Anda di halaman 1dari 22

POPULASI DAN SAMPEL

Oleh

Bella Meilista (1730209024)

Ihsan Ahmad Dira (1730209028

Wira Tri Ananda (1730209048)

Dosen Pengampu : Evelina Astra Patriot,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Metode Penelitian Pendidikan dengan judul “Populasi dan Sampel”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Palembang, Maret 1019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Anggota populasi
bisa benda hidup atau benda mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat
diukur atau diamati. Poulasi yang tidak pernah diketahui dengan pasti
jumlahnya disebut “Populasi Infinitif” atau tidak terbatas dan populasi yang
diketahui dengan pasti jumlahnya (populasi yang diberi nomor
identifikasi),misalnya murid sekolah,pasien rumah sakit,disebut(populasi
finit).

Satu kelompok objek yag berkembang terus (Melakukan proses


sebagai akibat kehidupan atau proses kejadian) adalah populasi infinitif.
Misalnya penduduk suatu negara adalah poulasi yang infinit karena setiap
waktu terus berubah jumlahnya. Aapabila penduduk tersebut dibatasi oleh
waktu dan tempat, maka populasi yang infinit bisa berubah menjadi populasi
yang finif.

Umumnya populasi yang infinit adalah teori saja, sedangkan kenyataan


dalam prakteknya semua benda hidup tergolong populasi yang finit. Bila
dinyatakan bahwa 60% penduduk Indonesia adalah petani, ini berarti bahwa
100 orang penduduk Indonesia, ada 60 orang petani. Hasil pengukuran atau
karakteristik dari populasi itu disebut “Parameter”. Jadi, populasi yang didapat
harus didefinisikan dengan jelas termasuk didalamnya ciri dimensi waktu dan
tempat.

Sampel berasal sari bahasa Inggris “sampel” yang artinya contoh :


somotan atau mencomot yaitu mengambil sebagian saja dari yang banyak.
Oleh karena itu dilakukan pengambilan sampel dimana sampel yang diambil
adalah sampel yang benar-benar representatif atau yang mewakili seluruh
populasi. Dalam suatu penelitian yang menjadi dasar pertimbangan
pengambilan sampel adalah menghitung masalah efisiensi (waktu dan biaya)
san masalah penelitian dimana peelitian dengan pengambilan sampel dapat
dilakukan secara teliti. Semoga peneliti dalam suatu penelitian harus
memperhitungkan dan memperhatikan hubungan antara waktu biaya dan
tenaga yang akan dilakukan dengan persis (tingkat ketetapan) yang akan
diperoleh sebagai pertimbagan dalam menentukan metode pengambilan
sampel yang akan digunakan.
1.2 Rumusan Masalah
A. Apakah pengertian populasi dan Sampel ?
B. Bagaimana kegunaan sampel ?
C. Bagaimana Teknik pengambilan sampel
D. Bagaimana Desain sampel ?
1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui pengertian populasi.
B. Untuk mengetahui apa saja kegunaan sampel.
C. Untuk mengetahui teknik sampling.
D. Untuk mengetahui desain sampel.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Populasi

Sugiyono (2001: 55) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah


generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek atau
subjek itu.

Menurut Margono (2004: 118), populasi adalah seluruh data yang


menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya.
Kalau setiap manusia memberikan suatu data maka, maka banyaknya
atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia. Populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108).
Kerlinger (Furchan, 2004: 193) menyatakan bahwa populasi
merupakan semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek yang
telah dirumuskan secara jelas. Nazir (2005: 271) menyatakan bahwa
populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri
yang telah ditetapkan. Kualitas atau ciri tersebut dinamakan variabel.
Sebuah populasi dengan jumlah individu tertentu dinamakan populasi
finit sedangkan, jika jumlah individu dalam kelompok tidak
mempunyai jumlah yang tetap, ataupun jumlahnya tidak terhingga,
disebut populasi infinit. Misalnya, jumlah petani dalam sebuah desa
adalah populasi finit. Sebaliknya, jumlah pelemparan mata dadu yang
terus-menerus merupakan populasi infinit.

Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi (Margono, 2004:


118). Ia menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek
penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-
tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu
penelitian. Kaitannyadengan batasan tersebut, populasi dapat
dibedakan berikut ini

Penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:


1. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-
unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan
jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya, seorang dokter yang akan
melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes
darah saja. Dokter itu tidak perlu satu botol, sebab setetes dan sebotol
darah, hasilnya akan sama saja.

2. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang


unsurunsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga
perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun secara
kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau
gejala-gejala dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang
heterogen.

B. Pengertian Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti


(Arikunto,
2002: 109; Furchan, 2004: 193). Pendapat yang senada pun
dikemukakan oleh Sugiyono (2001: 56). Ia menyatakan bahwa sampel
adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representatif.
Margono (2004: 121) menyataka bahwa sampel adalah sebagai
bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan
menggunakan cara-cara tertentu. Hadi (Margono, 2004: 121) menyatakan
bahwa sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut:

1. Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari


besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.

2. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil


kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek,
gejala, atau kejadian yang lebih luas. Penggunaan sampel dalam kegiatan
penelitian dilakukan dengan berbagai alasan. Nawawi (Margoino, 2004: 121)
mengungkapkan beberapa alasan tersebut, yaitu:

1. Ukuran populasi Dalam hal populasi ta terbatas (tak terhingga) berupa


parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat
konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan
data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas
(terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk
mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar di
seluruh pelosok Indonesia, misalnya.

2. Masalah biaya Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak


sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin
besar biaya yang diperlukan, lebih-lebih bila objek itu tersebar di wilayah
yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi
biaya.

3. Masalah waktu Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih


sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila
waktu yang tersedia terbatas, dan keimpulan diinginkan dengan
segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih tepat.

4. Percobaan yang sifatnya merusak Banyak penelitian yang tidak dapat


dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya,
tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan
dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh
neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya
sampel.

5. Masalah ketelitian Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang


diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggungjawabkan. Ketelitian,
dalam hal ini meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data.
Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselenggara.
Boleh jadi peneliti akan bosan dalam melaksanakan tugasnya. Untuk
menghindarkan itu semua, penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian
dalam suatu penelitian.

6. Masalah ekonomis Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seorang


peneliti; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu dan
tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan
penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih
ekonomis daripada penelitian populasi.

Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu


da(tar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat:

1. harus meliputi seluruh unsur sampel.

2. tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali.

3 . h a r u s up to date

4. ba t a s - b a t a s n ya h a r u s j e l a s .

5. harus dapat dilacak dilapangan

C. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk


menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
teknik sampling yang digunakan. Sexara skematis, teknik macam-macam
sampling ditunjukkan pada gambar 1.1.

Dari gambar tersebut terlihat bahwa, teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability
Sampling. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified
random, disproportionate stratified random, dan area random. Nom-probability
sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental,
purposive sampling, sampling januh, dan snowball sampling.

Teknik Sampling

probability Non probability


sampling sampling

1. simple random sampling 1.Sammpling sistematis


2. proportionate stratified 2. Sampling kuota
random sampling
3. Sampling incidental
3. Disproportionate stratified
random sampling 4.Purposi sampling
4. Area (cluster) sampling 5. sampling jenuh
(sampling menurut daerah) 6.Sanowball sampling

Gambar.1.1 Macam-Macam Teknik Sampling

1. Probability Sampling
Sugiyono (2001 : 47) Probability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang memberikan peluang yang sama bag setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple
random sampling, propotonate stratified random sampling disproportionate
stradified random, sampling area (cluster)sampling (sampling menurut
daerah).
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (Sederhana) karena pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan srata yang
ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen.
b. Proportionate Sratified Random Sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur


yang tidak homogeny dan bersrata secara proporsional. Suatu
oerganisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan
yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah
pegawai yang lulus S1 = 4, S2 = 30, STM =800, ST = 900, SMEA=
400, SD = 300, Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata
pendidikan tersebut. Jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel
diberikan setelah bagian ini.

c. Disproportionate Sratified Random Sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila


populasi berstrata tetap kurang proporsional. Misalnya pegawai dari
unit kerja tertentu mempunyai;3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2,
90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan
S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena
dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1,
SMU, dan SMP.

d. Cluster Sampling (Area Sampling)


Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila
proyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk
dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan
penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan
sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan
Misalnya di Indonesia terdapa 30 propinsi, dan sampelnya akan
menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu
dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-
propinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan
sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Propinsi di
Indonesia ada yang pendudukannya padat, ada yang tidak;ada yang
tambang ada yang tidak. Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan
sehingga pengambilan sampel menuru sastra populasi itu dapat
ditetapkan.
Teknik smapling daerah ni sering digunakan melalui dua tahap,
yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya
menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling
juga.
2. Nonprobability Sampling

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang


tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjdi sampel. Teknik sampel ini meliputi,
Sampling sistematis, kuota, akidental, purposive, jenuh, snowball.

a. Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel


berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua orang
itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap
saja, atau kelipatan dari bilanagn tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan
lima.

b. Sampling kuota

Sampling kuota adalah teknik untuk menemkan sampel dari


populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat
msayarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan ijin mandirikan
bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang, Kalau penelitian
dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditenukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri
atas 5 orang pengumpulan data, maka setiap anggota kelompok harus
dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus
dapat mencari dta dari 500 anggota sampel.

c. Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik peentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan detemui itu cocok sebagi sumber data.

d. Sampling Purposive
Sampling purpose adalah teknik penetuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang
kualitas maanan, maka sampek sumber datanya adalah orang yang ahli
makanan, atau penelitian tentang kindisi politik di suatu daerah, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih
cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian
yang tidak melakukan generalisasi.
e. Samping Jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua


anggota poulasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi realitif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang
ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah
lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel.

f. Snowball Smpling

Snowbal Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula


mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding ynag lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan
sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan
dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan,
maka peneliti mencari orang ain yang dipandnag lebih tahu dan dapat
melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu
seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pada, enelitian
kualitatif banyak menggnakan sampel Purposive dan snowball.
Misalnya akan meneliti siapa provokator kerusuhan, maka akan cocok
menggunakan Purposive dan Snowball Sampling.

D.Menentukan Ukuran Sampel


Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel.
Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama
dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000
dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebuttanpa
ada kesalahan,maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah
populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati
populasio,maka peluangkesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya
makin kecil. jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan
generaliisasi (diberlakukan umum).
Beberapa jumlahanggota sampel yang paling tepat digunakan dalam
penelitian adalah tergantung pada tingkat keteliitian atau kesalahan yang
dikehendaki. Tingkat ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering
tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin besar
tingkat kesalahan maka akan semakin kecil tingkat kesalahan, maka akan
semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber data.

E. Desain Sampel

A. Sifat Pengambilan Sampel

Intisari dari konsep sampling adalah bahwa dengan menyeleksi


bagian dari elemen-elemen populasi kesimpulan tentang keseluruhan
populasi dapat diperoleh.
B. Alasan untuk memilih sampel
Keunggulan ekonomis pengambilan sampel dari pada sensus sangatlah
besar, khususnya kalau dipertimbangkanlah biaya melakukan sensus.
1. Kualitas atau mutu studi sering lebih baik dengan melakukan
pengambilan sampel dari pada sensus.
2. Pengambilan sampel memberikan hasil yang lebih cepat dari pada data
sensus.
3. Ada situasi dimana peneliti terpakasa mengambil sampel.
4. Kalau populasi tak terhingga atau tidak terbatas, kita terpaksa memilih
sampel.

Keunggulan pengambilan sampel diatas studi sensus berkurang apabila


populasinya kecil, sedangkan variabilitasnya tinggi.

Dua kondisi yang sesuai dengan studi sensus adalah:

a. Bila populasi kecil,


b. Bila masing-masing elemen agak berbeda satu sama lain

Ketika sampel tersebut siambil dengan tepat, beberapa elemen dinilai


terlalu rendah, sedangkan yang lain sebaliknya. Variasi dalam nilai saling
meniadakan; hal ini terjadi dalam nilai ampel yang umumnya berbeda
dengan nilai populasi. Dasar pengujian dari desain sampel adalah seberapa
baik sampel tersebut mencerminkan karakteristik populasi.

Ada dua sifat dari sampel yang baik :

1. Akurasi sampai sejauh mana sampel tidak dipengaruhi biasa atau bebas
dari faktor subyektif.
2. Ketelitian berartinketelitian setimasi atau sejauh, mana sampel
mewakili seluruh populasi.
C. Jenis-Jenis Desain Sampling
Ada bermacam-macam teknik pengambilan sampel. Pendekatan-
pendekatan yang berbeda bisa dikelompokkan atas dasar representasi dan
teknik-teknik seleksi elemen, sebagagaimana digambarkan dalam Tabel
dibawah ini :

Pilihan Unsur Probabilitas Non Probabilitas


Populasi
Tidak terbatas - Simple random - Convenience
- Complex random - Purposive
- Sistematik - Judgmental
- Cluser - Kuota
- Stratified (bik) - Snowball
- Doble

1. Reprensentasi Anggota-anggota sampel diseleksi dengan


menggunakan basis probabilitas atau perangkat yang ain. Pengambilan
sampel probabilitas didasarkan pada konsep seleksi acak prosedur
yabg terkontrol, sedangkan pengambilan sampel nonprobabilitas
adalah tidak acak dan subyektif.
2. Selektif elemen Sampel bisa juga diklasifikasikan dengan apakah
elemen-elelmen tersebut diseleksi secara terpisah dan langsung dari
populasi dipandang sebagai kolom tunggal atau apakah ada kontrol-
kontrol tambahan ynag dilkukan pada seleksi elemen. Setiap diambil
secara tersendiri dari populasi, itlah yang disebut dengan sampel yang
tidak terbatas. Sampel acak sederhana, yang tidak terbatas adalah
bentuk paling sederhana dari pengambilan sampel probabilitas.
populasi.
D. Langkah-langkah dalam desain pengambilan sampel
Langkah-langkah dalam proses sampling sebagai berikut :
1. Apakah yang merupakan populasi relavan/angin diteliti?
2. Parameter/ukuran mana yang mau diperkrakan/ ditafsir?
3. Apakah yag merupakan sumber tentang populasi?
4. Jenis sampel mana yang mau dipakai/diambil
5. Berapa besarnya sampel yang diminta?
6. Berapa besarnya biaya ynag tersedia?

F. Contoh Menentukan Ukuran Sampel

Akan dilakuan penelitian untuk mengetahu tanggapan kelompok


masyarakat terhadap pelayanan pendidikan yang diberikan oleh pemerintah
daerah tertentu. Kelompok masyarakat itu terdiri 1000 orang, yang dapat
dikelompokkan berdasarkan jenjang pendidikan, yaitu lulusan S1 =50, sarjana
Muda = 300, SMK = 500, SMP =100, SD = 50 (populasi berstrata).

Dengan menggunakan table 5.1 bila jumlah poulasi = 1000, kesalahan 5%,
maka sampelnya juga berstrata. Stratanya dientukan menurut jenjang
pendidikan. Dengan demikian masing-masing samel untuk tingkat pendidikan
harus proporsional sesuai dengan populasi. Berdasarkan perhitungan dengan
cara beikut ini jumlah sampel untuk kelompk S1 = 14, Sarjana Muda (SM) =
83, SMK= 139, SMP= 14, dan SD= 28.

S1 = 50/10000 X 258 = 12,90 = 13

SM = 300/1000 X 258 = 77,40 = 78

SMK = 500/1000 X 258 = 129,0 = 129

SMP = 100/1000 X 258 = 25,8 = 26

SD = 50/1000 X 258 = 12,90 = 13

Jumlah = 259

Jadi jumlah sampelnya = 12,9 + 77,4 + 129 + 25,8 + 12,09 = 258. Jumlah yang
pecahan bisa dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sampel menjadi 13 + 78 + 129 +
26 + 13 = 259.

Pada perhitungan yang menghasikan pecahan (terdapat koma) sebaiknya


dibulatkan keatas sehingga jumlah sampelnya lebih 259. Hal ini lebih aman dari
pada kurang dari 258. Gambaran jumlah populasi dan sampel dapat ditunjukkan
pada gambar 5.8 berikut :

Populasi 1000 Sampel 278

S1= 50 S1=13

SM=300 SM=78

SMK=500 SMK=129
SMP=100 SMP=26
SD=50 SD=13
Gambar 5.8 Sampel yang diambil dari populasi berstrata dengan kesalahan 5%

Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1982 : 253) memberikan
saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini:

1. Ukuran Sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai


dengan 500
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai
negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap
kategori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate
(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variable yang diteliti. Misalnya variable
penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota
sampel = 10 x 5 = 50
4. Untuk penelitian eksperimen yang menggunakan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel
masing-masing antara 10 s/d 20.

G. Cara Mengambil Anggota Sampel

Dibagian depan bab ini telah dikemukakan terdapat dua teknik sampling,
yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling
adalah teknik sampling yang memberi peluang sama kepada anggota populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara demikian sering disebut dengan
random sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak.
Pengambilan sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan bilangan
random, komputer, maupun dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi
nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi.

Karena teknik pengambilan sampel adalah random,maka setiap anggota


populasi mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk
contoh diatas peluang setiap anggota populasi = 1/1000. Dengan demikian cara
pengambilannya bila nomor satu telah diambil, maka dikembalikan lagi, kalau
tidak dikembalikan peluangnya menjadi tidak sama lagi. Misalnya nomor
pertama tidak dikembalikan lagi maka peluang berikutnya menjadi 1 : (1000 – 1)
= 1/999. Peluang akan semakin besar bila yang telah diambil tidak dikembalikan.
Bila yang telah diambil keluar lagi, dianggap tidak sahdan dikembalikan lagi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam


suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi populasi
berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap manusia
memberikan suatu data maka, maka banyaknya atau ukuran populasi akan
sama dengan banyaknya manusia Sampel adalah sebagai bagian dari
populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan
cara-cara tertentu.

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang


jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi
agar diperoleh sampel yang representatif. Teknik sampling pada dasarnya
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan
Nonprobability Sampling. Probability sampling adalah teknik sampling
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi: simple
random sampling, proportionate stratified random sampling,
disproportionate stratified random sampling, dan area (cluster) sampling
(sampling menurut daerah). Nonprobability sampling adalah teknik yang
tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini
meliputi: sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental,
purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

33.2Saran

Adapun saran yang bisa disampaikan, antara lain:


A. Seseorang peneliti yang akan melakukan penelitian harus
memahami dengan baik teknik pengambilan data yang sesuai
digunakan dalam penelitiannya.
B. Seseorang peneliti harus memahami benar teknik pengambilan
data. Data yang dibutuhkan peneliti berupa data populasi
maupun data sampel. Data sampel sering digunakan dalam
penelitian karena alasan efektif dan efisien, teknik pengambilan
data sangat berpengaruh terhadap data yang akan diperoleh
dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai