disesuaikan dengan nama matriksnya.

Ordo matriks
Suatu matriks memiliki elemen-elemen pada baris dan kolom dengan banyak tertentu. Banyaknya
elemen-elemen suatu matriks dinamakan ordo suatu matriks. Ordo matriks menyatakan
banyaknya baris dan kolom suatu matriks.

Secara umum, matriks dinyatakan sebagai berikut.


 a 11 a 12 . . . a 1n   baris ke  1
 
 a 21 a 22 . . . a 2n   baris ke  2
 . . . 
A mxn  
 . . . 
 . . . 

a a mn   baris ke  m
 m1 a m2 . . .
kolom ke-n
kolom ke-2
kolom ke-1
aij : entry atau elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j dengan i = 1, 2, 3, ..., m dan j
= 1, 2, 3, ..., n.
mxn : menyatakan ordo matriks A dengan m adalah banyak baris dan n adalah banyak kolom
matriks A.

Contoh 2
Anton akan menyusun anggota keluarganya berdasarkan umur dalam bentuk matriks. Dia memiliki
ayah dan ibu, berturut-turut berumur 46 tahun dan 43 tahun. Selain itu dia juga memiliki kakak dan
adik, secara berurutan yaitu Ningrum (22 tahun), Sekar (19) tahun, dan Dedi (12 tahun). Dia sendiri
berumur 14 tahun.

Berbekal materi yang sudah dipelajari, Anton mampu mengkreasikan susunan matriks yang
merepresentasikan umur anggota keluarga Anton berdasarkan urutan umur sebagai berikut.
Alternatif penyelesaian I
46 43 22
A2 x 3 = [ ]
19 14 12
Matriks A2 x 3 adalah matriks persegi panjang berordo 2 x 3.

3
Dari matriks tersebut, dapat ditentukan misalnya nilai a12 = 43 dan a23 = 12. Dengan cara yang
sama, dapat ditentukan juga elemen yang lain.
Alternatif penyelesaian II
46 43
A2 x 3 = [22 19]
14 12
Matriks A2 x 3 adalah matriks persegi panjang berordo 3 x 2.
Dari matriks tersebut, dapat ditentukan misalnya nilai a12 = 43, a22 = 19, dan a31 = 14. Dengan cara
yang sama, dapat ditentukan juga elemen yang lain.

B. Jenis-jenis Matriks
Terdapat beberapa jenis matriks, antara lain sebagai berikut.
1. Matriks baris
Matriks baris adalah matriks yang terdiri atas satu baris saja. Biasanya ordo matriks seperti ini
adalah 1 x n dengan n banyak kolom matriks tersebut.
Contoh: A1 x 2 = [46 43],
A1 x 4 = [22 19 14 12]
2. Matriks kolom
Matriks kolom adalah matriks yang terdiri atas satu kolom saja. Matriks kolom berordo m x 1
dengan m adalah banyak baris matriks tersebut.
43
Contoh: A3 x 1 = [22]
19
46
43
A5 x 1 = 22
19
[12]
3. Matriks persegi panjang
Matriks persegi panjang adalah matriks yang banyak barisnya tidak sama dengan banyak
kolomnya.
46 43 22
Contoh: A2x3 = [ ]
19 14 12
46 43
A3x2 = [22 19]
14 12
4. Matriks persegi
Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai banyak baris dan kolom sama.
46 43
Contoh: A2x2 = [ ]
22 19

Diagonal utama suatu matriks adalah semua entry/elemen matriks yang terletak pada garis
diagonal dari sudut kiri atas ke sudut kanan bawah. Diagonal samping matriks adalah semua
entry/elemen matriks yang terletak pada garis diagonal dari sudut kiri bawah ke sudut kanan
atas.

4
5. Matriks segitiga
Matriks segitiga adalah matriks persegi dengan elemen-elemen matriks di atas atau di bawah
diagonal utamanya semua bernilai nol.
Contoh:

6. Matriks diagonal
Matriks diagonal adalah matriks persegi yang semua elemennya bernilai nol kecuali elemen
diagonal utama tidak semua nol.
Contoh:

7. Matriks identitas
Matriks identitas adalah matriks persegi yang semua elemen diagonal utamanya bernilai 1 dan
elemen lainnya bernilai 0.
1 0
Contoh: I2x2 = [ ]
0 1
1 0 0
I3x3 = [0 1 0]
0 0 1
8. Matriks nol
Matriks nol adalah matriks yang semua elemennya bernilai 0.
0 0
Contoh: O2x2 = [ ]
0 0
0 0 0
O2x3 = [ ]
0 0 0

5
C. Kesamaan Dua Matriks
Perhatikan matriks berikut ini.

3 5 5
A=( ) B = (√9 )
7 9 7 32
Matriks A dan matriks B sama. Apakah elemen masing-masing matriks sama? Bagaimana dengan
ordo kedua matriks, apakah sama? Dari kedua contoh matriks tersebut tampak bahwa elemen-
elemen seletak (letaknya sama) dari kedua matriks yang berordo sama mempunyai nilai yang
sama.

Perhatikan juga matriks berikut.


4 0 0 0 0 6
4 9 4 5
C=( ) D=( ) E = (0 5 0) F = (0 5 0)
5 8 9 8
0 0 6 4 0 0
Apakah matriks C dan matriks D sama? Apakah matriks C dan matriks D memiliki ordo yang sama?
Apakah elemen-elemennya yang seletak mempunyai nilai yang sama? Meskipun matriks C dan
matriks D memiliki ordo yang sama, tetapi elemen-elemen seletak tidak mempunyai nilai yang
sama. Matriks C tidak sama dengan matriks D. Begitu juga dengan matriks E dan matriks F. Matriks
E dan matriks F memiliki ordo yang sama, tetapi elemen-elemen seletak dari kedua matriks
tersebut tidaklah sama. Jadi matriks E dan matriks F tidak sama.

Misalkan diketahui matriks A dan matriks B. Matriks A dan matriks B dikatakan sama (A = B) jika
dan hanya jika:
i. Ordo matriks A sama dengan ordo matriks B;
ii. Setiap elemen yang seletak pada matriks A dan matriks B mempunyai nilai yang sama
(aij = bij untuk semua nilai i dan j).

Contoh 3
3x 2 x+8 2
Diketahui matriks A = ( ) dan matriks B = ( ). Jika A = B, tentukan nilai x dan y.
4 -5y 4 30
Alternatif penyelesaian:
3x 2 x+8 2
A=B  ( )=( )
4 -5y 4 30
Dari kesamaan dua matriks tersebut, diperoleh:
3x = x + 8  2x = 8 -5y = 30  y = -6
 x=4
Jadi, nilai x = 4 dan y = -6.

Contoh 4
2a 1 3a - c 1
Diketahui dua matriks: P = ( ) dan Q = ( ). Jika P = Q, tentukan nilai a dan c yang
2c 3 6 3
memenuhi kesamaan dua matriks tersebut.
Alternatif penyelesaian:
2a 1 3a - c 1
P=Q  ( )=( )
2c 3 6 3
Dari kesamaan dua matriks tersebut, diperoleh:
2c = 6 2a = 3a – c
c = 3  2a = 3a – 3
 -a = -3
 a =3
Jadi, a = 3 dan c = 3.

6
Contoh 5
2x + y 8
Misalkan matriks F = ( ) dan matriks G = ( ). Tentukan nilai x dan y, jika matriks F sama
-x + 2y 1
dengan matriks G.
Alternatif penyelesaian:
2x + y 8
F=G  ( )=( )
-x + 2y 1
Elemen matriks tersebut yang membentuk persamaan memuat dua variabel, sehingga membentuk
sistem persamaan linear. Sistem persamaan linear dari kesamaan dua matriks dapat diselesaikan
dengan menggunakan cara eliminasi, sehingga diperoleh:
2x + y = 8 | × 2 | 4x + 2y = 16
-x + 2y = 1 | × 1 | -x + 2y = 1 -
5x = 15
 x =3

Dengan cara substitusi, diperoleh:


2x + y = 8  2.3 + y = 8
 6+y =8
 y =2
Jadi, x = 3 dan y = 2.

D. Transpose Matriks
Misalkan ada perubahan pada posisi elemen-elemen matriks seperti elemen baris ke-1 pada
matriks B menjadi elemen kolom ke-1 pada matriks Bt, setiap elemen baris ke-2 pada matriks B
menjadi elemen kolom ke-2 pada matriks Bt, demikian seterusnya, hingga semua elemen baris
pada matriks B menjadi elemen kolom pada matriks Bt. Hal inilah yang menjadi aturan menentukan
transpose (dibaca: transpos) matriks dari suatu matriks. Sebagai pengingat adalah trans =
perpindahan dan pose = letak.

Transpose dari matriks A (ditulis At atau AT) berordo m × n adalah matriks yang diperoleh dari
matriks A dengan menukar/memindahkan elemen baris menjadi elemen kolom dan sebaliknya
elemen kolom menjadi elemen baris, sehingga berordo n × m. Notasi transpose matriks Am × n
adalah Atm × n.

Contoh 6
Perhatikan contoh matriks dan transpose matriksnya berikut.
15 5 15 30
a. Jika A = [ ], maka At = [ ].
30 25 5 25
10 20 14 10 18 22
b. Jika B = (18 12 8 ), maka Bt = (20 12 6 ).
22 6 17 14 8 17
6 8
6 4 7
c. Jika C = (4 1), maka CT = ( ).
8 1 3
7 3
Dari contoh tersebut, dapat dilihat bahwa terjadi perubahan letak elemen matriks dan ordo matriks.
Perubahan ordo matriks terlihat jelas pada bagian c. Misalnya suatu matriks berordo m × n, maka
tranpose matriks berordo n × m.

7
E. Operasi pada Matriks
1. Operasi Penjumlahan Matriks
Perhatikan contoh masalah berikut ini.
Toko kue berkonsep waralaba ingin mengembangkan usaha di dua kota yang berbeda. Manajer
produksi ingin mendapatkan data biaya yang akan diperlukan. Biaya untuk masing-masing kue
seperti pada tabel berikut.
Tabel biaya toko di kota A (dalam rupiah)
Biaya Brownies Bika Ambon
Bahan kue 1.000.000 1.200.000
Juru masak/Chef 2.000.000 3.000.000

Tabel biaya toko di kota B (dalam rupiah)


Biaya Brownies Bika Ambon
Bahan kue 1.500.000 1.700.000
Juru masak/Chef 3.000.000 3.500.000
Berapa total biaya yang diperlukan oleh kedua toko kue?

Alternatif penyelesaian:
Jika kita misalkan tabel biaya toko di kota A sebagai matriks A dan tabel biaya toko di kota B
sebagai matriks B, maka matriks biaya kedua toko disajikan sebagai berikut.
 1.000.000 1.200 .000   1.500.000 1.700 .000 
A =   dan B =  
 2.000 .000 3.000 .000   3.000 .000 3.500 .000 

Total biaya yang dikeluarkan untuk kedua toko kue tersebut dapat diperoleh sebagai berikut.
 Total biaya bahan untuk brownies = 1.000.000 + 1.500.000 = 2.500.000
 Total biaya bahan untuk bika ambon = 1.200.000 + 1.700.000 = 2.900.000
 Total biaya chef untuk brownies = 2.000.000 + 3.000.000 = 5.000.000
 Total biaya chef untuk bika ambon = 3.000.000 + 3.500.000 = 6.500.000
Total biaya tersebut dapat dinyatakan dalam tabel berikut.
Total biaya untuk kedua toko (dalam rupiah)
Brownies Bika Ambon
Bahan kue 2.500.000 2.900.000
Juru masak/Chef 5.000.000 6.500.000
Total biaya pada tabel tersebut dapat ditentukan dengan menjumlahkan matriks A dan matriks B,
seperti berikut.
 1.000.000 1.200 .000   1.500.000 1.700 .000 
A + B =   + 
 2.000 .000 3.000 .000   3.000 .000 3.500 .000 
 1.000.000  1.500.000 1.200 .000  1.700 .000 
=  
 2.000 .000  3.000 .000 3.000 .000  3.500 .000 
 2.500.000 2.900 .000 
=  
 5.000 .000 6.500 .000 
Kenapa matriks A dan matriks B dapat dijumlahkan? Penjumlahan kedua matriks biaya tersebut
dapat dioperasikan karena kedua matriks biaya memiliki ordo yang sama, yaitu 2 × 2. Seandainya
ordo kedua matriks tidak sama, kita tidak dapat melakukan operasi penjumlahan terhadap kedua
matriks.

8
Definisi
Misalkan A dan B adalah matriks berordo m × n dengan elemen-elemen aij dan bij. Matriks C adalah
jumlah matriks A dan B, ditulis C = A + B, apabila matriks C juga berordo m × n dengan elemen-
elemennya ditentukan oleh:
cij = aij + bij (untuk semua i dan j).

Dengan kata lain, dua matriks dapat dijumlahkan hanya jika kedua matriks tersebut memiliki ordo
yang sama dan ordo matriks hasil penjumlahan dua matriks adalah sama dengan ordo matriks
yang dijumlahkan.

Contoh 7
10 2 4 2 2 8
Diketahui matriks P = [ ] dan Q = [ ]. Tentukan P + Q dan Q + P!
1 3 5 1 0 1
Alternatif penyelesaian:
10 2 4 2 2 8
P+Q =[ ]+[ ]
1 3 5 1 0 1
10 + 2 2 + 2 4 + 8
=[ ]
1+1 3+0 5+1
12 4 12
=[ ]
2 3 6
2 2 8 10 2 4
Q+P =[ ]+[ ]
1 0 1 1 3 5
2 + 10 2 + 2 8 + 4
=[ ]
1+1 0+3 1+5
12 4 12
=[ ]
2 3 6
Dari penjumlahan kedua matriks, tampak bahwa P + Q = Q + P. Hal ini berarti pada penjumlahan
matriks berlaku sifat komutatif. Juga dapat kita buktikan bahwa pada matriks berlaku sifat assosiatif
penjumlahan yaitu (A + B) + C = A + (B + C).

Contoh 8
x 2 4 2 2 8 12 4 12
Diketahui matriks A = [ ], B = [ ], dan A + B = [ ]. Tentukan nilai x dan
1 x-7 5 1 y 1 2 3 6
y!

Alternatif penyelesaian:
12 4 12 x 2 4 2 2 8 12 4 12
A+B=[ ] ⇔[ ]+[ ]=[ ]
2 3 6 1 x-7 5 1 y 1 2 3 6
x+2 2+2 4+8 12 4 12
⇔[ ]=[ ]
1+1 x-7+y 5+1 2 3 6
Berdasarkan kesamaan dua matriks, diperoleh:
x + 2 = 12  x = 10
x – 7 + y = 3  10 – 7 + y = 3
3+y=3
y=0
Jadi, x = 10 dan y = 0.

2. Operasi Pengurangan Matriks


Perhatikan contoh masalah berikut.
Sebuah pabrik tekstil hendak menyusun tabel aktiva mesin dan penyusutan mesin selama 1 tahun
yang dinilai sama dengan 10% dari harga perolehan sebagai berikut.

9
Jenis Aktiva Harga Perolehan Penyusutan Tahun I Harga Baku
(Rp) (Rp) (Rp)
Mesin A 25.000.000 2.500.000 ....
Mesin B 65.000.000 6.500.000 ....
Mesin C 48.000.000 4.800.000 ....
Lengkapilah tabel tersebut dengan menggunakan matriks!
Alternatif penyelesaian:
Misalkan:
25.000.000
Harga perolehan dinyatakan sebagai matriks A = [65.000.000]
48.000.000
2.500.000
Penyusutan tahun pertama dinyatakan sebagai matriks B = [6.500.000]
4.800.000
Harga baku ditentukan dengan cara seperti berikut.
25.000.000 2.500.000
A – B = [65.000.000] – [6.500.000]
48.000.000 4.800.000
25.000.000 – 2.500.000
= [65.000.000 – 6.500.000]
48.000.000 – 4.800.000
22.500.000
= [58.500.000]
43.200.000

Definisi
Misalkan A dan B adalah matriks-matriks berordo m × n. Pengurangan matriks A dengan matriks
B didefinisikan sebagai jumlah antara matriks A dengan matriks –B. Matriks –B merupakan lawan
dari matriks B. Ditulis:
A – B = A + (–B).
Matriks –B merupakan matriks yang elemennya berlawanan dengan setiap elemen yang
bersesuaian dengan matriks B.

Contoh 9
–2 9
Diketahui matriks K = [ 3 ] dan L = [7]. Tentukan K – L!
5 5
Alternatif penyelesaian:
K – L = K + (–L)
–2 –9
= [ 3 ] + [–7]
5 –5
–2 + (–9)
= [ 3 + (–7) ]
5 + (–5)
–11
= [ –2 ]
0
Pengurangan dua matriks dapat juga dilakukan dengan mengurangkan langsung elemen-elemen
yang seletak dari kedua matriks tersebut, seperti berlaku pada penjumlahan dua matriks, yaitu:
A – B = [aij] – [bij]

10
Contoh 10
Diketahui matriks-matriks X, Y, dan Z sebagai berikut.

Tentukan: i). X – Y iii). X – Z


ii). Y – X iv). Y – Z
Alternatif penyelesaian:
Matriks X dan matriks Y memiliki ordo yang sama, yaitu berordo 3 × 2, sedangkan matriks Z
berordo 3 × 3. Menurut definisi, pengurangan dua matriks dapat dilakukan jika dua matriks tersebut
memiliki ordo yang sama. Jadi, bagian i) dan ii) dapat ditentukan, sedangkan iii) dan iv) tidak dapat
dioperasikan, karena kedua matriks memiliki ordo yang berbeda.
1 3 2 4
i). X – Y = [5 7 ] – [ 6 8]
9 11 10 12
1–2 3–4
=[5–6 7–8 ]
9 – 10 11 – 12
–1 –1
= [–1 –1]
–1 –1
2 4 1 3
ii). Y – X = [ 6 8 ] – [5 7 ]
10 12 9 11
2–1 4–3
=[6–5 8–7 ]
10 – 9 12 – 11
1 1
= [1 1 ]
1 1
Dari pengurangan kedua matriks, tampak bahwa X – Y ≠ Y – X. Hal ini berarti pada pengurangan
dua matriks tidak berlaku sifat komutatif.
Untuk bagian ii) dan iii) silakan dicoba sebagai latihan.

Contoh 11
5 –3 –1 4
Jika X matriks ordo 2 × 2, tentukan matriks X jika diketahui: X + [ ]=[ ].
2 4 3 –2
Alternatif penyelesaian:
5 –3 –1 4
Misalkan A = [ ] dan B = [ ].
2 4 3 –2
Seperti halnya pada operasi hitung bentuk aljabar, pada matriks juga berlaku:
X+A=B  X=B–A
5 –3 –1 4 –1 4 5 –3
X+[ ]=[ ]  X =[ ]–[ ]
2 4 3 –2 3 –2 2 4
–1 – 5 4 – (–3)
=[ ]
3–2 –2 – 4
–6 7
=[ ]
1 –6
–6 7
Jadi matriks X = [ ].
1 –6

11
3. Operasi Perkalian Skalar dengan Matriks
Dalam aljabar matriks, bilangan real k sering disebut sebagai skalar. Oleh karena itu perkalian
bilangan real terhadap matriks juga disebut sebagai perkalian skalar dengan matriks.

Pada materi pengurangan dua matriks sudah diketahui bahwa A – B = A + (–B). Dalam hal ini, (–
B) sebenarnya hasil kali bilangan –1 dengan semua elemen matriks B. Artinya, matriks (–B) dapat
ditulis sebagai:
–B = k.B, dengan k = –1

Secara umum, perkalian skalar dengan matriks dirumuskan sebagai berikut.


Misalkan A adalah suatu matriks berordo m × n dengan elemen-elemen aij dan k adalah suatu
bilangan real. Matriks C adalah hasil perkalian bilangan real k terhadap matriks A, dinotasikan C =
k.A, bila matriks C berordo m × n dengen elemen-elemennya ditentukan oleh:
cij = k.aij (untuk semua i dan j)

Contoh 12
2 3
Diketahui matriks H = (4 5). Tentukan matriks 2.H!
1 2
Alternatif penyelesaian:
2 3 2.2 2.3 4 6
2.H = 2. (4 5) = (2.4 2.5) = (8 10)
1 2 2.1 2.2 2 4

Contoh 13
12 30 15
1
Jika L = ( 0 24 18 ), tentukan 3 L!
3 –3 –12

Alternatif penyelesaian:
1 1 1
.12 .30 .15
12 30 15 3 3 3 4 10 5
1 1 1 1 1
3
L=
3
(0 24 18 ) = .0 .24 .18 = (0 8 6)
3 3 3
3 –3 –12 1 1 1 1 –1 –4
.3 .(–3) .(–12)
(3 3 3 )

Contoh 14
4 6 1 2
Diketahui matriks A = ( ) dan B = ( ). Tentukan matriks 3A + 4B!
–5 9 3 4
Alternatif penyelesaian:
4 6 1 2
3A + 4B = 3( ) + 4( )
–5 9 3 4
3.4 3.6 4.1 4.2
=( )+( )
3.(–5) 3.9 4.3 4.4
12 18 4 8
=( )+( )
–15 27 12 16
12 + 4 18 + 8
=( )
–15 + 12 27 + 16
16 26
=( )
–3 43

12
Contoh 15
2 3 5 6
Diketahui matriks P = ( ) dan Q = ( ). Jika c = -1, tentukan c.(P – Q) dan c.P – c.Q!
5 7 8 10
Alternatif penyelesaian:
2 3 5 6 2 3 5 6
c.(P – Q) = –1.(( )–( )) c.P – c.Q = –1. ( ) – (–1). ( )
5 7 8 10 5 7 8 10
-2 -3 -5 -6
2–5 3–6 =( )–( )
= –1.( ) -5 -7 -8 -10
5 – 8 7 – 10
-3 -3 -2 – (-5) -3 – (-6)
= –1.( ) =( )
-3 -3 -5 – (-8) -7 – (-10)
3 3 3 3
=( ) =( )
3 3 3 3
Dari kedua bentuk tersebut diperoleh bahwa c.(P – Q) dan c.P – c.Q, jika P dan Q merupakan dua
matriks berordo sama dan c skalar.

Contoh 16
12 30 10
1
Diketahui matriks L = ( 0 24 18), skalar p = 2 dan q = 2. Tentukan p.q.L!
6 8 16
Alternatif penyelesaian:
1 1 1
.12 .30 .10
12 30 10 2 2 2 6 15 5
1 1 1 1
(i). p.q.L = p.(q.L) = 2. .( 0
2
24 18) = 2. .0 .24 .18 = 2.(0 12 9)
2 2 2
6 8 16 1 1 1 3 4 8
.6 .8 .16
(2 2 ) 2
12 30 10
= ( 0 24 18)
6 8 16
12 30 10 12 30 10
1
(ii). p.q.L = (p.q).L = 2. .( 0 24 18) = 1.( 0 24 18)
2
6 8 16 6 8 16
12 30 10
= ( 0 24 18)
6 8 16
Berdasarkan alternatif penyelesaian (i) dan (ii) diperoleh bahwa karena p dan q adalah skalar,
ternyata dengan mengalikan p dan q terlebih dahulu kemudian mengalikannya dengan matriks L
merupakan langkah lebih efektif untuk menyelesaikan p.q.L.

4. Operasi Perkalian Dua Matriks


Perhatikan contoh masalah berikut.
Suatu perusahaan yang bergerak pada bidang jasa akan membuka tiga cabang besar di pulau
Sumatera, yaitu cabang 1 di kota Palembang, cabang 2 di kota Padang, dan cabang 3 di kota
Pekanbaru. Untuk itu, diperlukan beberapa peralatan untuk membantu kelancaran usaha jasa
tersebut, yaitu handphone, komputer, dan sepeda motor. Di sisi lain, pihak perusahaan
mempertimbangkan harga per satuan peralatan tersebut. Rincian data tersebut disajikan sebagai
berikut.
Handphone Komputer Sepeda Motor Harga per unit
(unit) (unit) (unit) (juta)
Cabang 1 7 8 3 Handphone 2
Cabang 2 5 6 2 Komputer 5
Cabang 3 4 5 2 Sepeda Motor 15
Perusahaan ingin mengetahui total biaya pengadaan peralatan tersebut setiap cabang. Selesaikan
masalah tersebut.

13
Alternatif penyelesaian:
Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan cara mengalikan kebutuhan tiap cabang dengan
harga per unit, kemudian dijumlahkan secara keseluruhan.
Kita akan menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan konsep matriks.
Misalkan:
7 8 3
Jumlah unit setiap peralatan yang dibutuhkan di setiap cabang: C3 x 3 = (5 6 2)
4 5 2
2
Harga per unit setiap peralatan: D3 x 1 = ( 5 )
15

Untuk menentukan total biaya pengadaan peralatan tersebut di setiap cabang, diperoleh sebagai
berikut.
 Cabang 1
Total biaya = (7 unit handphone x Rp 2.000.000) + (8 unit komputer x Rp 5.000.000) + (3
unit sepeda motor x Rp 15.000.000)
= Rp 14.000.000 + Rp 40.000.000 + Rp 45.000.000
= Rp 99.000.000
 Cabang 2
Total biaya = (5 unit handphone x Rp 2.000.000) + (6 unit komputer x Rp 5.000.000) + (2
unit sepeda motor x Rp 15.000.000)
= Rp 10.000.000 + Rp 30.000.000 + Rp 30.000.000
= Rp 70.000.000

 Cabang 3
Total biaya = (4 unit handphone x Rp 2.000.000) + (5 unit komputer x Rp 5.000.000) + (2
unit sepeda motor x Rp 15.000.000)
= Rp 8.000.000 + Rp 25.000.000 + Rp 30.000.000
= Rp 63.000.000
Total biaya pengadaan peralatan di setiap unit dapat dinyatakan dalam matriks berikut.
Rp 99.000.000
E3x1 = (Rp 70.000.000)
Rp 63.000.000

Dari contoh masalah tersebut, dapat dicermati bahwa setiap elemen baris pada matriks C
berkorespondensi (mempunyai kawan) satu-satu dengan setiap elemen kolom pada matriks D.
Jika terdapat satu saja elemen baris ke-1 pada matriks C tidak memiliki pasangan dengan elemen
kolom ke-1 pada matriks D, maka operasi perkalian terhadap kedua matriks tersebut tidak dapat
dilakukan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa operasi perkalian dua matriks dapat dilakukan jika
banyak kolom pada matriks C (pertama) sama dengan banyak baris pada matriks D (kedua).
Banyak perkalian akan berhenti jika setiap elemen baris ke-n pada matriks C (pertama) sudah
dikalikan dengan setiap elemen kolom ke-n pada matriks D.

Secara matematis, perkalian dua matriks dapat dinyatakan sebagai berikut. Misalkan matriks A
berordo m × n dan matriks B berordo n × p, sehingga banyak kolom matriks A sama dengan banyak
baris matriks B. Hasil perkalian matriks A dan matriks B adalah suatu matriks berordo m × p,
misalnya Cm x p.

14
Proses menentukan elemen-elemen hasil perkalian dua matriks dijabarkan sebagai berikut.

Jika C adalah matriks hasil perkalian matriks A dan matriks B (C = A.B), maka
 Matriks C berordo m × p. Dinotasikan:
Am x n . Bn x p = Cm x p
harus sama
 Elemen-elemen matriks C pada baris ke-i dan kolom ke-j, dinotasikan cij, diperoleh dengan
cara mengalikan elemen baris ke-i dari matriks A terhadap elemen kolom ke-j dari matriks B,
kemudian dijumlahkan. Dinotasikan:
cij = ai1.b1j + ai2.b2j + ai3.b3j + . . . + ain.bnj

Contoh 17
4 3 3
Jika matriks A = ( ) dan matriks B = ( ), tentukan A.B!
2 1 2
Alternatif penyelesaian:
Matriks A berordo 2 × 2 dan matriks B berordo 2 × 1. Banyak kolom matriks A sama dengan banyak
baris matriks B, sehingga matriks A dan matriks B dapat dikalikan, menghasilkan matriks berordo
2 × 1.
4 3 3 4.3 + 3.2 12 + 6 18
A.B = ( ). ( ) = ( )=( )=( )
2 1 2 2.3 + 1.2 6+2 8

Contoh 18
6
3 2 1
Diketahui matriks P = ( ) dan Q = (2). Tentukan matriks P.Q!
4 5 6
1
Alternatif penyelesaian:
Matriks P berordo 2 × 3 dan matriks Q berordo 3 × 1. Banyak kolom matriks P sama dengan banyak
baris matriks Q, sehingga matriks P dan matriks Q dapat dikalikan, menghasilkan matriks berordo
2 × 1.
6
3 2 1 3.6 + 2.2 + 1.1 18 + 4 + 1 23
P.Q = ( ). (2) = ( )=( )=( )
4 5 6 4.6 + 5.2 + 6.1 24 + 10 + 6 40
1

Contoh 19
4 6 4
Jika matriks M = (2 3) dan matriks N = (3), tentukan matriks M.N!
5 1 5
Alternatif penyelesaian:
Matriks M berordo 3 × 2 dan matriks N berordo 3 × 1. Banyak kolom matriks M tidak sama dengan
banyak baris matriks N, sehingga matriks P dan matriks Q tidak dapat dikalikan.

Contoh 20
2 5 3 1
Jika matriks A = ( ) dan matriks B = ( ), tentukan A.B!
4 1 -2 6
Alternatif penyelesaian:

15
Matriks A dan matriks B dapat dikalikan. Sudah tahu alasannya kan?
2 5 3 1 2.3 + 5.(-2) 2.1 + 5.6 6 + (-10) 2 + 30 -4 32
A.B = ( ).( )=( )=( )=( )
4 1 -2 6 4.3 + 1.(-2) 4.1 + 1.6 12 + (-2) 4 + 6 10 10

Contoh 21
1 2
2 3 4
Tentukan hasil perkalian matriks [3 4].[ ]!
1 2 0
5 6
Alternatif penyelesaian:
1 2 1.2 + 2.1 1.3 + 2.2 1.4 + 2.0 4 7 4
2 3 4
[3 4]. [ ] = [3.2 + 4.1 3.3 + 4.2 3.4 + 4.0] = [10 17 12]
1 2 0
5 6 5.2 + 6.1 5.3 + 6.2 5.4 + 6.0 16 27 20
1 2
2 3 4
(Untuk hasil perkalian [ ].[3 4], apakah sama dengan hasil perkalian di atas? Silakan bisa
1 2 0
5 6
Anda coba. Bandingkan kedua hasil perkalian matriks tersebut. Dari hasil percobaan tersebut,
dapat diperoleh bahwa pada perkalian dua matriks tidak berlaku sifat komutatif.)

Contoh 22
1 0 0 1 2 3
Tentukan hasil perkalian matriks [0 1 0]. [3 5 6]!
0 0 1 1 3 2

Alternatif penyelesaian:
1 0 0 1 2 3 1.1 + 0.3 + 0.1 1.2 + 0.5 + 0.3 1.3 + 0.6 + 0.2
[0 1 0]. [3 5 6] = [0.1 + 1.3 + 0.1 0.2 + 1.5 + 0.3 0.3 + 1.6 + 0.2]
0 0 1 1 3 2 0.1 + 0.3 + 1.1 0.2 + 0.5 + 1.3 0.3 + 0.6 + 1.2
1+0+0 2+0+0 3+0+0
= [0 + 3 + 0 0+5+0 0 + 6 + 2]
0+0+1 0+0+3 0+0+2
1 2 3
= [3 5 6]
1 3 2
1 0 0
Kalau kita cermati dan ingat kembali, [0 1 0] merupakan matriks identitas ordo 3 × 3, atau I3 x 3.
0 0 1
Perkalian suatu matriks dengan matriks identitas menghasilkan matriks itu sendiri. Dinotasikan:
A.I = I.A = A

F. Determinan Matriks
Determinan matriks adalah jumlah semua hasil kali elemen-elemen pada matriks persegi yang
tidak sebaris dan tidak sekolom. Perlu diperhatikan juga tanda hasil kali elemen-elemen matriks
tersebut. Dapat dikatakan bahwa hasil kali elemen-elemen matriks yang searah diagonal utama
bertanda positif (+) dan hasil kali elemen-elemen matriks yang searah diagonal samping bertanda
negatif (-). Determinan hanya dipunyai oleh matriks persegi.

1. Determinan Matriks 2 × 2
𝑎 𝑏
Misalkan matriks A = ( ). Determinan matriks A dinyatakan dengan:
𝑐 𝑑
𝑎 𝑏
det (A) = |A| = | | = a.d – b.c
𝑐 𝑑
– +

16
Contoh 23
3 5
Diketahui matriks A = ( ). Tentukan det (A).
1 2
Alternatif penyelesaian:
3 5
A=( )
1 2
3 5
det (A) = | | = 3.2 – 5.1 = 6 – 5 = 1.
1 2

Contoh 24
Yuri dan teman-temannya makan di warung makan. Mereka memesan 3 porsi ayam penyet dan 2
gelas es jeruk. Tak lama kemudian, Beni dan teman-temannya datang memesan 5 porsi ayam
penyet dan 3 gelas es jeruk. Yuri menantang Beni menentukan harga satu porsi ayam penyet dan
harga es jeruk per gelas, jika Yuri harus membayar Rp 70.000,- untuk semua pesanannya dan
Beni harus membayar Rp 115.000,- untuk semua pesanannya.
Alternatif penyelesaian:
(Ingat kembali materi sistem persamaan linear yang telah dipelajari di kelas X).
Misalkan: x = harga ayam penyet per porsi
y = harga es jeruk per gelas

Permasalahan tersebut dapat dinyatakan dalam sistem persamaan berikut.


3x + 2y = 70.000
{
5x + 3y = 115.000

Ingat kembali solusi sistem persamaan linear dua variabel.


𝑎 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = 𝑐1 𝑎 𝑏1 𝑥 𝑐1
{ 1 ⇒( 1 ) ( ) = (𝑐 )
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = 𝑐2 𝑎2 𝑏2 𝑦 2
Solusi/penyelesaian sistem persamaan tersebut adalah:
𝑏2 .𝑐1 −𝑏1 .𝑐2 𝑎1 .𝑐2 −𝑎2 .𝑐1
x= dan y = , a1.b2 – a2.b1 ≠ 0.
𝑎1 .𝑏2 −𝑎2 .𝑏1 𝑎1 .𝑏2 −𝑎2 .𝑏1
(Tentu Anda bisa menentukan penyelesaian masalah tersebut dengan menggunakan sistem
persamaan linear).

𝑎 𝑏1
Dalam matriks, (a1.b2 – a2.b1) sebagai ( 1 ). Begitu juga
determinan matriks
𝑎2 𝑏2
(b2.c1 – b1.c2) dan (a1.c2 – a2.c1) merupakan determinan matriks yang bersesuaian. Sehingga
penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan determinan matriks adalah sebagai
berikut.
𝑐 𝑏1 𝑎1 𝑐1
| 1 | |𝑎 𝑎1 𝑏1
𝑐2 𝑏2 𝑐2 |
x= 𝑎1 𝑏1 dan y = 𝑎1
2
𝑏1 dengan | | ≠ 0.
|𝑎 | |𝑎 𝑎2 𝑏2
2 𝑏2 2 𝑏2 |

Kalau a1.b2 – a2.b1 = 0, matriks tersebut merupakan matriks singular yaitu matriks yang nilai
determinannya adalah 0.

Permasalahan Yuri dan Beni tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk matriks sebagai berikut.
3 2 𝑥 70.000
( )( ) = ( )
5 3 𝑦 115.000
Solusi persamaan tersebut adalah sebagai berikut.
| 70.000 2| (70.000).(3) – (2).(115.000) 210.000 – 230.000 –20.000
115.000 3
x= 3 2 = (3).(3) – (2).(5)
= = = 20.000
| | 9 – 10 –1
5 3

17
3 70.000
| | (3).(115.000) – (70.000).(5) 345.000 – 350.000 –5.000
5 115.000
y= 3 2 = (3).(3) – (2).(5)
= = = 5.000
| | 9 – 10 –1
5 3

Jadi, harga ayam penyet per porsi adalah Rp 20.000,- dan harga es jeruk per gelas adalah
Rp 5.000,-.

2. Determinan Matriks 3 × 3
𝑎 𝑏 𝑐
Misalkan matriks A = (𝑑 𝑒 𝑓 ). Determinan matriks A dapat dinyatakan seperti halnya matriks 2
𝑔 ℎ 𝑖
× 2. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan determinan A adalah metode Sarrus
berikut.
𝑎 𝑏 𝑐 𝑎 𝑏 𝑐 𝑎 𝑏
|𝑑 𝑒 𝑓 | = |𝑑 𝑒 𝑓 | 𝑑 𝑒
𝑔 ℎ 𝑖 𝑔 ℎ 𝑖 𝑔 ℎ
– – – + + +
= a.e.i + b.f.g + c.d.h – c.e.g – a.f.h – b.d.i

Contoh 25
1 2 -1
Diketahui matriks B = ( 0 -2 3 ). Tentukan det (B).
-3 4 5
Alternatif penyelesaian:
1 2 -1
|B| = | 0 -2 3 |
-3 4 5
1 2 -1 1 2
= | 0 -2 3 | 0 -2
-3 4 5 -3 4
= 1.(-2).5 + 2.3.(-3) + (-1).0.4 – (-1).(-2).(-3) – 1.3.4 – 2.0.5
= -10 + (-18) + 0 – (-6) – 12 – 0
= -10 – 18 + 0 + 6 – 12 – 0
= -34

Contoh 26
Sebuah perusahaan penerbangan menawarkan perjalanan wisata ke negara A. Perusahaan
tersebut mempunyai tiga jenis pesawat yaitu Airbus 100, Airbus 200, dan Airbus 300. Setiap
pesawat dilengkapi dengan kursi penumpang untuk kelas turis, ekonomi, dan VIP. Jumlah kursi
penumpang dari tiga jenis pesawat tersebut disajikan pada tabel berikut.
Kategori Airbus 100 Airbus 200 Airbus 300
Kelas Turis 50 75 40
Kelas Ekonomi 30 45 25
Kelas VIP 32 50 30

Perusahaan telah mendaftar jumlah penumpang yang mengikuti perjalanan wisata ke negara A
seperti pada tabel berikut.
Kategori Jumlah Penumpang
Kelas Turis 305
Kelas Ekonomi 185
Kelas VIP 206

18
Berapa banyak pesawat yang harus dipersiapkan untuk perjalanan tersebut?
Alternatif penyelesaian:
Misalkan x = banyak pesawat Airbus 100
y = banyak pesawat Airbus 200
z = banyak pesawat Airbus 300
Permasalahan tersebut dapat dinyatakan dalam sistem persamaan berikut.
50𝑥 + 75𝑦 + 40𝑧 = 305 50 75 40 𝑥 305
{30𝑥 + 45𝑦 + 25𝑧 = 185 ⇔ (30 45 25) (𝑦) = (185)
32𝑥 + 50𝑦 + 30𝑧 = 206 32 50 30 𝑧 206
Penentuan penyelesaian masalah tersebut dapat dilakukan seperti halnya penyelesaian matriks 2
× 2 dengan penentuan determinannya menggunakan metode Sarrus.
305 75 40
|185 45 25|
206 50 30
x = 50 75 40
|30 45 25|
32 50 30
(305).(45).(30) + (75).(25).(206) + (40).(185).(50) – (40).(45).(206) – (305).(25).(50) – (75).(185).(30)
= (50).(45).(30) + (75).(25).(32) + (40).(30).(50) – (40).(45).(32) – (50).(25).(50) – (75).(30).(30)
–300
x =
–100

=3
50 305 40
|30 185 25|
32 206 30
y = 50 75 40
|30 45 25|
32 50 30
(50).(185).(30) + (305).(25).(32) + (40).(30).(206) – (40).(185).(32) – (50).(25).(206) – (305).(30).(30)
= (50).(45).(30) + (75).(25).(32) + (40).(30).(50) – (40).(45).(32) – (50).(25).(50) – (75).(30).(30)
–200
=
–100

=2
50 75 305
|30 45 185|
32 50 206
z = 50 75 40
|30 45 25|
32 50 30
(50).(45).(206) + (75).(185).(32) + (305).(30).(50) – (305).(45).(32) – (50).(185).(50) – (75).(30).(206)
= (50).(45).(30) + (75).(25).(32) + (40).(30).(50) – (40).(45).(32) – (50).(25).(50) – (75).(30).(30)
–100
=
–100

=1
Jadi, pesawat yang perlu dipersiapkan adalah 3 unit pesawat Airbus 100, 2 unit pesawat Airbus
200, dan 1 unit pesawat Airbus 300.

3. Sifat Determinan Matriks


Perhatikan contoh berikut.
3 4 -3 -4
Diketahui matriks A = ( ) dan matriks B = ( ).
-2 -1 -2 -1
3 4
det (A) = |A| = | | = -3 + 8 = 5
-2 -1
-3 -4
det (B) = |B| = | | = 3 – 8 = -5
-2 -1
Jadi, |A|.|B| = 5.(-5) = -25

19
3 4 -3 -4
A.B = ( ). ( )
-2 -1 -2 -1
-9 – 8 -12 – 4
=( )
6+2 8+1
-17 -16
=( )
8 9
-17 -16
det (A.B) = |AB| = | | = (-17).9 – (-16).8 = -153 – (-128) = -25
8 9
Diperoleh bahwa |AB| = -25 = |A|.|B|

Sebagaimana contoh tersebut, dapat dituliskan sifat determinan sebagai berikut.

Misalkan matriks A dan B berordo m × m dengan m ∈ N. Jika det (A) = |A| dan det (B) = |B|, maka
|AB| = |A|.|B|

G. Invers Matriks
Perhatikan kembali masalah berikut, yang sudah dibahas sebelumnya.
Yuri dan teman-temannya makan di warung makan. Mereka memesan 3 porsi ayam penyet
dan 2 gelas es jeruk. Tak lama kemudian, Beni dan teman-temannya datang memesan 5
porsi ayam penyet dan 3 gelas es jeruk. Yuri menantang Beni menentukan harga satu porsi
ayam penyet dan harga es jeruk per gelas, jika Yuri harus membayar Rp 70.000,- untuk
semua pesanannya dan Beni harus membayar Rp 115.000,- untuk semua pesanannya.
Masalah tersebut sudah diselesaikan menggunakan determinan matriks dengan hasil: harga ayam
penyet per porsi adalah Rp 20.000,- dan harga es jeruk per gelas adalah
20.000
Rp 5.000,-. Hasil penyelesaian ini dapat dinyatakan dalam bentuk matriks, yaitu ( ). Selain
5.000
dengan determinan matriks, masalah tersebut juga dapat diselesaikan dengan invers matriks.

Definisi invers matriks dapat dinyatakan sebagai berikut.


Misalkan A sebuah matriks persegi dengan ordo n × n, n ∈ N.
A-1 disebut invers matriks A jika dan hanya jika A.A-1 = A-1.A = I, dengan I adalah matriks identitas
matriks ordo n × n.

Perlu diingat dan diperhatikan bahwa suatu matriks mempunyai invers jika matriks tersebut
mempunya determinan atau disebut matriks nonsingular. Tentu saja matriks tersebut juga
merupakan matriks persegi. Jika suatu matriks tidak mempunyai determinan atau det (A) = 0,
disebut matriks singular, matriks tersebut tidak mempunyai invers.
Pembahasan invers matriks dibatasi untuk matriks ordo 2 × 2 saja.

1. Invers Matriks 2 × 2
𝑎 𝑏
Misalkan A = ( ). Invers matriks A dinotasikan A-1, yaitu:
𝑐 𝑑
𝑑 −𝑏
A-1 = det (A) ( )
−𝑐 𝑎
1 𝑑 −𝑏
= ( ), dengan ad – bc ≠ 0.
𝑎𝑑−𝑏𝑐 −𝑐 𝑎
𝑑 −𝑏
( ) disebut adjoin A.
−𝑐 𝑎

20
Kembali ke masalah di atas, penyelesaian masalah tersebut ditentukan dengan invers matriks
adalah sebagai berikut.
3 2 𝑥 70.000
( )( ) = ( )
5 3 𝑦 115.000
A X B

A.X =B ⇔ A.A-1.X = A-1.B (kedua ruas dikalikan A-1)


I.X = A-1.B (A.A-1 = I)
X = A-1.B (I.X = X)
𝑥 1 3 -2 70.000
(𝑦) = ( )( )
3.3 – 2.5 -5 3 115.000
1 3 -2 70.000
= ( )( )
9 – 10 -5 3 115.000
1 3 -2 70.000
= ( )( )
-1 -5 3 115.000
-3 2 70.000
=( )( )
5 -3 115.000
(-3).(70.000 + (2).(115.000)
=( )
(5).(70.000) + (-3).(115.000)
-210.000 + 230.000
=( )
350.000 + (-345.000)
20.000
=( )
5.000
Jadi, harga ayam penyet per porsi adalah Rp 20.000,- dan harga es jeruk per gelas adalah
Rp 5.000,-. Hasil ini sama dengan hasil yang diperoleh dengan menggunakan determinan.

Contoh 27
5 3
Jika A = ( ), tentukan A-1!
3 2
Alternatif penyelesaian:
5 3
A=( )
3 2
1 𝑑 −𝑏
A-1 = .( )
𝑎𝑑−𝑏𝑐 −𝑐 𝑎
1 2 -3
= ( )
5.2 – 3.3 -3 5
1 2 -3
= ( )
10 – 9 -3 5
1 2 -3
= ( )
1 -3 5
2 -3
=( )
-3 5
2 -3
Jadi, A-1 = ( ).
-3 5

Contoh 28
4 1
Tentukan invers matriks P = ( )!
5 3
Alternatif penyelesaian:
4 1
P=( )
5 3

21
1 3 -1
P-1 = .( )
4.3 – 1.5-5 4
1 3 -1
= .( )
12 – 5 -5 4
1 3 -1
= .( )
7 -5 4
3 1
-
= ( 75 4
7
)
-
7 7
3 1
-
Jadi, P-1 = ( 5 47).
7
-
7 7

2. Sifat Invers Matriks


Sifat invers matriks sebagai berikut.
Misalkan matriks A dan B berordo n × n dengan n ∈ N, det (A) ≠ 0, dan det (B) ≠ 0. Jika A-1 dan B-
1
adalah invers matriks A dan B, maka:
1) jika AB = BA = I, maka matriks A dan B merupakan merupakan matriks yang saling invers,
sehingga A = B-1 dan B = A-1.
2) (A-1)-1 = A
3) (AB)-1 = B-1.A-1

Contoh 29
8 2 3 4
Jika A = ( ) dan (AB)-1 = ( ), tentukan A-1 dan B-1!
9 6 -12 14
Alternatif penyelesaian:
8 2
A=( )
9 6
1 6 -2
A-1 = ( )
8.6 – 2.9 -9 8
1 6 -2
= ( )
48 – 18 -9 8
1 6 -2
= ( )
30 -9 8
6 2
-
30 30
= ( 9 8
)
-
30 30
1 1
-
= ( 53 15
4
)
-
10 15

3 4
(AB)-1 = ( )
-12 14
Berdasarkan sifat: (AB)-1 = B-1.A-1, diperoleh:
B-1.A-1 = (AB)-1
B-1.A-1.A = (AB)-1.A (kedua ruas dikalikan matriks A)
B-1.I = (AB)-1.A (A-1.A = I)
B-1 = (AB)-1.A (B-1.I = B)
Sehingga:
3 4 8 2
B-1 = ( )( )
-12 14 9 6
3.8 + 4.9 3.2 + 4.6
=( )
(-12).8 + 14.9 (-12).2 + 14.6

22
24 + 36 6 + 24
B-1 = ( )
(-96) + 126 (-24) + 84
60 30
=( )
30 60

H. Penyelesaian Masalah Menggunakan Matriks


Matriks dapat digunakan dalam berbagai bidang ilmu maupun kehidupan sehari-hari. Matriks juga
dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah pada matematika itu sendiri. Salah satu
aplikasi/penerapan matriks adalah menyelesaikan sistem persamaan liniear dua atau tiga variabel.

Ingat kembali pembahasan topik determinan dan invers matriks. Penggunaan matriks dalam
sistem persamaan sudah dibahas, melalui contoh menentukan harga ayam penyet per porsi dan
harga es jeruk per gelas.

1. Persamaan Matriks
Misalkan diketahui persamaan matriks AX = B dengan A adalah matriks persegi yang memiliki
invers, maka matriks X dapat ditentukan dengan menggunakan perkalian invers matriks sebagai
berikut.
(i) A.X = B
⇔ A.A-1.X = A-1.B (kedua ruas dikalikan A-1)
I.X = A-1.B (A.A-1 = I)
X = A-1.B (I.X = X)
(ii) X.A = B
⇔ X. A.A-1 = B.A-1 (kedua ruas dikalikan A-1)
-1
X.I = B.A (A.A-1 = I)
X = B.A-1 (I.X = X)
Perhatikan letak matriks A terhadap matriks X, karena aka berpengaruh pada letak invers matriks
A yang dikalikan dengan matriks X.

Contoh 30
Tentukan matriks X yang memenuhi persamaan berikut.
-4 7 6
a. ( )𝑋 = ( )
3 -5 -3
2 11 -2 -5
b. 𝑋 ( )=( )
-1 -5 4 1
Alternatif penyelesaian:
-4 7 6
a. ( )𝑋 = ( )
3 -5 -3
-4 7 6
Misal A = ( ), B = ( )
3 -5 -3
A.X = B ⇔ X = A-1.B
1 -5 -7
A-1 = (-4).(-5) ( )
– 7.3 -3 -4
1 -5 -7
= ( )
20 – 21 -3 -4
-5 -7
= -1 ( )
-3 -4
5 7
=( )
3 4

23
X = A-1.B
5 7 6
=( ). ( )
3 4 -3
30 + (-21)
=( )
18 + (-12)
9
=( )
6
9
Jadi, matriks X = ( ).
6

2 11 -2 -5
b. 𝑋( )=( )
-1-5 4 1
2 11 -2 -5
Misal A = ( ), B = ( )
-1 -5 4 1
X.A = B ⇔ X = B.A-1
1 -5 -11
A-1 = ( )
2.(-5) – 11.(-1) 1 2
1 -5 -11
= ( )
-10 + 11 1 2
-5 -11
= 1( )
1 2
-5 -11
=( )
1 2
X = B.A-1
-2 -5 -5 -11
=( )( )
4 1 1 2
10 + (-5) 22 + (-10)
=( )
-20 + 1 -44 + 2
5 12
=( )
-19 -42
5 12
Jadi, matriks X = ( ).
-19 -42

2. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel


Sistem persamaan linear dua variabel dapat diselesaikan dengan persamaan matriks seperti
pembahasan di atas. Selain menggunakan persamaan (perkalian) matriks, penyelesaian sistem
persamaan linear dua variabel dapat dicari dengan menggunakan determinan atau disebut aturan
Cramer. Misalkan diketahui sistem persamaan linear dua variabel sebagai berikut.
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐
{
𝑝𝑥 + 𝑞𝑦 = 𝑟
Penyelesaian sistem persamaan tersebut menggunakan aturan Cramer sebagai berikut.
𝑐 𝑏
|
𝑟 𝑞
| Perhatikan bahwa bentuk determinan pembilang dan penyebut mirip.
x= 𝑎
|𝑝
𝑏  Untuk menentukan nilai x, koefisien x pada matriks diganti dengan
𝑞|
𝑎
|𝑝
𝑐 konstanta
𝑟|
y= 𝑎 𝑏  Untuk menentukan nilai y, koefisien y pada matriks diganti dengan
|𝑝 𝑞| konstanta

Contoh 31
Tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear berikut.
3𝑥 – 4𝑦 = -5
{
2𝑥 + 𝑦 = 4
Alternatif penyelesaian:
3𝑥 – 4𝑦 = -5 3 -4 𝑥 -5
{ ⇒ ( )( ) = ( )
2𝑥 + 𝑦 = 4 2 1 𝑦 4

24
-5 -4
| | -5-(-16) 11
4 1
x= 3 -4 = = =1
| | 3-(-8) 11
2 1
3 -5
| | 12-(-10) 22
2 4
y= 3 -4 = = =2
| | 3-(-8) 11
2 1

Jadi, himpunan penyelesaian sistem persamaan tersebut adalah {(1, 2)}.

Aturan Cramer juga dapat digunakan untuk menentukan penyelesaian sistem persamaan linear
tiga variabel, dengan memperhatikan determinan matriks ordo 3 × 3.

Latihan 2

1. Tentukan ordo matriks-matriks berikut.


2 1
a. A = (5 7)
9 0
-1 2 6 0
b. B = ( )
4 5 1 2

3 1 2 1 -1 2 -2
2. Diketahui matriks: A = (1 2 4) dan B = (-1 -1 1 1 ).
2 4 9 1 1 1 1
Tentukan nilai:
a. a11, a23, a32, dan a31;
b. b11 + b12 + b13 + b14.

8 12 14
3. Diketahui matriks A = (18 16 8 ). Sebutkan elemen matriks yang terletak pada:
22 6 17
a. baris ke-2;
b. kolom ke-3;
c. baris ke-3 dan kolom ke-1;
d. baris ke-1 dan kolom ke-3.

4. Buatlah matriks yang terdiri atas 5 baris dan 3 kolom dengan elemennya adalah 15 bilangan prima
yang pertama.

2p + 2 8 4 8
5. Jika diketahui matriks ( )=( ), tentukan nilai p dan q!
9 q+8 9 5

2 4 6
6. Diketahui transpose matriks A adalah At = [ 7 9 11]. Tentukanlah:
12 14 16
a. Matriks A;
b. Nilai x dan y jika x = a23 + 4a31 - 6 dan y = a23 2 + 4a31 2 .

2a - 4 3b b-5 4
7. Tentukan nilai a dan b yang memenuhi matriks Pt = Q dengan P = [ ] dan Q = [ ].
4 7 3 7

25
p-q q+r 16 2
8. Diketahui ( )=( ). Tentukan nilai p, q, r, dan s.
3s + r 2p - 4s 14 12

-2a a - 2b
8 4 0
9. Diketahui matriks T = ( b + c 3d + c) dan matriks R = ( ).
2 10 1
e - 2d e - 3f
a. Tentukan transpose dari matriks T!
b. Jika Rt = T, tentukanlah nilai a, b, c, d, e, dan f!

10. Diketahui matriks-matriks seperti berikut.


2 2 3
–2 –1 0
A = [2 3 5], B = [4], C = [ ], D = [5 4], dan E = [2 4 6].
3 2 1
6 1 2
Dari semua matriks tersebut, pasangan matriks manakah yang dapat dijumlahkan dan
dikurangkan? Kemudian selesaikan!

p+2 2 p 6 4 8
11. Jika diketahui matriks [ ]+[ ]=[ ]. Tentukan nilai p dan q!
3 5 6 q + 3 9 5

3 2 3 3 5 7
12. Diketahui matriks-matriks: A = [ ] dan B = [ ], serta X suatu matriks berordo 2 ×
2 4 6 –4 10 9
3. Jika A + X = B, tentukan matriks X!

3 1 5 -2 6 5 4
13. Diketahui matriks: A = ( ), B = ( ), dan C = ( ).
-2 4 0 1 0 -5 2
Tentukan: a. A.B
b. B.C
c. 7C
d. 2A – B

2 1 0 1 -2
14. Diketahui matriks A = ( ) dan B = ( ). Tentukan hasil dari A.B!
3 4 6 4 3

15. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan berikut:


4 x–2 -6 8 3 1 0 3
( )+( ) = 2. ( ). ( )
3 2 -11 -6 -2 4 -1 1

16. Tentukan determinan matriks berikut.


5 -6
a. ( )
8 4
2 3 5
b. (1 2 4)
3 2 3

1 0 -3
z -1
17. Jika P = | | dan Q = |2 z -6 |, tentukan nilai z sehingga determinan P sama dengan
3 z–1
1 3 z–5
determinan Q.

18. Diberikan suatu sistem persamaan linear dua variabel sebagai berikut.
𝑥+𝑦=3
{
2𝑥 − 𝑦 = 0
Tentukan nilai x dan y yang memenuhi sistem persamaan tersebut dengan menggunakan matriks.

26
19. Ahsan membeli 5 pensil dan 3 penghapus, sedangkan Sari membeli pensil dan 2 penghapus
sejenis di toko yang sama. Di kasir, Ahsan membayar Rp 11.500,- sedangkan Sari membayar Rp
9.000,-. Jika Ardi membeli 6 pensil dan 5 penghapus sejenis di toko tersebut, berapa uang yang
harus ia bayarkan?

20. Sebuah toko bangunan memiliki persediaan tiga jenis cat eksterior, yaitu reguler, deluxe, dan
commercial. Cat-cat tersebut tersedia dalam empat pilihan warna, yaitu biru, hijau, kuning, dan
cokelat. Banyak penjualan cat (dalam kaleng kemasan 5 kg) selama satu minggu dicatat dalam
matriks R, sedangkan inventaris toko pada awal minggu dalam matriks S berikut.
biru hijau kuning cokelat
reguler
R= 5 2 4 1
(3 1 8 6) deluxe
6 3 5 7 commercial

biru hijau kuning cokelat


reguler
S= 3 1 2 0
(1 0 2 4) deluxe
5 1 3 2 commercial

a. Tentukan inventaris toko pada akhir minggu.


b. Jika toko menerima kiriman stok baru yang dicatat dalam matriks T, tentukan inventaris toko
yang baru.

27
Daftar Pustaka

Kasmina dan Toali. 2016. Matematika untuk SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi. Jakarta: Erlangga.

Kasmina dan Toali. 2017. Matematika untuk SMK/MAK Kelas XI Edisi Revisi. Jakarta: Erlangga.

Manullang, S., Sitanggang, A. K., Hutapea, T. A., Sinaga, L. P., Sinaga, B., Simanjorang, M., dan
Sinambela, P. N. J. M. 2017. Matematika untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Edisi Revisi.
Jakarta: Kemdikbud.

Markaban. 2009. Matriks: Bahan Ajar Diklat Guru Pengembang Matematika SMK Jenjang Dasar.
Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

Markaban. 2009. Trigonometri: Bahan Ajar Diklat Guru Pengembang Matematika SMK Jenjang Dasar.
Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

Sinaga, B., Sinambela, P. N. J. M., Sitanggang, A. K., Hutapea, T. A., Sinaga, L. P., Manullang, S., dan
Simanjorang, M. 2014. Matematika untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1. Jakarta:
Kemdikbud.

Sinaga, B., Sinambela, P. N. J. M., Sitanggang, A. K., Hutapea, T. A., Sinaga, L. P., Manullang, S., dan
Simanjorang, M. 2016. Matematika untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi. Jakarta:
Kemdikbud.

Sinaga, B., Sinambela, P. N. J. M., Sitanggang, A. K., Hutapea, T. A., Sinaga, L. P., Manullang, S., dan
Simanjorang, M. 2017. Matematika untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi. Jakarta:
Kemdikbud.

Sinaga, B., Sinambela, P. N. J. M., Sitanggang, A. K., Hutapea, T. A., Sinaga, L. P., Manullang, S.,
Simanjorang, M., dan Bayuzetra, Y. T. 2014. Matematika untuk SMA/MA Kelas X Semester 2
Edisi Revisi. Jakarta: Kemdikbud.

Sukino. 2007. Matematika untuk SMA Kelas XII Semester 1. Jakarta: Erlangga.

Wirodikromo, S. 2007. Matematika untuk SMA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Erlangga.

28

Anda mungkin juga menyukai