Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

VEKTOR

Disusun untuk memenuhi UTS

MATA KULIAH : ALJABAR LINEAR 2

DOSEN : IBU Dwi Cahyani M,Pd

OLEH :

 IIS INDRIANI (200901021)

JURUSAN STATISTIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA GORONTALO


T/P 2020-2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada
junjungan besar kita Nabi Muhammad saw. dan semoga kita akan selalu mendapat syafaatnya baik
di dunia maupun di akhirat kelak.

Dengan pertolongan dan hidayah-Nya saya  dapat menyusun makalah ini untuk memenuhi
UTS mata kuliah Aljabar Linear 2 yang berjudul VEKTOR

Saya menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak  dan juga beberapa buku referensi,
penulisan makalah ini tidak mungkin terlaksana dengan baik.

Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat membuahkan ilmu yang maslahah fiidinni
wadunya walakhirah.

GORONTALO, 28 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL........................................................................................................................1

KATAPENGANTAR......................................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................................3

BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................................5
1.3. Tujuan...........................................................................................................................5

BAB II: PEMBAHASAN

2.1. Pengertian vektor...........................................................................................................6


2.2. Perbedaan besaran vektor dan besaran skalar...............................................................6
2.3. Metode geometris operasi penjumlahan dan pengurangan vektor................................8
2.4. Perkalian silang(cross product)......................................................................................8
2.5. Dan pengaplikasian vektor dalam kehidupan sehari-hari..............................................9
BAB III: PENUTUP

3.1. Kesimpulan.................................................................................................................25

3.2. Saran...........................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bicara tentang fungsi vektor, ada baiknya jika kita tahu terlebih dahulu apa itu vektor. Dalam fisika
kita mengenal vektor sebagai sebuah besaran yang memiliki nilai dan arah. Sedangkan dalam
matematika, vektor adalah anggota dari ruang vektor. Secara geometris, vektor dapat disajikan
dengan ruas garis berarah. Panjang ruas garis menyatakan besar vektor dan anak panah menyatakan
arah vektor.

Pada dasarnya, setiap bagian dari matematika memiliki fungsi masing-masing. Baik fungsi
matematisnya, penerapannya dalam kehidupan maupun kaitannya dengan ilmu agama. Tidak
terkecuali dengan vektor. Secara matematis, kita kadang-kadang menyatakan bahwa sebuah fungsi
vektor A (x,y,z) mendefinisikan suatu medan vektor karena mengaitkan suatu vektor dengan setiap
titik di suatu daerah. Sementara dari segi kehidupan manusianya, vektor berfungsi misalnya dalam
hal teknologi GPS. Sedangkan dari segi agamis, vektor dapat memperlihatkan betapa mulianya
Allah SWT. yang telah menciptakan alam semesta beserta manusia dengan sempurnanya.

Kadang kala, muncul sebuah pertanyaan dari kalangan peserta didik, dimana mereka menanyakan
apa tujuannya, atau apa pentingnya kita mempelajari perihal bidang pembelajaran seperti ini?
Vektor, Fungsi vektor, turunan fungsi vektor, bukankah dalam kehidupan sehari- hari kita tidak
akan ditanyai orang-orang tentang apa itu vektor? Atau mereka tidak akan bertanya, berapa hasil
dari turunan vektor berikut ini. terdengar lucu memang, namun akan lebih baik jika kita bisa
menjelaskan sedikit bagaimana aplikasi dari vektor ini dalam kehidupan manusia. Sehingga
mempelajarinya bukanlah sebuah kesia-siaan. Maka dari itu, akhirnya penulis memutuskan untuk
membahas tentang Fungsi Vektor ditilik dari segi matematikanya, dalam penerapan sehari hari dan
agamanya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan vektor

2. Apakah perbedaan besaran vektor dan besaran skalar

3. Bagaimana pengaplikasian vektor dalam kehidupan sehari-hari

4. Bagaimana cara penulisan vektor?

5. Bagaimana operasi aljabar pada vektor?

1.3 Tujuan

1. mengetahui apa yang di maksud dengan vektor


2.mengetahui perbedaan besaran vektor dan besaran skalar

3. mengetahui cara pengaplikasian vektor dalam kehidupan sehari-hari

4. mengetahui cara penulisan vektor

5.mengetahui cara pengoperasi aljabar pada vektor


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN VEKTOR

Vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah. Contoh sebuah kapal bergerak
dengan kecepatan sebesar 20 knot pada arah 30 derajat dari suatu pelabuhan. Dari pernyataan di
atas dapat dipahami bahwa kapal tersebut bergerak dengan kecepatan 20 knot yang merupakan
besaran, selain itu dijelaskan juga arah yang ditempuh, yaitu 30 derajat dari pelabuhan.
Untuk menyatakan suatu vektor dapat dilakukan pada bidang datar atau bidang koordinat
Cartesius XOY dengan menggambar ruas garis dengan anak panah di salah satu ujungnya.
Panjang ruas garis mewakili besar (panjang) vektor dan anak panah mewakili arah vektor.
Vektor disimbolkan dengan huruf tebal atau dengan huruf yang digaris bawah.

A. Macam-macam vektor:

1. Vektor Satuan : Vektor yang memiliki arah, meskipun hanya bernilai satu.

2. Vektor Nol : Vektor yang titik awal dan akhirnya sama.

3. Vektor Negatif : Negatif sebagai penunjuk arahnya.


4. Vektor Posisi : Vektor yang menempati posisi pada bidang kartesius.

5. Vektor Ortogonal: Vektor basis pada dimensi tiga.

6. Vektor Basis : Vektor yang menempati suatu kartesius.

7. Vektor Resultan : Vektor yang menjadi hasil dari semua vektor.


B. Fungsi Vektor
Secara matematisnya, dijelaskan dungsi dari vektor itu ialah sebagai berikut:
Jika untuk setiap nilai skalar u dikaitkan dengan suatu vektor A, maka A dinamakan
suatu fungsi u yang dilambangkan dengan A(u). Dalam tiga dimensi ditulis A(u) = A 1(u)i +
A2(u)j + A3(u)k

Konsep fungsi ini dapat dengan mudah diperluas. Jadi kita untuk setiap titik (x, y, z) dikaitkan
dengan suatu vektor A, maka A adalah fungsi dad (x, y, z) dan dinyatakan dengan A(x, y, z) =
A1(x, y, z)i + A2(x, y, z)j + A3(x, y, z)k.
Kita kadang-kadang menyatakan bahwa sebuah fungsi vektor A(x, y, z) mendefinisikan
suatu medan vektor karena mengaitkan suatu vektor dengan setiap titik di suatu daerah. Dengan
cara yang sama 4(x, y, z) mendefinisikan suatu medan skalar karena mengaitkan suatu skalar
dengan setiap titik di suatu daerah.

Limit, kontinuitas dan turunan fungsi vektor mengikuti aturan yang serupa untuk fungsi
skalar yang bersangkutan. Pernyataan berikut menunjukkan kesamaan yang ada.

1. Fungsi vektor A(u) dikatakan kontinu di u0 jika diberikan suatu bilangan positif , kita dapat
menentukan suatu bilangan positif . Sehingga < bilamana < . Hal ini ekivalen dengan
pernyataan = A(u0).
2. Turunan dari A(u) didefinisikan sebagai dengan syarat limit ini ada. Jika
A(u)=A1(u)i+A2(u)j+A3(u)k ; maka, .
Konsep yang sama akan berlaku untuk turunan lebih tinggi seperti dst.

Contoh fungsi vektor, misalnya persamaan dari gerakan bebas suatu partikel dalam
ruang. Jika setiap titik dalam suatu ruang (R 3) dikaitkan dengan suatu vektor, maka ruang
tersebut disebut medan vektor.
Contoh medan vektor, misalnya aliran fluida (gas, panas, air dan sebagainya) dalam suatu
ruangan.
Sembarang fungsi yang tidak dikaitkan dengan vektor disebut fungsi skalar, dan suatu ruang yang
setiap titiknya tidak dikaitkan dengan suatu vektor disebut medan skalar.
Contoh medan skalar, misalnya temperatur sembarang titik dalam suatu ruang atau
batang besi, pada suatu saat.

2.2. PERBEDAAN BESARAN VEKTOR DAN BESARAN SKALAR

Besaran Skalar adalah besaran yang memiliki besar namun tidak memiliki arah.Besaran-
besaran dalam fisika yang sudah kita kenal seperti massa, panjang, waktu , dan yang lainnya
dinyatakan dengan sutu angka yang biasanya diikuti dengan suatu satuan. Sebagai contoh, massa
suatu benda sama dengan 4 kg. Besaran-besaran seperti itu tidaklah mempunyai arah, sehingga
disebut dengan besaran skalar. Dikatakan tidak mempunyai arah, karena besaran-besaran
tersebut bernilai sama ke senua arah/orientasi. Perhitungan pada besaran skalar meliputi operasi-
operai matematik seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Besaran Vektor merupakan besaran yang memiliki besar dan arah (Kamajaya,2007:50).
Seperti contoh saat mobil bergerak 100 km/jam ke timur, 100km/jam ke utara, dan lain
sebagainya. Kecepatan merupakan salah satubesaran vektor, jadi harus dinyatakan oleh nilai dan
arahnya.

2.3. METODE GEOMETRIS OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN


VEKTOR.

Pada dasarnya, ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam melakukan operasi
vektor penjumlahan, yakni metode segitiga untuk penjumlahan dua vektor; metode Jajargenjang
untuk penjumlahan dua vektor; serta metode Poligon untuk penjumlahan dua vektor atau lebih.

a.Metode Segitiga

Metode segitiga merupakan metode penjumlahan vektor dengan menempatkan pangkal vektor kedua pada
ujung vektor pertama. Hasil penjumlahan vektornya yaitu vektor yang memiliki pangkal di titik pangkal
vektor pertama dan ujung di ujung vektor kedua. Misalkan terdapat dua vektor A dan B, maka penjumlahan
kedua vektor tersebut dengan metode segitiga adalah sebagai berikut:
b. Metode Jajargenjang

Metode jajargenjang merupakan metode penjumlahan dua vektor yang ditempatkan pada
titik pangkal yang sama, sehingga hasil kedua vektornya merupakan diagonal
jajargenjang.Misalkan, terdapat dua vektor A dan B, maka penjumlahan kedua vektor tersebut
dengan metode jajargenjang adalah sebagai berikut:
C. Metode Poligon

Metode poligon merupakan metode penjumlahan dua vektor atau lebih. Metode ini
dilakukan dengan cara menempatkan pangkal vektor kedua pada ujung vektor pertama,
kemudian menempatkan pangkal vektor ketiga di ujung vektor kedua dan seterusnya.

Resultan dari penjumlahan vektor-vektor tersebut adalah vektor yang berpangkal di


pangkal vektor pertama dan berujung di ujung vektor akhir.

Misalkan terdapat tiga vektor, A, B dan C, maka penjumlahan ketiga vektor tersebut
dengan metode poligon adalah sebagai berikut:

D. Hukum Komutatif dan Asosiatif

Penambahan vektor memenuhi kedua hukum, baik hukum komutatif maupun hukum
asosiatif.
→ Hukum Komutatif, artinya kita bisa menukar angka dan jawabannya tetap sama
untuk penjumlahan, atau perkalian.

→ Hukum Asosiatif, artinya kita bisa saja mengelompokkan operasi bilangan dengan
urutan berbeda (mis. mana yang akan kita hitung pertama kali).

Operasi pengurangan vektor pada prinsipnya sama dengan operasi penjumlahan vektor,
namun dengan membalik arah vektor pengurangnya.

Misal, terdapat pengurangan dua buah vektor A dan B, maka vektor A dikurangi vektor B
sama dengan vektor A ditambah negatif vektor B.

Negatif vektor B dapat diperoleh dengan membalik vektor B ke arah yang berlawanan,
sehingga pengurangan vektor A oleh vektor B dapat ditunjukkan oleh gambar berikut ini.

 Pengurangan vektor tidak mengikuti hukum komutatif


A–B≠B–A

 Pengurangan vektor tidak mengikuti hukum asosiatif


(A – B)- C ≠ A – (B – C)

a.Penjumlahan dan Pengurangan Vektor Serta Sifat-sifatnya

Pembahasan materi vektor pada halaman ini terkait operasi penjumlahan dan
pengurangan vektor serta sifat-sifatnya. Secara geometris, penjumlahan dua buah vektor dapat
ditentukan dengan menggunakan Aturan Segitiga dan Aturan Jajargenjang. Vektor yang
dinyatakan dalam susunan urutan bilangan real memiliki operasi penjumlahan dan pengurangan
yang sedikit berbeda dari operasi penjumlahan dan pengurangan aljabar biasa. Kondisi ini
dikarenakan arah vektor mempengaruhi hasil penjumlahan/pengurangan vektor.
Bagaimanakan cara penjumlahan vektor? Bagaimanakah cara pengurangan vektor? Keduanya
akan dibahas terpisah dalam penjabaran materi di bawah.

1.Penjumlahan Vektor

Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menjumlah dua buah vektor. Kedua cara penjumlahan
vektor meliputi aturan segitiga dan aturan jajar genjang.

1. Penjumlahan Vektor dengan Aturan Segitiga

Diketahui dua buah vektor a dan b dengan arah yang berbeda. Penjumlahan vektor dengan aturan
segitiga dilakukan dengan menggabungkan ujung vektor a dengan pangkal vektor b.

Hasil penjumlahan atau resultan kedua vektor merupakan jarak antara pangkal vektor a dan
ujung vektor b. Dua buah vektor dam sebuah vektor penjumlahan membentuk segitiga, sehingga
metode penjumlahan ini disebut sebagai metode segitiga.

2. Penjumlahan Vektor dengan Aturan Jajar Genjang

Penjumlahan dua vektor dengan aturan jajar genjang juga melibatkan dua vektor yang diketahui
dan sebuah resultan vektor. Penjumlahan vektor a dan b dengan aturan jajar genjang dilakukan
dengan menggabungkan kedua ujung vektor. Hasil penjumlahan vektor dengan aturan jajar
genjang adalah diagonal dari ujung kedua vektor dengan perpotongan proyeksi ujung kedua
vektor.
Diketahui dua vektor yaitu vektor a dan vektor b. Resultan dari kedua vektor tersebut adalah
vektor (a+b). Ketiga vektor pada penjumlahan vektor dengan aturan jajar genjang membentuk
bangun jajargenjang. Dua buah ruas garis yang masing – masing sejajar dengan kedua vektor dan
saling berpotongan akan membentuk bangun jajar genjang.

Rumus Penjumlahan Dua Vektor :

Misalkan diketahui dua buah vektor pada dimensi 2 dinyatakan dalam vektor arah a = (x1, y1)
dan vektor b = (x2, y2). Maka arah vektor untuk penjumlahan dua vektor dinyatakan dengan
persamaan vektor arah (a + b) = (x1 + x2, y1 + y2).

Bagaimana dengan nilai panjang hasil penjumlahan kedua vektor?

Diketahui dua buah vektor:


a = xAi + yAj
b = xBi + yBj

Persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan nilai penjumlahan kedua vektor untuk
diberikan seperti berikut.
3. Pengurangan Vektor

Pengurangan dua buah vektor juga dapat dilakukan dengan metode segitiga dan jajar
genjang. Cara pengurangan dua buah vektor dilakukan dengan membuat arah vektor menjadi
berkebalikan. Perhatikan gambar pengurangan vektor di bawah untuk memahami bagaimana
proses pengurangan vektor.
Rumus Penjumlahan Dua Vektor

Misalkan diketahui dua buah vektor pada dimensi 2 dinyatakan dalam vektor arah a = (x1, y1)
dan vektor b = (x2, y2). Maka arah vektor untuk penjumlahan dua vektor dinyatakan dengan
persamaan vektor arah (a + b) = (x1 + x2, y1 + y2).

Bagaimana dengan nilai panjang hasil penjumlahan kedua vektor?

Diketahui dua buah vektor:


a = xA i + yA j
b = xBi + yBj

Persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan nilai penjumlahan kedua vektor untuk
diberikan seperti berikut.

c.Pengurangan Vektor

Pengurangan dua buah vektor juga dapat dilakukan dengan metode segitiga dan jajar genjang.
Cara pengurangan dua buah vektor dilakukan dengan membuat arah vektor menjadi
berkebalikan. Perhatikan gambar pengurangan vektor di bawah untuk memahami bagaimana
proses pengurangan vektor.
D.Sifat Penjumlahan dan Pengurangan Vektor

Pada penjumlahan vektor memenuhi sifat komutatif dan asosiatif. Sedangkan pada pengurangan
dua buah vektor tidak berlaku dua sifat tersebut. Berikut ini adalah sifat penjumlahan dan
pengurangan vektor.
Rumus Pengurangan Dua Vektor

Diketahui dua buah vektor pada dimensi 2 dinyatakan dalam vektor arah a = (x1, y1) dan vektor b
= (x2, y2). Maka arah vektor untuk penjumlahan dua vektor dinyatakan dengan persamaan vektor
arah (a + b) = (x1 – x2, y1 – y2).

Bagaimana dengan nilai panjang hasil pengurangan dua buah vektor?

Diketahui dua buah vektor:


a = xAi + yAj
b = xBi + yBj

Persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan nilai pengurangan kedua vektor untuk
diberikan seperti berikut.
2.4. PERKALIAN SILANG (CROSS PRODUCT)

Perkalian silang antara dua vektor A dan B dilambangkan dengan A x B. Hasil perkalian
silang dua besaran vektor merupakan besaran vektor. Perkalian silang antara dua vektor A
dan B yang mengapit sudut θ dapat didefinisikan sebagai berikut:
C=AxB
C = AB sin θ
Jadi, perkalian silang dari dua vektor A dan B yang mengapit sudut θ adalah suatu besaran
vektor yang arahnya tegak lurus terhadap kedua vektor dan besarnya sama dengan AB sin θ .
Sifat-sifat perkalian silang di antara sesama vektor satuan sebagai berikut :
ixi=jxj=kxk=0

ix j = k
j x i = -k
jxk=i
k x j = -i
kxi=j
i x k = -j
perkalian silang antara dua vektor bersifat anti komutatif, yaitu
A x B = -B x A
Contoh soal:
Ā = 3i - 2j + k
B = i + j + 4k
Tentukan: Ā x B
Jawab : i j k i j
3 -2 1 3 –2
11411
2k -1i -12j -8i j 3k = -9i -11j +5k
1.Konsep Perkalian Silang (Cross
Product)

Pada artikel sebelumnya saya telah menjelaskan tentang Konsep Perkalian Titik (Dot
Product) Dari Dua Vektor Beserta Contoh Soal dan Pembahasan. Nah, untuk kesempatan kali ini
saya akan membahas mengenai Konsep Perkalian Silang Dari Dua Vektor atau yang dikenal juga
dengan sebutan Cross Product. Simbol perkalian Cross adalah sebuah tanda silang “x”. Di sini
kita akan mempelajari tentang bagaimana cara mengalikan 2 Vektor secara Cross dan apa saja
sifat yang berlaku pada perkalian ini serta pada bagian akhir kita akan coba mengerjakan contoh
soal terkait perkalian silang.
Yang pertama dan perlu di ingat adalah perkalian silang antara dua buah vektor akan
menghasilkan sebuah vektor baru. Yang mana besarnya vektor tersebut sama dengan luas daerah
yang dilalui oleh kedua vektor. Berbeda dengan Perkalian Titik dari 2 Vektor yang akan
menghasilkan sebuah nilai skalar.

Konsep perkalian Cross sering sekali digunakan untuk besaran yang bergerak melingkar,
contohnya Medan Magnet (B). Misalkan ketika kita ingin menghitung besarnya medan magnet
yang dihasilkan oleh kawat berarus. Maka berdasarkan Hukum Biot Savart, besarnya elemen
medan magnet (dB) sebanding dengan besarnya perkalian Cross antara panjang elemen kawat
(dl) dan arah vektor satuan (r^), yaitu dB ∝ (dl x r^). Kita tahu bahwa medan magnet selalu
bergerak melingkar pada kawan berarus listrik. Contoh besaran lain yang bergerak melingkar
adalah Torsi. Dimana besarnya torsi sebanding dengan perkalian Cross antara lengan gaya dan
sebuah gaya (r x F)
2. Perkalian Cross (atau Perkalian Silang) Dari Dua Vektor : (A x B)
Seperti yang telah saya jelaskan perkalian silang dua buah vektor (vektor-vektor) akan
menghasilkan sebuah vektor baru yang besarnya sama dengan luas daerah yang dilalui oleh
vektor tersebut. Misalkan kita memiliki sebuah vektor A dan Vektor B serta hasil perkalian
kedua vektor adalah vektor C maka besarnya vektor C dapat di hitung menggunakan konsep
Trigonometri pada sebuah segitiga
Jadi, besarnya vektor C adalah

C = A x B = |A||B| sin θ

Hasil perkalian silang dua buah vektor adalah sebuah vektor baru. Karena vektor adalah
sebuah besaran yang memiliki nilai dan arah, lalu ke manakah arah dari vektor tersebut?

Misalnya kita masih menggunakan permisalan yang sama, yaitu dua Buah
Vektor A dan B yang menghasilkan Vektor C. Maka arah dari vektor C adalah selalu tegak lulus
dengan arah bidang yang dibentuk oleh vektor A dan B. Kita misalkan vektor A pada
sumbu +x dan vektor B pada sumbu +y maka bidang yang dibentuk oleh vektor A dan B adalah
bidang xy. Maka arah yang tegak lurus dengan bidang xy adalah arah sumbu z. Untuk lebih
jelasnya maka perhatikan gambar di bawah ini.
Karena hasil perkalian dua buah vektor menghasilkan : sin θ. Maka penting untuk mengingat
kembali nilai-nilai sin θ pada beberapa sudut. Dan ingat sin θ akan bernilai nol ketika sudut yang
dibentuk oleh kedua buah vektor adalah sudut 0 derajat atau kedua vektor searah dan ketika
sudut yang dibentuk adalah 180 derajat atau kedua vektor berlawanan arah. Sedangkan, nilai
maksimum terjadi ketika kedua vektor tegak lurus atau sudut yang dibentuk 90 derajat.

Searah θ = 0 Maka sin 0 = 0

C = A x B = |A||B| sin 0 = 0

Tegak Lurus θ = 90 Maka sin 90 = 1

C = A x B = |A||B| sin 90 = |A||B|

Berlawanan Arah θ = 180 Maka sin 180 = 0

C = A x B = |A||B| sin 180 = 0

a.Panjang atau Besar Vektor A adalah |A|

Untuk mencari besar atau panjang vektor maka bisa di dapat dengan cara menjumlahkan kuadrat
dari tiap komponen vektor kemudian di akarkan. Atau bisa di sebut sebagai nilai mutlak dari
vektor tersebut. Misalnya kita memiliki vektor A dengan komponen vektor pada setiap sumbu
koordinat Kartesian 3D (x, y, z).
b.Perkalian Cross Product Dari Vektor Satuan.

Vektor satuan adalah vektor yang besarnya 1 satuan. Vektor ini menyatakan arah dari sebuah
vektor. Ketika dua buah vektor di kalikan secara Cross. Maka perkalian Cross dari dua vektor
satuan adalah

Berdasarkan perkalian vektor satuan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa jika kita
mengalikan vektor A x B = C, maka jika kita mengalikan vektor B x A = -C akan menghasilkan
nilai negatif. Jadi : A x B = -B x A
Contoh Soal 1 :

Perhatikan gambar di bawah ini. Sebuah batang besi sepanjang 2 m dan salah satu ujungnya
adalah sebagai sumbu putar (Poros). Jika di ujung lainya di beri gaya sebesar 50 N dan gaya
tersebut membentuk sudut 30 drajat terhadap batang besi, Maka tentukanlah besar torsi akibat
gaya tersebut.

Solusi :

Langkah 1 : Gambarkan gaya-gaya yang bekerja secara vektor. Karena gaya yang bekerja
membentuk sudut sebesar 30 deraja maka akan ada komponen gaya yang ke arah sumbu x dan
ke arah sumbu y.

Arah vektor r (lengan gaya) adalah dari sumbu putar ke arah kanan. Pada gambar dibawah ini,
arah vektor r di gambarkan dengan panah berwarna merah. Sedangkan vektor gaya F di
gambarkan dengan anak panah berwarna hitam.

Anak panah berwarna kuning adalah komponen vektor gaya yang mengarah ke sumbu x.
Sedangkan anak panah berwarna hijau adalah komponen vektor gaya yang mengerah ke sumbu
y.
Tinjau Gaya Fx dan Lengan Gaya

Dari gambar di atas terlihat bahwa komponen vektor gaya Fx berlawanan arah dengan vektor
lengan gaya r. Maka nilai torsinya adalah
Tinjanu Gaya Fy dan Lengan Gaya

Sedangkan komponen vektor gaya Fy tegak lurus dengan vektor lengan gaya r.

Tanda minus karena arah dari vektor r adalah kearah negatif sumbu x. Dengan acuan koordinat
kartesian yang telah kita buat di atas.

Ingat : ketika kita telah menggambar sistem koordinat kartesian maka kita harus konsisten
terhadap arah koordinat tersebut.

Dengan demikian, maka diperoleh torsi akibat gaya Fy adalah


Jadi, besarnya torsi akibat gaya tersebut adalah 50 Nm. Tanda negatif k (-k) adalah arah dari torsi
tersebut.

Contoh Soal 2

Sebuah gaya yang bekerja pada gagang pintu adalah sama dengan persamaan F = (3 i + j - 2k) N.
Jika gaya tersebut bekerja pada gagang pintu yang berjarak r = 2i – j dari poros (sumbu putar).
Maka tentukanlah besar dari momen gaya tersebut.

Solusi :
Itulah artikel tentang Konsep Perkalian Silang (Cross Product) Dari Dua Vektor Beserta Contoh
Soal dan Pembahasan. Semoga artikel ini besar bermanfaat untuk Anda. dan semoga apa yang
saya jelaskan bisa dipahami dengan mudah. Jika ada kesalahan dalam penjelasan kami mohon
untuk di koreksi agar kami segera memperbaikinya. Terima kasih telah berkunjung dan sampai
jumpa kembali.

2.5 PENGAPLIKASIAN VEKTOR DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1. Konsep Vektor
Sahabat fisioner, selain besaran pokok dan besaran turunan, secara umum besaran-
besaran dalam fisika dapat dibedakan menjadi dua yaitu besaran vektor dan besaran skalar.
Untuk lebih jelas tentang besaran vektor, ayo kita pelajari sekarang.
A. Besaran Skalar
Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki besar atau nilai saja. Contoh besaran
ini diantaranya panjang, massa, waktu, volume, kelajuan, energi,daya, suhu, jarak dan kalori.

B. Besaran Vektor
Besaran Vektor adalah besaran yang selain memiliki besar atau nilai juga mempunyai
arah. Contoh besaran ini diantaranya kecepatan, percepatan, gaya, momentum, momen gaya,
medan listrik dan medan magnet.Perhitungan besaran-besaran vektor harus menggunakan aturan
yang di kenal dengan operasi vektor.Secara visual vektor digambarkan berupa garis lurus
beranak panah,dengan panjang garis menyatakan besar vektor dan arah panah menyatakan
arah vektor.
3. Nilai Vektor

Panjang dari sebuah vektor menunjukkan nilai atau besaran atau besaran vektor tersebut. Cara
penulisan nilai dari sebuah vektor

C. Resultan Vektor
Beberapa vektor dapat dijumlahkan menjadi sebuah vektor yang disebut resultan vektor.
Resultan vektor dapat diperoleh dengan beberapa metode, yaitu metode segitiga, metode
jajargenjang, poligon, dan analitis.

Terdapat beberapa penerapan vektor dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah
gerak perahu menyeberangi sungai dengan kecepatan kostan. Ketika perahu menyeberangi
sungai maka kecepatan gerak perahu yang sebenarnya merupakan kecepatan gerak perahu dan
kecepatan arus aliran sungai. Misalkan kecepatan aliran sungai dinyatakan dengan v1 dan
kecepatan perahu dinyatakan dengan v2, perpaduan diantara dua gerak tersebut membentuk
resultan dua buah vektor yakni v = v1 + v2 maka besar resultan kecepatannya adalah

Adapun jarak yang ditempuh oleh perahu karena resultan kecepatan adalah
s=vxt
dengan
v=besar resultan kecepatan kedua benda
v1 = kecepatan benda 1
v2 = kecepatan benda 2
a = sudut yang dibentuk oleh dua buah vektor
s = jarak tempuh
t = waktu tempuh
Contoh soal:
sebuah perahu akan menyeberangi sungai dengan kecepatan 3 m/s dengan membentuk
sudut 600 terhadap arus sungai yang mengalir dengan kecepatan 4 m/s. Untuk sampai ke
seberang sungai perahu tersebut memerlukan waktu tempuh 10 sekon. Berapakah jarak tempuh
perahu sampai ke seberang!
Penyelesaian
Diketahui:
v1 = 3 m/s
v2 = 4 m/s
a = 600
t = 10 sekon
Ditanyakan: s =.....?
Jawab:
s = v x t = 6,08 x 10 = 60, 8 m
Jadi jarak yang dtempuh perahu sampai ke seberang adalah 60, 8 m.
Demikianlah penjelasan tentang vektor dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga
memberikan wawasan dan memberikan semangat untuk senantiasa belajar fisika.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah. Untuk menyatakan suatu
vektor dapat dilakukan pada bidang datar atau bidang koordinat Cartesius XOY
dengan menggambar ruas garis dengan anak panah di salah satu ujungnya.
Panjang ruas garis mewakili besar (panjang) vektor dan anak panah mewakili arah
vektor. Vektor disimbolkan dengan huruf tebal atau dengan huruf yang digaris
bawahi.Jika untuk setiap nilai skalar u dikaitkan dengan suatu vektor A, maka A
dinamakan suatu fungsi u yang dilambangkan dengan A (u). Dalam tiga dimensi
ditulis A(u) = A1(u)i + A2(u)j + A3(u)k . Contoh fungsi vektor, misalnya persamaan
dari gerakan bebas suatu partikel dalam ruang. Jika setiap titik dalam suatu ruang
(R) dikaitkan dengan suatu vektor, maka ruang tersebut disebut
medan vektor.
Contoh medan vektor, misalnya aliran fluida (gas, panas, air dan sebagainya)
dalam suatu ruangan.
Fungsi vektor dalam dalam duniawi, berkaitan dengan masalah transportasi,
navigasi, komputerisasi, dsb. Sedangkan dalam urusan keagamaan, vektor
berperan untuk menunjukkan kemuliaan Allah SWT. serta menjadikan kita
manusia yang lebih baik lagi.

3.2 Saran
Pembahasan tentang fungsi vektor ini bukan pembahasan singkat yang akan selesai dalam sekali duduk.
Masih ada banyak lagi yang belum dibicarakan disini. Untuk itu, diharapkan kita mau mencari sumber-
sumber lain diluar sana untuk menambah pengetahuan kita tentang Fungsi vektor dalam segala aspeknya
yang belum terjelaskan dalam karya ilmiah in.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Anton, Howard., Elementary Linear Algebra (Fourth Edition). John Wiley & Sons, Inc., Canada,
1984.

Depdiknas., Kurikulum 2004 (Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SMA dan MA).
Departeman Pendidikan Nasional, Jakarta, 2003.

(----------)., Broad Based Education (Buku II). Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2003.

Holland, D-Treeby, T., Vektor (Pure and Applied). Edward Arnold Limited, London, 1983.
Muharti HW., Ilmu Ukur Analit Ruang, FPMIPA IKIP Yogyakarta, 1975.

Raharjo, Marsudi., Vektor R2 dan R3 (Standar Bahan Ajar Penataran Matematika Guru SMA),
PPPG Matematika, Yogyakarta, 2000.

Thomas, George B – Finley, Ross L., Calculus and Analytic Geometry. Addisson Wesley
Publishing Co, Boston, 1986

Anda mungkin juga menyukai