Anda di halaman 1dari 25

MINI RISET

BERGAUL YANG BAIK MENURUT


IMAN KRISTIANI
Disusun untuk memnuhi tugas KKNI

Mata Kuliah : Agama Kristen Protestan


Dosen Pengampu : Dr. Sampito Habeahan, S.Th., M.Th.

Disusun oleh
KELOMPOK 4
Cyonita Evi Debora (4202411014)
Emia Seni Bina Br Ginting (4203111003)
Grace Pratisia (4213311020)
Jhony Rizky A. Batubara (4203111060)
Melina N Lumbanbatu (4203311024)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERLI MEDAN
APRIL 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena kasih dan
karunia-Nya yang senantiasa kepada kami sehingga kami dapat menyusun Mini Riset ini
dengan tepat waktu.
Mini riset ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas KKNI mata kuliah Agama
Kristen Protestan yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah yang bersangkutan.
Kami sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Sampito Habeahan,
S.Th., M.Th. yang telah membimbing kami dalam menyusun laporan mini riset ini agar
sesuai dengan kaidah dan ketentuan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam laporan Mini Riset ini masih terdapat
kekurangan dan masih belum sempurna. Oleh sebab itu kami sebagai tim penyusun laporan
Mini Riset yang berjudul “Bergaul yang Baik Menurut Iman Kristiani” ini berharap adanya
kritikan serta saran yang membangun kepada setiap para pembaca demi perbaikan laporan
ini di kemudian hari. Harapan kami sebagai tim penulis, laporan Mini Riset ini dapat
memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan sehingga dapat menambah wawasan
bagi pembaca.
Demikian Mini Riset ini kami persembahkan, kami ucapkan terimakasih.

Medan, April 2022


Riviewer

(Kelompok 4)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................................ 1
C. Batasan Masalah .............................................................................................................. 1
D. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
E. Tujuan Survey ................................................................................................................. 2
F. Manfaat Survey ............................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................... 3
BAB III METODE SURVEY ................................................................................................... 6
A. Jenis Metode Penelitian ................................................................................................... 6
B. Tempat dan Waktu .......................................................................................................... 6
C. Subjek Penelitian ............................................................................................................. 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 7
A. Hasil Survey .................................................................................................................... 7
B. Pembahasan ................................................................................................................... 11
BAB V PENUTUP ................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bergaul dalam penelitian ini lebih diarahkan kepada seni bergaul di kalangan
mahasiswa Kristen atau muda-mudi Kristen. Konsep bergaul dalam iman Kristen
menekankan pada persekutuan anak-anak Tuhan. Sedangkan pergaulan dengan yang tidak
seyakinan harus dipelihara dengan baik akan tetapi harus membuat lebih dekat dengan
Tuhan. Setiap orang ingin dikasihi dan diperhatikan oleh orang lain. Misalnya kalau ia
dikasihi atau diperhatikan pastilah Ia akan merasa senang. Dikasihi dan diperhatikan
merupakan kebutuhan setip manusia. Hubungan seseorang dengan yang lain harus disertai
dengan sifat tolong-menolong. Suatu saat kita mungkin akan bertemu lagi kepada sahabat-
sahabat yang telah menolong, mengasihi dan memberi perhatian kepada kita.
Sahabat merupakan kata yang tidak asing dalam kehidupan manusia. Sudah barang
tentu setiap orang akan membutuhkan dan senantiasa berusaha mendapatkan sahabat
bahkan jika seseorang mendapatkan sahabat yang baru pastilah akan dipelihara
persahabatan itu. Tuhan sudah membuat aturan bagi manusia untuk mendapatkan
persahabatan. Bagi orang Inggris, arti seorang sahabat diungkapkan dalam sebuah pepatah:
a friend in needs a friend indeed, artinya sahabat yang sejati ialah sahabat yang selalu siap
menolong ketika seseorang memerlukannya.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan identifikasi masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi bagaimana pergaulan yang baik menurut iman Kristen
2. Mengidentifikasi bagaimana ciri sahabat sejati
3. Mengidentifikasi sumber alkitab tentang pergaulan

