Anda di halaman 1dari 27

Vektor

Oleh :
Annisa Masyitho (1730209022)
Ardi (1730209023)
Suci Rahmah Sari (1720209018)
Sindi Oktavia (1730209040)

Dosen Pengampu:
Evelina Astra Patriot, M.Pd

Program Studi Pendidikan Fisika


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Tahun 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahirobbil’aalamiin, puji syukur selalu dipanjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga tersusunlah sebuah
makalah pada mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa tentang
Pengetahuan Manusia Tentang Alam Semesta. Makalah ini telah disusun dengan
sistematis dan sebaik mungkin.
Dengan selesainya makalah ini, tidak lupa diucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Khususnya kepada Ibu Evelina
Astra Patriot, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa.
Demikian makalah yang telah dibuat. Mohon kritik dan sarannya apabila ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palembang, Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1 Vektor................................................................................................3
2.2 Penjumlahan dan Pengurangan Vektor.............................................5
2.3 Perkalian Vektor................................................................................12
2.4 Miskonsepsi Pada Vektor..................................................................21
BAB III PENUTUP..........................................................................................23
3.1 Kesimpulan........................................................................................23
3.2 Saran..................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus
dipenuhi sepanjang masa. Pendidikan menjadi perhatian yang sangat penting
bagi masyarakat karena pendidikan dapat mempengaruhi dan mengubah pola
pikir seseorang untuk selalu melakukan perbaikan dalam segala aspek kehidupan
ke arah peningkatan kualitas diri sesuai harapan pelaku pendidikan.
Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang
alam dan seisinya serta perubahan -perubahan yang terjadi di dalamnya. Fisika
diberikan sejak tingkat SMP dan SMA. Fisika merupakan ilmu empiris, sehingga
langkah penyelesaian soal fisikanya harus memahami konsep dari materinya.
Sebagaimana ciri dari ilmu sains, bahwa sains merupakan pemahaman konsep
akan alam sehingga dalam fisika tidak lengkap rasanya mempelajari fisika jika
yang mampu dipelajari hanya pemahaman hitung-hitungan rumusnya tanpa
memahami makna atau konsep dari materi fisika tersebut.
Keberhasilan siswa dalam mempelajari materi fisika tidak hanya ditentukan
oleh seberapa pandai siswa tersebut mengerjakan soal-soal fisika, tetapi juga
ditentukan oleh seberapa maksimal siswa tersebut memahami konsep dari materi
fisika yang sedang mereka pelajari. Namun, dalam pelaksanaan proses
pembelajaran tidak luput dari permasalahan-permasalahan yang ditemui ketika
melakukan proses tersebut. Kesulitan yang banyak dihadapi oleh sebagian besar
siswa adalah dalam menginterpretasikan berbagi konsep dan prinsip fisika.
Sedangkan dalam mempelajari fisika hal utama yang di butuhkan adalah
pemahaman konsep.
Pernyataan di atas sejalan dengan pendapat Widodo (2006:6) yaitu langkah
awal yang paling tepat untuk mempelajari fisika adalah memahami konsepnya
terlebih dahulu. Konsep-konsep pembelajaran tersusun secara sistematis.
Sehingga diperlukan penguasaan konsepdalam setiap materi pelajaran sebelum

1
melanjutkan ke materi selanjutnya. Konsep yang lebih awal diajarkan akan
menjadi dasar bagi pengembangan konsep-konsep selanjutnya. Jika konsep dasar
yang diajarkan belum dikuasai dengan baik, maka akan berpengaruh pada
penguasaan–penguasaan konsep selanjutnya. Hal tersebut dapat mengakibatkan
kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika.
Salah satu Pokok bahasan mata pelajaran Fisika kelas X pada semester 1
adalah pokok bahasan besaran, satuan dan pengukuran.Didalam pokok bahasan
tersebut, terdapat materi vektor. Materi ini tergolong sulit karena pada waktu
SMP materi tersebut tidak dijelaskansecara mendalam pada siswa. Materi ini
meliputi pelukisan vektor, penjumlahan dan pengurangan vektor, serta penentuan
resultan vector yang dimana dalam pembahasan masalah tersebut tidak lepas dari
pemahaman konsep. Oleh karena itu, penguasaan konsep vektor merupakan hal
yang sangat penting bagi peserta didik untuk dapat menyelesaikan persoalan-
persoalan pada materi vektor.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah vector adalah :
1. Bagaimana besaran vektor?
2. Bagaimana penjumlahan dan pengurangan vektor ?
3. Bagaimana perkalian vektor?
4. Bagaimana miskonsepsi pada vektor?

2 Tujuan
 Adapun tujuan dari penulisan makalah vector ini adalah :
1. Untuk mengetahui besaran vektor
2. Untuk mengetahui penjumlahan dan pengurangan vektor
3. Untuk mengetahui pekalian pada vektor
4. Untuk mengetahi miskonsepsi pada vektor

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Vektor
A. Pengertian Vektor
Besaran vektor merupakan suatu besaran yang memiliki atau
mempunyai nilai (besar) dan arah. Besaran Vektor atau sering disebut juga
dengan Vektor ini merupakan suatu besaran fisika yang memiliki besar dan
arah.
B. Cara Menggambarkan Vektor
Sebuah vektor itu digambarkan dengan sebuah anak panah (→) yang
terdiri atas pangkal, panjang dan arah anak panah. Perhatikan gambar contoh
vektor berikut ini:

(a) menunjukkan vektor gaya F dengan sebesar 5 N ke arah kanan

(b) menunjukkan vektor gaya F dengan sebesar 10 N ke arah kiri.

C. Cara Menuliskan Notasi Vektor


Penulisan simbol atau lambang vektor tersebut juga dapat dilakukan
dengan 2 cara antara lain sebagai berikut:
1. Vektor tersebut disimbolkan dengan dua huruf besar atau dengan satu
huruf namun di atasnya diberi tanda anak panah.

3
2. Vektor tersebut disimbolkan dengan dua huruf besar atau juga  satu huruf
yang ditebalkan

Huruf pertama (A) merupakan titik asal vektor, atau disebut juga
dengan sebutan pangkal vektor. Huruf di belakang (B) ialah arah vektor
atau titik terminal atau disebut juga dengan sebutan ujung vektor.

D. Besar Vektor

Dari penjelasan diatas , kita sudah mengetahu bahwa selain memiliki


arah, vektor tersebut juga memiliki besar yang dinyatakan ialah sebagai
besar vektor. Besar vektor tersebut menyatakan nilai dari suatu vektor. Besar
vektor dinyatakan dengan cara melalui simbol huruf yang ditulis miring
tanpa ditebalkan serta juga tanpa tanda anak panah (→) di atasnya, atau
dituliskan dengan sebagai harga mutlak (| |) vektor tersebut.

4
E. Vector Basis dan Vektor Satuan
1. Vektor Basis adalah vektor yang panjangnya satu satuan dan arahnya
searah dengan sumbu koordinat.

2. Vektor satuan adalah suatu vektor yang panjangnya satu satuan. Vector


satuan dari :

2.2 Penjumlahan dan Pengurangan Vektor

Mencari resultan dari beberapa buah vektor, berarti mencari sebuah


vektor baru yang dapat menggantikan vektor-vektor yang dijumlahkan atau
dikurangkan.

Untuk penjumlahan atau pengurangan vektor, ada beberapa metode, yaitu:


A. Metode jajaran genjang
B. Metode segitiga
C. Metode poligon (segi banyak)
D. Metode uraian

A. Metode Jajaran Genjang


Cara menggambarkan vektor resultan dengan metode jajaran genjang
adalah sebagai berikut :

5
Gambar 2.3 : Resultan vektor A + B, dengan metode jajaran genjang
Langkah-langkah :
1. Lukis vektor pertama dan vektor kedua dengan titik pangkal
berimpit.
2. Lukis sebuah jajaran genjang dengan kedua vektor tersebut sebagai
sisi-sisinya.
3. Resultannya adalah sebuah vektor yang merupakan diagonal dari
jajaran genjang tersebut dengan titik pangkal sama dengan titik
pangkal kedua vektor tersebut.
Besar Vektor R adalah :

R = | R | = √ a2 +b 2+2 AB cos θ

θ adalah sudut yang dibentuk oleh vektor A dan vektor B .

Catatan :

a. Jika vektor A dan B searah, berarti θ = 0° dan cos 0° = 0, maka : R =


A+B
b. Jika vektor A dan B berlawanan arah, berarti θ = 180° dan cos
180° = -1, maka = R = A - B
c. Jika vektor A dan B saling tegak lurus, berarti θ = 90° dan cos 90° =
0, maka : R = 0
Contoh Soal :

Tiga buah vektor dalam koordinat kartesius :

A = 3i +j, B=-2i, C=i+2j

Tentukan jumlah dari ketiga vektor dan ke mana arahnya?

6
Jawab :

R=A+B+C

= (3i+j)+(-2i)+(i+2j)

= 2i + 3j

Besar vector R adalah :

R = | R | =√ 22+ 32= √ 13 satuan

Arah vector R adalah :

¿ 3
Tg θ = ¿ j∨ ¿ i∨¿ ¿ ¿ = = 1,5
2

Jadi, θ =arc tg (1,5) = 56,3°

B. Metode Segitiga
Bila ada dua buah vektor A dan B akan dijumlahkan dengan cara
segitiga maka tahap-tahap yang harus dilakukan adalah :

Gambar 2.4 : Resultan vektor A + B, dengan metode segitiga

Langkah-langkah :
1.Gambarkan vektor A.
2.Gambarkan vektor B dengan cara meletakkan pangkal vektor B
pada ujung vektor A.
3.Tariklah garis dari pangkal vektor A ke ujung vektor B.
4.Vektor resultan merupakan vektor yang memiliki pangkal di vektor
A dan mempunyai ujung di vektor B.

7
Jika yang ditanyakan R = A – B, maka digunakan caranya sama,
hanya vektor B digambarkan berlawanan arah dengan vektor B
yang sekarang.

C. Metode poligon
Pada metode ini, tahapannya sama dengan metode segitiga,
hanya saja metode ini digunakan untuk menjumlahkan lebih dari dua
vektor.

Contoh :
Jumlahkan ketiga buah vektor A, B, dan C dengan metoda Poligon

Jawab:
Resultan vektor R adalah R= A + B + C

Gambar 2.5 : Penjumlahan vektor dengan metode poligon.

D. Metode Uraian
Setiap vektor yang akan dijumlahkan atau dikurangkan harus
diuraikan menjadi komponen terhadap sumbu x dan komponen
terhadap sumbu y.

8
Gambar 2.5 : Komponen – komponen sebuah vektor

Komponen vektor A terhadap sumbu X adalah : Ax = A cos θ

Komponen vektor A terhadap sumbu Y adalah : Ay = A sin θ

Vektor Komponen X Komponen Y


A Ax Ay
B Bx By
C Cx Cy
R=A+B+C Rx = Ax + Bx + Cx Ry = Ay + By + Cy

Besar vector R adalah :

| R | = √ Rx2 + Ry 2

Arah vector R terhadap sumbu x positif :

Rx
tg θ =
Ry

Catatan :
Jika vektor A dinyatakan dengan vektor-vektor satuan i dan j
maka, secara matematis vektor A dapat ditulis dengan
A = i Ax + j Ay
Yang merupakan penjumlahan kedua komponen-komponennya,
A = Ax + Ay
Nilai vektor A adalah :
| A | = √ Ax 2 + Ay 2

9
Contoh soal :

Lima buah vektor digambarkan sebagai berikut :

Besar dan arah masing-masing vektor pada


gambar diatas adalah :

Vektor Besar (m) Arah(0)


A 19 0
B 15 45
C 16 135
D 11 207
E 22 270

Hitung : Besar dan arah vektor resultan.


Jawab :

Ax = A cos θ Ay = A sin θ =

= 19 cos 0 = 19 sin 0

= 19 . 1 = 19 . 0

= 19 m =0m

Bx = B cos θ By = B sin θ

= 15 cos 45 = 15 sin 45

= 15 . 0,707 = 15 . 0,707

= 10,6 m = 10,6 m

10
Cx = C cos θ Cy = C sin θ

= 16 cos 135 = 16 sin 135

= 16 . (- 0,707) = 16 . 0,707

= -11,3 m = 11,3 m

Dx = D cos θ Dy = D sin θ

= 11 cos 207 = 11 sin 207

= 11 . (- 0,891) = 11 . (-0,454)

= -9,8 m = -5 m

Ex = E cos θ Ey = E sin θ

= 22 cos 270 = 22 sin 270

= 22 . 0 = 22 . (-1)

=0m = -22 m

Besar vector R adalah :

R = | R | =√ Rx2 + Ry 2

2 2
= √ ( 8,5 ) +(−5,1 )
= √ 94,01

= 9,67 m

Arah vector R terhadap sumbu x positif :

Ry (−5,1)
tg θ = = = -0,6
Rx (8,5)

jadi, θ = 329,03° (terhadap sumbu x danberlawanan arah jarum jam).

11
2.3 Macam-Macam Perkalian Vektor
Operasi vektor tidak hanya terbatas pada penjumlahan dan pengurangan
vektor saja operasi perkalian juga berlaku untuk vektor. Lalu apa saja
jenis-jenis perkalian vektor itu? Dalam fisika, perkalian vektor dibedakan
menjadi 3 macam yaitu:
A. Perkalian Vektor dengan Skalar
B. Perkalian Titik (Dot Product)
C. Perkalian Silang (Cross Product)
Ketiga jenis perkalian tersebut memiliki aturan, rumus serta sifat yang
berbeda-beda. Untuk memahami mengenai tiga macam perkalian vektor
tersebut, lanjutkan menyimak penjelasan dibawah ini.

A. Perkalian Vektor dengan Skalar


Untuk memahami mengenai perkalian vektor, kita ambil contoh
seperti berikut:
Seorang anak sedang mengendarai sepeda motor
dengan kecepatan 50 km/jam ke arah utara. Maka setelah beberapa
waktu, anak dan motor tersebut telah mengalami perpindahan. Kita
tahu bahwa kecepatan adalah perpindahan per selang waktu. Dari
pengertian ini maka besar perpindahan yang dialami si anak dapat
dihitung dengan rumus atau
persamaan sebagai berikut:

s = vt
Keterangan:
s = perpindahan (m)
v = kecepatan (m/s)
t = selang waktu (s)
kita tahu bahwa kecepatan adalah besaran vektor sedangkan waktu
adalah besaran skalar. Berdasarkan persamaan di atas, perkalian
kecepatan dengan waktu menghasilkan perpindahan yang termasuk
besarn vektor. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa :

Hasil perkalian antara vektor dan skalar

12
adalah vektor.

Secara matematis, perkalian vektor dengan skalar memiliki arti


yang sederhana. Misalkan hasil kali antara skalar k dengan sebuah
vektor A menghasilkan vektor B, maka aturan perkalian tersebut
dituliskan sebagai berikut :

B = kA

Dari persamaan tersebut, maka besar vektor B besarnya adalah


besar k dikalikan dengan besar A. Dan arah vektor B searah dengan
vektor A jika k positif dan berlawanan arah dengan A jika k negatif.

Perkalian Vektor Satuan dengan Skalar

Aturan di atas juga berlaku untuk perkalian vektor satuan dengan


skalar baik secara dua dimensi maupun tiga dimensi. Aturannya
adalah sebagai berikut:

2 Dimensi 3 Dimensi
r = xi + yj r = xi + yj + zk
kr = kxi + kyj kr = kxi + kyj + kzk

Sifat Perkalian Vektor dan Skalar

Perkalian antara vektor dengan skalar mempunyai sifat distributif yaitu:

k(A + B) = kA + kB

B. Perkalian Titik (Dot Product)

Untuk memahami tentang perkalian titik, perhatikan gambar di bawah


ini

13
Perkalian titik dua buah vektor antara A dan B atau dituliskan A .
B didefinisikan sebagai perkalian antara vektor A dengan komponen
vektor B yang searah vektor A.pada gambar di  atas, komponen
vektor B yang searah vektor A adalah B cos α. Dari definisi tersebut,
secara matematis perkalian titik antara vektor A dan B dapat
dituliskan dengan rumus atau persamaan sebagai berikut:

A . B = AB cos α = |A||B| cos α


Keterangan:

α = sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B dengan


0o ≤ α ≤ 180o
A = |A| besar vektor A
B = |B| besar vektor B

Dari definisi perkalian titik tersebut dapat disimpulkan bahwa:

Hasil perkalian titik dua buah vektor adalah skalar.

Simbol dari perkalian titik adalah (.) yang sering disebut perkalian
titik (dot product). Karena hasil perkalian adalah skalar maka
perkalian titik disebut juga dengan scalar product.

Dalam perkalian titik, ada 3 poin penting yang perlu diingat, yaitu:

1. Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus (α = 90o)


maka
A . B = 0 → cos 90o = 0

14
2. Jika kedua vektor A dan B searah (α = 0o) maka
A . B = AB → cos 0o = 1
3. Jika kedua vektor A dan B berlawanan searah (α =
180o) maka
A . B = - AB → cos 180o = -1

Perkalian Titik Pada Vektor Satuan

Perhatikan gambar di atas, vektor satuan i, j, dan k merupakan vektor yang saling


tegak lurus satu sama lain dengan kata lain besar α = 90o dan nilai ketiga vektor
tersebut adalah 1. Maka hasil perkalian titik pada vektor satuan tersebut adalah
sebagai berikut:
i . i = j . j = k . k = 1.1 cos 0o = 1 (berhimpit)
i . j = i . k = j . k = 1.1 cos 90o = 0 (tegak lurus)
A.B=(Axi + Ayj + Azk) . (Bxi + Byj + Bzk)
A.B=Axi . Bxi + Axi .Byj + Axi . Bzk + Ayj . Bxi + Ayj .Byj
+ Ayj .  Bzk + Azk . Bxi + Azk .Byj + Azk . Bzk
→  karena i . j = i . k = j . k = 1.1 cos 90o = 0 maka
A.B=Axi . Bxi + 0 + 0 + 0 + Ayj .Byj + 0  + 0 + 0  + Azk . Bzk
A.B=Axi . Bxi + Ayj . Byj + Azk . Bzk
→  karena i . i = j . j = k . k = 1.1 cos 0o = 1 maka
A.B=AxBx  + AyBy + AzBz

Dengan menggunakan hasil perkalian titik pada vektor satuan di atas, kita dapat
mencari hasil perkalian titik suatu vektor yang dinyatakan dalam vektor satuan.
misalkan terdapat dua vektor berikut ini:

A = Axi + Ayj + Azk

B = Bxi + Byj + Bzk

15
Sifat Perkalian Titik

Perkalian titik memiliki sifat distributif, yaitu:

A.(B + C) = A.B + A.C

Dan juga memiliki sifat komutatif, yaitu:

A.B = B.A

Contoh Soal Perkalian Titik dan Pembahasannya

Sebuah vektor gaya dan perpindahan mempunya persamaan F = (2i +


3j + 5k) N dans = (4i + 2j – k) m. tentukan usaha yang dilakukan oleh
gaya!

Jawab:

Diketahui: F = (2i + 3j + 5k) s = (4i + 2j – k)

ditanya: usaha (W)

Usaha merupakan hasil perkalian titik antara gaya dengan perpindahan,


jadi

W = F . s

W = (2i + 3j + 5k) . (4i + 2j – k)

W = (2)(4) + (3)(2) + (5)(-1)

W = 8 + 6 – 5 = 9

Jadi usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut adalah 9 joule.

3. Perkalian Silang (Cross Product)

Untuk memahami tentang perkalian silang, perhatikan gambar di bawah


ini

16
Perkalian silang dua buah vektor antara A dan B atau
dituliskan A x B didefinisikan sebagai perkalian antara vektor A dengan
komponen vektor B yang tegak lurus vektor A. pada gambar di atas, komponen
vektor B yang tegak lurus vektor A adalah B sin α. Dari definisi tersebut, secara
matematis perkalian silang antara vektor A dan B dapat dituliskan dengan rumus
atau persamaan sebagai berikut:

Keterangan:
α= sudut yang dibentuk oleh
A xvektor A dan B dengan
B= C 0o ≤ α ≤ 180o
C= vektor lain hasil perkalian
|A xsilang
B|= ABantara
sin αvektor A dan B
|A x B|= besar vektor hasil perkalian silang antara vektor A dan B

Dari definisi perkalian silang tersebut dapat disimpulkan bahwa:

Hasil perkalian silang dua buah vektor adalah sebuah vektor yang
arahnya tegak lurus pada bidang yang dibentuk oleh A da B.

Untuk lebih memahami tentang arah vektor hasil perkalian silang


perhatikan tabel penjelasan di bawah ini :

Arah Hasil Perkalian Silang A x B Arah Hasil Perkalian Silang B x A

Arah dari vektor C tegak lurus Sama halnya dengan arah hasil

17
dengan bidang yang dibentuk oleh perkalian silang A x B. Kita juga
vektor A dan B. Untuk menunjukkan bisa menggunakan kaidah tangan
arah vektor C, kita gunakan kaidah kanan, namun bedanya genggaman
tangan kanan dimana ujung vektor A tangan dibalik, dimana ujung vektor
menuju ujung vektor B searah B menuju ujung vektor A searah
dengan  lipatan empat jari sedangkan dengan lipatan empat jari sedangkan
jempol menunjukkan arah vektor C. jempol menunjukkan arah vektor C.
Pada gambar di atas, vektor C hasil Pada gambar di atas, vektor C hasil
perkalian silang A x B arahnya perkalian silang B x A arahnya
menuju ke atas tidak menembus menuju ke bawah menembus bidang.
bidang.

1. Pada perkalian silang tidak berlaku sifat komutatif sehingga


A x B ≠ B x A
2. Pada perkalian silang berlaku sifat anti komutatif yaitu
A x B = - B  x A
3. Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus (α = 90o) maka
|A x B| = AB → sin  90o = 1
4. Jika kedua vektor A dan B searah (α = 0o) maka
|A x B| = 0 → sin  0o = 0
5. Jika kedua vektor A dan B berlawanan searah (α= 180o) maka
|A x B| = 0 → sin  180o = 0
Dalam perkalian silang, ada 5 poin penting yang perlu diingat, yaitu:

Perkalian Silang Pada Vektor Satuan

vektor satuan i, j, dan k masing-masing bernilai 1. Hasil perkalian silang


pada vektor satuan yang sama adalah sebagai berikut :

i x i = 1.1 sin 0o = 0


j x j = 1.1 sin 0o = 0
k x k = 1.1 sin 0o = 0
Untuk hasil perkalian silang pada vektor satuan yang berbeda kita
gunakan siklus berikut :

18
Dengan menggunakan hasil perkalian silang pada vektor satuan dan juga
siklus di atas, kita dapat mencari hasil perkalian silang suatu vektor yang
dinyatakan dalam vektor satuan. misalkan terdapat dua vektor berikut ini:

A = Axi + Ayj + Azk

B = Bxi + Byj + Bzk

A x B=(Axi  + Ayj + Azk) x (Bxi + Byj + Bzk)


A x B=Axi  x Bxi + Axi x Byj + Axi  x Bzk +  Ayj x Bxi + Ayj x Byj
+ Ayj x Bzk + Azk  x Bxi + Azk x Byj + Azk  x Bzk
→  karena i x  i = j x j = j x k = 1x1 sin 0o = 0 maka
A x B=0 + Axi x Byj + Axi x  Bzk + Ayj x Bxi + 0  + Ayj x Bzk + Azk x Bxi
+Azk x Byj + 0
A x B=Axi  x Byj + Axi  x Bzk +  Ayj x Bxi + Ayj x Bzk + Azk x Bxi
+ Azk x Byj
→  dengan menggunakan siklus perkalian silang maka
A x B=AxByk  – AxBzj – AyBxk + AyBzi + AzBxj – AzByi
A x B=(AyBz - AzBy)i + (AzBx  - AxBz)j + (AxBy - AyBx)k
Selain menggunakan siklus perkalian silang di atas, untuk mempermudah
mengingat rumus kita dapat menggunakan metode determinan seperti
berikut ini:

A x B= i AyBz +  j AzBx + k AxBy – k AyBx – i AzBy – j AxBz


A x B=(AyBz - AzBy)i + (AzBx  - AxBz)j + (AxBy - AyBx)k
Sifat Perkalian Silang

Perkalian silang memiliki sifat anti komutatif, yaitu :

A × B ≠ B × A

19
Perkalian silang memiliki sifat asosiatif, yaitu:

k(A × B) = (kA) × B = A × (kB)

Dan terakhir, perkalian silang memiliki sifat distributif, yaiut

A × (B + C) = (A × B) + (A × C)

(A + B) × C = (A × C) + (B × C)

Contoh Soal Perkalian Silang dan Pembahasannya

Sebuah gaya dengan persamaan F = (i + 2j – k) N bekerja pada daun


pintu. Jika dilihat dari sebuah engsel, gaya tersebut bekerja pada vektor
posisi r = (0,8i + 0,2j) m. Tentukan persamaan momen gaya yang
ditimbulkan gaya tersebut.

Jawab:

Diketahui : F = (i + 2j – k) N, r = (0,8i + 0,2j) m

Ditanyakan : momen gaya (τ)

Momen gaya merupakan hasil perkalian silang antara vektor posisi


dengan gaya. Jadi:

τ=rxF

τ = (0,8i + 0,2j)  x (i + 2j – k)

τ = (0,8)(1)(i x i) + (0,8)(2)(i x j) + (0,8)(-1)(i x k) + (0,2)(1)(j x i) + (0,2)


(2)(j x j) + (0,2)(-1)(j x k)

τ = 0 + 1,6k – 0,8(-j) + 0,2(-k) + 0 – 0,2i

τ = -0,2i + 0,8j + 1,4k

jadi, persamaan momen gaya yang ditimbulkan gaya tersebut adalah τ


= (-0,2i + 0,8j+ 1,4k) Nm.

2.4 Miskonsepsi Pada Materi Vektor

20
Miskonsepsi adalah kekeliruan dalam memahami konsep.
Ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan
dikarenakan kurangnya penguasaan terhadap konsep pada materi vektor.
Kebanyakan siswa masih salah dalam memahami arah vektor. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Susiharti dan Ismed dalam dalam Jurnal
Inovasi Dan Pembelajaran Fisika yang berjudul “Studi Kesalahan Siswa
Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Vektor Di SMA 1 Inderalaya”, kesalahan
siswa dalam melakukan penjumlahan disebabkan karena siswa asal-asalan
dalam memindahkan vektor padahal vektor memiliki besar dan arah.
Kesalahan siswa dalam melakukan operasi perkalian vektor disebabkan
kurang pahamnya siswa dengan ketentuan dalam operasi perkalian antara dua
buah vektor.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Leonardus Vendi Heru


Setyawan dalam skripsi nya yang berjudul “Pemahaman Dan Miskonsepsi
Siswa Kelas X Mia Mengenai Penjumlahan Vektor Di Sma Negeri 1 Seyegan
Dan Sma Negeri 1 Milati”, miskonsepsi pada penjumlahan vektor terjadi pada
hamper sebagian siswa yang dijadikan partisipan penelitian. Walaupun kedua
sekolah umumnya memiliki fasilitas dan guru yang cukup baik, miskonsepsi
masih juga terjadi.

Solusi dari permasalahan ini yaitu dalam proses pembelajaran, guru


perlu memperbanyak representasi gambar yang dapat membantu siswa
memahami konsep vektor.

21
22
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni:
a. Perbedaan besaran scalar dan besaran vektor adalah, besaran vektor
memiliki arah sedangkan besaran scalar tidak memiliki arah.
b. Perbedaan vektor satuan dan vektor komponen adalah vektor satuan
merupakan vektor yang bernilai satu satuan pada koordinat kartesian,
sedangkan vektor komponen adalah vektor uraian atau proyeksi tegak
lurus suatu vektor pada sumbu xyz koordinat kartesian.
c. Cara menetukan vektor resultan ada 2 cara, yakni metode jajar genjang
untuk 2 vektor, dan metode vektor komponen untuk 2 atau lebih vektor.
d. Cara menetukan hasil kali vektor, yakni dengan perkalian silang, yang
nilainya AB sin α.
e. Vektor merupakan salah suatu metode yang bermanfaat bagi kehidupan
sehari – hari, seperti : Bermain layang - layang, bermain jungkat -
jungkit, panahan, terjun payung, perahu menyebrangi sungai berarus.
1.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah perlunya pengaplikasian
dari pengetahuan tentang vektor ini di masyarakat luas, untuk memudahkan
pekerjaan masyarakat pula tentunya, sehingga secara tidak langsung akan
meningkatkan taraf hidup bangsa

23
DAFTAR PUSTAKA

Tim. 2012. DiktatFidiks untuk Pelatihan Operatordan Technician Training


Program . Cepu : Pusdiklat Migas.

Academia.edu

http://gurumuda.net/penjumlahanvektor.htm

http://rumushitung.com/2013/06/14/besaran-vektor-fisika-sma/

24

Anda mungkin juga menyukai