Anda di halaman 1dari 13

VEKTOR, TRIGONOMETRI, INTEGRAL, & DEFFERENSIAL

DISUSUN OLEH : KELOMPOK VI


1. BERIKAN HARAPAN LAIA
2. RAHMADANY BATUBARA
3. WIDIA PASARIBU
4. RAHMAD CHAIR MARBUN
5. ZHOSEP WARUWU

Lokasi Diskusi : ASRAMA STPS

DOSEN PENGAMPU :
JUNI SUSANTI BANUREA, M.Pd

SEKOLAH TINGGI PERIKANAN SIBOLGA


T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat-Nya
makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik yang berjudul ‘VEKTOR,
TRIGONOMETRI, INTEGRAL, DEFFERENSIAL’
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari IBU
dosen pembimbing atau pengampuh mata kuliah FISIKA DASAR yang telah memberikan
tugas dan arahan kepada kelompok kami, sehingga termotivasi untuk menyelesaikan tugas
ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi kelompok kami sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai.
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.

Sibolga, 18 November 2023

Kelompok VI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................2
2.1 Vektor ............................................................................................................................2
2.2 Trigonometri ..................................................................................................................3
2.3 Integral ...........................................................................................................................4
2.4 Defferensial ....................................................................................................................5
2.5 Contoh Soal....................................................................................................................6
2.6 BAB III PENUTUP ......................................................................................................7
3.1 Kesimpulan……………..…………………… ..................………………………..…..8
3.2 Saran…………………...……………………… ..................…………………….……9
DAFTARPUSTAKA…………………...…………… ............…………………….……10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vektor berperan penting dalam fisika. Vektor dapat menyederhanakan dan
memecahkan masalah seperti masalah perahu di atasJika dimisalkan posisi perahu semula
adalah A dan tujuannya adalah B perahu yang semula arahnya dari A ke B akan tiba di
seberang sungai tidak di tujuan sebenarnya.

Integral adalah adalah kebalikan dari proses diferensiasi. Integral ditemukan menyusul
ditemukannya masalah dalam diferensiasi di mana matematikawan harus berpikir
bagaimana menyelesaikan masalah yang berkebalikan dengan solusi diferensias.
Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonon = tiga sudut dan me tro = mengukur) adalah
sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga dan fungsi
Trigonometri seperti sinus, cosinus, dan tangen. Ada banyak aplikasi trigonometri salah
satunya adalah teknik triangulasi yang digunakan dalam astronomi untuk menghitung jarak
ke bintang-bintang terdekat, dalam geografi untuk menghitung antara titik tertentu, dan
dalam sistem navigasi satelit. Bidang lainnya yang menggunakan trigonometri termasuk
astronomi (dan termasuk navigasi, di laut, udara, dan angkasa).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Vektor?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan Trigonometri?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan Integral?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan Defferensial?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui penjelasan mengenai materi Vektor
1.3.2 Untuk mengetahui penjelasan mengenai materi Integral
1.3.3 Untuk mengetahui penjelasan mengenai materi Trigonometri
1.3.4 Untuk mengetahui penjelasan mengenai materi Defferensial
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Vektor
Vektor adalah salah satu jenis besaran pada fisika yang memiliki nilai dan arah.
Fenomena fisika yang termasuk dalam besaran vektor yaitu kecepatan, percepatan, gaya,
momentum dan lainnya. Vektor digambarkan dengan bentuk garis berarah atau panah yang
memiliki titik tangkap atau titik pangkal sebagai tempat permulaan vektor. Nilai vektor
ditunjukkan dari panjangnya garis, sedangkan arah vektor ditunjukkan dari arah panah
tersebut
MACAM – MACAM VEKTOR
1. Vektor Satuan : Vektor yang memiliki arah, meskipun hanya bernilai satu.
2. Vektor Nol : Vektor yang titik awal dan akhirnya sama.
3. Vektor Negatif : Negatif sebagai penunjuk arahnya.
4. Vektor Posisi : Vektor yang menempati posisi pada bidang kartesius.
5. Vektor Ortogonal: Vektor basis pada dimensi tiga.
6. Vektor Basis : Vektor yang menempati suatu kartesius.
7. Vektor Resultan : Vektor yang menjadi hasil dari semua vektor.

2.1.1 Perbedaan Vektor Komponen dan Vektor Satuan


Setiap vektor dapat diuraikan menjadi 2 vektor yang saling tegak
lurus(Kanginan,2002:77). Pada koordinat kartesian, vektor dapat diuraikan ke arah
sumbu x,sumbu y dan sumbu z jika 3 dimensi. Vektor-vektor hasil penguraian inilah
yang disebutdengan

 Vektor Komponen.
Vektor yang terletak di sumbu x, disebut dengan vektor komponen sumbu
x, dan vektor yang terletak di sumbu y disebut dengan vektor komponen
sumbu y. Besar dari vektor komponen tergntung dari vektor bersangkutan,
tetapi arahnya selalu diketahui dan konstan.
 Vektor Satuan (Unit Vector)
Vektor Satuan adalah vektor yang besarnya satu
satuan(Istiyono,2004:32). Vektor satuan berfungsi untuk menyatakan arah
dari vektor dalam ruang, dimana vektor satuan arahnya sejajar sumbu
koordinat, dan pertambahannya juga sejajar sumbu koordinat.
Dalam koordinat kartesian xyz, vektor satuan biasanya di lambangkan
dengan vektor satuan i untuk sumbu x positif, vektor satuan j untuk sumbu
y positif dan vektor satuan k, untuk 3 dimensi. Jika dituliskan, vektor satua
n pada koordinat kartesian dinyatakan dengan atau A, B, C Dengan
demikian, jelaslah perbedaan vektorkomponen dan vektor satuan.
2.1.2 Menentukan Vektor Resultan
Hasil penjumlahan ataupun hasil pengurangan dari dua vektor atau lebih
disebutresultan vektor. Untuk menentukan vektor resultan, terdapat 2 metode, yakni
metode grafisdan metode analitis. Metode grafis dapat dibagi menjadi 3 metode yakni
metode segitiga,metode jajar genjang dan metode polygon. Metode analitis juga dapat
dibagi menjadi 3, yaknimetode sinus, metode kosinus dan metode vektor komponen.
Metode vektor yang lazimdigunakan adalah metode jajar genjang untuk menentukan
resultan 2 buah vektor dan metodevektor komponen untuk menentukan resultan banyak
vektor.
2.1.3 Simbol Besaran Vektor
Simbol besaran vektor yaitu dengan menggunakan huruf cetak tebal atau huruf
cetak tipis yang ada tanda panah diatasnya. Contoh vektor gaya, maka simbolnya F atau
𝐹⃗ .
Namun, jika disebutkan besar atau nilai saja tanpa ada arahnya, maka simbolnya
huruf cetak tebal atau tipis tanda panah di atas dengan garis mutlak.
Pernyataan "benda diberi gaya 10 N ke timur" maka ditulis
F = 5 N ke timur atau 𝐹⃗ = 5 N ke timur
Jika pernyataannya "benda diberi gaya 10 N" tanpa menyebutkan arah, maka
ditulis
F = 5 N atau |𝐹⃗ | = 5 N atau |𝑭| = 5 N
2.1.4 Penerapan Vektor di dalam Perikanan
 Kapal selam: kapal. Selam ini di beri rongga udara yang berfungsi sebai tempat
masuk dan kluarnya air atau udara. Ketika rongga tersebut berisi udara ,volume air
di yang pindahkan sama dengan berat kaPal sehingga kapal selam bisa
mengapung.dan jika tutup udara Pada rongga di buka kembali maka volume air
pada rongga akan bertambah sehingga kapal selam tenggelam.

 Ketika perahu yang digunakan untuk menangkap ikan hendak menyebrangi sebuah
sungai, maka kecepatan gerak perahu yang sebenarnya merupakan kecepatan gerak
perahu dan kecepatan air.
2.2 Trigonometri
Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonon = "tiga sudut" dan metron =
"mengukur")[1] adalah sebuah cabang matematika yang mempelajari hubungan yang
meliputi panjang dan sudut segitiga. Bidang ini muncul di masa Helenistik pada abad ke-3
SM dari penggunaan geometri untuk mempelajari astronomi.
Trigonometri itu sangat penting dalam kehidupan, karena dengan mempelajari trigono
metri, Anda bisa mengukur jarak bintang di langit tanpa harus menempuh perjalanan ke
sana. Kemudian, dengan menggunakan rumus segitiga, Anda dapat dengan mudah
mengukur sudut ketinggian tebing tanpa harus mendaki tebing, dan anda dapat dengan
mudah mengukur lebar sungai tanpa harus menyeberangi sungai.

Fungsi Trigonometri
Fungsi trigonemetri dapat didefiniskan melalui segitiga siku siku, dimana ABC
adalah segitiga siku siku, a dan b adalah sisi sisi segitiga beserta c adalah hipotenusa
atau sisi miring segitiga, misalkan A adalah sudut yang diketahui.

 Fungsi sin didefinisikan sebagai rasio sisi depan dengan hipotenusa.

𝑆𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑎
sin 𝐴 = =
ℎ𝑖𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑢𝑠𝑎 𝑐

 Fungsi cos didefinisikan sebagai rasio sisi samping dengan hipotenusa.


𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 𝑏
cos 𝐴 = =
ℎ𝑖𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑢𝑠𝑎 𝑐

 Fungsi tan didefinisikan sebagai rasio sisi depan dengan sisi samping.
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑎
tan 𝐴 = 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 = 𝑏
 Fungsi tan juga didefinisikan sebagai rasio fungsi sinus dengan kosinus

𝑆𝑖𝑛 𝐴
tan 𝐴 = 𝐶𝑜𝑠 𝐴

Ketiga fungsi di atas merupakan salah satu fungsi trigonometri paling dasar. Kita
dapat mencari suatu panjang maupun sudut segitiga sembarang dengan fungsi sinus dan
kosinus melalui hukum sinus dan kosinus.
Beberapa fungsi trinometri lainnya, antara lain, kosekan (csc), sekan (sec),
dan kotangen (cot).
2.3 Integral

Integral terdiri dari dua yaiut :

 Integral tak tentu


Integral tak tentu adalah suatu bentuk operasi integral (anti turunan, saling invers
dengan penurunan) suatu fungsi yang belum memiliki nilai pasti berupa variabel,
sehingga menghasilkan suatu fungsi baru berupa fungsi tak tentu yang disebut.
Jika F(x) adalah fungsi yang dapat diturunkan, yaitu f (x) maka antiturunan dari f (x),
adalah F(x) + c dengan c adalah sembarang konstanta. Untuk
fungsi f : R → R dan F : R → R disebut antiturunan dari f jika dan hanya jika F‘(x)
= f (x), ∀x ∈ R (Manullang dkk., 2017).

 Integral Tentu
Integral tentu adalah suatu bentuk operasi integral yang memiliki nilai batas atas
dan batas bawah. Aplikasi integral di dalam kehidupan dapat digunakan untuk
menghitung luas di bawah kurva dengan batas tertentu atau bisa juga untuk
menghitung volume benda jika diputar. Jika fungsi f terdefinisi pada interval [a, b],
maka

Adalah integral tentu terhadap fungsi f dari a ke b. Pengintegralannya dituliskan


sebagai berikut ini :

f(x) = fungsi integral tentu


a = batas bawah
b = batas atas.

2.3.1 Notasi Integral


Integral tak tentu atau antiturunan dari sebuah fungsi f (x) ditulis dengan
menggunakan notasi ”∫” (baca: integral), seperti berikut ini.
∫ 𝑓(𝑥) dx = 𝐹⃗(𝑥) + 𝑐.
Proses menemukan y dari dy/dx merupakan kebalikan dari sebuah proses turunan
dan dinamakan antiturunan atau integral tak tentu. Jika F(x) adalah sebuah fungsi
dengan F‘(x) = f(x) dapat dikatakan bahwa :
 Turunan F(x) adalah f(x) dan
 Antiturunan dari f(x) adalah F(x).
2.4 Defferensial
Turunan fungsi (diferensial) ialah fungsi lain dari suatu fungsi sebelumnya, misalnya
fungsi f menjadi f’ yang memiliki nilai tak beraturan. Turunan (diferensial) dipakai sebagai
suatu alat untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam geometri dan mekanika.

Konsep turunan sebagai bagian utama dari kalkulus dipikirkan pada saat yang
bersamaan oleh Sir Isaac Newton ( 1642 – 1727 ), ahli matematika dan fisika bangsa
Inggris dan Gottfried Wilhelm Leibniz ( 1646 – 1716 ), ahli matematika bangsa Jerman.

2.4.1 Rumus dan Aturan-Aturan Dalam Diferensial


Turunan pada fungsi konstan/konstanta
𝑓 (𝑥) = 𝑘 dengan k sama dengan konstan , maka 𝑓 ∙ (𝑥) = 0
 Persamaan
Persamaan diferensial merupakan persamaan dalam ilmu matematika untuk
suatu fungsi satu variabel atau lebih, yang menghubungkan nilai fungsi itu sendiri
dan turunnya dalam berbagai orde. Persamaan diferensial memegang peranan
penting di dalam rekayasa, fisika, ilmu ekonomi dan berbagai macam disiplin ilmu
lainnya. Gambaran aliran udara ke dalam saluran dimodelkan sesuai persamaan
Navier Stokes. Persamaan diferensial ini muncul didalam berbagai macam bidang
sains dan teknologi, Persamaan diferensial muncul dalam berbagai bidang sains dan
teknologi, bilamana hubungan deterministik yang melibatkan besaran yang
berubah secara kontinu (dimodelkan oleh fungsi matematika) dan laju
perubahannya (dinyatakan sebagai turunan) diketahui atau dipostulatkan.
Contoh Soal Vektor

1. Tentukan besar komponen-komponen vektor dari sebuah vektor gaya sebesar 20 N


pada arah 60° terhadap sumbu x positif!
Dik: F = 20 N
𝜃 = 60°
Dit: a. 𝐹⃗𝑥 = ....?
b. 𝐹⃗𝑦 = .....?
Jawab:
a. 𝐹⃗𝑥 = 𝐹⃗ 𝑐𝑜𝑠 𝜃 b. 𝐹⃗𝑦 = 𝐹⃗ 𝑠𝑖𝑛 𝜃
= 20. cos 60° = 20. sin 60°
1
= 20. 0,5 = 20. 2 √3

= 10 N = 10 √3 N

Contoh Soal Integral


2. Percepatan suatu benda dilukiskan dengan suatu persamaan 𝑎(𝑡) = ( 4𝑡 − 2 )2 𝑚/𝑠 2 .
Benda tersebut bergerak dengan kecepatan awal 3 m/s dan bergerakke arah kanan.
Berapakah kecepatan benda tersebut setelah 2 sekon?
Jawab:
𝑎(𝑡) = (4𝑡 − 2)2 𝑚/𝑠 2
𝑣0 = 3 𝑚/𝑠
Pertama-tama harus dicari persamaan 𝑣(𝑡) yaitu:
𝑣(𝑡) = 𝑣0 + ∫ 𝑎(𝑡) 𝑑𝑡
= 3 + ∫ (4𝑡 − 2)2 𝑑𝑡
1 1
= 3 + 4 . 3 (4𝑡 − 2)3
1
= 3 + 12 . (4𝑡 − 2)3

Setelah itu subtitusikan t = 2, maka:


1
𝑣(2) = 3 + 12 . (4.2 − 2)3
1
= 3 + 12 . 216

= 3 + 18 = 21
Jadi, kecepatan benda setelah 2 sekon adalah 21 m/s.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni
1.Perbedaan besaran scalar dan besaran vektor adalah, besaran vektor memiliki ara
hsedangkan besaran scalar tidak memiliki arah.

2.Vektor merupakan salah suatu metode yang bermanfaat bagi kehidupan sehari –
hari, seperti :Bermain layang - layang, bermain jungkat - jungkit, panahan, terjun
payung, perahumenyebrangi sungai berarus.

3.2. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah perlunya pengaplikasian
dari pengetahuan tentang vektor ini di masyarakat luas, untuk memudahkan
pekerjaanmasyarakat, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan taraf
hidup bangsa dan Negara
DAFTAR PUSTAKA

Istiyono, Edi.2004.Fisika untuk SMA Kelas X .Jakarta : Intan Pariwara.


Kamajaya.2007. Cerdas Belajar Fisika. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Kanginan, Marthen.2002. Fisika untuk SMA Kelas X . Jakarta : Penerbit Erlangga.
Tipler, Paul A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik . Jakarta : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai