Anda di halaman 1dari 36

MODUL MATEMATIKA PEMINATAN

MATERI : VEKTOR
KELAS/SEMESTER : X IPA/DUA

OLEH:

HAYATI

SMA NEGERI 1 BALIKPAPAN


2020
1
Kata Pengantar

Modul pembelajaran ini dirancang untuk membimbing peserta didik SMA dalam memahami
kompetensi konsep eksponen melalui penerapan belajar tuntas.
Pada permulaan tahun 1975, penduduk dunia diperkirakan sebanyak 4 milyar, menjelang tahun
2000 penduduk dunia akan mencapai 6,6 milyar. Bagaimana orang dapat meramalkannya?
Ternyata pertumbuhan penduduk dapat dinyatakan sebagai fungsi dari waktu, yang dapat
dimodelkan secara metematika mengikuti aturan vektor
Vektor telah dikenal sejak SMP dan ketika dikelas 1 SMA materi awal yang dipelajari adalah
materi aljabar linear (vektor). Dalam pembahasan modul ini, akan dikaji lebih dalam tentang .
Ekspresi Vektor, Operasi Aijabar Vektor, Rumus Jarak, Perbandingan, Perkalian Skalar,
Proyeksi, dan Perkalian Silang Vektor, Pembagian dalam Bentuk Koordinat.

Guru Mata paelajaran

(………………..)

2
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................................. 1
Daftar Isi............................................................................................................................ 2
Peta Konsep ....................................................................................................................... 3
Glosarium .......................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
A. DISKRIPSI .............................................................................................................. 5
B. MATERI PRASYARAT …………………………………………………………. 5
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ................................................................. 6
D. KOMPETENSI DASAR........................................................................................... 7
E. INDIKATOR PENCAPAIAN .................................................................................. 7
BAB II PEMBELAJARAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN .................................................................................. 8
B. ILUSTRASI .............................................................................................................. 8
KEGIATAN BELAJAR 1 ................................................................................................. 9
1. PENGERTIAN VEKTOR ........................................................................................ 9
2. VEKTOR DI RUANG DIMENSI DUA.................................................................... 12
3. VEKTOR DI RUANG DIMENSI TIGA ................................................................. 13
4. PANJANG VEKTOR .............................................................................................. 14
RANGKUMAN ............................................................................................................... 15.
LATIHAN………………………………………………………………………………. 17
TINGKAT PENGUASAAN……………………………………………………………. 18

3
Peta Konsep

VEKTOR

RUANG
RUANG DIMENSI
DIMENSI DUA TIGA

PENGERTIAN
VEKTOR

PANJANG VEKTOR

OPERASI VEKTOR

4
Glosarium

• Vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah.

• Notasi Vektor PQdapat dituliskan a atau a

• Kesamaan Dua Vektor jika AB # CDdibaca : ruas garis AB sama (panjang) dan sejajar
ruas garis CD maka AB =CD.

• Jika titik P adalah sebuah titik pada bidang datar, vektor OP = p disebut vektor posisi
dari titik P.

• Vektor satuan adalah vektor yang panjangnya satu satuan.

• Hasil kali bilangan real k dengan vektor a adalah suatu vektor yang panjangnya │k│ kali
panjang vektor a dan arahnya adalah
a. sama dengan arah vektor a jika k> 0
b. berlawanan dengan arah vektor a jika k < 0
c. sama dengan nol jika k = 0

• Jarak antara titik A(x1 + y1 + z1) dan B(x2 + y2 + z2) pada R3 sama dengan panjang vektor
AB yaitu
│ AB │

5
BAB I PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Modul vektor terdiri atas 4 bagian proses pembelajaran sesuai dengan subkompetensinya yaitu :
1. Ekspresi vektor, sebagai kegiatan belajar 1 akan membahas tentang : pengertian
vektor,kesamaan dua vektor, vektor nol, vekktor posisi, vektor satuan, vektor dalam ruang ,
vektor basis,panjang suatu vektor.
2. Operasi aljabar vektor, sebagai kegiatan belajar 2 akan membahas tentang penjumlahan
vektor, pengurangan vektor, hasil kali bilangan dengan vektor.
3. Rumus jarak, perbandingan, perkalian skalar, proyeksi, dan perkalian silang vektor, sebagai
kegiatan belajar 3 akan membahas tentang rumus jarak, rumus pembagian.
4. Pembagian dalam bentuk koordinat, sebagai kegiatan belajar 4 akan membahas tentang hasil
kali skalar dua vektor, bentuk komponen perkalian skalar, besar sudut antara dua vektor, sifat
–sifat perkalian skalar, proyeksi ortogonal suatu vektor pada vektor lain, perkalian silang dua
vektor.

B. PRASYARAT
Kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk mempelajari modul ini adalah :
Memahami bentuk dan ciri matriks
Memahami invers matrik
Terampil dalam operasi hitung bilangan real

6
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

a. Penjelasan Bagi Peserta Didik

1. Bacalah modul ini dengan seksama mulai dari kata pengantar sampai dengan cek
kemampuan, kemudian pahami benar seluruh informasi yang termuat di dalamnya.
2. Setelah Anda mengisi cek kemampuan, pastikan apakah Anda termasuk kategori orang yang
masih harus mempelajari modul ini atau orang yang tidak lagi mempelajarinya karena sudah
menguasainya.
3. Laksanakan semua tugas-tugas yang terdapat di dalam modul ini agar kompetensi Anda
berkembang dengan baik.
4. Setiap mempelajari satu sub kompetensi, Anda harus mulai dari menguasai
pengertianpengertian dalam uraian materi, melaksanakan tugas-tugas danmengerjakan lembar
latihan.
5. Dalam mengerjakan lembar latihan, Anda tidak diperkenankan melihat kunci jawaban terlebih
dahulu, sebelum Anda menyelesaikan lembar latihan.
6. Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban, hitung nilai yang Anda peroleh. Kemudian
kerjakan saran-saran sesuai dengan hasil latihan Anda.

b. Peranan Guru

1. membantu siswa dalam merencanakan proses belajar.


2. menegaskan kembali tentang tujuan akhir yang harus dicapai setelah mempelajari modul ini.
3. membantu peserta didik dalam menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
diperlukan untuk belajar.
4. melaksanakan penilaian serta mencatat pencapaian kemajuan peserta didik
5. menjelaskan kepada peserta didik mengenai bagian yang perlu untuk dibenahi dan
merundingkan rencana pembelajaran selanjutnya.

7
D. Kompetensi Dasar

- Dapat memahami dan menentukan ekspresi vektor dalam pemecahan masalah


- Dapat memahami dan menentukan operasi aljabar vektor dalampemecahan masalah.
- Dapat memahami dan menentukan rumus jarak, perbandingan, perkalian
skalar, proyeksi, dan perkalian silang vektor dalam pemecahan masalah.
- Dapat memahami dan menentukan pembagian dalam bentuk koordinat dalam pemecahan
masalah.

E. Indikator Hasil Belajar :

- Menjelaskan dan menentukan ekspresi vektor


- Menentukan penyelesaian ekspresi vektor
- Menjelaskan dan menentukan operasi aljabar vektor
- Menentukan penyelesaian operasi aljabar vektor
- Menjelaskan dan menentukan rumus jarak, perbandingan, perkalian
skalar, proyeksi, dan perkalian silang vektor
- Menentukan penyelesaian rumus jarak, perbandingan, perkalian skalar,
proyeksi, dan perkalian silang vektor.
- Menjelaskan dan menentukan pembagian dalam bentuk koordinat
- Menentukan penyelesaian pembagian dalam bentuk koordinat.

8
BAB II PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan pengertian vektor, operasi vektor, panjang vektor, sudut


antar vektor dalam ruang berdimensi dua (bidang) dan berdimensi tiga.

2. Memecahkan masalah kehidupan nyata menggunakan konsep vektor

B. ILUSTRASI

Sumber: http://images.encarta.msn.com

PePernahkah kalian melihat lembing yang meluncur di udara saat dilempar


oleh atlet lempar lembing? Lembing tersebut meluncur dengan kecepatan
dan arah tertentu sesuai dengan keinginan sang atlet. Dalam matematika,
lembing yang meluncur ini mewakili sebuah vektor, yaitu suatu besaran yang
memiliki besar dan arah. Agar kalian lebih memahami tentang vektor ini,
pelajarilah materI berikut

Apakah
Vektor itu ?

9
KEGIATAN BELAJAR 1

1. PENGERTIAN VEKTOR

Untuk memahami tentang vektor, lakukanlah kegiatan berikut.

Aktivitas Kelompok
1. Gambarlah sebuah ruas garis pada selembar kertas!
2. Berilah tanda panah pada ujung ruas garis tersebut!
3. Sebut titik pangkal ruas garis sebagai titik P dan titik ujungnya sebagai
titik Q.
4. Ukurlah panjang ruas garis dengan menggunakan penggaris!
5. Diskusikan dengan teman sekelompokmu!
6. Apa yang dapat disimpulkan dari aktivitas ini? Kemukakan hasil kegiatan
ini di depan kelas!

Ruas garis berarah yang kalian gambar pada kegiatan ini mewakili sebuah vektor.
Panjang garis yang diukur menggunakan penggaris menunjukkan panjang vektor tersebut.
Karena titik pangkal A dan titik ujung B, maka vektor disebut sebagai vektor 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ . Panjang vektor𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗
ini dilambangkan dengan |𝐴𝐵⃗⃗⃗⃗⃗ |. Selain cara di atas, sebuah vektor dapat pula ditulis menggunakan
• huruf kecil yang dicetak tebal. Seperti a, b, c, dan sebagainya.
B

⃗⃗⃗⃗⃗ di atas dapat ditulis sebagai vektor a.


Misalnya, vektor𝐴𝐵
• huruf kecil yang di atas huruf itu dibubuhi tanda panah. Seperti 𝑎,
⃗⃗⃗ 𝑏⃗ dan sebagainya.

B
⃗⃗⃗
𝑎

10
Penulisan vektor dengan menggunakan lambang panah di atas lebih sering digunakan.
Karena menggunakan tulisan tangan, vektor yang dibubuhi tanda panah lebih mudah dituliskan
daripada yang dicetak tebal. Kalian bebas memilih cara penulisan vektor tersebut

Rangkuman

1. Vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah


2. Besar vektor artinya panjang vektor
3. Arah vektor artinya sudut yang dibentuk dengan sumbu X positif
4. Vektor disajikan dalam bentuk ruas garis berarah

B
u

ditulis vektor AB atau u


A disebut titik pangkal
B disebut titik ujung
5. Notasi Penulisan Vektor
a. Bentuk vektor kolom:

 3
u =  
 4
b. Bentuk vektor baris:

AB = (3, 4)

11
c. Vektor ditulis dengan notasi i, j dan k
a = 3i + 4j

2. VEKTOR DI RUANG DIMENSI DUA


(R2)

Vektor di R2 adalah vektor yang terletak di satu bidang atau Vektor yang hanya
mempunyai dua komponen yaitu x dan y.

VEKTOR DI R2
Y OP + PA = OA
•A(x,y)
y•Q OP + OQ = OA

a OP = xi; OQ= yj
j
x X Jadi
O i P OA =xi + yj
i vektor satuan searah
sumbu X atau
j vektor satuan searah a = xi + yj
sumbu Y

12
3. VEKTOR DI RUANG DIMENSI TIGA (R3)

Vektor di R3 adalah Vektor yang terletak di ruang dimensi tiga atau Vektor yang
mempunyai tiga komponen yaitu x, y dan z.

Misalkan koordinat titik T di R3


adalah (x, y, z) maka OP = xi;
OQ = yj dan OS = zk
Z
•S
zk •T(x,y,z)

yj
xi
O •Q Y
•P
X

VEKTOR POSISI

Vektor posisi adalah Vektor yang titik pangkalnya O(0,0)

Y B(2,4) Contoh:
b Vektor posisi
A(4,1) titik A(4,1) adalah
a
 4
O X OA = a = 
1
 
Vektor posisi titik B(2,4) adalah
OB = b = 2i + 4 j

13
4. Panjang Vektor

Dilambangkan dengan tanda ‘harga mutlak’

a 
Di R2, panjang vektor: a =  
1

a2 
atau a = a1i + a2j
Dapat ditentukan dengan
teorema Pythagoras

a = a1 + a 2
2 2

 x
 
Di R3 , panjang vektor: v =  y 
z
 
atau v = xi + yj + zk
Dapat ditentukan dengan
teorema Pythagoras

v = x 2 + y2 + z 2

Contoh:
 3
1. Panjang vektor: a =  
 4
Adalah a = 3 2
+ 4 2

=5
2. Panjang vektor v = 2i + j – 2k adalah v = 2 + 1 + (−2)
2 2 2

= 4 +1+ 4
=3
14
RANGKUMAN

Perhatikan sebarang titik A(a1,a2) dan titik B(b1,b2) pada koordinat


Cartesius berikut

Gambar 1
Titik A(a1,a2) dan B(b1,b2) pada koordinat Cartesius

Pada bidang Cartesius tersebut, vektor a mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal O(0,0) ke
titik A(a1,a2). Oleh karena itu, vektor a ini dapat kalian tuliskan dalam bentuk pasangan terurut a
= (a1,a2). Adapun vektor b mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal O(0,0) ke titik B(b1,b2).
Vektor b dapat kalian tuliskan sebagai b = (b1,b2). Dengan menggunakan
rumus jarak, kalian dapat menentukan panjang vektor a dan b ini, yaitu:

Panjang vektor a adalah |𝑎 | = √𝑎1 2 + 𝑎2 2

Panjang vektor b adalah |𝑏 | = √𝑏1 2 + 𝑏2 2

Dengan menarik ruas garis dari titik A ke titik B, kalian mendapatkan vektor c. Dengan
menggunakan rumus jarak, vektor c ini dapat di tuliskan sebagai c = (b1 - a1, b2 - a2) sehingga panjang

vektor c adalah |c | = √(𝑏1 − 𝑎1 )2 + (𝑏2 − 𝑎2 )2 .

15
Jika arah vektor c dibalik, maka akan didapat vektor -c, yaitu sebuah vektor yang panjangnya sama
dengan panjang vektor c dengan arah berlawanan. Vektor ini disebut vektor invers dari vektor c. Jika
ditulis dalam bentuk pasangan terurut, vektor –c = (a1 - b1, a2 - b2).

Panjangnya adalah |- c | = √(𝑎1 − 𝑏1 )2 + (𝑎2 − 𝑏2 )2 = √(𝑏1 − 𝑎1 )2 + (𝑏2 − 𝑎2 )2


Untuk setiap vektor a yang bukan vektor nol, dapat ditentukan suatu vektor satuan dari vektor a,
dilambangkan dengan 𝑒̂ . Vektor satuan arahnya searah dengan vektor a dan panjangnya sama
dengan satu satuan.
𝑥 𝑎
Jika vektor a = ( 𝑦), maka vektor satuan dari a dirumuskan dengan:𝑒̂ = | |.
|𝑎|

Vektor-vektor satuan 𝑖̂ dan 𝑗̂ dapat dinyatakan dengan vektor kolom, yaitu :


1 0
𝑖̂ = ( ) dan 𝑗̂ = ( ).
0 1
Dengan pemahaman yang sama seperti vektor pada bidang (R2), kalian dapat memahami vektor pada
ruang (R3). Misalnya, ambil sebarang titik A(a1, a2, a3) dan B(b1, b2, b3) pada ruang (R3), maka kalian
⃗⃗⃗⃗⃗ dan vektor b yang mewakili vektor 𝑂𝐵
dapat menuliskan vektor a yang mewakili vektor 𝑂𝐴 ⃗⃗⃗⃗⃗ dalam

bentuk pasangan terurut sebagai berikut.

a = (a1, a2, a3) dan b = (b1, b2, b3)

Panjang kedua vektor ini masing-masing

|𝑎|= √𝑎1 2 + 𝑎2 2 + 𝑎3 2 dan |𝑏|=√𝑏1 2 + 𝑏2 2 + 𝑏3 2

16
Latihan

1. Gambarkan vektor-vektor berikut pada koordinat Cartesius!


a. p = (4, 7)
b. q = (-2, -2, 0)
c. r = (0, 0, 0)
2. Diketahui segitiga ABC dengan titik-titik sudut A(3, 4, 2), B(6, -3, 5), dan C(2, 5, 6).
a. Gambarlah segitiga tersebut.
b. Tentukanlah vektor a yang mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal A ke titik B dan tentukan
panjang vektor a.
c. Tentukanlah vektor b yang mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal B ke titik C dan tentukan
panjang vektor b. d. Tentukanlah vektor c yang mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal A
ke titik C dan tentukan panjang vektor c.
3. Diketahui vektor u = (1, -3, 2), v = (1, 1, 0), dan w = (2, 2, -4). Tentukanlah:
a. |𝑢 + 𝑣 |
b. |𝑤 | - |𝑢 |
c. |𝑤 − 𝑢 | + |𝑤 | + |𝑢 |
1
d. | |w
𝑤

4. Diketahui vektor u dan v di R2.


a. Jika |𝑢 | = 5, |𝑣 | = 2, dan |u + v | = 19, tentukanlah |u - v |
b. Jika |u | = 3, |v | = 5, dan |u + v | = 7, tentukanlah |u - v |

c. Jika |u | = 4, |v | = 3, dan |u - v | = √37 , tentukanlah |u +v |

Tingkat Penguasaan

Rumus :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Tingkat Penguasaan = 𝑥 100%
15

= 100% 17
x
Saran-saran yang harus Anda lakukan, sesuai dengan tingkat pengusaan yang telah kalian capai
sebagai berikut:
1. > 80 % Bagus! Pertahankan prestasi yang telah kalian capai dan kalian dapat meneruskan
dengan kegiatan belajar 2.
2. 60 – 80 % Kalian masih perlu membaca kembali teks subkomptensi ini dengan lebih seksama,
terutama bagian yang belum anda kuasai.
3. < 60 % Kalian belum belajar bersungguh-sungguh, kalian harus mengejar ketinggalan dan
bertanyalah pada guru mata pelajaran tentang kesulitan kalian.

18
5. Penjumlahan dan Pengurangan pada Vektor

a. Tujuan Kegiatan Belajar 5:

1) Dapat menentukan hasil penjumlahan dua vector di R2

2) Dapat menentukan hasil pengurangan dua vector di R2

3) Dapat menentukan hasil penjumlahan dua vector di R3

4) Dapat menentukan hasil pengurangan dua vector di R3

5) Dapat menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan vector secara grafis

b. Uraian Materi :

Proses penjumlahan dan juga Pengurangan Vektor di R2

Resultan adalah sebutan dari hasil penjumlahan yang dilakukan pada dua vektor atau pun lebih.

Penjumlahan pada vektor ini sendiri juga dapat dilakukan secara aljabar serta juga dapat
dilakukan dengan memakai cara menjumlahkan komponen yang berada di posisi sama atau
seletak.

Apabila:

maka :

19
Maka penjumlahan secara grafis sendiri dapat kita lihat pada contoh gambar yang ada
di bawah ini:

Pada pengurangan vektor ini diberlakukan sama dengan yang ada pada penjumlahan,
antara lain adalah sebagai berikut, lihat pada contoh di bawah ini:

Sifat -sifat di dalam penjumlahan vektor ini sendiri adalah seperti di bawah ini, silahkan
disimak rumusnya:

Penjumlahan dan pengurangan vektor di R3

Penjumlahan dan juga pengurangan vektor di R3 sama dengan yang ada di vektor
R2 yakni:

Maka penjumlahan secara grafis sendiri dapat kita lihat pada contoh gambar yang ada
di bawah ini

20
Jumlah Dua Vektor
* Aturan Segitiga (Poligon)
Vektor a + b adalah vektor yang bertitik pangkal di titik awal a dan berakhir di titik
akhir b yang sudah digeser sehingga titik akhir a berimpit dengan titik pangkal b .

b
a
a+b

Untuk tiga vektor atau lebih

u v v
w

w u

u+v+w

Pada segi enam beraturan ABCDEF yang berpusat di O,


→ → → → → →
(i) AB + BC + CD + DE + EF = AF
→ → → → →
(ii) AB + BC + CD + DO = AO

21
→ → → → →
(iii) AO + OE + ED = AD = 2 AO
→ → →  → →  →
(iv) AB + AF + ED =  AB + AF  + OC
 
→ →
= AO + OC

= AC

* Aturan Jajargenjang
Vektor a + b adalah diagonal jajargenjang yang dibentuk dengan cara memindahkan vektor
sehingga titik pangkanya berimpit dengan titik pangkal vektor a .

a
a+b

b
Sifat-sifat Penjumlahan Vektor
1) Penjumlahan dua vektor a dan b bersifat komutatif
a+b = b+a
2) Penjumlahan tiga vektor a , b , dan c bersifat asosiatif
(a + b) + c = a + (b + c)
3) Ada unsur identitas pada penjumlahan vektor, yaitu vektor nol ( o ) sehingga
a+o = o+a = a
4) Pada penjumlahan vektor, setiap vektor mempunyai lawan (invers penjumlahan) bagi
vektor itu. Lawan dari a adalah − a (dan sebaliknya), sehingga berlaku
a + (−a) = (−a) + a = o

d. Pengurangan atau Selisih Dua Vektor


Definisi
Andaikan diketahui vektor a dan vektor b . Pengurangan atau selisih vektor a dengan
vektor b ditentukan sebagai jumlah vektor a dengan lawan dari vektor b .
a − b = a + (−b)
b
a
−b
−b
a−b

22
LATIHAN

1. Gambarlah jajargenjang ABCD, diagonal AC dan BD berpotongan di E. Jika AB = u (ruas garis

berarah AB mewakili vektor u ) dan AD = v (ruas garis berarah AD mewakili vektor v ).
a. Sebutkan ruas garis berarah yang mewakili :
C
(i) u + v (ii) u − v
D
b. Nyatakan dengan vektor u dan v : E
→ → v
(i) BE (iii) CE B
→ → u
(ii) AE (iv) DE A

c. Sederhanakan dan nyatakan dengan vektor u dan v :


→ → → → →
(i) AB + CD (iii) BC + CE + ED
→ → → → →
(ii) AD + DE (iv) AB + AD − AE

2. Pada titik P bekerja tiga buah gaya, seperti pada gambar berikut

b
P
c

Jika a = 3 , b = 2 , dan c = 4 , vektor r = a + b + c , dengan aturan jajargenjang lukis vektor r .

3. Diketahui vektor-vektor berikut

a
c
b

Jika a = 2 cm, b = 1 cm, dan c = 2,5 cm, lukislah vector-vektor berikut dengan aturan segitiga
(polygon).
a. a + b + c
b. a − 3b + 2c
c. − 3a − b + 2c

23
6. Perkalian pada Vektor

a. Tujuan Kegiatan Belajar 5:


Setelah mempelajari uraian materi ini anda diharapkan dapat:
1) Dapat menentukan hasil kali skalar dua vektor,
2) Dapat memahami bentuk komponen perkalian skalar,
3) Dapat mengetahui besar sudut antara dua vektor,
4) Dapat menentukan sifat – sifat perkalian skalar,
5) Dapat memahami proyeksi ortogonal suatu vektor pada vektor lain,
6) Dapat menentukan perkalian silang dua vektor.
b. Uraian Materi :

Perkalian Skalar Dua Vektor (Operasi Dot/Dot Product)

A. Pengertian Perkalian Skalar Dua Vektor


Jika 𝑎 dan 𝑏⃗ adalah dua vektor yang bukan vektor nol, dan 𝜃 adalah sudut diantara 𝑎 dan 𝑏⃗
(0 ≤ 𝜃 ≤ 𝜋), maka perkalian skalar dari 𝑎 dan 𝑏⃗ dinyatakan dengan 𝑎 ∙ 𝑏⃗ (dibaca 𝑎 dot 𝑏⃗).

𝑎 ∙ 𝑏⃗ = |𝑎||𝑏⃗| cos 𝜃

Hasil dari 𝑎 ∙ 𝑏⃗ adalah suatu bilangan (skalar) dan bukan suatu vektor. Berdasarkan definisi di atas,
𝑎 ∙ 𝑏⃗ adalah bilangan nyata yang tandanya ditentukan oleh besarnya 𝜃.
1
1. Jika 0 ≤ 𝜃 ≤ 2 𝜋, maka 𝑎 ∙ 𝑏⃗ > 0

Atau dengan kata lain, jika 𝜃 sudut lancip, maka 𝑎 ∙ 𝑏⃗ bertanda positif.

𝑏⃗

𝜃
𝑎

1
2. Jika 𝜃 = 2 𝜋 = 90° (siku-siku), maka 𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 0

Atau jika 𝑎 tegak lurus 𝑏⃗, maka 𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 0, 𝑎 ⊥ 𝑏⃗ ⇔ 𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 0

𝑏⃗
24

𝑎
1
3. Jika 2 𝜋 < 𝜃 ≤ 𝜋, maka 𝑎 ∙ 𝑏⃗ < 0

Atau jika 𝜃 = sudut tumpul, maka 𝑎 ∙ 𝑏⃗ bertanda negatif.

𝑏⃗
𝜃
𝑎

B. Bentuk Komponen Perkalian Skalar


⃗ adalah vektor-vektor satuan yang saling tegak lurus dan panjangnya satu satuan,
Jika 𝑖, 𝑗, dan 𝑘
maka:
𝑖 ∙ 𝑖 = |𝑖||𝑖| cos 0° = 1
𝑖 ∙ 𝑗 = |𝑖||𝑗| cos 90° = 0
𝑗 ∙ 𝑗 = |𝑗||𝑗| cos 0° = 1
⃗ = |𝑗||𝑘
𝑗∙𝑘 ⃗ | cos 90° = 0

⃗ ∙𝑘
𝑘 ⃗ = |𝑘
⃗ ||𝑘
⃗ | cos 0° = 1

⃗ ∙ 𝑖 = |𝑘
𝑘 ⃗ ||𝑖| cos 90° = 0

Jika 𝑎 = 𝑎1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 + 𝑎3 𝑘⃗ dan 𝑏⃗ = 𝑏1 𝑖 + 𝑏2 𝑗 + 𝑏3 𝑘
⃗ , maka:

𝑎 ∙ 𝑏⃗ = (𝑎1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 + 𝑎3 𝑘
⃗ ) ∙ (𝑏1 𝑖 + 𝑏2 𝑗 + 𝑏3 𝑘
⃗)

𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 𝑎1 𝑖 ∙ 𝑏1 𝑖 + 𝑎1 𝑖 ∙ 𝑏2 𝑗 + 𝑎1 𝑖 ∙ 𝑏3 𝑘
⃗ + 𝑎2 𝑗 ∙ 𝑏1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 ∙ 𝑏2 𝑗 + 𝑎2 𝑗 ∙ 𝑏3 𝑘
⃗ + 𝑎3 𝑘
⃗ ∙ 𝑏1 𝑖 + 𝑎3 𝑘
⃗ ∙
⃗ ∙ 𝑏3 𝑘
𝑏2 𝑗 + 𝑎3 𝑘 ⃗)

𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 𝑎1 𝑏1 (𝑖 ∙ 𝑖) +𝑎1 𝑏2 (𝑖 ∙ 𝑗) + 𝑎1 𝑏3 (𝑖 ∙ 𝑘
⃗ ) + 𝑎2 𝑏1 (𝑗 ∙ 𝑖) + 𝑎2 𝑏2 (𝑗 ∙ 𝑗) + 𝑎2 𝑏3 (𝑗 ∙ 𝑘
⃗)+

⃗ ∙ 𝑖) + 𝑎3 𝑏2 (𝑘
𝑎3 𝑏1 (𝑘 ⃗ ∙ 𝑗) + 𝑎3 𝑏3 (𝑘
⃗ ∙𝑘
⃗)

𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 𝑎1 𝑏1 + 0 + 0 + 0 + 𝑎2 𝑏2 + 0 + 0 + 0 + 𝑎3 𝑏3
𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 𝑎1 𝑏1 +𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3
Jadi,

𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 𝑎1 𝑏1 +𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3

25
Dari A. dan B. dapat disimpulkan bahwa
• Perkalian Skalar Secara Geometri
Jika diketahui 𝑎 dan 𝑏⃗, |𝑎| dan |𝑏⃗|, serta 𝜃 adalah sudut diantara 𝑎 dan 𝑏⃗, maka berlaku rumus

𝑎 ∙ 𝑏⃗ = |𝑎||𝑏⃗| cos 𝜃

perkalian skalar (operasi dot), yaitu:


• Perkalian Skalar Secara Aljabar
Jika diketahui 𝑎 dan 𝑏⃗, dengan komponen-komponen 𝑎 = (𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 ) dan 𝑏⃗ = (𝑏1 , 𝑏2 , 𝑏3 ), maka
berlaku rumus perkalian skalar (operasi dot), yaitu:

𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 𝑎1 𝑏1 +𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3

C. Sifat-sifat Perkalian Skalar Vektor


1. Sifat perkalian skalar vektor satuan (panjang vektor satu satuan)
𝑖∙𝑖=1 𝑖∙𝑗 =𝑗∙𝑖=0
𝑗∙𝑗 =1 ⃗ =𝑘
𝑖∙𝑘 ⃗ ∙𝑖=0
⃗ ∙𝑘
𝑘 ⃗ =1 ⃗ =𝑘
𝑗∙𝑘 ⃗ ∙𝑗=0
2. Sifat perkalian skalar vektor
Sifat komutatif : 𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 𝑏⃗ ∙ 𝑎
Sifat distributif : 𝑎 ∙ (𝑏⃗ ± 𝑐) = (𝑎 ∙ 𝑏⃗) ± (𝑎 ∙ 𝑐 )

(𝑎 ± 𝑏⃗) ∙ 𝑐 = (𝑎 ∙ 𝑐 ) ± (𝑏⃗ ∙ 𝑐 )
⃗ , maka:
3. 𝑎 ∙ 𝑎 = |𝑎|2. Jika 𝑎 = 𝑚𝑖 + 𝑛𝑗 + 𝑝𝑘
2
𝑎 ∙ 𝑎 = (√𝑚2 + 𝑛2 + 𝑝2 ) = 𝑚2 + 𝑛2 + 𝑝2
D. Panjang dari Jumlah atau Selisih Dua Vektor
Diketahui dua vektor 𝑎 dan 𝑏⃗, dengan 𝜃 adalah sudut antara vektor 𝑎 dan 𝑏⃗.
Jika 𝑐 = 𝑎 + 𝑏⃗, maka:
𝑐 ∙ 𝑐 = (𝑎 + 𝑏⃗)(𝑎 + 𝑏⃗)

𝑐 ∙ 𝑐 = 𝑎 ∙ 𝑎 + 𝑏⃗ ∙ 𝑏⃗ + 2𝑎 ∙ 𝑏⃗

26
2
Karena 𝑐 ∙ 𝑐 = |𝑐|2 , 𝑎 ∙ 𝑎 = |𝑎|2, dan 𝑏⃗ ∙ 𝑏⃗ = |𝑏⃗| , persamaan di atas menjadi
2
|𝑐 |2 = |𝑎|2 + |𝑏⃗| + 2𝑎 ∙ 𝑏⃗

Jika disubstitusikan kembali 𝑐 = 𝑎 + 𝑏⃗, maka akan diperoleh


2 2
|𝑎 + 𝑏⃗ | = |𝑎|2 + |𝑏⃗| + 2𝑎 ∙ 𝑏⃗

Karena 𝑎 ∙ 𝑏⃗ = |𝑎||𝑏⃗| cos 𝜃, persamaan di atas dapat pula ditulis menjadi

2 2
|𝑎 + 𝑏⃗| = |𝑎|2 + |𝑏⃗| + 2|𝑎||𝑏⃗| cos 𝜃

Dengan cara yang sama, jika 𝑐 = 𝑎 − 𝑏⃗, maka:


𝑐 ∙ 𝑐 = (𝑎 − 𝑏⃗)(𝑎 − 𝑏⃗)

𝑐 ∙ 𝑐 = 𝑎 ∙ 𝑎 + 𝑏⃗ ∙ 𝑏⃗ − 2𝑎 ∙ 𝑏⃗
2
Karena 𝑐 ∙ 𝑐 = |𝑐|2 , 𝑎 ∙ 𝑎 = |𝑎|2, dan 𝑏⃗ ∙ 𝑏⃗ = |𝑏⃗| , persamaan di atas menjadi
2
|𝑐 |2 = |𝑎|2 + |𝑏⃗| − 2𝑎 ∙ 𝑏⃗

Jika disubstitusikan kembali 𝑐 = 𝑎 − 𝑏⃗, maka akan diperoleh


2 2
|𝑎 − 𝑏⃗ | = |𝑎|2 + |𝑏⃗| − 2𝑎 ∙ 𝑏⃗

Karena 𝑎 ∙ 𝑏⃗ = |𝑎||𝑏⃗| cos 𝜃, persamaan di atas dapat pula ditulis menjadi

2 2
|𝑎 − 𝑏⃗| = |𝑎|2 + |𝑏⃗| − 2|𝑎||𝑏⃗| cos 𝜃

CONTOH
1. Panjang vektor 𝑎 = |𝑎| = 6 satuan, panjang vektor 𝑏⃗ = |𝑏⃗| = 8 satuan, dan sudut yang

dibentuk kedua vektor ∠(𝑎, 𝑏⃗) = 30°. Hitunglah nilai perkalian skalar antara 𝑎 dan 𝑏⃗.
Pembahasan:
Diketahui: |𝑎| = 6 satuan, |𝑏⃗| = 8 satuan, ∠(𝑎, 𝑏⃗) = 30° = 𝜃
Berdasarkan definisi, diperoleh:
𝑎 ∙ 𝑏⃗ = |𝑎||𝑏⃗| cos 𝜃

𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 6 ∙ 8 ∙ cos 30°

27
1
𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 6 ∙ 8 ∙ 2 √3

𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 24√3
Jadi, hasil perkalian skalar antara 𝑎 dan 𝑏⃗ adalah 24√3.
−1 2 1
2. Diketahui vektor 𝑎 = ( 2 ), 𝑏⃗ = ( 0 ), dan 𝑐 = (−3). Tentukan hasil perkalian skalar dari
3 −2 4
vektor-vektor berikut:
a. 𝑎 ∙ 𝑏⃗
b. 𝑏⃗ ∙ 𝑎
c. 𝑎 ∙ 𝑎
d. 𝑎(𝑏⃗ − 𝑐 )
Pembahasan:

a. Menentukan 𝑎 ∙ 𝑏⃗
−1 2

𝑎∙𝑏 =( 2 )∙( 0 )
3 −2
𝑎 ∙ 𝑏⃗ = (−1 ∙ 2) + (2 ∙ 0) + (3 ∙ (−2))

𝑎 ∙ 𝑏⃗ = −2 + 0 − 6
𝑎 ∙ 𝑏⃗ = −8
b. Menentukan 𝑏⃗ ∙ 𝑎
2 −1
⃗𝑏 ∙ 𝑎 = ( 0 ) ∙ ( 2 )
−2 3
𝑏⃗ ∙ 𝑎 = (2 ∙ (−1)) + 0 ∙ 2 + (−2) ∙ 3

𝑏⃗ ∙ 𝑎 = −2 + 0 − 6
𝑏⃗ ∙ 𝑎 = −8
Jadi, 𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 𝑏⃗ ∙ 𝑎 (berlaku sifat komutatif)
c. Menentukan 𝑎 ∙ 𝑎
−1 −1
𝑎∙𝑎 =( 2 )∙( 2 )
3 3
𝑎 ∙ 𝑎 = (−1) ∙ (−1) + 2 ∙ 2 + 3 ∙ 3
28
𝑎∙𝑎 = 1+4+9
𝑎 ∙ 𝑎 = 14
Sedangkan
2
|𝑎|2 = (√(−1)2 + 22 + 32 )
2
|𝑎|2 = (√1 + 4 + 9)
2
|𝑎|2 = (√14)
|𝑎|2 = 14
Jadi, 𝑎 ∙ 𝑎 = |𝑎|2
d. Menentukan 𝑎(𝑏⃗ − 𝑐)
2 1
𝑏⃗ − 𝑐 = ( 0 ) − (−3)
−2 4
2−1
𝑏⃗ − 𝑐 = (0 − (−3))
−2 − 4
1
⃗𝑏 − 𝑐 = ( 3 )
−6
−1 1
𝑎(𝑏⃗ − 𝑐 ) = ( 2 ) ∙ ( 3 )
3 −6
𝑎(𝑏⃗ − 𝑐 ) = (−1) ∙ 1 + 2 ∙ 3 + 3 ∙ (−6)

𝑎(𝑏⃗ − 𝑐 ) = −1 + 6 − 18

𝑎(𝑏⃗ − 𝑐 ) = −13

3. Diketahui |𝑎| = 5, |𝑏⃗| = 3 dan |𝑎 − 𝑏⃗| = 2√6. Apabila 𝑎 dan 𝑏⃗ membentuk sudut lancip
sebesar 𝛼, tentukan nilai sin 𝛼.
Pembahasan:
2 2
|𝑎 − 𝑏⃗| = |𝑎|2 + |𝑏⃗| − 2|𝑎||𝑏⃗| cos 𝛼
2
(2√6) = (5)2 + (3)2 − 2(5)(3) cos 𝛼
24 = 34 − 30 cos 𝛼
30 cos 𝛼 = 10

29
1
cos 𝛼 = 3 , maka
2
sin 𝛼 = 3 √2

4. Diketahui |𝑎| = 3, |𝑏⃗| = 5 dan |𝑎 + 𝑏⃗| = 2√13. Tentukan |𝑎 − 𝑏⃗|.


Pembahasan:
2 2
|𝑎 + 𝑏⃗| = |𝑎|2 + |𝑏⃗| + 2𝑎 ∙ 𝑏⃗
2
(2√13) = (3)2 + (5)2 + 2𝑎 ∙ 𝑏⃗

52 = 9 + 25 + 2𝑎 ∙ 𝑏⃗
2𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 18

2 2
|𝑎 − 𝑏⃗| = |𝑎|2 + |𝑏⃗| − 2𝑎 ∙ 𝑏⃗
2
|𝑎 − 𝑏⃗| = (3)2 + (5)2 − 18
2
|𝑎 − 𝑏⃗| = 16

|𝑎 − 𝑏⃗| = 16
E. Sudut antar Dua Vektor
Pada pembahasan sebelumnya, telah diketahui bahwa:

𝑎 ∙ 𝑏⃗ = |𝑎||𝑏⃗| cos 𝜃

Dengan 𝜃 = ∠(𝑎, 𝑏⃗) dan 𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 𝑎1 𝑏1 +𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3 maka:

𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 𝑎 ∙ 𝑏⃗
⇔ |𝑎||𝑏⃗| cos 𝜃 = 𝑎 ∙ 𝑏⃗

𝑎⃗∙𝑏
⇔ cos 𝜃 = |𝑎⃗||𝑏⃗|
𝑎1 𝑏1 +𝑎2 𝑏2 +𝑎3 𝑏3
⇔ cos 𝜃 = ⃗|
|𝑎⃗||𝑏

𝑎1 𝑏1 +𝑎2 𝑏2 +𝑎3 𝑏3
⇔ cos 𝜃 =
√((𝑎1 )2 +(𝑎2 )2 +(𝑎3 )2 )((𝑏1 )2 +(𝑏2 )2 +(𝑏3 )2 )

30

𝑎⃗∙𝑏 ⃗
𝑎⃗∙𝑏
⇔ 𝜃 = arc cos [|𝑎⃗||𝑏⃗|] = cos−1 [|𝑎⃗||𝑏⃗|]

Sudut antar Dua Vektor



𝑎⃗∙𝑏
1. cos 𝜃 = |𝑎⃗||𝑏⃗|
𝑎1 𝑏1 +𝑎2 𝑏2 +𝑎3 𝑏3
2. cos 𝜃 =
√((𝑎1 )2 +(𝑎2 )2 +(𝑎3 )2 )((𝑏1 )2 +(𝑏2 )2 +(𝑏3 )2 )

𝑎⃗∙𝑏 −1 𝑎⃗∙𝑏 ⃗
3. 𝜃 = arc cos [|𝑎⃗||𝑏⃗|] = cos [|𝑎⃗||𝑏⃗|]

Contoh:
⃗ dan 𝑏⃗ = 2𝑖 + 3𝑗 + 6𝑘
1. Diketahui 𝑎 = 2𝑖 − 2𝑗 + 𝑘 ⃗ . Jika 𝜃 adalah sudut antara 𝑎 dan 𝑏⃗,

hitunglah besar sudut antara 𝑎 dan 𝑏⃗ dan nilai sin 𝜃.


Pembahasan:
|𝑎| = √22 + (−2)2 + 12 = √9 = 3

|𝑏⃗| = √22 + 32 + 62 = √49 = 7

𝑎 ∙ 𝑏⃗ = (2𝑖 − 2𝑗 + 𝑘
⃗ )(2𝑖 + 3𝑗 + 6𝑘
⃗)

𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 2 ∙ 2 + (−2) ∙ 3 + 1 ∙ 6
𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 4


𝑎⃗∙𝑏
cos 𝜃 = |𝑎⃗||𝑏⃗|
4
⇔ cos 𝜃 = 3∙7
4
⇔ cos 𝜃 = 21
4
⇔ 𝜃 = cos−1 21

⇔ 𝜃 ≈ 79° (pendekatan dengan menggunakan kalkulator)

4
cos 𝜃 = 21, dengan menggunakan rasio trigonometri, maka

31
5√17
sin 𝜃 = 21

5√17
Jadi, besar sudut antara 𝑎 dan 𝑏⃗ adalah 𝜃 ≈ 79° dan nilai sin 𝜃 = 21

2. Titik-titik sudut Δ𝑃𝑄𝑅 adalah 𝑃(5, 7, −5), 𝑄(4, 7, −3), dan 𝑅(2, 7, −4). Dengan
menggunakan perkalian skalar dua vektor, buktikan bahwa Δ𝑃𝑄𝑅 siku-siku di 𝑄.
Pembahasan:
Karena akan membuktikan Δ𝑃𝑄𝑅 siku-siku di 𝑄, dapat dimisalkan Δ𝑃𝑄𝑅 sebagai berikut
𝑃

𝜃
𝑅
𝑄

⃗⃗⃗⃗⃗ dan 𝑄𝑅
Sehingga kita perlu menentukan 𝑄𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗
5−4 1
⃗⃗⃗⃗⃗
𝑄𝑃 = ( 7 − 7 ) = ( 0 )
−5 + 3 −2
2−4 −2
⃗⃗⃗⃗⃗ = ( 7 − 7 ) = ( 0 )
𝑄𝑅
−4 + 3 −1
Akan dibuktikan bahwa 𝑄𝑃 tegak lurus dengan 𝑄𝑅 sebagai berikut
1 −2
⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑄𝑃 ∙ 𝑄𝑅 = ( 0 ) ∙ ( 0 )
−2 −1
⃗⃗⃗⃗⃗ ∙ 𝑄𝑅
𝑄𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗ = (1 ∙ (−2)) + (0 ∙ 0) + ((−2) ∙ (−1))

⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ = −2 + 0 + 2
𝑄𝑃 ∙ 𝑄𝑅
⃗⃗⃗⃗⃗ ∙ 𝑄𝑅
𝑄𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗ = 0
⃗⃗⃗⃗⃗ dan 𝑄𝑅
Karena hasil perkalian skalar 𝑄𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗ adalah 0, serta 𝑄𝑃
⃗⃗⃗⃗⃗ dan 𝑄𝑅
⃗⃗⃗⃗⃗ bukan vektor nol, maka 𝑄𝑃
⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗⃗ dan Δ𝑃𝑄𝑅 siku-siku di 𝑄.
tegak lurus 𝑄𝑅

32
F. Proyeksi Orthogonal Suatu Vektor pada Vektor Lain
1. Proyeksi skalar orthogonal pada 𝑎 dan 𝑏⃗
Proyeksi skalar orthogonal biasa disingkat dengan proyeksi skalar dan hasilnya berupa bilangan
real (bilangan negatif, nol, atau bilangan positif). Proyeksi skalar orthogonal 𝑎 pada 𝑏⃗ atau 𝑎
terhadap 𝑏⃗ berarti proyeksi vektor 𝑎 searah dengan 𝑏⃗ sebagai landasan proyeksinya dan vektor 𝑎
diproyeksikan secara tegak lurus terhadap vektor 𝑏⃗. Hasil proyeksinya terletak pada vektor 𝑏⃗, misal

𝑐 . Notasi untuk proyeksi skalar orthogonal vektor 𝑎 pada 𝑏⃗ ditulis ||𝑎𝑏⃗ || = ||𝑐 ||.
𝐶

𝜃 𝑐 ∟
𝐴 𝐵
𝐷 𝑏⃗

Dari gambar diatas diketahui bahwa ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵 = 𝑏⃗, dan ⃗⃗⃗⃗⃗


𝐴𝐶 = 𝑎, ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐷 = 𝑐, dimana 𝐴𝐷 ⊥ 𝐶𝐷. Jika kita
perhatikan segitiga siku-siku 𝐴𝐶𝐷, proyeksi skalar orthogonal vektor 𝑎 pada 𝑏⃗ yaitu ||𝑐 || dapat
ditentukan oleh rasio trigonometri
|𝐴𝐷|
cos 𝜃 = |𝐴𝐶|

||𝑐 ||
⇔ cos 𝜃 = |𝑎⃗|

⇔ ||𝑐|| = |𝑎| ∙ cos 𝜃



𝑎⃗∙𝑏
Berdasarkan 𝑎 ∙ 𝑏⃗ = |𝑎||𝑏⃗| cos 𝜃 ⇔ cos 𝜃 = |𝑎⃗||𝑏⃗|, diperoleh

||𝑐 || = |𝑎| ∙ cos 𝜃


𝑎⃗∙𝑏
⇔ ||𝑐|| = |𝑎| ∙ |𝑎⃗||𝑏⃗|


𝑎⃗∙𝑏
⇔ ||𝑐|| = Sehingga: ⃗
𝑎⃗∙𝑏 ⃗
𝑎⃗∙𝑏
⃗|
|𝑏 ||𝑐 || = ⃗|
|𝑏
atau ||𝑎𝑏⃗ || = ⃗|
|𝑏

33
2. Panjang Proyeksi Vektor Orthogonal 𝑎 pada 𝑏⃗
Panjang proyeksi vektor orthogonal 𝑎 pada 𝑏⃗ ditulis sebagai |𝑎𝑏⃗ |, yaitu nilai mutlak dari proyeksi

skalar orthogonal 𝑎 pada 𝑏⃗. Panjang proyeksi vektor orthogonal 𝑎 pada 𝑏⃗ adalah:


𝑎⃗∙𝑏
|𝑎𝑏⃗ | = | |𝑏⃗| |

Panjang proyeksi vektor orthogonal 𝑎 pada 𝑏⃗ selalu berupa bilangan real positif.

3. Proyeksi Vektor Orthogonal 𝑎 pada 𝑏⃗


Proyeksi orthogonal 𝑎 pada 𝑏⃗ dinotasikan oleh 𝑎𝑏⃗ dan dapat ditentukan oleh

𝑎𝑏⃗ = proyeksi skalar ∙ vektor satuan 𝑏⃗

atau

𝑏 ⃗
𝑎⃗∙𝑏
𝑎𝑏⃗ = ||𝑎𝑏⃗ || ∙ |𝑏⃗| atau 𝑎𝑏⃗ = 2 ∙ 𝑏⃗
⃗|
|𝑏

Proyeksi vektor orthogonal 𝑎 pada 𝑏⃗, hasilnya berupa vektor.

Contoh:

⃗ dan 𝑏⃗ = 4𝑖 + 2𝑗 − 4𝑘
1. Diketahui 𝑎 = 2𝑖 − 6𝑗 − 3𝑘 ⃗ . Tentukan:

a. Panjang proyeksi 𝑎 pada 𝑏⃗


b. Proyeksi skalar orthogonal 𝑎 pada 𝑏⃗
c. Proyeksi skalar orthogonal 𝑏⃗ pada 𝑎
d. Proyeksi vektor 𝑎 pada 𝑏⃗
Pembahasan:

a. Panjang proyeksi 𝑎 pada 𝑏⃗ adalah |𝑎𝑏⃗ | ditentukan oleh:



𝑎⃗∙𝑏
|𝑎𝑏⃗ | = | |𝑏⃗| |

⃗ )∙(4𝑖+2𝑗−4𝑘
(2𝑖−6𝑗−3𝑘 ⃗)
|𝑎𝑏⃗ | = | |
√42 +22 +(−4)2

34
(2)(4)+(−6)(2)+(−3)(−4)
|𝑎𝑏⃗ | = | |
6
8−12+12
|𝑎𝑏⃗ | = | |
6
8
|𝑎𝑏⃗ | = 6
4
|𝑎𝑏⃗ | = 3

b. Proyeksi skalar orthogonal 𝑎 pada 𝑏⃗



𝑎⃗∙𝑏 4
||𝑎𝑏⃗ || = ⃗|
|𝑏
= 3 (berdasarkan jawaban a.)

c. Proyeksi skalar orthogonal 𝑏⃗ pada 𝑎


⃗ ∙𝑎⃗
𝑏
||𝑏⃗𝑎⃗ || = |𝑎⃗|

(4𝑖+2𝑗−4𝑘)∙(2𝑖−6𝑗−3𝑘) ⃗
||𝑏⃗𝑎⃗ || = 2 2 2
√2 +(−6) +(−3)

(4)(2)+(2)(−6)+(−4)(−3)
||𝑏⃗𝑎⃗ || = 7
8
||𝑏⃗𝑎⃗ || = 7

d. Proyeksi vektor 𝑎 pada 𝑏⃗


𝑏⃗ 4
𝑎𝑏⃗ = ||𝑎𝑏⃗ || ∙ |𝑏⃗|, karena |𝑏⃗| = 6 dan ||𝑎𝑏⃗ || = 3, maka


4 4𝑖+2𝑗−4𝑘
𝑎𝑏⃗ = 3 ∙ 6
2
⃗)
𝑎𝑏⃗ = 9 (4𝑖 + 2𝑗 − 4𝑘
8 4 8

𝑎𝑏⃗ = 9 𝑖 + 9 𝑗 − 9 𝑘
3 2
2. Apabila proyeksi skalar 𝑎 = (−2) terhadap vektor 𝑏⃗ = (𝑛) adalah sepertiga panjang
1 2
vektor 𝑏⃗, carilah kemungkinan nilai 𝑛 yang memenuhi.
Pembahasan:
3
𝑎 = (−2), maka |𝑎| = √(3)2 + (−2)2 + (1)2 = √14
1
2
⃗𝑏 = (𝑛), maka |𝑏⃗| = √(2)2 + 𝑛2 + (2)2 = √8 + 𝑛2
2

35
𝑎 ∙ 𝑏⃗ = (3)(2) + (−2)(𝑛) + (1)(2)
𝑎 ∙ 𝑏⃗ = 8 − 2𝑛
1
Diketahui ||𝑎𝑏⃗ || = 3 |𝑏⃗|, maka:

𝑎⃗∙𝑏 1
⃗|
|𝑏
= 3 |𝑏⃗|
2
3(𝑎 ∙ 𝑏⃗) = |𝑏⃗|
3(8 − 2𝑛) = 8 + 𝑛2
24 − 6𝑛 = 8 + 𝑛2
𝑛2 + 6𝑛 − 16 = 0
(𝑛 + 8)(𝑛 − 2) = 0
𝑛 = −8 atau 𝑛 = 2
Jadi, nilai 𝑛 yang mungkin adalah −8 atau 2.

36

Anda mungkin juga menyukai