C. Batasan Masalah
Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan, -Maupun
pelebaran pokok masalah agar peneltian tersebut lebih terarah dan memudahkan dalam
pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai. Beberapa batasan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pergaulan yang baik menurut iman kristen
2. Sahabat yang sejati

D. Rumusan Masalah
1. Apa saja pola-pola pergaulan?
2. Bagaimanakah pergaulan yang baik menurut iman Kristen?
3. Bagaimanakah ciri persahabatan yang baik?
4. Bagaimanakah prinsip sebagai sahabat yang sejati?
5. Apa sajakah sumber alkitab tentang pergaulan?

E. Tujuan Survey
1. Untuk dapat mengidentifikasi pola-pola pergaulan.
2. Untuk dapat mengidentifikasi bagaimana pergaulan yang baik menurut iman Kristen.
3. Untuk dapat mengidentifikasi bagaimana ciri persahabatan yang baik.
4. Untuk dapat mengidentifikasi bagaiamana prinsip sebagai sahabat yang sejati.
5. Untuk dapat mengidentifikasi sumber alkitab tentang pergaulan.

F. Manfaat Survey
1. Memperoleh fakta dari mahasiswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman tentang pergaulan
2. Memperoleh fakta dari mahasiswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman tentang Tuhan sebagai sahabat sejati
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pergaulan sebagai Kebutuhan
Manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain, oleh karena itulah manusia harus saling
berkomunikasi. Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang satu sama lain harus
berinteraksi dengan individu-individu. Untuk mencapai maksud tersebut tentulah harus
bergaul atau berinteraksi dengan orang lain. Dalam perkembangan manusia pola bergaul
beraneka ragam karena perubahan-perubahan pola pergaulan anak-anak berbeda setelah
memasuki remaja. Pola pergaulan remaja akan berubah apabila sudah menjadi pemuda.
Dan pola pergaulan seorang seorang anak berubah pula setelah menginjak pada masa
dewasa. Pola pergaulan seseorang ada lima jenis. Pertama, dimensi persamaan. Kedua,
dimensi timbal-balik. Ketiga, dimensi kecocokan. Keempat, dimensi model.

B. Sahabat yang Sejati


Mengerti dan dapat menerima keberadaan seseorang itulah yang disebut dengan sahabat
yang sejati. Sahabat sejati juga rela berkorban tanpa pamrih. Seperti apa yang telah
dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada manusia. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
ini sehingga Ia telah mengaruniakan anaknya yang tunggal supaya setiap manusia yang
percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Jika seseorang dapat
membangun persahabatan orang lain itu adalah anugerah. Prinsip sebagai sahabat yang
sejati ada empat hal: menunjukkan kepedulian yang tulus kepada sahabat, ketulusan dalam
memberi yang artinya tidak ada balas jasa atau pamrih, tidak menuntut kesempurnaan dari
sahabatnya dan harus memperluas jaringan atau pergaulan.

C. Siapa Sahabat yang Sejati


Ada empat ciri-ciri persahabatan yang baik persahabatan yang baik tidak mementingkan
diri sendiri. Amsal 17:17 mengatakan bahwa seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu.
Seorang sahabat yang berkata, "Aku mengasihimu jika ... " atau "Aku mengasihimu bila
..." bukan sahabat yang dilukiskan oleh Alkitab. Sahabat sejati akan berkata, aku
mengasihimu setiap waktu. Persahabatan sejati yang bersifat teguh. Para sahabat sejati
bersedia berkorban. Persahabatan sejati bersifat menyucikan. Persahabatan sejati membuat
hidup orang Kristen lebih maju, mempertajam kecerdasan membuat kita lebih giat lagi.

D. Sumber Alkitab tentang Pergaulan


a. 1 Korintus 5 : 9-11
b. Amsal 18 : 24
c. 1 Korintus 10 : 23
d. Kolose 3 : 23
e. 1 Korintus 10 : 31
f. Mazmur 1 : 1-6
g. Amsal 17:17

E. Pergaulan Muda-Mudi
Setiap manusia tenggelam menginginkan untuk diterima dan dihargai oleh orang lain.
Seseorang menjadi pribadi yang menarik jika seseorang memiliki pola pikir yang positif,
memiliki karakter yang baik secara konsisten dia bergaul. Faktor-faktor di atas boleh
dimiliki jika mau melatih diri menjadi orang yang menarik dan menyenangkan.
Untuk meningkatkan seni bergaul tanpa seseorang harus bisa menyelesaikan konflik. Seni
bergaul adalah bagaimana cara seseorang agar disenangi oleh orang lain. Untuk
meningkatkan seni bergaul beberapa hal yang harus diperhatikan : keterbukaan diri,
melihat seseorang sebagaimana Tuhan memandangnya, mengenal individu-individu yang
lain memiliki ciri khas, membangun persahabatan, memahami mengapa seseorang
bertindak demikian, menghindari sikap yang kurang menyenangkan seseorang, berbuat apa
yang diinginkan oleh orang lain berada, setiap orang mendambakan pujian, hindari
pembantahan, jangan merusak kesenangan orang lain, bersahabat dengan pemuda-pemudi
yang akan membawa anda ke hidup yang baik dan pupuklah rasa humor.
Bagaimana seharusnya untuk mendapatkan sahabat dengan mudah? Pertama.
Memusatkan perhatian Anda pada orang lain. Kedua. Menghargai orang lain. Ketiga.
Mengubah cara berpikir tentang orang lain. Keempat. Mencari orang yang terlantar dan
sedih.
Firman Tuhan mengatakan dalam kitab Injil: tetapi aku berkata kepadamu: kasihilah
musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu (Matius 5 ayat 44). Dalam
ayat ini dua hal yang harus diperhatikan yaitu mengasihi musuh dan mendoakan para
lawan-lawan kita. Berikut ini beberapa hal praktis yang dapat menolong agar dapat
bersama dengan seteru: Pertama. Pusatkan perhatian anda pada bagaimana Anda dapat
menolong mereka. Kedua. Daftarkanlah kebaikan-kebaikan yang Anda lihat dari orang
yang kurang menyenangkan hati Anda.
Membangun persahabatan semua orang merupakan salah satu ciri-ciri orang Kristen
yang sejati. Bukan saja yang sumber daya dan satu keyakinan dengan kita yang kita gauli.
Lintas budaya dan lintas agama harus dibangun persahabatan.
BAB III
MATODE SURVEY
A. Jenis Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada mini riset ini yaitu metode deskriptif
kuantitatif. Metode penelitian deskriptif kuantitatif ini bertujuan menggambarkan secara
fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat, kemudian data dikumpulkan dan
diolah menggunakan model-model yang bersifat sistematis.
B. Tempat dan Waktu
Dikarenakan Pandemi Covid-19 yang membuat pembelajaran diadakan dari rumah,
penelitian ini dilaksanakan secara daring melalui instrument google form dan Whatsapp
yang disebarkan mulai tanggal 10 April 2022 s.d tanggal 13 April 2022.
C. Subjek Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa SMP sebanyak 15 siswa. Menurut Sugiyono (2007:116) “sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan
menurut Arikunto (2006:116) “Penentuan pengambilan sample sebagai berikut : Apabila
kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55% atau
lebih tergantung sedikit banyaknya dari: 1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu,
tenaga dan dana. 2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek . 3) Besar
kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Pemilihan sampel dilakukan secara representative dimana sampel diambil dari
mahasiswa yang bersedia mengisi dan menjawab instrument angket yang peneliti
sebarkan melalui media sosial.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Survey
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrument berupa angket yang
diberkan kepada para mahasiswa sebagai responden penelitian, Adapaun hasil
temuannya adalah sebagai berikut:

Pertanyaan 1: Apakah Anda adalah seseorang yang suka bergaul?


Sebanyak 66,7% mahasiswa yang menjadi subjek penelitian ini menjawab YA
dan sebanyak 33,3% mahasiswa menjawab TIDAK. Artinya sebagian besar
mahasiswa lebih suka bergaul atau dapat dikatakan ekstrovert.

Pertanyaan 2: Apakah Anda juga berteman dengan seseorang yang berbeda


agama atau suku?
Pada pertanyaan kedua ini, seluruh mahasiswa menjawab YA, artinya seluruh
mahasiswa yang menjadi subjek penelitian ini memiliki sikap toleransi antaragama
atau antarsuku. Mereka tidak membedakan teman sepergaulannya berdasarkan agama
ataupun suku. Membangun pertemanan dengan semua orang merupakan salah satu
ciri orang Kristen yang baik.

Pertanyaan 3: Selama Anda berteman, apakah Anda pernah merasakan


ketidaknyamanan?
Pada pertanyaan ketiga ini, sebagian besar mahasiswa menjawab YA. Hal ini
dapat dilihat dari gambar diagram yang menunjukkan presentase mahasiswa yang
menjawab YA sebanyak 66,7%. Terdapat banyak penyebab ketidaknyamanan
seseorang dalam bergaul.

Pertanyaan 4: Menurut Anda apa yang membuat seseorang dijauhi oleh teman-
temannya?
Berdasarkan jawaban responden, terdapat beberapa alasan yang dapat membuat
seseorang dijauhi oleh teman-temannya. Berikut adalah alasan tersebut :
1. Sikap apatis
2. Egois
3. Tidak Sefrekuensi
4. Suka membanding-bandingkan
5. Bau badan

Pertanyaan 5 : Menurut Anda apa yang membuat seseorang disukai oleh teman-
temannya?
Berdasarkan jawaban responden, terdapat beberapa alasan yang dapat membuat
seseorang dijauhi oleh teman-temannya. Berikut adalah alasan tersebut :
1. mengahargai satu sama lain
2. goodlooking
3. Perilakunya yang baik dan cara berbicaranya yang friendly
4. Sikapnya yang ramah, tidak egois,
5. berteman dengan tanpa memandang latar belakang.

Pertanyaan 6 : Pola pergaulan seseorang ada lima jenis. Pola pergaulan apa
yang Anda miliki?
Berdasarkan jawaban responden, sebagian besar mahasiswa menjawab bahwa
mereka memiliki pola pergaulan dengan dimensi timbal-balik, yaitu sebanyak 88,9%.
Sementara 11,1% memiliki pola pergaulan dimensi persamaan. Terdapat 11,1% yang
memiliki pola pergaulan dimensi kecocokan. Dan terdapat 11,1% yang memiliki pola
pergaulan dimensi model. Terdapat beberapa mahasiswa yang menjawab lebih dari
satu pola pergaulan.

Pertanyaan 7 : Apakah Anda memiliki sahabat?


Terdapat 88,9% mahasiswa yang menjawab YA, artinya sebagian besar
mahasiswa memiliki sahabat.

Pertanyaan 8 : Apakah Anda dan sahabat Anda tetap memiliki komunikasi yang
baik meskipun dalam jarak yang cukup jauh?
Terdapat 66,7% menjawab YA. Sementara terdapat 33,3% menjawab TIDAK.
Artinya sebagian besar mahasiswa memiliki komunikasi yang baik denga sahabat
mereka meskipun dalam jarak yang jauh.

Pertanyaan 9 : Apa yang membedakan sahabat Anda dengan teman-teman Anda


yang lain?
Berikut adalah hal yang membedakan sahabat para mahasiswa dengan teman biasa
menurut pendapat pribadi mereka masing-masing:
1. Sahabat selalu ada saat dalam suasana sedih dan senang
2. Lebih sering bercerita dan berkumpul
3. Sahabat saya orangnya receh
4. Mau berbagi susah dan senang, mereka juga menghargai keputusan yang saya
berikan, mereka mendorong saya untuk tetap maju, mereka ingat hal hal kecil
yang pernah dijalani bersama, seperti ulang tahun. Mereka rela ikut video call
di tengah malam untuk merayakan ulang tahunku.
5. Sahabat saya bisa menghargai apa yg saya sampaikan ataupun pendapat yg
saya kasih ke dia
6. mungkin beda waktu, kalau sama sahabat ya lebih sering, kalau sama teman
kadang-kadang

Pertanyaan 10: Dalam bergaul apakah sahabat Anda memiliki sikap yang
terbuka?
Terdapat 77,8% mahasiswa yang menjawab YA. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam persahabatan masih ada yang belum terbuka terhadap sahabatnya.

Pertanyaan 11 : Menurut Anda mengapa sahabat Anda tidak terbuka terhadap


Anda?
Berikut adalah alasan mengapa dalam bersahabat masih ada yang tidak terbuka
terhadap sahabatnya:
1. Tidak ingin menyusahkan kita
2. Masalah yang sangat sensitif untuk personalnya
3. Tidak tahu

Pertanyaan 12 : Sebagai seorang sahabat, apakah Anda pernah berkorban untuk


sahabat Anda?
Pada pernyataan ini, diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab
SERING, yaitu sebesar 77,8%. Sementara responden lainnya menjawab JARANG
dan bahkan TIDAK PERNAH.

Pertanyaan 13 : Sebagai seorang Kristiani, apakah Anda menganggap Tuhan


sebagai sahabat sejati? Apabila Ya, pengalaman apa yang membuat Anda percaya
bahwa Tuhan adalah sahabat yang sejati? Dan apabila tidak, jelaskan alasannya.
Berikut adalah jawaban responden :
Yaa, karena Tuhan masih ada saat ini di keadaan saya susah, dan senang, masih
memaafkan kesalahan yang saya lakukan dan tetap setia menemani saya
Ya, karena setiap masalah yang kuhadapi pasti berdoa meminta bantuan pada
Tuhan. Dan masalah pun terselesaikan.
Ya, Karena defenisi sahabat sejati sendiri bagi saya adalah orang yang tidak
pernah meninggalkan kita sekalipun dunia sudah meninggalkan kita, dan Dia adalah
Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada dalam setiap fase kehidupan yang saya jalani
Ya, saya dapat merasakan bahwa Tuhan adalah sahabat sejati, disaat saya merasa
kesepian dan saya berdoa, saya dapat merasakan Tuhan berada dalam hati saya yang
membuat saya lebih tenang dan aman. Saat saya sedang sakit, Tuhan juga menjaga
saya, dan akhirnya saya pulih, Tuhan masih memberikan saya kesempatan untuk tetap
hidup, begitu juga dengan segala pencapaian yang saya dapatkan di sekolah.
Ya. Karena setiap saya memiliki persoalan-persoalan, masalah-masalah yg saya
hadapi Tuhan ada bersama saya membuat saya tidak menyerah begiti saja. Dan
seketika saya tidak mempunyai teman, di munafiki oleh teman sepelayanan saya.
Saya gk akan prnh terpuruk karena teman sejati saya yang benar" mau menemani saya
dalam suka dan duka adalah Tuhan Yesus Kristus
ya, Tuhan adalah sahabat sejati saya karena Tuhan selalu bersama saya disetiap
langkah kehidupan. Jika saya ada masalah, ada kesedihan ataupun kegembiraan,
maka Tuhan adalah yang paling mengerti tentang hal itu.

B. Pembahasan
Pada umumnya, seseorang menginjak masa kuliah di umur 19 tahun keatas. Dalam tahap
ini, seseorang akan berada dalam masa dewasa. Dimana masa dewasa adalah proses
pertumbuhan dan pendewasaaan yang berjalan secara terus-menerus. Akan tetapi proses
pertumbuhan dan pendewasaan berbeda bagi tiap orang, namun masa dewasa biasanya
dapat digolongkan ke dalam tiga masa: dewasa muda, dewasa pertengahan, atau dewasa
tua. Kedewasaan bergantung pada keseluruhan gaya hidup serta kemampuan orang dewasa
itu untuk megatasi dan menyelesaikan semua masalah. Berdasarkan hasil penelitian diatas,
sebagian besar mahasiswa memiliki sikap yang ramah dan dapat beradaptasi dengan
lingkungannya yang baru tetapi dapat berteman dengan teman lama mereka. Mereka tidak
hanya berteman dengan teman seiman atau sebudaya, namun juga yang berbeda keyakinan
atau budaya. Hal ini menunjukkan adanya saling menghargai antarumat beragama. Hal ini
sesuailah dalam Matius 22:39 yang berisi “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu,
ialah: Kasihanilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.
Namun, dalam suatu pertemanan pastilah pernah merasakan ketidaknyamanan. Hal ini
terjadi, saat seseorang melakukan hal yang tidak disukai oleh temannnya. Hal-hal yang
tidak disukai tersebut adalah sikap apatis, egois, tidak sefrekuensi, suka membanding-
bandingkan dan bau badan. Sikap apatis adalah sikap tidak acuh atau tidak peduli, tidak
tertarik, dan tidak memiliki entusiasme terhadap apapun. Egois adalah kecenderungan
untuk memprioritaskan keinginan dan kebutuhan sendiri di atas kebutuhan dan keinginan
orang lain. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan apa yang diamanatkan Firman Tuhan
dimana seseorang harus saling mengasihi sesamanya. Karena setiap orang juga akan
membutuhkan perhatian dari orang lain. Sikap membanding-bandingkan orang lain juga
akan menimbulkan ketidaksenangan orang lain terhadap kita. Hal ini dikarenakan setiap
orang memiliki peran dan keahlian yang berbeda masing-masing. Bau badan juga akan
membuat seseorang dijauhi oleh orang lain. Hal ini dikarenakan adanya ketidaknyamanan
dari bau badan tersebut.
Sebaliknya, hal-hal yang dapat membuat seseorang disukai oleh teman-temannya adalah
sikapnya yang dapat mengahargai satu sama lain, memiliki penampilan yang sesuai
dengan kegiatan yang dilakukan, perilakunya yang baik dan cara berbicaranya yang
santai, sikapnya yang ramah, tidak egois, berteman dengan tanpa memandang latar
belakang. Sikap menghargai adalah jembatan penghubung untuk masuk ke dalam
kehidupan orang lain. Ketika kita menaruh penghargaan kepada orang lain, kita sedang
membantu orang tersebut untuk melihat keberadaannya sebagai pribadi yang berharga di
mata Tuhan. Bahkan tak jarang, orang mengalami titik balik perubahan hidup karena
dirinya merasa dihargai dan dihormati. Alasan mengapa seseorang disukai adalah karena
keramahannya. Sikap ramah adalah pintu masuk untuk menjalin komunikasi dengan
orang lain. Orang yang ramah akan disenangi banyak orang.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden yang merupakan mahasiswa
memberikan jawaban bahwa pola pergaulan yang dimilikinya adalah pola pergaulan
dimensi timbal-balik. Dimana seseorang akan mencari teman yang bisa saling mengerti,
saling percaya, saling tolong-menolong, saling mengakui keunggulan dan saling
memaklumi kelemahan masing-masing.
Berdasarkan hasil penelitian, lebih dari setengah responden menjawab bahwa mereka
memiliki sahabat. Menurut mereka, hal yang membedakan sahabat dan teman biasa adalah
Sahabat selalu ada saat dalam suasana sedih dan senang, mau berbagi susah dan senang,
receh, mereka juga menghargai keputusan yang saya berikan, mereka mendorong saya
untuk tetap maju, mereka ingat hal hal kecil yang pernah dijalani bersama, seperti ulang
tahun.
Namun, meskipun sedang menjalin persahabatan, tidak berarti mereka
memberitahukan seluruh hal-hal yang berbau privasi kepada sahabatnya. Menurut
responden, hal ini terjadi karena mereka tidak ingin menyusahkan sahabatnya atau
masalah tersebut sangat sensitif untuk pribadinya.
Untuk pertanyaan selanjutnya adalah pernahkah responden berkorban untuk
sahabatnya. Sebagian besar responden menjawab sering. Hal ini menunjukkan bahwa
responden merupakan sahabat yang sejati yang ingin berkorban untuk sahabatnya, baik
dari segi waktu, uang dan lain sebagainya.
Sebagai seorang Kristiani, seluruh responden menjawab bahwa Tuhan sebagai sahabat
sejati. Responden menyatakan bahwa Tuhan selalu ada disaat suka dan duka. Bahkan saat
kita merasa dibenci oleh dunia, tetap masih ada Tuhan yang selalu peduli terhadap kita.
Untuk tetap dapat menjalin komunikasi terhadap Tuhan, kita hanya perlu berdoa. Berdoa
adalah kunci persahabatan dengan Tuhan. Persahabatan dengan Tuhan akan bersifat
teguh menyucikan, dan dapat membuat orang Kristen lebih maju.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep bergaul dalam iman Kristen menekankan pada persekutuan anak-anak Tuhan.
Sedangkan pergaulan dengan yang tidak seyakinan harus dipelihara dengan baik akan
tetapi harus membuat lebih dekat dengan Tuhan. Dalam bergaul dengan orang lain, kita
harus saling menghargai dan tidak egois agar teman-teman kita merasa nyaman dengan
kita. Menurut Alkitab kita harus mengasihi sesama umat manusia. Terdapat ciri-ciri
persahabatan yang baik, yaitu tidak mementingkan diri sendiri, bersifat menyucikan,
bersifat teguh, serta membuat hidup lebih maju dalam Tuhan.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan yaitu ada baiknya jika para mahasiswa bergaul
dengan orang-orang yang memberikan dampak positif kepada dirinya, terutama yang dapat
membuat dirinya berkembang dalam Tuhan layaknya sebagai orang Kristen yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Habeahan, Sampitmo (Eds). (2020). Pendidikan Agama Kristen. Medan: CV. Partama
Mitra Sari.
hellosehat.com. 23 Februari 2021. Mengenali Ciri-ciri Sikap Apatis dan Cara Mengatasi
yang Tepat. Diakses pada 13 April 2022 dari alamat
https://hellosehat.com/mental/mental-
lainnya/apatis/#:~:text=Sikap%20apatis%20adalah%20sikap%20tidak%20acuh%2
0atau%20tidak,lebih%20%E2%80%98akrab%E2%80%99%20dengan%20remaja%
20dan%20orang%20lanjut%20usia.

hellosehat.com. 23 Februari 2021. Mengenal Sifat Egois dan Ciri-Ciri yang Dapat Timbul.
Diakses pada 13 April 2022 dari alamat https://hellosehat.com/mental/mental-
lainnya/egoisme/#:~:text=Egois%20adalah%20kecenderungan%20untuk%20memp
rioritaskan%20keinginan%20dan%20kebutuhan,dari%20paham%20egoisme%20ya
ng%20dikenalkan%20di%20dalam%20
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai