DOSEN PENGAMPU :
OLEH :
KELAS 20A
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkatNya makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik . Atas bimbingan dari Ibu pengampu matakulia ini selaku Dosen mata kuliah
Aljabar Linier. Yang dimana makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah aljabar linier.
Adapun materi yang dibahas didalam makalah ini yaitu Ruang-n Euclidis, Ruang vektor umum,
Sub Ruang .
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis berharap
kritikan dan saran dari pembaca . Demikian makalah ini kami sampaikan, kurang lebihnya kami
minta maaf dan kami ucapkan terimakasih .
Medan, 2022
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
c. Tujuan ....................................................................................................................... 2
c. Sub Ruang............................................................................................................... 13
a. Kesimpulan ............................................................................................................. 16
b. Saran ....................................................................................................................... 16
iii
BAB I
a. Latar Belakang
Vektor adalah ruas garis berarah yang memiliki besaran (nilai) dan arah tertentu. Secara
geometris, suatu vektor dapat digambarkan sebagai ruas garis berarah dengan panjang ruas garis
menyatakan besar vektor dan arah ruas garis menyatakan arah vektor.
Ruang vektor adalah struktur matematika yang dibentuk oleh sekumpulan vektor, yaitu objek
yang dapat dijumlahkan dan dikalikan dengan suatu bilangan, yang dinamakan skalar. Skalar
sering adalah bilangan riil, tetapi kita juga dapat merumuskan ruang vektor dengan perkalian
skalar dengan bilangan kompleks, bilangan rasional, atau bahkan medan. Operasi penjumlahan
dan perkalian vektor mesti memenuhi persyaratan tertentu yang dinamakan aksioma. Contoh
ruang vektor adalah vektor euklides yang sering digunakan untuk melambangkan besaran fisika
seperti gaya. Dua gaya dengan jenis sama dapat dijumlahkan untuk menghasilkan gaya ketiga,
dan perkalian vektor gaya dengan bilangan riil adalah vektor gaya lain. Vektor yang
melambangkan perpindahan pada bidang atau pada ruang tiga dimensi juga membentuk ruang
vektor. Ruang vektor merupakan subjek dari aljabar linear, dan dipahami dengan baik dari sudut
pandang ini, karena ruang vektor dicirikan oleh dimensinya, yang menspesifikasikan banyaknya
arah independen dalam ruang. Teori ruang vektor juga ditingkatkan dengan memperkenalkan
struktur tambahan, seperti norma atau hasilkali dalam.
Dalam aljabar linear, subruang vektor, atau disebut juga subruang linear, adalah sebuah ruang
vektor yang merupakan subhimpunan dari ruang vektor yang lebih besar. Subruang vektor
1
biasanya disebut subruang saja, apabila konteksnya cukup untuk membedakannya dari jenis
subruang yang lain. Subruang vektor adalah himpunan bagian dari ruang vektor v , yang juga
merupakan ruang vektor di bawah operasi penjumlahan vektor dan perkalian skalar yang
didefinisikan pada v .
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Jika n adalah bilangan bulat positif, maka suatu vektor ⃗ adalah n tupel beruturut
(ordered n-tuple).
. Jika ⃗⃗ ⃗.
Dengan catat kesamaan dua vektor di juga dapat dipandang sebagai kesamaan dua matriks
kolom dengan n baris, atau kesamaan dua matriks dengan n kolom.
B. Operasi Vektor di
Definisi
3
⃗⃗ ⃗ ( )
⃗⃗ ( )
⃗⃗ ( )
⃗⃗ ⃗ ⃗⃗ ⃗ (
Penjumlahan dua vektor di dapat dipandang sebagai penjumlahan dua matriks kolom dengan
n baris. Perkalian suatu vektor dengan suatu saklar di juga dapat dipandang sebagai perkalian
suatu matriks kolom dengan n baris dan suatu saklar di .
Teorema vektor di
Hasil kali titik dua vektor di merupakan perumuman dari hasil kali titik dua vektor di
dan
Defenisi
4
⃗⃗ ⃗
Hasil kali titik (dot product) di selanjutnya juga akan dinamakan sebagai hasil kali dalam
Euclid (Euclidean inner product).
D. Sudut di
Berbeda dengan sudut antara dua vektor di maupun yang memiliki representasi
geometris, sudut antara dua vektor di untuk tidak memiliki representasi geometris.
Jadi kita perlu mendefenisikan sudut antara dua vektor di melalui defenisi yang jelas dan
tidak bertentangan dengan kaidah matematis yang sudah ada sebelumnya. Ingat kembali bahwa
jika adalah cosinus sudut antara dua vektor, maka haruslah
Ketaksamaan Cauchy-Schwarz di
| ⃗⃗ ⃗ | || ⃗⃗|| ⃗ ||
= ⃗⃗ ⃗ ⃗⃗ ⃗ || ⃗⃗|| ⃗⃗ ⃗ || ⃗ ||
⃗⃗ ⃗ || ⃗⃗|| || ⃗ ||
5
E. Sudut antara Dua Vektor Tak Nol di
⃗⃗ ⃗
|| ⃗⃗|||| ⃗ ||
Bukti
|| ⃗⃗|||| ⃗ || ⃗⃗ ⃗ || ⃗⃗|||| ⃗ ||
Jika ⃗⃗ dan ⃗ keduanya tak nol, maka || ⃗⃗|||| ⃗ || , akibatnya membagi ketaksamaan (2)
dengan || ⃗⃗|||| ⃗ || memberikan
⃗⃗ ⃗
|| ⃗⃗|||| ⃗ ||
Defenisi
Jika ⃗⃗ ⃗ adalah dua vektor tak nol, maka cosinus sudut antara ⃗⃗ dan ⃗ didefenisikan
sebagai
⃗⃗ ⃗
|| ⃗⃗|||| ⃗ ||
Akibatnya, jika adalah sudut antara dua vektor tak nol ⃗⃗ ⃗ , maka
⃗⃗ ⃗
( )
|| ⃗⃗|||| ⃗ ||
Catatan
⃗⃗ ⃗ || ⃗⃗|||| ⃗ ||
Kita tidak mendefenisikan sudut antara sebuah vektor dengan vektor nol. Hal ini terjadi karena
vektor nol merupakan vektor yang tidak memiliki arah yang jelas.
Misalkan u dan v adalah dua vektor yang dinyatakan sebagai matriks kolom,
6
[ ] [ ]. Bila matriks dipandang sebagai bilangan real (tanda kurung “[
[ ][ ]
Jika ⃗ [ ]
|| ⃗ || ⃗ ⃗
F. Keortogonalan di
Ingat kembali bahwa pada maupun , dua vektor ⃗⃗dan ⃗ dikatakan ortogonal bila ⃗⃗ ⃗ = 0.
Defenisi
|| ⃗⃗ ⃗ || || ⃗⃗|| || ⃗ ||
|| ⃗⃗ ⃗ || ⃗⃗ ⃗ ⃗⃗ ⃗
|| ⃗⃗ ⃗ || || ⃗⃗|| ⃗⃗ ⃗ || ⃗ ||
|| ⃗⃗ ⃗ || || ⃗⃗|| || ⃗ || (karena ⃗⃗ ⃗ = 0)
|| ⃗ ||
7
|| ⃗ || | ||| ⃗ ||
Bukti untuk sifat nomor 1 - 3 analog dengan bukti untuk vektor di yang sudah kita buktikan
di pembelajaran sebelumnya.
|| ⃗⃗ ⃗ || ⃗⃗ ⃗ ⃗⃗ ⃗
|| ⃗⃗ ⃗ || || ⃗⃗|| ⃗⃗ ⃗ || ⃗ ||
|| ⃗⃗ ⃗ || || ⃗⃗|| || ⃗ ||
⃗⃗ ⃗
⃗⃗ ⃗ ⃗ ⃗⃗
Bukti untuk sifat nomor 1 - 3 analog dengan bukti untuk norm yang sudah kita buktikan di
pembelajaran sebelumnya.
⃗⃗ ⃗ || ⃗⃗ ⃗ ||
⃗⃗ ⃗ || ⃗⃗ ⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗ ⃗ ||
⃗⃗ ⃗ ⃗⃗ ⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗ ⃗
8
2.2. Ruang Vektor Umum
A. Ruang Vektor dan Aksioma yang terdapat dalam Ruang Vektor
Ruang vektor adalah struktur matematika yang dibentuk oleh sekumpulan vektor, yaitu
objek yang dapat dijumlahkan dan dikalikan dengan suatu bilangan, yang dinamakan skalar.
Skalar sering adalah bilangan riil, tetapi kita juga dapat merumuskan ruang vektor dengan
perkalian skalar dengan bilangan kompleks, bilangan rasional, atau bahkan medan. Operasi
penjumlahan dan perkalian vektor mesti memenuhi persyaratan tertentu yang dinamakan
aksioma.
Suatu himpunan dengan dua operasi penjumlahan vektor dan perkalian scalar dikatakan
suatu ruang vector jika memenuhi:
Himpunan V dari semua matrik 2x2 dengan entri entri real adalah suatu ruang vektor
yang jika penjumlahan vektor didefinisikan sebagai perkalian scalar matrik.
Bukti :
9
Misalkan [ ] [ ] untuk membuktikan aksioma 1, kita
harus menunjukkan bahwa ̅ + ̅ ϵ V. Dengan kata lain kita harus menunjukkan bahwa u + v
adalah matriks 2x2.
[ ] [ ] [ ]
Untuk aksioma 2 dan 3 juga berlaku seperti pada penggunaan aksioma pertama.
Untuk membuktikan aksioma 5, kita harus menunjukkan bahwa setiap objek U di V memiliki
bentuk negatif dari
[ ]
[ ] [ ] [ ]
[ ] [ ]
Begitu juga dengan aksioma 7,8,9 yang sesuai dengan aksioma 6 tersebut.
[ ] [ ] [ ]
10
2. Ruang vektor dari fungsi bernilai real
(F+g) (x) = F(x) + g(x) dan (kF) (x) = kf(x) Dengan kata lain:
Nilai dan fungsi f+g pada x diperoleh dengan menjumlahkan nilai-nilai dari f dan g
pada x
Nilai kf pada x adalah k kali nilai dari f pada x.
11
Contoh 1.
Himpunan Rn adalah ruang vektor dengan operasi penjumlahan dan perkalian didefenisikan
sebagai berikut: untuk setiap (x1,y1), (x2,y2) = R dan skalar k berlaku
Contoh 2
M2x2 = {[ ]| }
[ ]+[ ]=[ ]
k[ ] [ ]
C. Sifat-sifat Vektor
Jika V suatu ruang vektor, dan diambil sembarang di dalam V dan sebarang skalar k, maka
berlaku:
12
2.3. Sub Ruang Vektor
Subruang Vektor adalah himpunan bagian dari ruang vektor V , yang juga merupakan ruang
vektor di bawah operasi penjumlahan vektor dan perkalian skalar yang didefinisikan pada V .
A. Definisi Vektor
Misalkan V adalah ruang vektor dan W adalah himpunan bagian dari V . Himpunan W
disebut subruang dari V , jika W merupakan ruang vektor di bawah operasi penjumlahan vektor
dan perkalian skalar yang didefinisikan pada V .
Berdasarkan definisi, kita perlu memeriksa keberlakuan 10 aksioma ruang vektor pada W
. Namun, sebagai himpunan bagian dari V , himpunan W mewarisi beberapa aksioma ruang
vektor yang berlaku pada V , seperti sifat komutatif dan asosiatif terhadap operasi penjumlahan
vektor (Aksioma 2 dan 3).
Berikut adalah teorema yang digunakan untuk memeriksa apakah sebuah himpunan
merupakan subruang vektor.
a. Teorema 1
Misalkan W adalah himpunan bagian tak kosong dari ruang vektor V. Himpunan W
adalah subruang dari V , jika dan hanya jika untuk setiap skalar k dan v, w berlaku
v+w W dan kv W
b. Teorema 2
Misalkan W adalah himpunan bagian tak kosong dari ruang vektor v . Himpunan adalah
subruang dari V jika dan hanya jika untuk setiap skalar k dan v, w berlaku
v + kw W
13
Contoh soal:
Dari Kanan
Misalkan W adalah himpunan bagian tak kosong dari ruang vektor V , yang
memenuhi
v + w W ... (1)
kv W ...(2)
Berdasarkan (1) dan (2), himpunan W memenuhi Aksioma 1 dan 6. Selain itu,
sebagai himpunan bagian dari ruang vektor V, W, mewarisi beberapa aksioma ruang
vektor yang dipenuhi oleh V .
Jadi, W juga memenuhi Aksioma 2. Dengan cara yang sama, dapat ditunjukkan
bahwa W memenuhi Aksioma 3, 7, 8, 9, dan 10.
14
Dengan ini, tersisa dua aksioma ruang vektor, yaitu Aksioma 4 dan 5. Untuk itu,
perlu ditunjukkan bahwa W memuat 0 dan - x.
Berdasarkan sifat ruang vektor dan (2), untuk skalar 0 dan -1, diperoleh
0x = 0
Jadi, W juga memenuhi Aksioma 4 dan 5. Dengan demikian, W adalah ruang vektor,
sehingga W adalah subruang dari V. Terbukti.
2. Misalkan W adalah himpunan bagian tak kosong dari ruang vektor V . Buktikan
bahwa W adalah subruang dari V jika dan hanya jika untuk setiap skalar k dan v, w
berlaku
Pembahasan
Dari Kiri
Misalkan W adalah subruang dari ruang vektor V, sehingga W sendiri merupakan
ruang vektor.
Dari Kanan
Misalkan W adalah himpunan bagian tak kosong dari ruang vektor V , yang
memenuhi
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
vektor adalah ruas garis berarah yang memiliki besaran (nilai) dan arah tertentu. Secara
geometris, suatu vektor dapat digambarkan sebagai ruas garis berarah dengan panjang
ruas garis menyatakan besar vektor dan arah ruas garis menyatakan arah vektor.
Ruang Vektor adalah matematika yang dibentuk oleh vector-vektor yaitu objek yang
dapat dijumlahkan dan dikaliakn dengan suatu bilangan,yang terdiri dari scalar. Suatu
himpunan dapat dikatakan suatu vector ruang apabila memenuhi syarat aksioma tertentu.
Suatu himpuanan bagian dari suatu ruang vector V disebut sub ruang dari V jika W
sendiri adalah suatu ruang vector dibawah penjumlahan dan perkalian scalar yang
didefenisikan pada V.
Dalam aljabar linear, subruang vektor, atau disebut juga subruang linear, adalah sebuah
ruang vektor yang merupakan subhimpunan dari ruang vektor yang lebih besar. Subruang
vektor biasanya disebut subruang saja, apabila konteksnya cukup untuk membedakannya
dari jenis subruang yang lain.
B. Saran
Dengan adanya pemabahasan materi aljabar linear pada makalah ini diharapkan pembaca
terutama pada penulis sendiri memeiliki pemahaman lebih setelah membaca dan
membahas materi pada makalah ini
16
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ruang_vektor
https://mathpro.id/pembahasan-soal/subruang-vektor.html
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://irsadifarista.wordpress.com/g
eometri/ruang-vektor-dan-
euclid/&ved=2ahUKEwiAv62dkdL2AhX3gtgFHXjxC6cQFnoECCQQBQ&usg=AOvVa
w2xBiJl9rXpm9pnpCzRPY_i
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.slideshare.net/irsadi77/
vektor-dan-ruang-
euclid&ved=2ahUKEwiAv62dkdL2AhX3gtgFHXjxC6cQFnoECB8QAQ&usg=AOvVa
w3V0JMR1gSBnWp3qux6KkOl
17