Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Hipotesis dan Jenis-jenis Hipotesis

Disusun Oleh:
Eka Nela Saputri (1710209002)
Herlina Febrianti (1720209012)
Nuraini Narulita Wafi (1730209034)

Dosen Pengampu:
Evelina Astra Patriot, M.Pd

Program Studi Pendidikan Fisika


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahirobbil’aalamiin, puji syukur selalu dipanjatkan kehadirat
Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga akhirnya
tersusunlah sebuah makalah pada mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan
tentang Pengertian Hipotesis dan Jenis-jenis Hipotesis. Makalah ini telah disusun
dengan sistematis dan sebaik mungkin.
Dengan selesainya makalah ini, tidak lupa diucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Khususnya kepada Ibu
Evelina Astra Patriot, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Metode
Penelitian Pendidikan.
Demikian makalah Metode Penelitian Pendidikan yang telah dibuat. Mohon
kritik dan sarannya apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palembang, Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
2.1 Pengertian Hipotesis ......................................................................... 3
2.2 Jenis-jenis Hipotesis ......................................................................... 4
2.3 Bentuk-bentuk Hipotesis .................................................................. 6
2.4 Karakteristik Hipotesis yang Baik .................................................... 6
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan.
Dengan dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu
pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Untuk melakukan
penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan. Hal ini sesuai dengan
pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan
metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan terutama
dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif.
Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:
Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini
dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang
akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui
teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan
kemungkinan benar atau tidak benar. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar
dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat
keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk
menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan
pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik
terutama peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun
hipotesis. Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus
mengacu pada kriteria perumusan hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis
dalam penelitian, maupun pemahaman tentang penelitian tanpa menggunakan
hipotesis. Selain itu seorang peneliti juga harus mengetahui bagaimana cara
menguji hipotesis agar terhindar dari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam
pengujian hipotesis.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah metode penelitian pendidikan
tentang pengertian hipotesis dan jenis-jenis hipotesis yaitu:
1. Apa pengertian hipotesis?
2. Apa saja jenis-jenis hipotesis?
3. Apa bentuk-bentuk hipotesis?
4. Bagaimana karakteristik hipotesis yang baik?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada makalah metode penelitian pendidikan tentang
pengertian hipotesis dan jenis-jenis hipotesis yaitu:
1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan hipotesis.
2. Untuk mengetahui dan memahami apa saja jenis-jenis hipotesis.
3. Untuk mengetahui dan memahami apa saja jenis-jenis hipotesis.
4. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik hipotesis yang baik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hipotesis


Hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu “hypo” yang artinya “di
bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis adalah suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui buktu yang terkumpul (Arikunto, 2013:110).
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empirik dengan data (Sugiyono, 2017).

Adapun definisi hipotesis menurut para ahli, yaitu:


1. Menurut sekaran (2005), mendefinisikan hipotesis sebagai hubungan yang
diperkirankan secara logis di antara dua atau lebih variable yang diungkap
dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis merupakan jawaban
sementara atas pertanyaan penelitian. Dalam hal ini hipotesis sangat
berkaitan dengan perumusan masalah, karena perumusan masalah
merupakan pertanyaan penelitian yang harus dijawab pada hipotesis, dan
dalam menjawab rumusan masalah dalam hipotesis haruslah berdasar pada
teori dan empiris.
2. Menurut Atmadilaga (1994), penyusunan hipotesis berupa logika berpikir
deduktif dalam rangka mengambil kesimpulan khusus (hipotesis) dari
kesimpulan umum berupa premis-premis. Adapun kebenaran logika
deduktif menganut asas koherensi. Artinya, mengingat bahwa premis-
premis itu merupakan sumber informasi yang tidak perlu diuji lagi
kebenaran ilmiahnya, maka dengan sendirinya hipotesis sebagai
kesimpulan dari premis-premis itu mempunyai kepastian kebenaran pula.

3
3. Yatim Riyanto (1996: 13), menyetakan bahwa hipotesis merupakan jawaban yang
sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian.
Hipotesis belum tentu benar. Benar atau tidaknya suatu hipotesis tergantung
pengujian dari dara empiris.

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap


permasalahan sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Apabila peneliti
telah mendalami permasalahan penelitian dengan seksama dan menetapkan
anggapan dasar maka ia perlu menguji, ini disebut hipotesis.

Menurut Nazir (2003) secara garis besar, kegunaan hipotesis adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja
penelitian.
2. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta yang
kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai
tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting yang menyeluruh.
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta.

2.2 Jenis-Jenis Hipotesis


Menurut Arikunto (2013, 112-113) pada umumnya hipotesisi
dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua variabel. Namun demikian,
ada hipotesis yang menggambarkan perbandingan satu variabel dari dua
sampel, misalnya membandingkan perasaan takut antara penduduk tepi pantai
dan pegunungan terhadap gelombang laut.
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya
dalam penelitian. Oleh karena itulah maka dari penilitian dituntut
kemampuannya untuk dapat merumuskan hipotesis ini dengan jelas. Seorang
ahli bernama Borg yang dibantu temannya Gall (1979;61) mengajukan adanya
persyaratan adanya hipotesis sebagai berikut :
1) Hipotesisi harus dirumuskan dengan jelas

4
2) Hipotesisi harus dengan nyata menunjukan adanya hubungan dua atau
lebih variabel.
3) Hipotesisi harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para
ahli atau hasil penelitian yang relevan.

Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian, yaitu:


1) Hipotesisi kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha.
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel x dan y, atau
adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja:
a. Jika……………..,maka…………….
Contoh: Jika orang banyak makan, maka berat badannya akan naik

b. Ada perbedaan antara…. dan……


Contoh: Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa
dalam cara berpakaian.

2) Hipotesis nol (null hypothesis) disingkat Ho. Hipotesis nol sering juga
disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang
bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol
menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya
pengaruh variabel x terhadap variabel y. Pemberian nama “hipotesis nol”
atau “hipotesis nihil” dapat dipermudah karena tidak ada perbedaan antara
dua variabel. Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel
kedua adalah nol atau nihil.
Rumusan hipotesis nol:
a. Tidak ada perbedaan antara……… dengan………..
Contoh: Tidak perbedaan antara mahasiswa tingkat I dengan
mahasiswa tingkat II dalam disiplin kuliah.

5
2.3 Bentuk-bentuk Hipotesis
Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkaitdengan rumusan
masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk
rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif
(variable mandiri), komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh
karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis
deskriptif, komparatif, dan asosiatif/hubungan.
a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupaakan jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri.

b.Hipotesis Komparatif
Hipotesis komaratif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah komparatif.

c. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif merupakan jawaban sementara terhadap ruumusan
masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel
atau lebih.

2.4 Karakteristik Hipotesis yang Baik


Menurutt Yatim Riyanto (1996: 16) yang mengatakan bahwa,
sebenarnya nilai atau harga suatu hipotesis tidak dapat diukur sebelum
dilakukan pengujian empiris. Namun demikian, bukan berarti dalam
merumuskan hipotesis yang akan diuji dapat dilakukan “semau peneliti”. Ada
beberapa kriteria tertentu yang memberikan ciri hipotesis yang baik.
Karakteristik hipotesis yang baik menurut Sugiyono (2017: 106)
diantaranya:
a. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan
variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan

6
dua variabel atau lebih. (Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak
dirumuskan).
b.Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai
penafsiran.
c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Apabila
peneliti telah mendalami permasalahan penelitian dengan seksama dan
menetapkan anggapan dasar maka ia perlu menguji, ini disebut hipotesis.

b. Jenis-jenis hipotesis:
1. Hipotesis Kerja
2. Hipotesis Nol

c. Bentuk-bentuk Hipotesis
1. Hipotesis Deskriptif
2. Hipotesis Komparatif
3. Hipotesis Asosiatif

Setelah merumuskan hipotesis ada yang disebut dengan pengujian


hipotesis, pengujian hipotesis bertujuan untuk menentukan apakah hipotesis
yang diteliti terbukti kebenarannya atau tidak, atau hipotesisnya diterima
atau tidak.

3.2 Saran
Manusia adalah tempatnya salah dan lupa, oleh karena itu penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna. Karenanya penulis menerima kritikan dan saran yang membangun
untuk kebaikan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Elvinaro Ardianto. 2011. Metodologi Penelitian untuk Publik Relations. Bandung:


Simbiosa Retakama Media.

Juliansyah Noor. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kharisma Putra Utama

Moh, Nazir. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai